Oleh :
Penyusun
J U M E N A, S.Pd. T I T I, S.Pd.
NIP. 131 011 826 NIP.
Penerapan Pembelajaran Model Kooperaif STAD Dengan Permainan Kuis
Tentang Luas Bangun pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatani Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2007/2008
ABSTRAK
B. Identifikasi Masalah
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa siswa sepertinya jenuh
mengikuti pelajaran matematika. Hal ini terbukti mereka selalu mengeluh
apabila diajak belajar matematika. Alasannya matematika memusingkan
kepala dan lain-lain. Tugas yang diberikan secara individu mengakibatkan
siswa yang kurang tidak bisa bekerja sama dengan siswa yang pandai,
akibatnya sebagian besar siswa tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat
waktu. Kondisi tersebut menimbulkan hasil matematika selalu berada pada
peringkat bawah dibanding pelajaran lainnya. Rata-rata hasil belajar hanya
mencapai angka 5 sampai 6 saja.
Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk memperbaiki
pembelajaran melalui pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement
Divisions) dan bermain kuis dengan tujuan agar pembelajaran tidak
membosankan tetapi sebaliknya dapat tercipta pembelajaran yang
mengasyikkan dan menyenangkan. Di samping itu dengan pengelolaan kelas
model STAD diharapkan terjadi interaksi positif antara siswa yang
kemampuan matematikanya heterogen yang akhirnya nanti dapat dicapai
hasil belajar yang lebih baik.
C. Perumusan Masalah
Untuk memberi batasan permasalahan agar lebih jelas dan terarah,
maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong
siswa untuk belajar tentang luas bangun menjadi lebih bersemangat ?
2. Bagaimanakah bermain kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang
luas bangun menjadi lebih bersemangat ?
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. Jika siswa belajar tentang luas bangun dengan model kooperatif STAD,
maka semangat belajar siswa akan meningkat.
2. Jika siswa belajar tentang luas bangun dengan bermain kuis, maka
semangat belajar siswa akan meningkat.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengetahui :
a. Pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun lebih bersemangat.
b. Bermain kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun
menjadi lebih bersemangat.
G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan adalah suatu usaha untuk menjadikan lebih baik atau lebih
bermutu, lebih berdaya guna dan berhasil guna.
2. Proses adalah seluruh rangkaian suatu tindakan (Trisno Yuwono, 1994).
Dalam penelitian ini, proses adalah seluruh rangkahm kegiatan yang
dilakukan oleh stswa dan guru dalam pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar secara maksimal.
3. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan para
siswa secara bersama-sama dalam proses belajar mengajar (Ninik, 2000)
4. Luas bangun adalah salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran
matematika Kelas VI semester 2 (Kurikulum 2004)
5. Model kooperatif STAD adalah merupakan suatu model pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. (Depag RI, 2004)
6. Kuis suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. (Depag RI, 2001)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Pengertian Pembelajaran
Suherman, dkk, (2001:9) menyatakan bahwa proses pembelajaran
adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari
proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan
lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman-teman
sesama siswa.
Fontana (Suherman, 1981 : 47) mengungkapkan bahwa
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sedangkan Ibrahim, dkk (2002:48) menyatakan bahwa pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk
mencapai tujuan yang lebih ditetapkan.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi sisvva
baik dengan rekannya, guru, dan sumber atau fasilitas belajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
E. Bermain Kuis
Bermain kuis atau dikenal dengan strategi pembelajaran Team Quiz.
Langkah-Iangkah pembelajaran Team Quiz adalah sebagai berikut:
1. Guru membentuk tiga kelompok (disesuaikan jumlah siswa).
2. Membagi tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan
penilaian.
3. Buat skor masing-masing jawaban tiap kelompok (Depag. RI, 2001).
Team Quiz adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam
kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak
membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan
dengan pendapat yang mengatakan "Berfikir itu sendiri adalah bertanya"
(Hasibuan dan Moejiano, 2004).
Pengertian bertanya adalah ucapan verbal yang meminta tespons dari
seseorang yang dikenai. Respons yang diberikari dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong berfikir (Hasibuan dan
Moejiono, 2004).
Dari pendapat dan pengertian tersebut, bertanya menunjukkan bahwa,
baik yang bertanya maupun yang menjawab telah terjadi proses berfikir dari
dirinya. Sedangkan berfikir merupakan proses belajar. Pemecahannya adalah
mengajukan pertanyaan tentang semua informasi penting.
Di samping itu, pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang
disampaikan dengan kata-kata sendiri, bukannya mengulang tepat seperti
yang tertulis, membantu siswa mempelajari makna teks itu dan bukannya
sekedar menghafalkannya (Mohamad Nur,1998). Pendapat ini mendukung
bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman adalah sama dengan
memberi kesempatan belajar kepada siswa, sehingga pembelajaran berpusat
pada siswa atau student center.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek Tindakan
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,
2005). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan
Mc Taggart (dalam Yatim Riyanto, 2001) merupakan penelitian yang
bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang
dilakukan secara berulang, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rencana
Refleksi
Refleksi
Refleksi Aksi
dst
Observasi Observasi
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Siswa berkelompok dengan anggota 4/3 orang siswa yang heterogen
kemampuannya.
b. Setiap kelompok bekerjasama membuat soal tentang luas bangun
beserta kunci jawabannya.
c. Setiap kelompok unjuk kerja dengan memberikan soalnya kepada
anggota kelompok lain secara menyebar. Jika soalnya 4 maka
pertanyaan tersebut harus dijawab oleh 4 kelompok, di mana tiap
kelompok mengirimkan wakilnya untuk menjawab soal dari kelompok
yang tampil.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan skenario
pembelajaran sesuai perencanaan yang telah disusun pada tahap
perencanaan di atas. Siklus I dilaksanakan selama 2 (dua) pertemuan atau
dua kali 40 menit (80 menit). Untuk siklus berikufiya disesuaikan dengan
perkembangan siklus I.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh tim observer yang terdiri dari 2 orang
guru untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung.
Beberapa kegiatan penting yang perlu diamati adalah :
1. Fase pembelajaran klasikal, berapa prosen siswa yang aktif: melihat,
mendengar, bertanya, menjawab, dan mencatat. Pada fase ini observer
menggunakan instrumen angket.
2. Fase pembelajaran kelompok, yang perlu diamati adalah bagaimana
kegiatan masing-masing anggota kelompok dalam memainkan
peranannya dalam kelompoknya, antara lain : kerja sama, berpendapat,
semangat kerja, dan basil kerja. Fase ini menggunakan instrumen
angket.
3. Fase unjuk kerja tiap kelompok penanya, yang diamati adalah:
a) Bagi penanya dinilai : penampilan, kualitas soal, kualitas kunci
jawaban, menilai jawaban.
b) Bagi penjawab dinilai : penampilan, kualitas jawaban, kerjasama,
waktu. Pada fase ini digunakan instrumen angket.
4. Semua aktifitas pembelajaran yang positif maupun negatif perlu dicacat
sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan siklus berikutnya.
4. Refleksi
Pada kegiatah refleksi ini, tim peneliti mengadakan pertemuan
untuk membahas hasil observasi. Data yang terekam pada instrumen
observasi dievaluasi dan diambil kesimpttlan untuk membuat rencana
pelaksanaan siklus II. Dari hasil pertemuan tim peneliti menyusun rencana
dan mempersiapkan keperluan pembelajaran pada siklus II misalnya:
peraga, LKS, dan instrumen observasi atau mungkin penataan ruangan dan
peralatan lain yang diperlukan misalnya foto, dan lain-lain.
1. Pra Tindakan
Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas kepada guru.
Peneliti membentuk tim yang terdiri dari peneliti dan dua orang guru serta
seorang pengambil gambar. Kemudian tim membahas segala kegiatan
yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran, antara lain:
a. Mempelajari langkah-langkah kegiatan pembelajaran beserta
pembagian waktunya.
b. Mempelajari instrumen yang akan digunakan merekam segala kejadian
dan cara pengisiannya.
c. Mempelajari interaksi antar kelompok pada saat kegiatan kuis.
d. Mempelajari kode anggota kelompok beserta kartu anggota kelompok
dan tugas masing-masing kelompok.
e. Pembagian tugas masing-masing anggota tim, sebagai berikut:
1) Peneliti sebagai pemberi tindakan dan mengamati segala kejadian
yang muncul, baik positif maupun negatif.
2) Pengamat I sebagai pengamat kegiatan belajat klasikal, kegiatan
kelompok (A, B, dan C), dan kegiatan penanya.
3) Pengamat II sebagai pengamat kegiatan belajar klasikal, kegiatan
kelompok (D, E, F, dan G), dan kegiatan penjawab.
4) Pemotret, sebagai pengambil gambar semua kegiatan pembelajaran.
Setelah semua anggota tim memahami berbagai kegiatan yang akan
dilakukan, pertemuan diakhiri.
Sehari sebelum melakukan tindakan, peneliti/guru Kelas VI
memberi pengarahan kepada siswa yang di tunjuk bahwa besok akan
diadakan pembelajaran STAD atau belajar kelompok. Kemudian peneliti
membentuk kelompok menjadi tujuh kelompok, memberi nama kelompok
dengan nama bangun seperti: Persegi, Persegipanjang, Segitiga,
Jajargenjang, Lingkaran, Trapesium, dan Belah Ketupat. Nama-nama
kelompok ini berdasarkan tema dan bentuk kartu anggota kelompok. Agar
tidak terjadi persamaan dalam membuat soal, maka setiap kelompok
membuat soal sesuai dengan nama kelompoknya. Misalnya kelompok
Persegi membuat soal tentang persegi, kelompok lingkaran membuat soal
tentang lingkaran dan seterusnya. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok
berdasarkan kemampuan matematika. Di mana setiap kelompok terdapat
siswa pandai, sedang, dan kurang. Diharapkan terjadi interaksi yang positif
diantara anggota kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran tentang pembagian kelompok.
Langkah selanjutnya peneliti menggandakan instrumen sesuai
kebutuhan pada siklus I, yaitu:
a. Instrumen kegiatan pembelajaran klasikal 2 lembar, karena dua
Pengamat melakukan pengamatan bersama-sama.
b. Instrumen kegiatan pembelajaran kelompok, 7 lembar. Pengamat I
mengamati kelompok A, B, dan C. Sedangkan Pengamat II mengamati
kelompok D, E, F, dan G.
c. Instrumen kegiatan bertanya 7 lembar diamati oleh Pengamat I.
d. Instrumen kegiatan menjawab 7 lembar diamati oleh Pengamat II.
2. Siklus I
Pada hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2008 dimulai pertemuan I
siklus I. Pelaksanaan tindakan diawali dengan pembelajaran klasikal, di
mana peneliti/Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan
menjelaskan bahwa pada hari ini kita belajar matematika ditemani oleh
guru (sebagai observer), dilanjutkan apersepsi, yaitu guru menanyakan:
"Apakah para siswa tadi pagi sudah makan?". Semua siswa menjawab
"Sudah". Kembali guru bertanya: "Berapa piring ?". Sebagian siswa
menjawab "Satu piring". Kemudian guru menanyakan, "Bagaimana bentuk
bibir piring?". Beberapa siswa menjawab, "Bundar". Guru menjawab, "Ya
bundar atau lingkaran". "Kalau meja makan, bagaimana bentuknya?".
"Persegipanjang", jawab sebagian siswa. "Ya, betul jawab guru".
Kemudian guru menjelaskan tentang luas bangun melalui bantuan karton
berbentuk persegipanjang yang berisi gambar persegi kecil-kecil yang
menunjukkan satuan persegi. Kemudian siswa diajak menghitung jumlah
kotak kecil pada sisi atas, dilanjutkan menghitung kotak kecil pada sisi
samping. Kemudian guru menanyakan: "Berapa jumlah kotak kecil
semuanya?". "Sembilan puluh" Jawab salah satu siswa. "Dari mana?"
tanya guru, "Dari sepuluh kali sembilan" jawab siswa. Dengan demikian,
melalui tanya jawab guru dan siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa luas
persegipanjang adalah panjang kali lebar. Dilanjutkan dengan karton
persegipanjang yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang dapat
diubah menjadi dua segitiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa luas
segitiga adalah alas kali tinggi dibagi dua. Kemudian potongan-potongan
tadi dibentuk jajargenjang. Dan dilanjutkan dengan bangun lainnya seperti
lingkaran, dan belah ketupat. Waktu yang disediakan untuk kegiatan
klasikal yaitu 15 menit tepat selesai. Pada kegiatan ini dapat dijelaskan
hasil pengamatan dari pengamat I dan II sebagai berikut:
Tabel : 4.1
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat I
Jumlah
No. Nama Kegiatan Siswa yang Prosentase Keterangan
Melakukan
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100% Prosentase = jumlah
2. Mendengar 26 100% yang melakukan :
3. Mencatat 0 0 jumlah yang hadir x
4. Bertanya 0 0 100
5. Menjawab 18 69,23%
Rata-rata = 269,23 : 5 = 53,84 % (Pengamat I)
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan belajar klasikal
manunjukkan rerata 53,84% menurut pengamat I. Sedangkan hasil
pengamat II sebagai berikut:
Tabel : 4.2
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat II
Jumlah
No. Nama Kegiatan Siswa yang Prosentase Keterangan
Melakukan
Jumlah siswa 26
1. Melihat 25 96,15 Prosentase= jumlah
2. Mendengar 26 100 Yang melakukan :
3. Mencatat - 0 jumlah yang hadir x
4. Bertanya - 0 100
5. Menjawab 20 76,93
Data di atas menunjukkan nilai yang sangat tinggi yaitu nilai rerata
91,66%, jauh di atas yang diharapkan yaitu 70-80%. Pada kegaiatan
kelompok ini memang hampir semua siswa aktif melakukan kegiatan
belajar sesuai tugasnya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan kuis atau bertanya menjawab.
Dalam kegiatan bertanya dan menjawab setiap kelompok maju ke
depan kelas untuk menanyakan soal-soalnya kepada kelompok penjawab.
Kelompok penjawab berasal dari beberapa kelompok yang berbeda duduk
di bangku depan yang sudah disediakan. Kegiatan kuis berjalan dengan
lancar. Setiap individu baik dari kelompok penanya maupun kelompok
penjawab telah melaksanakan tugasnya masing-masing. Namun dari
kelompok lingkaran hasil kerja membuat soal betul, namun jawabannya
masih salah semua. Pada kelompok trapesium hasil kerja membuat soal
benar tiga orang dan satu orang gagal membuat soal yang benar tetapi hasil
kunci jawabannya salah. Namun kelompok penjawab dapat menjawab soal
trapesium dengan benar dan satu orang tidak menjawab karena soalnya
salah. Sehingga kelompok trapesium tidak dapat menilai jawaban
kelompok penjawab karena jawabannya sendiri salah. Sedangakan
kelompok lainnya yaitu kelompok segitiga, persegipanjang, jajargenjang,
persegi, dan belaketupat hasil kerja membuat soal dan jawaban betul
semua dan dapat dijawab oleh kelompok penjawab dengan benar juga.
Hasil observasi dari pengamat I yang mengamati kelompok
penanya dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel : 4. 4
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus I
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua orang siswa yang
tidak hadir pada saat evaluasi hasil belajar karena sakit. Sehingga jumlah
siswa yang hadir 24 siswa. 16 siswa telah mencapai ketuntasan belajar atau
66,66% telah mencapai nilai 60 - >60. Masih ada 8 siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar atau 33,33% masih mendapat nilai < 60.
Maka target hasil belajar pada siklus I belum dapat tercapai. Walaupun ada
kenaikan rerata dari kondisi semula yaitu dari 57,80 dan hanya 50% siswa
yang mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan-
perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan masukan-masukan baik
dari pengamat maupun dari peneliti sendiri. Ditinjau dari jumlah kesalahan
siswa pada soal nomor 8 dan 9 lebih dari separoh siswa yaitu 17/18 siswa
masih mengalami kesalahan. Maka perlu penjelasan ulang tentang
penyelesaian soal nomor 8 dan 9 tersebut. Penjelasan ulang itu dilakukan
pada waktu sebelum melanjutkan siklus II. Sedangkan siswa-siswa yang
belum tuntas diberi bimbingan di luar jam efektif dan diberi tugas latihan
soal-soal untuk dikerjakan di rumah.
Setelah diselesaikan siklus I, tim peneliti mengadakan pertemuan
untuk membahas hal-hal positif maupun negatif yang muncul dalam siklus
I. Pertemuan Tim peneliti terdapat beberapa masukan untuk perbaikan-
perbaikan pada siklus II yaitu:
a. Pengamat I menyarankan agar semua siswa diberi alat peraga pada
pembelajaran klasikal.
b. Pengamat II menyarankan agar dua orang siswa yang kurang
memperhatikan pada saat pembelajaran klasikal dipanggil dan diberi
pengarahan.
c. Peneliti berinisiatif pada saat presentasi kuis, siswa lain tidak hanya
melihat dan mendengar saja, tapi juga diberi tugas untuk ikut
mengerjakan soal-soal yang disampaikan oleh teman-temannya agar
juga ikut aktif belajar. Karena jika tidak ikut aktif mengerjakan
sebagian ada yang bicara dan ramai. Bagi yang mengerjakan akan
diberi motivasi penilaian.
3. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang luas
bangun gabungan dari beberapa bangun datar. Sehari sebelum pelaksanaan
tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap-
tiap kelompok. Telah disepakati bahwa setiap kelompok bebas membuat
soal dengan gabungan beberapa bangun tetapi setiap kelompok wajib
mencantumkan bangun kelompoknya. Misalnya kelompok lingkaran harus
mengandung unsur lingkaran. Begitu pula persegi bangun gabungan yang
dibuat harus mengandung unsur persegi begitu seterusnya. Siswa juga
diberi motivasi agar meningkatkan kegiatan belajar seperti bertanya dan
mencatat pada saat diberi penjelasan materi atau pada saat pembelajaran
klasikal. Karena pada saat pembelajaran klasikal siklus I belum ada
kegiatan bertanya dan mencatat.
Pada saat pelaksanaan tindakan, pembelajaran berjalan sesuai
dengan rencana. Pada saat pembelajaran klasikal semua siswa diberi
beberapa potongan kertas yang berbentuk berbagai macam bangun datar.
Sebelum memberi tugas guru mengingatkan kembali rumus-rumus luas
bangun datar dilanjutkan dengan demontrasi menghitung luas gabungan
berbagai macam bangun. Setelah demonstrasi menghitung luas gabungan
bangun diberi kesempatan bertanya dan mencatat. Sebagian besar siswa
mencatat dan ada empat siswa yang mengajukan pertanyaan yaitu:
a. Siswa A : "Jika gambar separoh lingkaran bagaimana mencari
luasnya?"
Guru : "Siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu ?"
Sebagian siswa menjawab: "Caranya sama dengan mencari luas
lingkaran, kemudian hasilnya dibagi 2"
b. Siswa B : "Tugas membuat soal nanti, membuat bangun gabungan
sebanyak-banyaknya atau ada batasnya ?"
Guru menawarkan kepada semua siswa, bagaimana, dibatasi apa bebas?
semua siswa sepakat bebas.
c. Siswa C : "Jika bangun digabung sesuai dengan panjang sisinya apakah
dapat disebut satu bangun?"
Guru: "Bagaimana, siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu?"
Karena tidak ada yang menjawab maka guru memberi penjelasan
bahwa jika gabungan bangun itu membentuk suatu bangun baru boleh
saja dikatakan satu bangun asal kalian dapat menghitungnya langsung
satu bangun. Tetapi jika kesulitan, menghitungnya satu persatu
kemudian baru dijumlahkan kedua luasnya.
d. Siswa D : "Jika bangun gabungan dikatakan dua bangun, apakah dicari
luasnya sendiri-sendiri?"
Guru : "Bagaimana menurut Kalian mengenai pertanyaan tadi?"
Siswa: "Ya dicari luasnya sendiri-sendiri, kemudian dijumlahkan".
Pada pembelajaran klasikal tim pengamat mengadakan pengamatan
bersama-sama. Tidak seperti pada siklus I dimana kedua pengamat
mengamati sendiri-sendiri. Pemeblajaran klasikal berjalan lebih baik dari
siklus I, karena terjadinya interaksi yang semkin hidup antara siswa dan
guru dan antara siswa dan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan
tabel 4.7 hasil observasi pembelajaran klasikal berikut ini:
Tabel : 4.7
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II
Jumlah Siswa
No. Nama Kegiatan Prosentase Keterangan
Aktif
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100 prosentase =
2. Mendengar 26 100 yang melakukan
3. Mencatat 20 76,92 jumlah yang
4. Bertanya 4 15,38 hadir x 100
5. Menjawab 10 38,46
Rerata : 330,76 : 5 = 66,15%
4. Siklus III
Sebelum pelaksanaan siklus III peneliti mempersiapkan:
a. Alat peraga untuk peneliti sendiri yaitu beberapa balok, kubus, dan
tabung berasal dari bekas bungkus makanan kemas. Sedangkan untuk
para siswa adalah beberapa gambar jaring jaring bangun ruang seperti:
jaring jaring kubus, balok, silinder, limas, dan prisma segitiga.
b. Beberapa instrumen untuk observasi kegiatan pembelajaran klasikal,
kelompok, kuis, dan soal-soal tes untuk mengetahui hasil belajar.
c. Lembar kegiatan siswa baik kelompok, kuis, maupun pos tes.
Siklus III dimulai dengan diawali berdoa, membaca Teks Pancasila,
presensi. Kemudian guru membuka pelajaran dengan apersepsi sebagai
berikut: Anak-anak! Coba siapa yang tahu nama-nama bentuk bungkus
ini? Hampir semua siswa menjawab: balok, persegi, tabung. Guru
mengambil kubus, lalu mengajak para siswa untuk memeriksa bagaimana
bentuk dan ukuran sisi-sisi kubus dan berapa jumlahnya? Beberapa siswa
menjawab: ada 6 sisi yang sama. Kalau begitu bagaimana cara menghitung
seluruh luas permukaan kubus ini. Coba Kalian periksa beberapa jaring
jaring bangun ruang milik Kalian! Cari yang merupakan jaring jaring
kubus. Setelah semua siswa menemukan jaring jaring kubus Guru
mengajak para siswa untuk memikirkan bagaimana cara menghitung luas
jaring jaring tersebut?
Kemudian Ana Mulyana mengatakan sendiri ketika teman-
temannya masih berfikir, "Caranya rusuk kali rusuk kali enam". Guru
menanyakan "Mengapa kali enam?" siswa menjawab, "Karena jumlah sisi
kubus ada enam". Guru menjawab:" Bagus! Jadi untuk mencari luas
permukaan kubus adalah..." Siswa serentak menjawa: "Rusuk kali rusuk
kali enam!" Kegiatan dilanjutkan dengan guru mendemonstrasikan cara
menghitung luas permukaan luas kubus. Semua siswa mencatat di buku
tulis masing-masing. Begitu pula untuk menemukan luas permukaan
tabung dan bangun-bangun lainnya menggunakan prosedur di atas. Pada
saat pembelajaran klasikal muncul beberapa pertanyaan dari siswa anatar
lain:
a. Siswa : "Satuan luas untuk bangun ruang menggunakan persegi apa
kubik?" Guru mengembalikan kepada siswa, siapa yang dapat
menjawab pertanyaan temanmu? Karena tidak ada yang menjawab,
maka guru menjawab: " Tetap menggunakan persegi karena satuan luas
bukan satuan isi atau volum".
b. Siswa: "Rumus luas limas segitiga mengapa dikalikan 4?" Guru
kembali bertanya kepada semua siswa mengapa dikalikan 4? "Beberapa
siswa menjawab:" Karena terdiri dari 4 segitiga yang sama."
c. Siswa: " Bagaimana caranya mencari luas lingkaran jika diketahui
diameter 7 cm?". Guru menanyakan lagi kepada siswa, kemudian
sebagian siswa menjawab:"Harus dicari jari jarinya dengan cara
diameternya dibagi 2." Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang
lainnya.
Untuk mengetahui hasil pengamatan kegiatan klasikal dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel : 4.12
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus III
Jumlah Siswa
No. Nama Kegiatan Prosentase Keterangan
Aktif
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100 Prosentase =
2. Mendengar 26 100 jumlah yang
3. Mencatat 26 100 melakukan .
4. Bertanya 10 38,46 jumlah yang
5. Menjawab 22 84,61 hadir x too
Tabel : 4. 14
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus III
100 84,61%
P 80 66,15%
R
54,22%
O 60
S
E 40
S
20
0
Siklus I Siklus II Siklus III
98 97,91
P 96
R
O 94
S 92,85
E 92 91,66
S
90
88
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar: 4.3 Peningkatan Pembelajaran Melalui Kuis Siklus I, II, dan III
100
90
P 80
R
70
O
S 60
E 50 Rerata
S 40 Tuntas
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar: 4.4 Peningkatan Rerata & Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I, II, III
A. Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan dapat menunjukkan beberapa
kemajuan yang dicapai selama pembelajaran baik melalui pembelajaran
klasikal, model kooperatif STAD, bermain kuis, maupun hasil belajar. Maka
hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun lebih bersemangat, meningkatkan proses
pembelajaran, dan hasil belajar.
2. Bermain kuis dapat mendorong siswa Untuk belajar tentang luas bangun
menjadi lebih bersemangat, meningkatkan proses pembelajaran, dan hasil
belajar.
Beberapa temuan lain yang diperoleh adalah munculnya kreatifitas
siswa dalam membuat soal dan jawabannya, banyaknya pertanyaan yang
diajukan siswa, adanya tanggung jawab menyelesaikan tugas, hilangnya
keluhan bosan, bahkan siswa lebih senang menyelesaikan tugas daripada
beristirahat.
Hasil penelitian tindakan kelas ini hanya berlaku pada Kelas VI SD
Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka dengan
Kompetensi Dasar tentang "Luas Bangun Datar dan Ruang" pada Mata
Pelajaran Matematika.
B. Saran-saran
Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan
penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan
pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran
Model Kooperatif STAD dengan variasi KUIS. Beberapa sara yang perlu
disampaikan adalah:
1. Bagi teman-teman guru, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
matematika yang cenderung tidak disukai oleh siswa, maka sebagai
alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif STAD.
2. Juga untuk teman-teman guru, untuk menerapkan strategi pembelajaran
kuis seperti pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang,
terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari
siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang
dibuat oleh temannya.
3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan
penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih
sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta
rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan kuis. Juga disarankan agar tim
pengamat minimal dua orang, karena menurut pengalaman peneliti tim
pengamat sangat sibuk dalam menilai soal dan jawaban yang dibuat siswa
pada saat kegiatan kuis.
DAFTAR RUJUKAN
Pertemuan I
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Menjawab berbagai pertanyaan tentang berbagai Klasikal 20 menit
macam bangun datar
- Menemukan rumus bangun segitiga, jajarangenjang,
melalui penyelidikan bangun persegipanjang
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas bangun datar
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan Klasikal Klasikal
instrumen pengamatan pembelajaran klasikal,
kelompok, maupun Kuis
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan II Individual
Pertemuan II
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang rumus-rumus bangun datar. Klasikal 10 menit
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus I Individual 40 menit
3. Kegiatan Akhir
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun
Kuis (lampiran 3a )
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan II (tes pada Individual
lampiran 3b)
Pertemuan III
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Menjawab berbagai pertanyaan tentang berbagai Klasikal 20 menit
macam bangun datar
- Menemukan cara menghitung gabungan bangun datar
melalui tanya jawab dandemonstrasi
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas gabungan bangun datar
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun
Kuis
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan IV Individual
Pertemuan IV
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang cara mencari luas gabungan Klasikal 10 menit
bangun datar.
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus 11 Individual 35 menit
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
Kuis pembela
- Penilaian hasil menggunakan tes hasil belajar Individual jaran
Pertemuan V
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang bangun ruang dan jaring Klasikal 10 menit
jaringnya.
- Menemukan cara menghitung luas bangun ruang
dengan menggunakan media gambar jaring-jaring
bangun ruang.
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas bangun ruang: kubus, balok, tabung, limas, dan
prisma
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis 5 menit
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
Kuis pembela
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan VI Individual jaran
Pertemuan VI
Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang cara mencari luas bangun datar Klasikal 10 menit
bangun ruang: kubus, balok, tabung, dan lain-lain.
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus III Individual 35 menit
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
kuis pembela
- Penilaian hasil menggunakan tes hasil belajar Individual jaran
Lampiran 2
4. Hasil Kerja
Jumlah
Jumlah
Keterangan Penilaian Kegiatan untuk Instrumen Kinerja Penanya:
1. Penampilan - Suara keras, mudah dipahami, skor 4.
- Suara kurang keras, mudah dipahami skor 3.
- Suara keras, sulit dipahami skor 2
- Suara kurang keras, sulit dipahami skor 1
2. Kualitas Soal - Mengungkapkan soal penerapan skor 3
- Mengungkapkan soal pemahaman skor 2
- Mengungkapkan soal ingatan skor 1
3. Kualitas jawaban - Lengkap dan benar skor 3
- Kurang lengkap tetapi benar skor 2
- Kurang lengkap kurang benar skor 1
4. Menilai jawaban - Menentukan keputusan dengan benar skor 3
- Menentukan keputusan yang salah skor 2
- Tidak menentukan apapun skor 1
5. Kerjasama - Membuat soal dan jawaban, menyampaikan soal
skor 4
- Membuat soal dan jawaban, tidak menyampaikan
skor 3
- Membuat soal saja, tidak menyampaikan skor 2
- Tidak membuat soal dan jawaban, menyampaikan
soal skor 1
Jumlah
Jumlah
Jumlah
5 cm
1. Luas persegi di samping ......cm2.
5 cm
5 cm
2. Luas persegipanjang di samping ... cm2
5 cm
15 cm
3. Luas jajargenjang di samping .........cm2
6 cm
4. Luas Lingkaran di samping ..........cm2
20 cm
18 cm
15 cm
4 cm
5 cm
1. 20 cm
9 cm
7 cm
7 cm
2. 8m
16 m
5m
3.
8 cm
12 cm
5 cm
4. 15 cm
4 cm
7 cm
5. 20 cm
6 cm
6.
4 cm
7. 7 cm
4 cm
12 cm
14 cm
8.
9. 5 cm
7 cm
13 cm
10. 8m
4 cm
7 cm
3cm (lebar)
18cm (panjang)
tinggi 17cm
5cm
5cm
5. Luas Permukaan Kubus ....
8 cm
tinggi = 18cm
6 cm(L=P)
7. Jari jari = 10 cm
Tinggi = 9 cm
Luas Permukaan tabung ....
Kelompok B
Kelompok C
Kelompok E
Kelompok F
Kelompok G
Jumlah 16 9 8 12 45
Kelompok II
Jumlah 14 10 7 10 41
Kelompok III
Jumlah 15 9 8 7 39
Kelompok IV
Jumlah 12 6 6 8 32
Kelompok V
Jumlah 11 6 6 12 35
Kelompok VI
Jumlah 11 8 3 9 31
Kelompok VII
Jumlah 11 7 3 9 30
Kelompok C
Kelompok D
Kelompok G
Kelompok I
Jumlah 15 8 8 8 39
Kelompok II
Jumlah 12 5 7 12 36
Kelompok III
Jumlah 14 8 8 8 38
Kelompok IV
Jumlah 16 10 12 9 47
Kelompok V
Jumlah 15 10 12 9 46
Kelompok VI
Jumlah 12 9 9 8 38
Kelompok VII
Jumlah 11 7 9 8 35
Kelompok B
Kelompok C
Kelompok E
Kelompok F
Kelompok G
Kelompok I
Jumlah 16 12 12 12 52
Kelompok II
Jumlah 16 12 11 12 51
Kelompok III
Kelompok IV
Jumlah 14 8 9 8 39
Kelompok V
Jumlah 16 12 10 11 49
Kelompok VI
Jumlah 12 7 9 7 35
Kelompok VII
Jumlah 12 7 9 7 35
JUDUL :
NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
LEMBAR JAWABAN SIKLUS II
NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
LEMBAR JAWABAN SIKLUS III
NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
JUDUL :