Anda di halaman 1dari 91

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERAIF STAD DENGAN


PERMAINAN KUIS TENTANG LUAS BANGUN PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI SUKAMUKTI I KECAMATAN CIKIJING
KABUPATEN MAJALENGKATAHUN AJARAN 2007/2008

Laporan PTK Perbaikan ini berdasarkan surat tertanggal 22 Desember 2009


dengan nomor surat : 90793/A4.4/KP/2009 dan Karya Tulis ini Diajukan untuk
melengkapi tugas-tugas dan syarat kenaikan pangkat pada unsur pengembangan
profesi

Oleh :

MUHAMAD YUSUF, S.Pd.


NIP. 131 506 701

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA


UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKIJING
SD NEGERI SUKAMUKTI I
Tahun 2008
LEMBAR PENGESAHAN

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V dengan


Metode Permainan di SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing
Kabupaten Majalengka

Penyusun

MUHAMAD YUSUF, S.Pd


NIP. 131 506 701

Sukamukti, April 2008

Kepala SD Negeri Sukamukti I Koordinator Perpustakaan


Kecamatan Cikijing SD Negeri Sukamukti I Kec. Cikijing
Kabupaten Majalengka

J U M E N A, S.Pd. T I T I, S.Pd.
NIP. 131 011 826 NIP.
Penerapan Pembelajaran Model Kooperaif STAD Dengan Permainan Kuis
Tentang Luas Bangun pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatani Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2007/2008

ABSTRAK

Pembelajaran Matematika yang disajikan dengan ceramah dan latihan-


latihan individual sering tidak disukai oleh para siswa. Akibatnya hasil belajar
selalu di urutan paling bawah dibandingkan mata pelajaran lainnya. Padahal ilmu
matematika memiliki peranan sangat strategis dalam berbagai kehidupan. Untuk
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan dapat
meningkatkan hasil belajar, maka perlu adanya perubahan pembelajaran yang
menarik yaitu menerapkan pembelajaran model kooperatif STAD dan kuis.

Rumusan masalah yang diajukan: (1) Bagaimanakah pembelajaran model


kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun lebih
bersemangat? (2) Bagaimanakah bermain kuis dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun menjadi lebih bersemangat ?.

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka dilakukan penelitian


dengan subyek 26 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya 26 siswa SD Negeri
2 Sindanglaya Kelas VI. Pengambilan data menggunakan metode observasi,
angket, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan
tiga siklus. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Pelaksanaan tindakan secara berurutan berupa: pembelajaran
klasikal, pembelajaran kelompok membuat soal dan jawaban model STAD, dan
kuis. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan I pembelajaran klasikal,
kerja kelompok, dan unjuk kerja kelompok dalam bentuk kuis. Pertemuan lI
melanjutkan unjuk kerja kelompok dalam kegiatan kuis dan evaluasi hasil belajar.

Hasil penelitian pada siklus I, aktifitas pembelajaran klasikal hanya


mencapai 54,22%. Hal ini belum mencapai peningkatan proses pembelajaran yang
diharapkan yaitu 60-70%. Namun pada proses pembelajaran kelompok telah
mencapai 91,66% dengan target 70-80%, dan kuis mencapai 74,82% dengan
target 70-80%. Sedangkan hasil belajar hanya mencapai 66,66% siswa mencapai
nilai 60 - >60 dengan rerata nilai 65 sedangkan target yang ditentukan 100%
tuntas mencapai nilai 60 - >60.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran klasikal pada siklus II setiap


siswa diberi peraga beberapa bangun datar untuk dibentuk menjadi berbagai
gabungan bangun dalam membuat soal. Pada Siklus II terjadi peningkatan proses
pembelajaran klasikal menjadi 66,15% karena mulai ada 4 orang siswa bertanya
dan 20 orang siswa mencatat, di mana pada siklus I tidak ada siswa yang bertanya
dan mencatat. Proses Pembelajaran kelompok meningkat menjadi 92,85%. Dan
Pembelajaran kuis meningkat menjadi 86,16%. Sedangkan hasil belajar mencapai
rerata 72,3% dengan 76,92% siswa mencapai 60 - >60. Dalam proses
penyampaian soal kuis menunjukkan soal-soal yang dikemukakan siswa cukup
rumit, karena berupa berbagai gabungan bangun datar yang bermacam-macam.
Pada Siklus III selain ada peraga untuk setiap siswa, untuk dapat
menemukan rumus luas bangun ruang berdasarkan rumus luas bangun datar yang
telah dikuasai siswa, juga ditambah dengan pemberian tugas rumah berupa
latihan-latihan. Hal ini disebabkan kompetensi yang harus dikuasai semakin sulit.
Pada siklus III terjadi peningkatan proses pembelajaran klasikal yang cukup tinggi
menjadi 84,61%. Hal ini disebabkan semakin banyaknya siswa yang mengajukan
pertanyaan sebanyak 10 siswa dan mencatat sebanyak 26 siswa. Proses
Pembelajaran kelompok meningkat menjadi 97,61%, dan proses kegiatan kuis
meningkat menjadi 92,77%. Sedangkan hasil belajar mencapai rerata 79,61%
dengan 100% siswa mencapai nilai 60 - >60. Dengan demikian semua target yang
ditetapkan telah tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (l) Pembelajaran model


kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun lebih
bersemangat, meningkatkan proses pembelajaran, dan hasil belajar. (2) bermain
kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun menjadi lebih
bersemangat, meningkatkan proses belajar, dan hasil belajar.

Maka disarankan (1) Kepada para guru, untuk meningkatkan proses


pembelajaran maupun hasil belajar matematika, dapat digunakan model kooperatif
STAD sebagai pilihan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
matematika.(2) Strategi pembelajaran kuis seperti pada penelitian ini juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika, namun diperlukan persiapan yang
matang, terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari
siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh
temannya. (3) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai
dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih
sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta rubrik-
rubrik yang jelas pada saat kegiatan kuis. Juga disarankan agar tim pengamat
minimal dua orang, karena menurut pengalaman peneliti tim pengamat sangat
sibuk dalam menilai pada saat kegiatan kuis.

Kata Kunci: Proses Pembelajaran, Model Kooperatif STAD, Kuis.


KATA PENGANTAR

Puji syukur allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam Kenaikan Pangkat ke Golongan IV/b. Dalam
penulisan ini, penulis mengambil judul : "Penerapan Pembelajaran Model
Kooperaif STAD Dengan Permainan Kuis Tentang Luas Bangun pada Siswa
Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijingi Kabupaten Majalengka
Tahun Ajaran 2007/2008."
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini. Maka dari itu kepada pembaca diharapkan untuk
memberi sumbang saran maupun kritik yang bersifat membangun kearah
perbaikan.
Juga pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan guru yang telah membantu sampai selesainya Laporan Penelitian Tindakan
Kelas ini dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu persatu
atas segala bantuannya dalam penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas karya
tulis ini.
Penulis berharap semoga Allah Swt. memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada mereka yang telah membantu.. Akhir kata penulis mengharapkan
kepada yang membaca agar bersedia memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan dan peningkatan mutu Laporan Penelitian
Tindakan Kelas ini serta mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin Yarobal Alamin.

Sukamukti, April 2008


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i


ABSTRAK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
D. Hipotesis Tindakan........................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
F. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 4
G. Definisi Operasional...................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar................................. 6
1. Pengertian Belajar .................................................................. 6
2. Pengertian Pembelajaran........................................................ 7
3. Matematika di Sekolah Dasar ................................................ 7
4. Penilaian................................................................................. 7
B. Sasaran Pembelajaran Matematika Bagi Siswa SD ...................... 11
C. Masalah Pembelajaran Matematika Bagi Siswa SD ..................... 11
D. Model Pembelajaran Kooperatif STAD........................................ 12
E. Bermain Kuis ................................................................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Tindakan ............................................................................ 15
1. Perencanaan ........................................................................... 16
2. Tindakan................................................................................. 19
3. Observasi................................................................................ 19
4. Refleksi .................................................................................. 20
B. Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian ......................................... 20
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22
D. Metode Analisis Data.................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uraian Penelitian Secara Umum ................................................... 24
B. Penjelasan Per Siklus .................................................................... 24
1. Pra Tindakan .......................................................................... 24
2. Siklus I ................................................................................... 26
3. Siklus II .................................................................................. 32
4. Siklus III................................................................................. 38
E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan.................................. 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 49
B. Saran-saran.................................................................................... 49
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD .................................... 13


Tabel 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran STAD dan KUIS ............... 17
Tabel 3.2 Jadual Penelitian................................................................................... 21
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat I .............. 27
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat II ............. 27
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus I ..................................... 29
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus I.................. 30
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus I................ 30
Tabel 4.6 Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ............. 31
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II ....................................... 34
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus II.................................... 35
Tabel 4.9 Rekapitulisi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus II ................. 36
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus II .............. 36
Tabel 4.11 Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ............ 37
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus III ...................................... 40
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus III .................................. 41
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus III ............... 41
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus III ............. 42
Tabel 4.16 Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III........... 42
Tabel 4.17 Rekapitulasi Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar ...... 47
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan Per Siklus ........................................................................ 15


Gambar 3.2 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 16
Gambar 3.3 Interaksi Pembelajaran Kuis ......................................................... 15
Gambar 4.1 Peningkatan Pembelajaran klasikal Siklus I, II, dan III ................ 44
Gambar 4.2 Peningkatan Pembelajaran Kooperatif STAD Siklus I, II, dan
Siklus III ........................................................................................ 45
Gambar 4.3 Peningkatan Pembelajaran Melalui Kuis Siklus I, II, dan III........ 46
Gambar 4.4 Peningkatan Rerata & Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I, II, III... 47
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan
bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya
dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi
pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain
merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan
inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau
nasional saja. (Mohamad Nur, 2003)
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No.
20 Th. 2003). Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran matematika
yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan
kemampuan menyampaikan infomasi atau mengkomunikasikan gagasan.
Sehingga matematika merupakan bidang ilmu yang strategis untuk
membentuk generasi yang siap menghadapi era global yang penuh dengan
kompetitif tersebut.
Matematika sebagai disiplin ilmu turut andil dalam pengembangan
dunia teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi
berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan
kemajuan teknologi informatika, industri otomotif, perbankan, dan dunia
bisnis lainnya, menjadi bukti nyata adanya peran matematika dalam revolusi
teknologi.
Melihat betapa besar peran matematika dalam kehidupan manusia,
bahkan masa depan suatu bangsa, maka sebagai guru di Sekolah Dasar yang
mengajarkan dasar-dasar matematika merasa terpanggil untuk senantiasa
berusaha meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar matematika. Apalagi
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika selalu
berada di tingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian matematika yang
pertama pada kompetensi dasar operasi hitung hanya mencapai rerata 57,8
dan hanya 50% siswa mencapai nilai 60 atau >60 . Padahal idealnya minimal
harus mencapai 100% siswa mendapat 60 atau >60. Sedangkan operasi hitung
merupakan dasar bagi kompetensi dasar berikutnya seperti menghitung luas
bangun, volum bangun, dan sebagainya. Kondisi tersebut disebabkan oleh
kenyataan sehari-hari yang menunjukkan bahwa siswa kelihatannya jenuh
mengikuti pelajaran matematika. Pembelajaran sehari-hari menggunakan
metode ceramah dan latihan-latihan soal secara individual, dan tidak ada
interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan normal. Hal ini terbukti
sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak belajar matematika. Sering jika
diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih suka bermain dan mengobrol,
alasannya pelajaran matematika memusingkan dan lain-lain.
Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru Kelas VI yang harus
menyiapkan peserta didik menuju ujian akhir sekolah dan mampu bersaing
dalam mengikuti tes masuk SMP Negeri, selalu berusaha memperbaiki
pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan,
mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan
diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan
pembelajaran STAD dan bermain kuis.
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision)
adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan
teori belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky
memiliki keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul
dalam percakapan atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2004). STAD
juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara
heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap matematika akan terjadi
interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti tutor sebaya dan
lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka dalam
STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sampai semua
anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah. Kelompok dikatakan tidak
selesai jika ada anggotanya belum selesai.
Bermain kuis adalah permainan yang mengasyikkan bagi anak-anak
usia sekolah dasar. Untuk itu pembelajaran dilanjutkan dengan bermain kuis
antar kelompok agar matematika yang dianggap membosankan akan berubah
menjadi menyenangkan, mengasyikkan, dan akhirnya semangat belajar siswa
meningkat dan hasil belajar juga meningkat.

B. Identifikasi Masalah
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa siswa sepertinya jenuh
mengikuti pelajaran matematika. Hal ini terbukti mereka selalu mengeluh
apabila diajak belajar matematika. Alasannya matematika memusingkan
kepala dan lain-lain. Tugas yang diberikan secara individu mengakibatkan
siswa yang kurang tidak bisa bekerja sama dengan siswa yang pandai,
akibatnya sebagian besar siswa tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat
waktu. Kondisi tersebut menimbulkan hasil matematika selalu berada pada
peringkat bawah dibanding pelajaran lainnya. Rata-rata hasil belajar hanya
mencapai angka 5 sampai 6 saja.
Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk memperbaiki
pembelajaran melalui pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement
Divisions) dan bermain kuis dengan tujuan agar pembelajaran tidak
membosankan tetapi sebaliknya dapat tercipta pembelajaran yang
mengasyikkan dan menyenangkan. Di samping itu dengan pengelolaan kelas
model STAD diharapkan terjadi interaksi positif antara siswa yang
kemampuan matematikanya heterogen yang akhirnya nanti dapat dicapai
hasil belajar yang lebih baik.

C. Perumusan Masalah
Untuk memberi batasan permasalahan agar lebih jelas dan terarah,
maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong
siswa untuk belajar tentang luas bangun menjadi lebih bersemangat ?
2. Bagaimanakah bermain kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang
luas bangun menjadi lebih bersemangat ?

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. Jika siswa belajar tentang luas bangun dengan model kooperatif STAD,
maka semangat belajar siswa akan meningkat.
2. Jika siswa belajar tentang luas bangun dengan bermain kuis, maka
semangat belajar siswa akan meningkat.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengetahui :
a. Pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun lebih bersemangat.
b. Bermain kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun
menjadi lebih bersemangat.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
a. Siswa, agar mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik,
menyenangkan, dan mengasyikkan.
b. Guru, agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan
berbagai bentuk- bentuk strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran
matematika.
c. Lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
d. Penelitian lanjutan, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan adalah suatu usaha untuk menjadikan lebih baik atau lebih
bermutu, lebih berdaya guna dan berhasil guna.
2. Proses adalah seluruh rangkaian suatu tindakan (Trisno Yuwono, 1994).
Dalam penelitian ini, proses adalah seluruh rangkahm kegiatan yang
dilakukan oleh stswa dan guru dalam pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar secara maksimal.
3. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan para
siswa secara bersama-sama dalam proses belajar mengajar (Ninik, 2000)
4. Luas bangun adalah salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran
matematika Kelas VI semester 2 (Kurikulum 2004)
5. Model kooperatif STAD adalah merupakan suatu model pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. (Depag RI, 2004)
6. Kuis suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. (Depag RI, 2001)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar


1. Pengertian Belajar
Pada keseluruhan proses di sekolah, baik di tingkat SD, Sekolah
menengah lanjutan, maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah
kegiatan yang sangat pokok. Artinya, keberhasilan tujuan pendidikan
nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada
bagaimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.
Moh. Surya (Burhanuddin TR, 1996:15) mengungkapkan bahwa
belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku. Sedangkan Rusyan (1993:7)
mendefinisikan belajar sebagai modifikasi, suatu proses memperteguh,
menyempurnakan tingkah laku melalui pengalaman.
Fontana (Winata Putra dan Rosita, 1994:3) mengartikan belajar
sebagai perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil
dari pengalaman yang terpusat pada tiga hal : (1) Bahwa belajar harus
memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku. (2) Bahwa perubahan
itu harus merupakan buah dari pengalaman.(3) Bahwa perubahan itu
terjadi pada prilaku individu.
Burton (Uzer Usman, 1990:2) mengistilahkan belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
secara umum dan singkat adalah proses perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Belajar matematika berarti harus ada proses perubahan dalam arti
perubahan itu harus berkesinambungan dan simultan mengenai
kemampuan menghitung, dan memecahkan masalah matematika dengan
segala aktivitasnya di sekolah mulai dari kelas rendah sampai dengan kelas
tinggi sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dari apa yang telah
dipelajari, seperti yang tadinya tidak tahu konsep bilangan, konsep
penjumlahan, dan konsep dasar lainnya mulai dari yang kongkret sampai
yang abstrak.

2. Pengertian Pembelajaran
Suherman, dkk, (2001:9) menyatakan bahwa proses pembelajaran
adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari
proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan
lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman-teman
sesama siswa.
Fontana (Suherman, 1981 : 47) mengungkapkan bahwa
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sedangkan Ibrahim, dkk (2002:48) menyatakan bahwa pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk
mencapai tujuan yang lebih ditetapkan.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi sisvva
baik dengan rekannya, guru, dan sumber atau fasilitas belajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Matematika di Sekolah Dasar


a. Pengertian Matematika
Matematika adalah terjemaharn dari mathematics. Namun arti
atau definisi yang tepat dari matematik tidak dapat di terapkan secara
eksak (pasti) dan singkat. Definisi matematik makin lama makin sukar
untuk di buat, karena cabang-cabang matematik makin lama makin
bertambah dan makin bercampur satu sama yang lainnya.
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya
menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya
terbagi dalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis, dan geometri
namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk di buat, sebab
cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh ada pula
pendapat yang menyatakan bahwa matematika itu timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran yang terbagi dalam empat wawasan yang luas, yaitu
aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis dengan aritmatika mencakup
teori bilangan dan statistik.
Jhonson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian
yang logik matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya
dengan simbol dan padat. Lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
(gagasan) dari pada mengenai bunyi, matematika adalah pengetahuan
struktur yangy terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat
secara deduktif berdasarkan pada unsur-unsur yang didefinisikan atau
tidak didetinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang
telah dibuktikan kebenarannya. Matematika adalah ilmu tentang pola
keteraturan pola atau ide dan matematika itu adalah suatu seni
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisasiannya. Jadi
menurut Jhonson dan Rising jelas matematika adalah ilmu dedukatif.
Rey dan kawan-kawan (1984) dalam bukunya menyatakan bahwa
matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan
atau pola berfikir suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pada,
bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu
terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
b. Fungsi Matematika
Fungsi matematika sekolah dasar adalah sebagai salah satu
unsure masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan
berlandaskan konsistensi dalam system proses mengajar belajar untuk
mencapai tujuan pendidikan (Kurikulum Pendidikan Dasar,
1994/1995 :68 ).
c. Tujuan Matematika
Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya
untuk matematika sendiri tetapi untuk ilmu-ilmu yang lainnya, baik
untuk kepentingan teoritis maupun untuk kepentingan praktis sebagai
aplikasi dari matematika. Mengapa matematika itu diajarkan di
sekolah alasan utamanya tentunya karena kegunaannya untuk umat
manusia diantaranva.
a. Dengan belajar matematika, manusia dapat menyelesaikan
persoalan yang ada di masyarakat yaitu dalam berkomunikasi
sehari-hari seperti dapat berhitung, dapat menghitung luas, isi, dan
berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menafsirkan
data, dapat menyelesaikan bidang studi lain.
b. Matematika diajarkan di sekolah karena matematika dapat
membantu bidang studi yang lain seperti fisika, kimia, arsitektur,
farmasi, geografi, ekonomi statistika dan lain-lain.
c. Dengan mempelajari geometri ruang siswa dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman ruang sehingga berpikir logik dan tepat
dimensi tiga dengan mempelajari aljabar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam
merumuskan asumsi, definisi generalisasi dan lain-lain.
d. Matematika selain dapat digunakan untuk memperlihatkan fakta
dan penjelasan persoalan, juga dapat dipakai sebagai alat perkiraan
seperti perkiraan cuaca, pertumbuhan penduduk, keberhasilan
belajar dan lain-lain.
e. Matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alat
canggih seperti kalkulator, komputer.
f. Matematika diajarkan di sekolah seperti ilmu lainnya yaitu untuk
terpeliharanya matematika itu sendiri demi peningkatan
kebudayaan.
Dengan demikian, tujuan umum Pendidikan Matematika pada
jenjang pendidikan dasar tersebut memberi tekanan pada penataan
nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberikan tekanan
pada keterampilan dalam penerapan matematika.
Selanjutnya, kurikulum pendidikan dasar (2004 :61) juga
menyatakan bahwa tujuan khusus pengajaran matematika masing-
masing adalah sebagai berukut :
1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari
2. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialih gunakan,
melalui kegiatan matematika.
3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal
belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
d. Ruang Lingkup Materi
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (2004 : 69) ruang
lingkup materi/bahan kajian matematika di Pendidikan Dasar adalah
Bahan kajian inti matematika di SD mencakup Aritmatika (berhitung),
pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan kajian data (Pengantar
Statistik).
Berdasarkan urutan dari beberapa pengertian di atas, dapat diartikan
pembelajaran matematika di SD adalah proses komunikasi, transaksional
yang bersifat timbal balik (proses sosialisasi) antara guru dengan siswa dan
sebaliknya di sekolah dasar mengenai kemampuan menggunakan bilangan-
bilangan atau simbol-simbol bagi ketajaman penalaran yang dapat
memperjelas permasalahan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
matematika.
B. Sasaran Pembelajaran Matematika Bagi Siswa SD
Sasaran pokok pembelajaran matematika bagi murid SD dilihat dari
progam pengajaran yaitu :
1. Siswa memiliki keterampilan hitung dasar menjumlah dan mengurangi
serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam
menghitung uang.
2. Siswa memiliki keterampilan hitung dasar melalui perkalian dan
pembagian.
3. Siswa memiliki keterampilan menyelesaikan soal cerita dengan kalimat
matematik dan dalam batas penggunaan bilangan bulat.
4. Siswa memiliki keterampilan mengukur panjang dan waktu dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Siswa memiliki pandangan ruang melalui pengenalan bangun segitiga,
kubus, balok.
6. Siswa memiliki keterampilan menghitung luas dengan kertas kotak.
Siswa tersebut harus mampu serta terampil menerapkan semua
kemampuan perhitungan matematika di atas dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam pengetahuannya. Itulah sasaran dalam pembelajaran matematika bagi
murid SD.

C. Masalah Pembelajaran Matematika Bagi Siswa SD


Beberapa masalah dalam pembelajaran matematika tidak dirasakan
oleh siswa saja, tetapi oleh gurupun ada. Disini beberapa masalah yang
dirasakan oleh guru yaitu :
1. Guru kesulitan memilih metode yang tepat dan benar untuk mengajarkan
matematika sehingga murid-murid dapat mengerti perhitungan
matematika.
2. Guru kesulitan mengubah rasa takut siswa terhadap pelajaran matematika
menjadi sikap senang.
3. Pembelajaran matematika masih memperoleh hasil nilai rata-rata rendah.
4. Keberhasilan pembelajaran matematika masih jauh dari sasaran yang
diharapkan di atas.
Masalah yang dirasakan siswa dalam belajar matematika antara lain :
1. Siswa merasa takut dan sulit belajar matematika.
2. Siswa kurang memahami cara-cara praktis perhitungan.
3. Siswa kesulitan dalam menghitung bangun ruang.
4. Siswa tegang dan stres menghadapi persoalan matematika
5. Siswa rata-rata kurang faham dan mendapat nilai kurang baik dalam
pelajaran matematika.
Itulah beberapa masalah yang berkembang dilapangan dalam proses
pembelajaran matematika yang menjadi hambatan guru dan siswa dalam
mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran bidang studi tersebut. Masalah di
atas perlu dilakukan solusi pemecahannya sehingga di masa mendatang
keberhasilan pembelajaran matematika menjadi semakin bertambah baik,
untuk itu perlu dirumuskan strategi pembelajaran matematika yang sesuai.

D. Model Pembelajaran Kooperatif STAD


Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori
belajar kognitif-konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin
bahwa fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau
kerjasama antar individu. Implikasi dari teori Vygotsky ini dapat berbentuk
pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga
sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual
teaching and learning), yaitu tentang learning community (Depag RI, 2004).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Student Teams Achievment
Division (STAD) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel : 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Fase Tingkah laku Guru


Fase 1 Guru menyampaikan standar kompetensi,
Menyampaikan kompetensi kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan,
yang diharapkan dan dan memotivasi siswa belajar.
memotivasi siswa
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
Menyajikan informasi jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa ke caranya membentuk kelompok belajar dan
dalam kelompok bekerja dan membantu setiap kelompok agar melakukan
belajar diskusi secara efisien.
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
bekerja dan belajar
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya
Memberikan penghargaan hasil belajar individu maupun kelompok.

E. Bermain Kuis
Bermain kuis atau dikenal dengan strategi pembelajaran Team Quiz.
Langkah-Iangkah pembelajaran Team Quiz adalah sebagai berikut:
1. Guru membentuk tiga kelompok (disesuaikan jumlah siswa).
2. Membagi tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan
penilaian.
3. Buat skor masing-masing jawaban tiap kelompok (Depag. RI, 2001).
Team Quiz adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam
kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak
membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan
dengan pendapat yang mengatakan "Berfikir itu sendiri adalah bertanya"
(Hasibuan dan Moejiano, 2004).
Pengertian bertanya adalah ucapan verbal yang meminta tespons dari
seseorang yang dikenai. Respons yang diberikari dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong berfikir (Hasibuan dan
Moejiono, 2004).
Dari pendapat dan pengertian tersebut, bertanya menunjukkan bahwa,
baik yang bertanya maupun yang menjawab telah terjadi proses berfikir dari
dirinya. Sedangkan berfikir merupakan proses belajar. Pemecahannya adalah
mengajukan pertanyaan tentang semua informasi penting.
Di samping itu, pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang
disampaikan dengan kata-kata sendiri, bukannya mengulang tepat seperti
yang tertulis, membantu siswa mempelajari makna teks itu dan bukannya
sekedar menghafalkannya (Mohamad Nur,1998). Pendapat ini mendukung
bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman adalah sama dengan
memberi kesempatan belajar kepada siswa, sehingga pembelajaran berpusat
pada siswa atau student center.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Obyek Tindakan
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,
2005). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan
Mc Taggart (dalam Yatim Riyanto, 2001) merupakan penelitian yang
bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang
dilakukan secara berulang, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rencana

Refleksi
Refleksi
Refleksi Aksi
dst
Observasi Observasi

Gambar 3.1 : Tahapan Per Siklus

Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model pembelajaran


kooperatif STAD (Student Team Achievement Devisions) dengan variasi
bermain kuis. Pembelajaran dengan kooperatif STAD memiliki keunggulan
yang dapat mengatasi masalah yang ada. Karena dalam kooperatif STAD
akan terjadi meningkatnya fungsi mental melalui percakapan dan interaksi
lainnya, serta kerjasama antar siswa yang memiliki kemampuan yang
heterogen.
Begitu pula bermain kuis diyakini memiliki keunggulan menciptakan
suasana pembelajaran yang mengasyikkan, karena berupa permainan tanya
jawab antar kelompok. Dalam situasi demikian diharapkan siswa tidak akan
mengantuk dan bosan belajar matematika. Kegiatan bertanya dan menjawab
adalah bentuk kegiatan berfikir, sedangkan belajar juga melalui proses
berfikir.
Sebagaimana layaknya penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini
akan dimulai dari siklus I yang pelaksanaannya melalui 4 (empat) tahap yaitu
: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:

TAHAP I TAHAP TAHAP TAHAP


II III IV
Refleksi
Perencanaan Tindakan Refleksi
Observasi
(Ra) (P-T)
(T-O) (R)

Gambar : 3.2 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Bagaimana pelaksanaan dari tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan


berikut ini:
1. Perencanaan
Perencanaan dibuat berawal dari permasalahan yang muncul di
lapangan yaitu dari pengalaman peneliti sebagai guru di Kelas VI SD
Negeri 2 Sindanglaya. Permasalahan ini dapat disebut sebagai refleksi
awal, yaitu hasil belajar matematika yang selalu rendah terutama pada
kompetensi dasar tentang "Luas Bangun" yang mencakup:
a. Luas bidang datar (persegipanjang, jajargenjang, dan lingkaran)
b. Luas permukaan bangun ruang ( kubus, balok, tabung )
c. Luas gabungan beberapa bangun datar (variasi dari bangun di atas)
d. Luas gabungan sebagian bangun datar (variasi dari sebagian bangun
datar)
Dari permasalahan di atas muncul gagasan untuk menerapkan
pembelajaran STAD dengan variasi kuis, dengan tujuan untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, inovatif, memudahkan,
mengasyikkan, dan menyenangkan. Kegiatan perencanaan ini diawali
dengan kegiatan:
a. Mengajukan izin ke guru kelas yang akan di jadikan objek untuk
mengadakan PTK.
b. Mengadakan pertemuan dengan yang terdiri dari: 2 orang guru sebagai
observer, yang membicarakan langkah-langkah penelitian.
c. Mempersiapkan rencana pelajaran, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan
instrument pengamatan.
d. Mempersiapkan pengelolaan kelas menjadi beberapa kelompok yang
heterogen berdasarkan kemampuan siswa dan jenis kelamin.
Tindakan akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan pembelajaran
STAD, tetapi ada variasi dengan kegiatan kuis. Kuis dilaksanakan pada
tahap unjuk kerja dari setiap kelompok. Jika pada pembelajaran STAD
murni, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, namun pada
pembelajaran ini setiap kelompok memberikan pertanyaan kepada
kelompok-kelompok lain. Untuk lebih konkritnya dapat diikuti langkah-
langkah kegiatan pembelajaran berikut:
Tabel: 3.1
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran STAD dan KUIS

Fase Tingkah laku Guru Kegiatan Siswa


Fase 1
Menyampaikan Guru menyampaikan standar Aktif mendengar,
kompetensi yang kompetensi, kompetensi melihat, mencatat,
diharapkan dan dasar dan indikator yang bertanya, dan
memotivasi siswa disertai diharapkan, dan memotivasi menjawab.
observasi (10 menit ) siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi Aktif mendengar,
Disertai observasi (15 kepada siswa dengan jalan melihat, mencatat,
menit) demontrasi dan lewat bahan bertanya, dan
bacaan. menjawab, serta
membantu melakukan
demonstrasi.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada Berkelompok secara
ke dalam kelompok siswa agar membentuk heterogen sesuai
bekerja dan belajar, kelompok belajar dengan kemampuan, memberi
setiap kelompok 4 siswa memberikan data nama nama, kelompok.
yang heterogen (5 menit) anggota kelompok dan Mendengar, melihat,
mengarahkan setiap bertanya, menjawab
kelompok agar membuat
soal dan kunci jawaban soal
yang telah diberikan
Fase 4
Membimbing kelompok Guru membimbing Membuat soal dan
bekerja dan belajar kelompok-kelompok belajar jawabannya sejumlah
disertai observasi (15 pada saat mereka anggota melalui
menit) mengerjakan tugas mereka. diskusi
kelompok.
Fase 5
Evaluasi disertai Guru mengevaluasi hasil Bermain kuis antar
observasi (35 menit) belajar tentang materi yang kelompok melalui
telah dipelajari atau masing- kegiatan bertanya dan
masing kelompok menjawab.
menyampaikan soal kepada
kelompok lain

Pada fase 5, yaitu pada saat kegiatan kuis, setiap kelompok


memberikan soal kepada kelompok lain. Setiap kelompok mempunyai
anggota dengan kode sebagai berikut:
Kelompok A mempunyai anggota berkode: A1, A2, A3, dan A4.
Kelompok B mempunyai anggota berkode: B1, B2, B3, dan B4.
Kelompok C mempunyai anggota berkode: C1, C2, C3, dan C4.
Kelompok D mempunyai anggota berkode: D1, D2, D3, dan D4.
Kelompok E mempunyai anggota berkode: E1, E2, E3, dan E4.
Kelompok F mempunyai anggota berkode: F1, F2, dan F3.
Kelompok G mempunyai anggota berkode: G1, G2, dan G3.
Sedangkan aturan mainnya diatur sebagai berikut: Setiap kelompok
diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan sebanyak 4 soal. Ketika
kelompok A tampil menyampaikan pertanyaan, yang diberi kesempatan
menjawab adalah kelompok B (B1), C (C1), D (D1), dan E (E1). Dan
ketika kelompok B tampil, yang menjawab adalah kelompok F (F1), G
(G1), A (A1), C (C2), begitu seterusnya.
Dari kegiatan kuis dapat diketahui kemampuan setiap siswa dalam
menilai jawaban temannya maupun kemampuannya dalam menjawab
pertanyaan temannya.

2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Siswa berkelompok dengan anggota 4/3 orang siswa yang heterogen
kemampuannya.
b. Setiap kelompok bekerjasama membuat soal tentang luas bangun
beserta kunci jawabannya.
c. Setiap kelompok unjuk kerja dengan memberikan soalnya kepada
anggota kelompok lain secara menyebar. Jika soalnya 4 maka
pertanyaan tersebut harus dijawab oleh 4 kelompok, di mana tiap
kelompok mengirimkan wakilnya untuk menjawab soal dari kelompok
yang tampil.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan skenario
pembelajaran sesuai perencanaan yang telah disusun pada tahap
perencanaan di atas. Siklus I dilaksanakan selama 2 (dua) pertemuan atau
dua kali 40 menit (80 menit). Untuk siklus berikufiya disesuaikan dengan
perkembangan siklus I.

3. Observasi
Observasi dilakukan oleh tim observer yang terdiri dari 2 orang
guru untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung.
Beberapa kegiatan penting yang perlu diamati adalah :
1. Fase pembelajaran klasikal, berapa prosen siswa yang aktif: melihat,
mendengar, bertanya, menjawab, dan mencatat. Pada fase ini observer
menggunakan instrumen angket.
2. Fase pembelajaran kelompok, yang perlu diamati adalah bagaimana
kegiatan masing-masing anggota kelompok dalam memainkan
peranannya dalam kelompoknya, antara lain : kerja sama, berpendapat,
semangat kerja, dan basil kerja. Fase ini menggunakan instrumen
angket.
3. Fase unjuk kerja tiap kelompok penanya, yang diamati adalah:
a) Bagi penanya dinilai : penampilan, kualitas soal, kualitas kunci
jawaban, menilai jawaban.
b) Bagi penjawab dinilai : penampilan, kualitas jawaban, kerjasama,
waktu. Pada fase ini digunakan instrumen angket.
4. Semua aktifitas pembelajaran yang positif maupun negatif perlu dicacat
sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan siklus berikutnya.

4. Refleksi
Pada kegiatah refleksi ini, tim peneliti mengadakan pertemuan
untuk membahas hasil observasi. Data yang terekam pada instrumen
observasi dievaluasi dan diambil kesimpttlan untuk membuat rencana
pelaksanaan siklus II. Dari hasil pertemuan tim peneliti menyusun rencana
dan mempersiapkan keperluan pembelajaran pada siklus II misalnya:
peraga, LKS, dan instrumen observasi atau mungkin penataan ruangan dan
peralatan lain yang diperlukan misalnya foto, dan lain-lain.

B. Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian


Penelitian berlangsung di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan
waktu penelitian diadakan pada semester 2 tahun pelajaran 2007/2008.
Jumlah murid SD Negeri Sukamukti I tahun pelajaran 2007/2008
adalah 168 siswa dan jumlah Kelas VI kelas, jumlah pengajar terdiri dari PNS
dan guru Bantu/guru honorer, penjaga sekolah honorer 1 orang. Letak lokasi
sekolah cukup strategis karena terletak ditepi jalan raya yang mudah
dijangkau oleh kendaraan.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari 4 Januari 2008 sampai
dengan 28 Februari 2008. Jadual pelaksanaannya dapat dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 3.2
Jadual Penelitian

No Waktu Kegiatan Pelaksana


1. 4-9 Januari 2008 Identifikasi masalah Peneliti
2. 11 Januari 2008 Mengajukan izin ke tiap guru Peneliti
Kelas VI
3. 21-23 Januari 2008 Pembuatan Proposal Penelitian Peneliti
4. 24-26 Januari 2008 Pembuatan RPP, LKS, Instrumen Peneliti
Observasi, penggandaan
perangkat pembelajaran dan lain
lainnya
5. 28 Januari 2008 Pertemuan dengan guru untuk Tim Peneliti
membahas pelaksanaan tindakan
Siklus I.
6. 28 Jan.-12 Feb 2006 Pelaksanaan Tindakan:
Siklus I :
28 Januari 2008 - Pertemuan I Tim Peneliti
30 Januari 2008 - Pertemuan II Tim Peneliti
31 Januari 2008 Rencana Tindakan Siklus II Tim Peneliti
Siklus II :
2 Februari 20078 - Pertemuan III Tim Peneliti
5 Februari 20078 - Pertemuan IV Tim Peneliti
7 Februari 20078 Rencana Tindakan Siklus III Tim Peneliti
Siklus III :
9 Februari 20078 - Pertemuan V Tim Peneliti
12 Februari 20078 - Pertemuan VI Tim Peneliti
7. 13 - 28 Februari 20078 Penulisan Laporan PTK Peneliti

Penelitian tindakan kelas ini mengangkat mata pelajaran matematika


sebagai obyek penelitian. Peneliti mengangkat mata pelajaran matematika
karena matematika memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam mendukung kemajuan teknologi dan segala aspek
kehidupan yang menyangkut kehidupan di zaman modern sekarang ini.
Menurut struktur program Kurikulum 2004 jam pelajaran matematika
sebanyak 6 jam pelajaran per minggu.
Dilihat dari tersedianya jam pelajaran dengan tingkat kesulitan siswa
dalam menguasai kompetensi dasar yang ada, masih belum imbang. Karena
kenyataan yang terjadi masih banyak siswa yang belum menguasai secara
tuntas terhadap kompetensi dasar yang ditetapkan.
Kompetensi dasar untuk Kelas VI adalah sebagai berikut:
1. Bilangan : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2. Geometri : Melakukan pengukuran dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
3. Pengolahan Data: Membaca, mengumpulkan, dan menyajikan data.
Dalam penelitian ini mengangkat kompetensi dasar geometri yang
meliputi luas bangun datar yaitu : luas persegipanjang, persegi, segitiga,
jajargenjang, belah ketupat/layang-layang, gabungan bangun datar, dan luas
bangun ruang sperti kubus, balok, dan tabung.
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Tahun Pelajaran
2007/2008 yang berada di SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Jumlah subyek penelitian 26
siswa dari 26 siswa. Kondisi siswa ini yang kemampuan matematikanya
sangat kurang karena hasil ulangan harian pada pembelajaran sebelumnya
hanya mencapai rata-rata 57,8.
Siswa Kelas VI sebagai subyek penelitian ini memiliki karakteristik
yang heterogen. Heterogen baik dalam segi kemampuan intelegensi, motivasi
belajar, latar belakang keluarga, maupun sifat dan wataknya. Dari segi watak
ada beberapa siswa yang memiliki watak sulit diatur, sehingga kadang-
kadang menyulitkan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Namun secara
umum memiliki kepribadian yang cukup baik.
Dilihat dari kemampuan matematika sangat kurang. Permasalahan
tersebut mungkin dikarenakan semangat belajar yang kurang. Keadaan
tersebut dapat dilihat keadaan sehari-hari, di mana siswa sering mengeluh
pusing dan bosan bila diajak belajar matematika. Permasalahan inilah yang
mendorong peneliti mengangkat mata pelajaran matematika kompetensi dasar
tentang luas bangun sebagai obyek penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa
instrument yaitu:
1. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.
2. Angket, digunakan untuk mengumpulkan kegiatan pembelajaran klasikal.
3. Angket, digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran
kelompok.
4. Angket, untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kuis, baik
penjawab, penanya maupun pengamat.

D. Metode Analisis Data


Kegiatan analisis data dilakukan untuk menganalisis data di atas
seperti tes hasil belajar, hasil angket dalam berbagai kegiatan pembelajaran
berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Sedangkan indikator keberhasilan proses pembelajaran ditetapkan
sebagai berikut :
1. Data aktifitas pembelajaran klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata
60% s.d 70%.
2. Tercapainya aktifitas belajar melalui kooperatif STAD dengan rerata 70-
80%.
3. Tercapainya nilai aktifitas belajar melalui KUIS dengan rerata 70-80%.
4. Tercapainya nilai hasil belajar 100% siswa memperoleh 60->60.
Bagaimana data tersebut dianalisis, dapat diuraikan berikut ini.
1. Data hasil belajar dianalisis berdasarkan pada ketuntasan belajar, yaitu
100% siswa mencapai 60 - >60.
2. Data aktifitas pembelajaran klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata
60% s.d 70%
3. Data aktifitas pembelajaran kooperatif STAD ditargetkan dapat mencapai
rerata 70 s.d. 80%.
4. Data aktifitas pada pembelajaran kuis diharapkan tiap siswa mampu
melaksanakan lima aktifitas dengan benar yaitu: penampilan bertanya,
menilai jawaban, membuat kunci jawaban, penampilan menjawab, dan
kualitas jawaban. Namun target minimal dapat mencapai rerata sampai
70%-80%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Penelitian Secara Umum


Mata pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang ilmu
pengetahuan yang lain. Namun hasil belajar matematika selalu rendah. Hal ini
menarik perhatian peneliti untuk meningkatkan hasil belajar matematika
melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan tindakan pembelajaran
STAD dan KUIS. Subyek penelitian adalah siswa Kelas VI SD Negeri
Sukamukti I Tahun Pelajaran 2007/2008. Pengumpulan data menggunakan
tes dan angket. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan jawaban positif terhadap hipotesis yang diajukan.

B. Penjelasan Per Siklus


Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga siklus. Namun sebelumnya
akan disampaikan kegiatan pra tindakan.

1. Pra Tindakan
Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas kepada guru.
Peneliti membentuk tim yang terdiri dari peneliti dan dua orang guru serta
seorang pengambil gambar. Kemudian tim membahas segala kegiatan
yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran, antara lain:
a. Mempelajari langkah-langkah kegiatan pembelajaran beserta
pembagian waktunya.
b. Mempelajari instrumen yang akan digunakan merekam segala kejadian
dan cara pengisiannya.
c. Mempelajari interaksi antar kelompok pada saat kegiatan kuis.
d. Mempelajari kode anggota kelompok beserta kartu anggota kelompok
dan tugas masing-masing kelompok.
e. Pembagian tugas masing-masing anggota tim, sebagai berikut:
1) Peneliti sebagai pemberi tindakan dan mengamati segala kejadian
yang muncul, baik positif maupun negatif.
2) Pengamat I sebagai pengamat kegiatan belajat klasikal, kegiatan
kelompok (A, B, dan C), dan kegiatan penanya.
3) Pengamat II sebagai pengamat kegiatan belajar klasikal, kegiatan
kelompok (D, E, F, dan G), dan kegiatan penjawab.
4) Pemotret, sebagai pengambil gambar semua kegiatan pembelajaran.
Setelah semua anggota tim memahami berbagai kegiatan yang akan
dilakukan, pertemuan diakhiri.
Sehari sebelum melakukan tindakan, peneliti/guru Kelas VI
memberi pengarahan kepada siswa yang di tunjuk bahwa besok akan
diadakan pembelajaran STAD atau belajar kelompok. Kemudian peneliti
membentuk kelompok menjadi tujuh kelompok, memberi nama kelompok
dengan nama bangun seperti: Persegi, Persegipanjang, Segitiga,
Jajargenjang, Lingkaran, Trapesium, dan Belah Ketupat. Nama-nama
kelompok ini berdasarkan tema dan bentuk kartu anggota kelompok. Agar
tidak terjadi persamaan dalam membuat soal, maka setiap kelompok
membuat soal sesuai dengan nama kelompoknya. Misalnya kelompok
Persegi membuat soal tentang persegi, kelompok lingkaran membuat soal
tentang lingkaran dan seterusnya. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok
berdasarkan kemampuan matematika. Di mana setiap kelompok terdapat
siswa pandai, sedang, dan kurang. Diharapkan terjadi interaksi yang positif
diantara anggota kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran tentang pembagian kelompok.
Langkah selanjutnya peneliti menggandakan instrumen sesuai
kebutuhan pada siklus I, yaitu:
a. Instrumen kegiatan pembelajaran klasikal 2 lembar, karena dua
Pengamat melakukan pengamatan bersama-sama.
b. Instrumen kegiatan pembelajaran kelompok, 7 lembar. Pengamat I
mengamati kelompok A, B, dan C. Sedangkan Pengamat II mengamati
kelompok D, E, F, dan G.
c. Instrumen kegiatan bertanya 7 lembar diamati oleh Pengamat I.
d. Instrumen kegiatan menjawab 7 lembar diamati oleh Pengamat II.

2. Siklus I
Pada hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2008 dimulai pertemuan I
siklus I. Pelaksanaan tindakan diawali dengan pembelajaran klasikal, di
mana peneliti/Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan
menjelaskan bahwa pada hari ini kita belajar matematika ditemani oleh
guru (sebagai observer), dilanjutkan apersepsi, yaitu guru menanyakan:
"Apakah para siswa tadi pagi sudah makan?". Semua siswa menjawab
"Sudah". Kembali guru bertanya: "Berapa piring ?". Sebagian siswa
menjawab "Satu piring". Kemudian guru menanyakan, "Bagaimana bentuk
bibir piring?". Beberapa siswa menjawab, "Bundar". Guru menjawab, "Ya
bundar atau lingkaran". "Kalau meja makan, bagaimana bentuknya?".
"Persegipanjang", jawab sebagian siswa. "Ya, betul jawab guru".
Kemudian guru menjelaskan tentang luas bangun melalui bantuan karton
berbentuk persegipanjang yang berisi gambar persegi kecil-kecil yang
menunjukkan satuan persegi. Kemudian siswa diajak menghitung jumlah
kotak kecil pada sisi atas, dilanjutkan menghitung kotak kecil pada sisi
samping. Kemudian guru menanyakan: "Berapa jumlah kotak kecil
semuanya?". "Sembilan puluh" Jawab salah satu siswa. "Dari mana?"
tanya guru, "Dari sepuluh kali sembilan" jawab siswa. Dengan demikian,
melalui tanya jawab guru dan siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa luas
persegipanjang adalah panjang kali lebar. Dilanjutkan dengan karton
persegipanjang yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang dapat
diubah menjadi dua segitiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa luas
segitiga adalah alas kali tinggi dibagi dua. Kemudian potongan-potongan
tadi dibentuk jajargenjang. Dan dilanjutkan dengan bangun lainnya seperti
lingkaran, dan belah ketupat. Waktu yang disediakan untuk kegiatan
klasikal yaitu 15 menit tepat selesai. Pada kegiatan ini dapat dijelaskan
hasil pengamatan dari pengamat I dan II sebagai berikut:
Tabel : 4.1
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat I

Jumlah
No. Nama Kegiatan Siswa yang Prosentase Keterangan
Melakukan
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100% Prosentase = jumlah
2. Mendengar 26 100% yang melakukan :
3. Mencatat 0 0 jumlah yang hadir x
4. Bertanya 0 0 100
5. Menjawab 18 69,23%
Rata-rata = 269,23 : 5 = 53,84 % (Pengamat I)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan belajar klasikal
manunjukkan rerata 53,84% menurut pengamat I. Sedangkan hasil
pengamat II sebagai berikut:
Tabel : 4.2
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat II

Jumlah
No. Nama Kegiatan Siswa yang Prosentase Keterangan
Melakukan
Jumlah siswa 26
1. Melihat 25 96,15 Prosentase= jumlah
2. Mendengar 26 100 Yang melakukan :
3. Mencatat - 0 jumlah yang hadir x
4. Bertanya - 0 100
5. Menjawab 20 76,93

Rata-rata = 296,15 : 5 = 54,61 % (Pengamat II)

Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengamatan pengamat II dengan


rerata 54,61%. Jika hasil kedua pengamat diambil rerata, maka hasilnya
sebagai beikut :
Pengamat I = 53,84 %
Pengamat II = 54,61 % +
Rata-rata = 108, 45 : 2 = 54,22 %
Dari data di atas belum mencapai target yang diharapkan yaitu 60-
70%. Kegiatan bertanya dan mencatat masih belum ada sama sekali. Untuk
siklus II perlu ada motivasi untuk melakukan kegiatan bertanya dan
mencatat. Pada kegiatan klasikal pengamat I dan II menemukan beberapa
temuan antara lain:
a. Seorang siswa memukul-mukul bangku.
b. Seorang siswa melamun sambil memainkan kukunya.
Dari beberapa temuan tadi disarankan agar pada kegiatan klasikal
berikutnya semua siswa diberi alat peraga seperti yang dipakai oleh guru
sehingga semua siswa aktif belajar.
Kemudian dilanjutkan kegiatan membentuk kelompok sesuai
pengarahan guru sebelumnya. Masing-masing ketua kelompok
membagikan kartu identitas kepada anggotanya. Siswa dengan sendirinya
mengelompok sesuai dengan nama kelompok dan kartu identitasnya.
Setelah semua siswa duduk tenang pada kelompok masing-masing, guru
memberi pengarahan tugas kelompok, yaitu setiap siswa membuat satu
soal beserta jawabannya. Soal dan jawaban yang dibuat disesuaikan
dengan nama kelompoknya. Misalnya kelompok persegi, harus membuat
soal tentang persegi. Guru memberi pengarahan bahwa, setiap anggota
kelompok mempunydi tanggungjawab membuat satu soal dan jawabannya.
Namun, jika alda anggota yang kesulitan, anggota lain harus membantu
mengajari sampai berhasil. Setelah pengarahan guru membagikan lembar
kegiatan siswa kepada setiap siswa. Selama kegiatan kelompok berjalan,
guru berkeliling sambil memberi bimbingan kepada kelompok yang
kesulitan. Sedangkan pengamat I mengamati kelompok A, B, dan C. Dan
pengamat II mengamati kelompok D, E, F, dan G. Kegiatan kelompok ini
berjalan cukup lancar, walaupun masih ada beberapa kelompok yang
masih sering bertanya, terutama kelompok lingkaran. Ketika waktu yang
disediakan selama 35 menit habis, masih ada kelompok yang belum selesai
yaitu kelompok lingkaran.
Hasil pengamatan kegiatan kelompok dari pengamat I dan II dapat
disampaikan sebagai berikut:
Tabel : 4.3
Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus I

Kegiatan Jumlah Anggota Jumlah/


No
Kelompok A B C D E F G Rerata
1. Kerjasama 4 4 4 4 4 3 3 26
2. Berpendapat 4 4 3 1 4 1 1 18
3. Semangat 4 4 4 4 4 3 3 26
4. Hasil Kerja 4 4 4 4 4 3 3 26
Prosentase 100 100 93,75 81,25 100 83,33 83,33 91,66%

Data di atas menunjukkan nilai yang sangat tinggi yaitu nilai rerata
91,66%, jauh di atas yang diharapkan yaitu 70-80%. Pada kegaiatan
kelompok ini memang hampir semua siswa aktif melakukan kegiatan
belajar sesuai tugasnya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan kuis atau bertanya menjawab.
Dalam kegiatan bertanya dan menjawab setiap kelompok maju ke
depan kelas untuk menanyakan soal-soalnya kepada kelompok penjawab.
Kelompok penjawab berasal dari beberapa kelompok yang berbeda duduk
di bangku depan yang sudah disediakan. Kegiatan kuis berjalan dengan
lancar. Setiap individu baik dari kelompok penanya maupun kelompok
penjawab telah melaksanakan tugasnya masing-masing. Namun dari
kelompok lingkaran hasil kerja membuat soal betul, namun jawabannya
masih salah semua. Pada kelompok trapesium hasil kerja membuat soal
benar tiga orang dan satu orang gagal membuat soal yang benar tetapi hasil
kunci jawabannya salah. Namun kelompok penjawab dapat menjawab soal
trapesium dengan benar dan satu orang tidak menjawab karena soalnya
salah. Sehingga kelompok trapesium tidak dapat menilai jawaban
kelompok penjawab karena jawabannya sendiri salah. Sedangakan
kelompok lainnya yaitu kelompok segitiga, persegipanjang, jajargenjang,
persegi, dan belaketupat hasil kerja membuat soal dan jawaban betul
semua dan dapat dijawab oleh kelompok penjawab dengan benar juga.
Hasil observasi dari pengamat I yang mengamati kelompok
penanya dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel : 4. 4
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus I

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. A 97,05
2. B 97,05
3. C 98,52
4. D 61,76
5. F 57,53
6. G 94,11
7. H 90,19
Rerata 85,17

Data kegiatan kuis kelompok penanya pada tabel tersebut mencapai


rerata 85,17%. Tercapainya rerata 85,17% pada kegiatan kuis melalui
observasi kelompok penanya telah mencapai jauh di atas yang diharapkan
yaitu 60-70%. Sedangkan hasil observasi kegiatan penjawab dapat
dilaporkan sebagai berikut:
Tabel : 4. 5
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus I

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. I 86,53
2. II 78,84
3. III 75,00
4. IV 61,53
5. V 67,30
6. VI 79,48
7. VII 76,92
Rerata 64,47

Tercapainya rerata 64,47% pada kegiatan kuis melalui observasi


kelompok penjawab telah mencapai target yang diharapkan yaitu 60-70%.
Apabila diambil rerata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat
sebagai berikut:
( 85,17% + 64,47% ) : 2 = 74,82 %
Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa proses
pembelajaran melalui kegiatan kuis telah mencapai target yang telah
ditentukan, bahkan mencapai di atas target yang diharapkan.
Adapun hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilaporkan sebagai
berikut:
Tabel : 4.6
Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Nomor Soal Jumlah
No Kode Nilai Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Benar
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
2 A2 - - - - - - - - - - - - Absen
3 A3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 60 Tuntas
4 A4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40 Tak Tuntas
5 B1 1 l 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
6 B2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4 40 Tak Tuntas
7 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
8 B4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40 Tak Tuntas
9 C1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Tuntas
10 C2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 50 Tak Tuntas
11 C3 - - - - - - - - - - - - Absen
12 C4 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 30 Tak Tuntas
13 D1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas
14 D2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 40 Tak Tuntas
15 D3 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 50 Tak Tuntas
16 D4 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 60 Tuntas
17 E1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80 Tuntas
18 E2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
19 E3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
20 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
21 F1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
22 F2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 60 Tuntas
23 F3 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40 Tak Tuntas
24 G1 1 1 l 0 1 1 1 1 0 1 8 80 Tuntas
25 G2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
26 G3 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 60 Tuntas
Jumlah
66,66%
Salah 3 10 1 7 7 9 5 17 18 7 84/156 65,00
Tuntas
/Rerata

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua orang siswa yang
tidak hadir pada saat evaluasi hasil belajar karena sakit. Sehingga jumlah
siswa yang hadir 24 siswa. 16 siswa telah mencapai ketuntasan belajar atau
66,66% telah mencapai nilai 60 - >60. Masih ada 8 siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar atau 33,33% masih mendapat nilai < 60.
Maka target hasil belajar pada siklus I belum dapat tercapai. Walaupun ada
kenaikan rerata dari kondisi semula yaitu dari 57,80 dan hanya 50% siswa
yang mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan-
perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan masukan-masukan baik
dari pengamat maupun dari peneliti sendiri. Ditinjau dari jumlah kesalahan
siswa pada soal nomor 8 dan 9 lebih dari separoh siswa yaitu 17/18 siswa
masih mengalami kesalahan. Maka perlu penjelasan ulang tentang
penyelesaian soal nomor 8 dan 9 tersebut. Penjelasan ulang itu dilakukan
pada waktu sebelum melanjutkan siklus II. Sedangkan siswa-siswa yang
belum tuntas diberi bimbingan di luar jam efektif dan diberi tugas latihan
soal-soal untuk dikerjakan di rumah.
Setelah diselesaikan siklus I, tim peneliti mengadakan pertemuan
untuk membahas hal-hal positif maupun negatif yang muncul dalam siklus
I. Pertemuan Tim peneliti terdapat beberapa masukan untuk perbaikan-
perbaikan pada siklus II yaitu:
a. Pengamat I menyarankan agar semua siswa diberi alat peraga pada
pembelajaran klasikal.
b. Pengamat II menyarankan agar dua orang siswa yang kurang
memperhatikan pada saat pembelajaran klasikal dipanggil dan diberi
pengarahan.
c. Peneliti berinisiatif pada saat presentasi kuis, siswa lain tidak hanya
melihat dan mendengar saja, tapi juga diberi tugas untuk ikut
mengerjakan soal-soal yang disampaikan oleh teman-temannya agar
juga ikut aktif belajar. Karena jika tidak ikut aktif mengerjakan
sebagian ada yang bicara dan ramai. Bagi yang mengerjakan akan
diberi motivasi penilaian.

3. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang luas
bangun gabungan dari beberapa bangun datar. Sehari sebelum pelaksanaan
tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap-
tiap kelompok. Telah disepakati bahwa setiap kelompok bebas membuat
soal dengan gabungan beberapa bangun tetapi setiap kelompok wajib
mencantumkan bangun kelompoknya. Misalnya kelompok lingkaran harus
mengandung unsur lingkaran. Begitu pula persegi bangun gabungan yang
dibuat harus mengandung unsur persegi begitu seterusnya. Siswa juga
diberi motivasi agar meningkatkan kegiatan belajar seperti bertanya dan
mencatat pada saat diberi penjelasan materi atau pada saat pembelajaran
klasikal. Karena pada saat pembelajaran klasikal siklus I belum ada
kegiatan bertanya dan mencatat.
Pada saat pelaksanaan tindakan, pembelajaran berjalan sesuai
dengan rencana. Pada saat pembelajaran klasikal semua siswa diberi
beberapa potongan kertas yang berbentuk berbagai macam bangun datar.
Sebelum memberi tugas guru mengingatkan kembali rumus-rumus luas
bangun datar dilanjutkan dengan demontrasi menghitung luas gabungan
berbagai macam bangun. Setelah demonstrasi menghitung luas gabungan
bangun diberi kesempatan bertanya dan mencatat. Sebagian besar siswa
mencatat dan ada empat siswa yang mengajukan pertanyaan yaitu:
a. Siswa A : "Jika gambar separoh lingkaran bagaimana mencari
luasnya?"
Guru : "Siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu ?"
Sebagian siswa menjawab: "Caranya sama dengan mencari luas
lingkaran, kemudian hasilnya dibagi 2"
b. Siswa B : "Tugas membuat soal nanti, membuat bangun gabungan
sebanyak-banyaknya atau ada batasnya ?"
Guru menawarkan kepada semua siswa, bagaimana, dibatasi apa bebas?
semua siswa sepakat bebas.
c. Siswa C : "Jika bangun digabung sesuai dengan panjang sisinya apakah
dapat disebut satu bangun?"
Guru: "Bagaimana, siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu?"
Karena tidak ada yang menjawab maka guru memberi penjelasan
bahwa jika gabungan bangun itu membentuk suatu bangun baru boleh
saja dikatakan satu bangun asal kalian dapat menghitungnya langsung
satu bangun. Tetapi jika kesulitan, menghitungnya satu persatu
kemudian baru dijumlahkan kedua luasnya.
d. Siswa D : "Jika bangun gabungan dikatakan dua bangun, apakah dicari
luasnya sendiri-sendiri?"
Guru : "Bagaimana menurut Kalian mengenai pertanyaan tadi?"
Siswa: "Ya dicari luasnya sendiri-sendiri, kemudian dijumlahkan".
Pada pembelajaran klasikal tim pengamat mengadakan pengamatan
bersama-sama. Tidak seperti pada siklus I dimana kedua pengamat
mengamati sendiri-sendiri. Pemeblajaran klasikal berjalan lebih baik dari
siklus I, karena terjadinya interaksi yang semkin hidup antara siswa dan
guru dan antara siswa dan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan
tabel 4.7 hasil observasi pembelajaran klasikal berikut ini:
Tabel : 4.7
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II

Jumlah Siswa
No. Nama Kegiatan Prosentase Keterangan
Aktif
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100 prosentase =
2. Mendengar 26 100 yang melakukan
3. Mencatat 20 76,92 jumlah yang
4. Bertanya 4 15,38 hadir x 100
5. Menjawab 10 38,46
Rerata : 330,76 : 5 = 66,15%

Hasil pengamatan belajar klasikal menunjukkan rerata 66,15%. Hal


ini menunjukkan kenaikan rerata dari siklus I yang hanya mencapai rerata
54,22%. Kenaikan rerata ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan
pembelajaran mencatat dan bertanya sebagaimana dijelaskan pada uraian
di atas.
Belajar kelompok juga berjalan dengan lancar. Semua kelompok
bekerja membuat soal dan jawaban dengan menggunakan potongan-
potongan kertas yang berbentuk bermacam-macam bangun. Semua siswa
dalam kelompok dengan semangat merangkai beberapa potongan kertas
tersebut menjadi bangun gabungan yang bervariasi sesuai dengan
imaninasi masing-masing. Ada yang menyerupai rumah, pesawat terbang,
roket, dan sebagainya. Pengamat I mengamati kelompok A, B,dan C.
Pengamat II mengamati kelompok D, E, F, dan G. Sedangkan guru
berkeliling memberikan bimbingan pada semua kelompok. Bagaimana
hasil pengamatan kerja kelompok, dapat dilaporkan pada tabel berikut ini:
Tabel : 4.8
Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus II

Kegiatan Jumlah Anggota Jumlah/


No
Kelompok A B C D E F G Rerata
1. Kerjasama 3 3 3 3 3 3 3 21
2. Berpendapat 3 2 3 2 3 3 3 19
3. Semangat 3 3 3 3 3 3 3 21
4. Hasil Kerja 3 4 3 4 3 3 3 23
Prosentase 100 75 100 75 1oo 100 100 92,85%

Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari belajar kelompok


sebesar 92,85%. Sedangkan pada siklus I belajar kelompok telah
menunjukkan rerata 91,66%. Maka terdapat peningkatan yang sangat tipis
yaitu 2,19% dari siklus I. Hal positif yang perlu dijelaskan adalah bahwa
semua siswa bekerja menyelesaikan tugas dengan senang tanpa ada
gangguan teman-temannya yang biasanya suka mengganggu karena
mereka yang suka mengganggu pun juga asyik bekerja dengan senang.
Munculnya situasi positif tersebut karena adanya alat peraga potongan
kertas dengan berbagai macam bangun.
Membuat soal dan jawaban dalam kerja kelompok telah selesai
sesuai waktu yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan kuis. Ada
sedikit perbedaan pada saat kegiatan kuis siklus I dan siklus II. Pada siklus
I penanya menyampaikan soal dengan lisan tetapi pada siklus II penanya
menyampaikan soal dengan gambar dan tulisan di papan tulis. Begitu juga
indikator penilaian pada instrumen juga ada perubahan sedikit pada aspek
penampilan pada siklus I ada penilaian suara pada siklus II diganti
penilaian gambar. Hasil kerja masing-masing kelompok penanya
menunjukkan bangun-bangun gabungan yang cukup rumit, sehingga tim
pengamat harus cepat bekerja untuk menyelesaikan jawaban dari soal-soal
yang ditampilkan oleh kelompok penanya. Karena untuk memberi
penilaian kinerja masing-masing kelompok dan individu kelompok
diperlukan kunci jawaban yang benar dari soal-soal yang dibuat oleh
penanya. Kadang-kadang siswa lebih cepat selesai dari pada pengamat
karena siswa hanya menyelesaikan satu soal sedangkan pengamat harus
menyelesaikan empat soal. Sedangkan guru bekerja mengatur jalannya
kuis. Untuk mengetahui hasil observasi pengamat I sebagai pengamat
kelompok penanya dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel : 4.9
Rekapitulisi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus II

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. A 100
2. B 82,35
3. C 83,82
4. D 79,41
5. F 97,05
6. G 80,39
7. H 100
Rerata 89,00

Tabel 4.9 menunjukkan keberhasilan kinerja kelompok penanya


yang mencapai rerata 89,00%. Keberhasilan tersebut di samping mencapai
target yang ditentukan yaitu 60% -70%, juga mengalami kenaikan dari
siklus I yang telah mencapai 85,17%. Sedangkan hasil observasi kinerja
kelompok penjawab dapat dijelaskan pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel: 4.10
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus II

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. I 75,00
2. II 69,23
3. III 73,07
4. IV 90,38
5. V 88,46
6. VI 97,43
7. VII 89,74
Rerata 83,33

Tabel 4.10 menunjukkan hasil kegiatan kelompok penjawab yang


mencapai rerata 83,33%. Keberhasilan yang dicapai kelompok penjawab
selain mencapai target yang ditentukan 60%-70% juga mengalami
kemajuan yang berarti dibandingkan dari siklus I yang baru mencapai
64,47. Apabila diambil terata dari kelompok penanya dan penjawab dapat
dilihat sebagai berikut:
(89,00% + 83,33%) : 2 = 86,16% terdapat kenaikan dari siklus I (74,82%)
Dari beberapa kenaikan proses kegiatan pembelajaran yang dicapai,
maka dapat dilihat keberhasilan hasil belajar pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel : 4. 11
Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Nomor Soal Jumlah
No Kode Nilai Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Benar
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
2 A2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Tak Tuntas
3 A3 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas
4 A4 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 40 Tak Tuntas
5 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
6 B2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 Tak Tuntas
7 B3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 Tuntas
8 B4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Tuntas
9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
10 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
11 C3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50 Tak Tuntas
12 C4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 60 Tuntas
13 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
14 D2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
15 D3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60 Tuntas
16 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
17 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
18 E2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Tuntas
19 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
20 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
21 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
22 F2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 50 Tak Tuntas
23 F3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 50 Tak Tuntas
24 G1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Tuntas
25 G2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6 60 Tuntas
26 G3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas
Jumlah
76,92%
Salah 0 4 3 3 5 9 8 8 16 16 72/188 72,30
Tuntas
/Rerata

Dari tabel 4.11 dapat dilihat siswa yang mencapai ketuntasan


belajar mencapai 76,92%. Walaupun belum mencapai target yang
ditentukan yaitu 100% siswa tuntas, namun terdapat kenaikan ketuntasan
belajar dibandingkan dengan siklus I yang baru mencapai 66,66%. Dengan
demikian masih ada 23,08% atau 6 siswa yang belum tuntas. Untuk itu
diperlukan remidial melalui bimbingan belajar bagi keenam siswa tersebut.
Dilihat dari materi soal nomor 9 dan 10, masih >50% siswa belum berhasil
menyelesaikan dengan benar. Maka diperlukan penjelasan ulang atau
remedial klasikal tentang soal nomor 9 dan 10.
Setelah seluruh kegiatan siklus II selesai maka dilanjutkan dengan
pertemuan tim peneliti untuk merefleksi kegiatan siklus II dan dipakai
pedoman untuk penyusunan rencana siklus III. Beberapa masukan yang
perlu diperhatikan antara lain:
1. Dari Pengamat I: untuk menghemat waktu pada saat pembelajaran
klasikal berpindah ke pembelajaran kelompok, diperlukan penataan
tempat duduk secara kelompok.
2. Dari Pengamat II: Pada siklus III supaya tetap diusahakan alat peraga
untuk semua siswa agar kegiatan pembelajaran klasikal meningkat.
3. Peneliti berinisiatif untuk memberikan banyak latihan-latihan soal
untuk dikerjakan di rumah, karena materi pelajaran semakin sulit.

4. Siklus III
Sebelum pelaksanaan siklus III peneliti mempersiapkan:
a. Alat peraga untuk peneliti sendiri yaitu beberapa balok, kubus, dan
tabung berasal dari bekas bungkus makanan kemas. Sedangkan untuk
para siswa adalah beberapa gambar jaring jaring bangun ruang seperti:
jaring jaring kubus, balok, silinder, limas, dan prisma segitiga.
b. Beberapa instrumen untuk observasi kegiatan pembelajaran klasikal,
kelompok, kuis, dan soal-soal tes untuk mengetahui hasil belajar.
c. Lembar kegiatan siswa baik kelompok, kuis, maupun pos tes.
Siklus III dimulai dengan diawali berdoa, membaca Teks Pancasila,
presensi. Kemudian guru membuka pelajaran dengan apersepsi sebagai
berikut: Anak-anak! Coba siapa yang tahu nama-nama bentuk bungkus
ini? Hampir semua siswa menjawab: balok, persegi, tabung. Guru
mengambil kubus, lalu mengajak para siswa untuk memeriksa bagaimana
bentuk dan ukuran sisi-sisi kubus dan berapa jumlahnya? Beberapa siswa
menjawab: ada 6 sisi yang sama. Kalau begitu bagaimana cara menghitung
seluruh luas permukaan kubus ini. Coba Kalian periksa beberapa jaring
jaring bangun ruang milik Kalian! Cari yang merupakan jaring jaring
kubus. Setelah semua siswa menemukan jaring jaring kubus Guru
mengajak para siswa untuk memikirkan bagaimana cara menghitung luas
jaring jaring tersebut?
Kemudian Ana Mulyana mengatakan sendiri ketika teman-
temannya masih berfikir, "Caranya rusuk kali rusuk kali enam". Guru
menanyakan "Mengapa kali enam?" siswa menjawab, "Karena jumlah sisi
kubus ada enam". Guru menjawab:" Bagus! Jadi untuk mencari luas
permukaan kubus adalah..." Siswa serentak menjawa: "Rusuk kali rusuk
kali enam!" Kegiatan dilanjutkan dengan guru mendemonstrasikan cara
menghitung luas permukaan luas kubus. Semua siswa mencatat di buku
tulis masing-masing. Begitu pula untuk menemukan luas permukaan
tabung dan bangun-bangun lainnya menggunakan prosedur di atas. Pada
saat pembelajaran klasikal muncul beberapa pertanyaan dari siswa anatar
lain:
a. Siswa : "Satuan luas untuk bangun ruang menggunakan persegi apa
kubik?" Guru mengembalikan kepada siswa, siapa yang dapat
menjawab pertanyaan temanmu? Karena tidak ada yang menjawab,
maka guru menjawab: " Tetap menggunakan persegi karena satuan luas
bukan satuan isi atau volum".
b. Siswa: "Rumus luas limas segitiga mengapa dikalikan 4?" Guru
kembali bertanya kepada semua siswa mengapa dikalikan 4? "Beberapa
siswa menjawab:" Karena terdiri dari 4 segitiga yang sama."
c. Siswa: " Bagaimana caranya mencari luas lingkaran jika diketahui
diameter 7 cm?". Guru menanyakan lagi kepada siswa, kemudian
sebagian siswa menjawab:"Harus dicari jari jarinya dengan cara
diameternya dibagi 2." Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang
lainnya.
Untuk mengetahui hasil pengamatan kegiatan klasikal dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel : 4.12
Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus III
Jumlah Siswa
No. Nama Kegiatan Prosentase Keterangan
Aktif
Jumlah siswa 26
1. Melihat 26 100 Prosentase =
2. Mendengar 26 100 jumlah yang
3. Mencatat 26 100 melakukan .
4. Bertanya 10 38,46 jumlah yang
5. Menjawab 22 84,61 hadir x too

Rerata : 423,07: 5 = 84,61%

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari hasil pengamatan


pembelajaran klasikal siklus III telah berhasil mencapai rerata 84,61%.
Keberhasilan tersebut telah dapat memenuhi target yang ditentukan yaitu
60% -70% dan mengalami kemajuan yang cukup signifikan dibandingkan
siklus I yang baru mencapai 54,22% dan siklus II telah mencapai 66,15%.
Hasil catatan bebas dari Pengamat II menjelaskan: "Guru menerangkan
secara klasikal setelah itu muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa
sehingga terjadi timbal balik dalam proses pembelajaran. Karena adanya
alat peraga dan alat bantu belajar untuk siswa, maka yang biasanya tidak
aktif bertanya menjadi aktif bertanya dan mau berusaha menyelesaikan
tugasnya. Peningkatan proses pembelajaran klasikal tersebut disebabkan
semakin banyaknya pertanyaan dari siswa dan peningkatan kegiatan
mencatat siswa, juga kegiatan menjawab. Ada 22 siswa yang aktif
menjawab pertanyaan guru tentang rumus-rumus luas lingkaran, balok,
dan kubus. Sedangkan ada beberapa siswa yang tidak ikut menjawab.
Gejala negatif yang muncul perlu direfleksi dengan bimbingan dan
penyuluhan.
Sedangkan hasil pengamatan proses pembelajaran kelompok dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel : 4.13
Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus III

Kegiatan Jumlah Anggota Jumlah/


No
Kelompok A B C D E F G Rerata
1. Kerjasama 4 4 4 4 4 3 3 26
2. Berpendapat 3 4 4 4 4 2 3 24
3. Semangat 4 4 4 4 4 3 3 26
4. Hasil Kerja 4 4 4 4 4 3 3 26
Prosentase 93,75 100 100 100 100 91,66 100 97,91

Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari belajar kelompok


sebesar 97,91%. Sedangkan pada siklus II belajar kelompok telah
menunjukkan rerata 92,85%. Maka terdapat peningkatan 5,06% dari siklus
II. Peningkatan kegiatan kelompok ini disebabkan karena hampir semua
kelompok mencapai keaktifan 100% kecuali kelompok A dan F karena
masing-masing kelompok tersebut ada satu siswa yang kurang berpendapat
dalam diskusi kelompok. Hasil observasi tersebut telah mencapai jauh di
atas target yang ditentukan.
Sedangkan untuk mengetahui hasil pengamatan kegiatan kuis dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel : 4. 14
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus III

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. A 97,05
2. B 98,52
3. C 100
4. D 79,14
5. F 97,05
6. G 80,39
7. H 100
Rerata 93,16

Tabel 4.14 menjelaskan hasil observasi kegiatan kelompok penanya


pada kegiatan kuis. Rerata yang diperoleh adalah 93,16%, berarti terjadi
peningkatan kegiatan dari siklus II yang baru mencapai 89,00%, sehingga
peningkatan yang terjadi adalah 4,16%. Tercapainya rerata 93,16% telah
memenuhi jauh di atas target yang ditentukan yaitu 70% - 80%. Untuk
lebih mengetahui kegiatan kuis seluruhnya dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel: 4.15
Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus III

No. Nama Kelompok Perolehan Nilai dalam Prosen


1. I 100
2. II 98,07
3. III 100
4. IV 75
5. V 94,23
6. VI 89,74
7. VII 89,74
Rerata 92,39

Hasil pengamatan kelompok penjawab dapat diperoleh rerata


sebesar 92,39%. Terjadi peningkatan 9,06% dari siklus II yang baru
mencapai rerata 83,33%. Jika diambil rerata dari kegiatan kelompok
penanya dan kelompok penjawab, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
93,16 + 92,39 = 185,: 2 = 92,77% terdapat kenaikan dari siklus II
(86,16%) Pada saat kegiatan kuis semua aktif belajar dan melaksanakan
tugasnya sesuai ketentuan. Bahkan pada saat bel istirahat berbunyi para
siswa ingin tetap meneruskan kuis. Padahal biasanya meminta segera
istirahat." Dari beberapa peningkatan proses pembelajaran tersebut,
bagaimana dampaknya terhadap hasil belajar?. Maka dapat dilihat hasil
belajar siswa pada siklus III sebagai berikut:
Tabel: 4.16
Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III
Nomor Soal Jumlah
No Kode Nilai Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Benar
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
2 A2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas
3 A3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 Tuntas
4 A4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 Tuntas
5 B1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Tuntas
6 B2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 70 Tuntas
7 B3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 Tuntas
8 B4 1 1 l 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Tuntas
9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas
10 C2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60 Tuntas
11 C3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas
12 C4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
13 D1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 70 Tuntas
14 D2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 Tuntas
15 D3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 Tuntas
16 D4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
17 E1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Tuntas
18 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
19 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
20 E4 1 1 l 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Tuntas
21 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
22 F2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas
23 F3 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 60 Tuntas
24 G1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Tuntas
25 G2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 Tuntas
26 G3 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 60 Tuntas
Jumlah
100%
Salah 0 0 3 2 2 4 15 5 15 7 53/207 79,61
Tuntas
/Rerata

Tabel: 4.16 menunjukkan hasil belajar siswa yang mencapai rerata


79,61% dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian indikator
keberhasilan telah dicapai yaitu 100% siswa mengalami ketuntasan
belajar. Namun demikian masih ada dua soal yaitu soal nomor 7 dan
nomor 9 masih ada 15 siswa yang belum bisa menyelesaikan dengan
benar. Karena ada >50% siswa yang belum menguasai maka perlu
ditindaklanjuti dengan penjelasan ulang secara klasikal.

E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan


Dalam rangka meningkatkan hasil belajar harus melalui peningkatan
proses pembelajaran. Peningkatan proses pembelajaran dilakukan melalui
tindakan kelas dan saat ini lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Suharsimi Arikunto,
2006).
Setiap guru tidak pernah lepas dari permasalahan pembelajaran di
kelasnya. Untuk mengatasinya diperlukan ide-ide untuk mengatasinya.
Namun dalam menentukan suatu strategi pembelajaran guru perlu ingat
pendapat yang mengatakan bahwa, seseorang mampu mengingat 90% dari
apa yang ia lakukan (De Porter Bobbi, 2006). Jadi dalam menyusun strategi
pembelajaran guru harus berfikir apakah yang harus siswa lakukan agar
mereka dapat menguasai kompetensi dasar yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan siswa dan
bagaimana pengaruh kegiatan tersebut terhadap peningkatan proses
pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diikuti
pembahasan berikut ini.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan di Kelas VI SD Negeri
Sukamukti I, yaitu siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
Matematika dan berakibat hasil belajar tidak mencapai ketuntasan belajar.
Kondisi awal hasil belajar yang dicapai hanya 50% siswa yang tuntas
mencapai nilai 60 - >60 dengan rerata 57,8. Setelah dilakukan tindakan oleh
guru yang dilakukan oleh siswa berupa belajar klasikal dan kelompok model
kooperatif STAD yang dilakukan melalui tiga siklus dan hasil pengamatan
menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus yang dapat ditunjukkan oleh
gambar berikut ini:

100 84,61%
P 80 66,15%
R
54,22%
O 60
S
E 40
S
20

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar: 4.1 Peningkatan Pembelajaran klasikal Siklus I, II, dan III

Gambar di atas menunjukkan data hasil pengamatan pembelajaran


klasikal dari siklus I mencapai 54,22%, siklus II mencapai 66,15%, dan siklus
III mencapai 84,61%. Peningkatan tersebut menunjukkan peningkatan
semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Untuk
mengetahui gambaran peningkatan proses pembelajaran melalui Kooperatif
STAD dapat dilihat gambar grafik berikut ini:

98 97,91

P 96
R
O 94
S 92,85
E 92 91,66
S
90

88
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar: 4.2 Peningkatan Pembelajaran Kooperatif STAD Siklus I, II,


dan Siklus III

Gambar di atas menunjukkan data hasil pengamatan pembelajaran


kooperatif STAD dari siklus I mencapai 91,66%, siklus II mencapai 92,85%,
dan siklus III mencapai 97,91%. Peningkatan tersebut menunjukkan
peningkatan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Dari dua gambar tersebut membuktikan bahwa belajar klasikal
dan Kooperatif STAD dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
meningkatkan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika. Maka dari rumusan masalah pertama yang diajukan yaitu:
Bagaimana pembetajaran model kooperatif STAD dapat mendorong siswa
untuk belajar tentang luas bangun lebih bersemangat ? dapat terjawab dengan
data di atas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Model
Kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun
lebih bersemangat.
Kemudian bagaimana pengaruh kegiatan kuis terhadap peningkatan
proses pembelajaran matematika tentang luas bangun, dapat dilihat melalui
gambar berikut ini:
100
92,77
90 86,16
P
80 74,82
R
O 70
S 60
E 50
S 40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar: 4.3 Peningkatan Pembelajaran Melalui Kuis Siklus I, II, dan III

Gambar di atas menunjukkan data hasil pengamatan pembelajaran


melalui kegiatan kuis dari siklus I mencapai 74,82%, siklus II mencapai
86,16%, dan siklus III mencapai 92,77%. Peningkatan tersebut menunjukkan
peningkatan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika melalui kuis. Dari gambar grafik tersebut membuktikan bahwa
belajar melalui Kuis dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
meningkatkan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika. Maka dari rumusan masalah kedua yang diajukan yaitu:
Bagaimanakah bermain Kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang
luas bangun lebih bersemangat ? dapat terjawab dengan data di atas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa belajar matematika dengan Bermain Kuis dapat
mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun lebih bersemangat.
Dengan terjawabnya kedua rumusan masalah yang diajukan maka
kedua hipotesis tindakan yang diajukan pun dapat diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa baik secara teori maupun pengalaman di lapangan belajar
melalui Model Kooperatif STAD dan Permainan Kuis dapat membantu
memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika. Masalah
pembelajaran tersebut dapat berupa masalah hasil belajar menurun, motivasi
maupun semangat belajar yang kurang.
Sebagai dampak positif dari peningkatan proses pembelajaran, adalah
meningkatnya hasil belajar hingga mencapai ketuntasan belajar yang
diharapkan. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada gambar
grafik berikut ini:

100
90
P 80
R
70
O
S 60
E 50 Rerata
S 40 Tuntas
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar: 4.4 Peningkatan Rerata & Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I, II, III

Grafik tersebut menunjukkan peningkatan rerata hasil belajar yang


diikuti oleh ketuntasan belajar. Siklus I dicapai rerata 65 dan siswa tuntas
belajar 66,66%, Siklus II dicapai rerata 72,3 dan siswa tuntas belajar 76,92%,
Siklus III dicapai rerata 79,61 dan siswa tuntas belajar 100%, Karena
ketuntasan belajar telah mencapai 100% mendapat nilai 60 - > 60 maka target
yang ditentukan telah dicapai.
Perkembangan kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran dan
hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas ini mulai dari siklus I sampai
dengan siklus III dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel: 4.17
Rekapitulasi Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar

Proses Kemajuan yang dicapai Kenaikan


Kondisi
No. Pembelajaran/Hasil Siklus Siklus Siklus SI-SII
Awal
Belajar I II III SII-SIII**)
1. Klasikal - 54,22% 66,15% 84,61% 11,93/18,46
2. Kooperatif STAD - 91,66% 92,85% 97,91% 1,19/5,06
3. Kuis - 74,82% 86,16% 92,77% 11,34/6,61
4. Hasil Belajar(R*) 57,80 65,00 72,30 79,61 7,2/7,3/7,31
5. Ketuntasan Belajar 50% 66,66% 76,92% 100% 16,66/10,26/23,08
Keterangan: *) Rerata
**) Siklus I, Siklus II, Siklus III

Rekapitulasi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar pada


tabel 4.17 dapat ditunjukkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dari seluruh
kegiatan mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada pembelajaran
klasikal selain mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, kenaikan itu
sendiri juga mengalami peningkatan yaitu dari 11,93 menjadi 18,46. Begitu
juga pada kegiatan kelompok kooperatif STAD, dari kenaikan 1,19 menjadi
5,06.
Pembelajaran kuis mengalami peningkatan dari siklus ke siklus,
namun kenaikannya turun dari 11,34 menjadi 6,61.
Hasil belajar terjadi kenaikan dari siklus ke siklus dan terjadi
peningkatan kemajuan dari kondisi semula ke siklus I adalah 7,2, dari siklus I
ke siklus II, 7,3 dan dari siklus II ke siklus III, 7,31. Peningkatan kenaikan
memang sangat tipis, namun karena kompetensi dasar yang harus dicapai juga
semakin sulit maka terjadinya kenaikan tersebut juga cukup berarti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan dapat menunjukkan beberapa
kemajuan yang dicapai selama pembelajaran baik melalui pembelajaran
klasikal, model kooperatif STAD, bermain kuis, maupun hasil belajar. Maka
hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran model kooperatif STAD dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun lebih bersemangat, meningkatkan proses
pembelajaran, dan hasil belajar.
2. Bermain kuis dapat mendorong siswa Untuk belajar tentang luas bangun
menjadi lebih bersemangat, meningkatkan proses pembelajaran, dan hasil
belajar.
Beberapa temuan lain yang diperoleh adalah munculnya kreatifitas
siswa dalam membuat soal dan jawabannya, banyaknya pertanyaan yang
diajukan siswa, adanya tanggung jawab menyelesaikan tugas, hilangnya
keluhan bosan, bahkan siswa lebih senang menyelesaikan tugas daripada
beristirahat.
Hasil penelitian tindakan kelas ini hanya berlaku pada Kelas VI SD
Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka dengan
Kompetensi Dasar tentang "Luas Bangun Datar dan Ruang" pada Mata
Pelajaran Matematika.

B. Saran-saran
Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan
penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan
pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran
Model Kooperatif STAD dengan variasi KUIS. Beberapa sara yang perlu
disampaikan adalah:
1. Bagi teman-teman guru, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
matematika yang cenderung tidak disukai oleh siswa, maka sebagai
alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif STAD.
2. Juga untuk teman-teman guru, untuk menerapkan strategi pembelajaran
kuis seperti pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang,
terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari
siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang
dibuat oleh temannya.
3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan
penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih
sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta
rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan kuis. Juga disarankan agar tim
pengamat minimal dua orang, karena menurut pengalaman peneliti tim
pengamat sangat sibuk dalam menilai soal dan jawaban yang dibuat siswa
pada saat kegiatan kuis.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto,Suharsimi & Suharjono & Supardi. 2006, Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2001. Bahan Penataran (Modul Metodologi Pendidikan
Agama Islam) Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam.
Departemen Agama RI. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika untuk Tingkat
Madrasah Aliyah. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan.
De Porter, Bobbi. 2001. Quantum Teaching, Bandung: Kaifa.
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis
Hasibuan & Mujiono. 2004. Prose.s Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nur, Mohammad. 1998. Teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: PPS IKIP
Surabaya.
Nur, Mohammad. 2003. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran
sebagai Salah Satu Prasyarat Utama Pengimplementasian Kebijakan-
kebijakan Inovatif Depdiknas dalam Merespon Tuntutan dan
Tantangan Masa Depan. Makalah disajikan dalam Wisuda VII
Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya, 20 Desember 2003.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Cemerlang.
Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.
Yuwono, Trisno & Abdullah Pius. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Praktis. Surabaya: Arkola.
Lampiran: 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran Matematika


Kelas/Semester VI/2
Waktu 6 x 40 menit (3 x pertemuan

Standar Kompetensi Melakukan pengukuran untuk untuk pemecahan masalah.


Mengenal sistem koordinat pada bidang datar
Kompetensi dasar Melakukan pengukuran dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Materi Pokok Pengukuran
Tujuan • Siswa dapat menurunkan rumus luas berbagai bangun dari
luas persegipanjang
• Menerapkan rumus luas berbagai bangun dalam pemecahan
masalah
Sumber / Alat / Bahan - Potongan kertas berbagai bangun datar dan bangun ruang
Belajar - Kardus bekas kemasan makanan dalam berbagai bangun
ruang.
- Penggaris dan Meteran

Pertemuan I

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Menjawab berbagai pertanyaan tentang berbagai Klasikal 20 menit
macam bangun datar
- Menemukan rumus bangun segitiga, jajarangenjang,
melalui penyelidikan bangun persegipanjang
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas bangun datar
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan Klasikal Klasikal
instrumen pengamatan pembelajaran klasikal,
kelompok, maupun Kuis
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan II Individual
Pertemuan II

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang rumus-rumus bangun datar. Klasikal 10 menit
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus I Individual 40 menit
3. Kegiatan Akhir
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun
Kuis (lampiran 3a )
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan II (tes pada Individual
lampiran 3b)

Pertemuan III

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Menjawab berbagai pertanyaan tentang berbagai Klasikal 20 menit
macam bangun datar
- Menemukan cara menghitung gabungan bangun datar
melalui tanya jawab dandemonstrasi
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas gabungan bangun datar
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun
Kuis
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan IV Individual
Pertemuan IV

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang cara mencari luas gabungan Klasikal 10 menit
bangun datar.
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus 11 Individual 35 menit
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
Kuis pembela
- Penilaian hasil menggunakan tes hasil belajar Individual jaran

Pertemuan V

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang bangun ruang dan jaring Klasikal 10 menit
jaringnya.
- Menemukan cara menghitung luas bangun ruang
dengan menggunakan media gambar jaring-jaring
bangun ruang.
2. Kegiatan Inti
- Diskusi kelompok membuat soal dan jawaban tentang Kelompok 20 menit
luas bangun ruang: kubus, balok, tabung, limas, dan
prisma
- Presentasi kelompok A, B, C, dan D hasil diskusi Kelompok 35 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru menutup kegiatan dengan tanya jawab hasil kuis 5 menit

4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
Kuis pembela
- Penilaian hasil dilakukan setelah pertemuan VI Individual jaran
Pertemuan VI

Metode/Organisasi
No. Langkah Pembelajaran
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Tanya jawab tentang cara mencari luas bangun datar Klasikal 10 menit
bangun ruang: kubus, balok, tabung, dan lain-lain.
2. Kegiatan Inti
- Presentasi kelompok E, F, dan G, hasil diskusi Kelompok 30 menit
kelompok melalui kegiatan kuis.
- Tes hasil belajar Siklus III Individual 35 menit
3. Kegiatan Akhir 5 menit
Guru mengadakan penilaian dan analisis hasil penilaian.
4. Penilaian :
- Penialian proses dilakukan menggunakan instrumen Klasikal Selama
pengamatan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun proses
kuis pembela
- Penilaian hasil menggunakan tes hasil belajar Individual jaran
Lampiran 2

Pembagian Kelompok Model Kooperatif STAD


Nama
Nilai Nama Nilai
No. Nama Siswa Anggota Kode
UH I Kelompok UH I
Kelompok
1. Ana Mulyana 75 Desy Rizky Nitami 75 A1
2. Desy Rizky Nitami 75 Iis Nurhasanah 60 A2
PERSEGI
3. Dewi Eries. N 75 Julia Nurdiana 60 A3
4. Dian Pusdiansyah 72 Wulan 22 A4
5. Diana Nursafitri 70 Ana Mulyana 75 B1
6. Fitri Nurul’aini 65 PERSEGI Ricky Andhika 52 B2
7. Iin Rustiani 62 PANJANG Widia Astuti 39 B3
8. Iis Agusniawati 62 Wandi 40 B4
9. Iis Nurhasanah 60 Dewi Eries. N 75 C1
10. Ira Rapita Sari 60 Jepri Sulaeman 60 C2
SEGITIGA
11. Jepri Sulaeman 60 Susanti 49 C3
12. Julia Nurdiana 60 Muhamad Alwan 57 C4
13. Khadar Ari Permana 60 Diana Nursafitri 70 D1
14. Lilis 60 Lilis 60 D2
LINGKARAN
15. Linda Lestarina 60 Shintya Emilda H 50 D3
16. Lisnawati 60 M. Nurghozali 57 D4
17. Nira Juvana Ardea 60 Fitri Nurul’aini 65 E1
18. M. Nurghozali 57 Nira Juvana Ardea 60 E2
TRAPESIUM
19. Muhamad Alwan 57 Linda Lestarina 60 E3
20. Ricky Andhika 52 Sisca Eria Erniawati 50 E4
21. Shintya Emilda H 50 Iis Agusniawati 62 F1
BELAH
22. Sisca Eria Erniawati 50 Lisnawati 60 F2
KETUPAT
23. Susanti 49 Ira Rapita Sari 60 F3
24. Wandi 40 Dian Pusdiansyah 72 G1
JAJAR
25. Widia Astuti 39 Iin Rustiani 62 G2
GENJANG
26. Wulan 22 Khadar Ari Permana 60 G3
Lampiran 3
Instrumen-instrumen Penelitian
a. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran
1) Intrumen Observasi Pembelajaran Klasikal
Jumlah
No. Nama Kegiatan siswa yang Prosentase Keterangan
melakukan
1. Melihat Jumlah siswa 26
2. Mendengar Prosentase = jumlah
3. Mencatat yang melakukan :
4. Bertanya jumlah yang hadir x
5. Menjawab 100

2).Instrumen Observasi Pembelajaran Kelompok


Kelompok : ...........................
Jumlah
No. Nama Kegiatan siswa yang Prosentase Keterangan
melakukan
1. Kerjasama
Jumlah yang aktif
2. Berpendapat Jumlah anggota x 100
3. Semangat Kerja

4. Hasil Kerja

Jumlah

3) Instrumen Observasi Kinerja Kelompok Penanya Siklus I


Kelompok :.......................
Kegiatan yang dinilai
No Kode Nama Siswa Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1. 1. Penampilan
2. 2. Kualitas soal
3. 3. Kualitas Jawaban
4. 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama

Jumlah
Keterangan Penilaian Kegiatan untuk Instrumen Kinerja Penanya:
1. Penampilan - Suara keras, mudah dipahami, skor 4.
- Suara kurang keras, mudah dipahami skor 3.
- Suara keras, sulit dipahami skor 2
- Suara kurang keras, sulit dipahami skor 1
2. Kualitas Soal - Mengungkapkan soal penerapan skor 3
- Mengungkapkan soal pemahaman skor 2
- Mengungkapkan soal ingatan skor 1
3. Kualitas jawaban - Lengkap dan benar skor 3
- Kurang lengkap tetapi benar skor 2
- Kurang lengkap kurang benar skor 1
4. Menilai jawaban - Menentukan keputusan dengan benar skor 3
- Menentukan keputusan yang salah skor 2
- Tidak menentukan apapun skor 1
5. Kerjasama - Membuat soal dan jawaban, menyampaikan soal
skor 4
- Membuat soal dan jawaban, tidak menyampaikan
skor 3
- Membuat soal saja, tidak menyampaikan skor 2
- Tidak membuat soal dan jawaban, menyampaikan
soal skor 1

4) Instrumen Observasi Kinerja Kelompok Penjawab Siklus I


Kelompok :.......................
Kegiatan yang dinilai
No Kode Nama Siswa Nilai
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Jumlah

Keterangan Penilaian Kegiatan untuk Instrumen Kinerja Penjawab:


1. Penampilan - Suara keras, mudah dipahami, skor 4.
- Suara kurang keras, mudah dipahami skor 3.
- Suara keras, sulit dipahami skor 2
- Suara kurang keras, sulit dipahami 1
2. Kualitas jawaban - Lengkap dan benar skor 3.
- Kurang lengkap tetapi benar skor 2.
- Kurang lengkap kurang benar skor 1.
3. Kerjasama - Menjawab soalnya sendiri dan soal temannya
skor 3.
- Menjawab soalnya sendiri skor 2.
- Menjawab soal teman saja skor 1.
4. Waktu - Memerlukan waktu 1 menit skor 3
- Memerlukan waktu 2 menit skor 2.
- Memerlukan waktu 3 menit skor 1.
5).Instrumen Observasi Kinerja Kelompok Penanya Siklus II dan III
Kelompok :.......................
Kegiatan yang dinilai
No Kode Nama Siswa Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1. 1. Penampilan
2. 2. Kualitas soal
3. 3. Kualitas Jawaban
4. 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama

Jumlah

Keterangan Penilaian Kegiatan untuk Instrumen Kinerja Penanya:


1. Penampilan - Gambar jelas, mudah dipahami, skor 5.
- Gambar kurang jelas, mudah dipahami skor 4.
- Gambar jelas, sulit dipahami skor 3
- Gambar kurang jelas, sulit dipahami 2
2. Kualitas Soal - Mengungkapkan soai penerapan skor 5
- Mengungkapkan soal pemahaman skor 4
- Mengungkapkan soal ingatan skor 3
3. Kualitas jawaban - Lengkap dan benar skor 5
- Kurang lengkap tetapi benar skor 4
- Kurang lengkap kurang benar skor 3
4. Menilai jawaban - Menentukan keputusan dengan benar skor 5
- Menentukan keputusan yang salah skor 3
- Tidak menentukan apapun skor 2
5. Kerjasama - Membuat soal dan jawaban, menyampaikan soal
skor 5
- Membuat soal dan jawaban, tidak menyampaikan
skor 4
- Membuat soal saja, tidak menyampaikan skor 3
- Tidak membuat soal dan jawaban, menyampaikan
soal skor 2
6) Instrumen Observasi Kinerja Kelompok Penjawab Siklus II
Kelompok :.......................
Kegiatan yang dinilai
No Kode Nama Siswa Nilai
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Jumlah

Keterangan Penilaian Kegiatan untuk Instrumen Kinerja Penjawab:


1. Penampilan - Gambar jelas, mudah dipahami, skor 5.
- Gambar kurang jelas, mudah dipahami skor 4.
- Gambar jelas, sulit dipahami skor 3
- Gambar kurang jelas, sulit dipahami 2
2. Kualitas jawaban - Lengkap dan benar skor 5
- Kurang lengkap tetapi benar skor 4
- Kurang lengkap kurang benar skor 3
3. Kerjasama - Menjawab soalnya sendiri dan soal temannya
skor 5
- Menjawab soalnya sendiri skor 4
- Menjawab soal teman saja skor 3
4. Waktu - Memerlukan waktu 2 menit skor 5
- Memerlukan waktu 3 menit skor 4
- Memerlukan waktu 4 menit skor 3
b. Instrumen Hasil Belajar
1) Tes Hasil Belajar Siklus I
I. Isilah dengan jawaban yang benar !

5 cm
1. Luas persegi di samping ......cm2.
5 cm

5 cm
2. Luas persegipanjang di samping ... cm2
5 cm

15 cm
3. Luas jajargenjang di samping .........cm2
6 cm
4. Luas Lingkaran di samping ..........cm2
20 cm

5. Luas segitiga di samping ........cm2

18 cm

15 cm

6. Luas trapesium di samping adalah..cm2


6 cm

4 cm

7. Luas belah ketupat di samping ...... cm2


7 cm

5 cm

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !


1. Sawah ayah berbentuk persegipanjang luasnya 2925 m2. Lebarnya 45
m. Hitunglah berapa m2 panjang sawah ayah ?
2. Ibu memiliki kain berbentuk persegi. Luas kain tersebut 400 m2. Ibu
ingin memberi renda pada kain tersebut. Berapa m renda yang
diperlukan ?
3. Sebuah taman berbentuk lingkaran dengan jari-jari 21 m. Berapa m2
luas taman tersebut ?
2) Tes Hasil Belajar Siklus II

Hitunglah luas gabungan bangun-bangun berikut ini !

1. 20 cm
9 cm

7 cm
7 cm

2. 8m
16 m
5m

3.
8 cm

12 cm
5 cm

4. 15 cm
4 cm
7 cm

5. 20 cm

6 cm
6.
4 cm

7. 7 cm

4 cm

12 cm
14 cm
8.

9. 5 cm
7 cm

13 cm

10. 8m

4 cm
7 cm

3) Tes Hasil Belajar Siklus III

Hitunglah luas permukaan bangun -bangun ruang berikut ini !

1. Luas permukaan ....


6 cm

2. 4cm (tinggi) Luas permukaan ....

3cm (lebar)
18cm (panjang)

3. Luas permukaan ....


Diamter = 14 cm

tinggi 17cm

4. Luas Permukaan ....


tinggi segitiga 20cm

5cm

5cm
5. Luas Permukaan Kubus ....

8 cm

6. Luas Permukaan Balok ....

tinggi = 18cm

6 cm(L=P)

7. Jari jari = 10 cm
Tinggi = 9 cm
Luas Permukaan tabung ....

Kerjakan soal-soal berikut ini !

8. Sebuah Kubus luas permukaannya 150 cm2. Berapa cm panjang


rusuknya ?
2
9. Sebuah tabung jari jarinya 21cm, tingginya 30 cm, berapa cm luas
permukaannya ?
10. Sebuah balok memiliki panjang 8cm, lebar Scm, dan tingginya 10cm.
Berapa cm 2 luas permukaannya ?
Lampiran 4 :

Hasil Observasi Penelitian


a. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penanya Siklus I
Kelompok A
Nama Kegiatanyang dinilai
No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. A2 Iis Nurhasanah 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. A3 Julia Nurdiana 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. A4 Wulan 3 3 2 3 4 15 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
66:68x100%=
Jumlah 15 12 11 12 16
97,05%

Kelompok B

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. B1 Ana Mulyana 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. B2 Ricky Andhika 3 3 3 3 4 16 2. Kualitas soal
3. B3 Widia Astuti 3 3 3 3 4 16 3. Kualitas jawaban
4. B4 Wandi 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
66:68x100%=
Jumlah 14 12 12 12 16
97,05%

Kelompok C

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. C2 Jepri Sulaeman 3 3 3 3 4 16 2. Kualitas soal
3. C3 Susanti 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. C4 Muhamad Alwan 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
67:68x100%=
Jumlah 15 12 12 12 16
98,52%
Kelompok D

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. D1 Diana Nursafitri 2 2 1 1 4 10 1. Penampilan
2. D2 Lilis 3 2 1 1 4 11 2. Kualitas soal
3. D3 Shintya Emilda H 2 2 1 1 4 10 3. Kualitas jawaban
4. D4 M. Nurghozali 3 2 1 1 4 11 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
42:68x100%=
Jumlah 10 8 4 4 16
61,76%

Kelompok E

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. E1 Fitri Nurul’aini 3 1 1 0 4 9 1. Penampilan
2. E2 Nira Juvana A 3 2 1 0 4 10 2. Kualitas soal
3. E3 Linda Lestarina 3 2 1 0 4 10 3. Kualitas jawaban
4. E4 Sisca Eria Erniawati 3 2 1 0 4 10 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
39:68x100%
Jumlah/Prosentase 12 7 4 0 16
=57,53%

Kelompok F

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. F1 Iis Agusniawati 3 3 3 3 4 16 1. Penampilan
2. F2 Lisnawati 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. F3 Ira Rapita Sari 3 2 3 3 4 15 3. Kualitas jawaban
4. Menilai jawaban
48:51x100%= 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 10 8 9 9 12
94,11 %

Kelompok G

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. G1 Dian Pusdiansyah 3 3 3 3 4 16 1. Penampilan
2. G2 Iin Rustiani 3 2 2 3 4 14 2. Kualitas soal
3. G3 Khadar Ari 3 3 3 3 4 16 3. Kualitas jawaban
Permana 4. Menilai jawaban
46:51x100% 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 9 8 8 9 12
=90,19%
b. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penjawab Siklus I
Kelompok I

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. B1 Ana Mulyana 4 1 2 3
2. C1 Dewi Eries. N 4 3 2 3
45 :52x100%= 86,53%
3. D1 Diana Nursafitri 4 2 2 3
4. E1 Fitri Nurul’aini 4 3 2 3

Jumlah 16 9 8 12 45

Kelompok II

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F1 Iis Agusniawati 4 3 2 2
2. G1 Dian Pusdiansyah 4 3 2 2 41: 52 x 100% = 78,84%
3. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 2 3
4. C1 Dewi Eries. N 2 1 1 3

Jumlah 14 10 7 10 41

Kelompok III

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. G2 Iin Rustiani 3 2 2 2
2. F2 Lisnawati 4 2 2 1 39: 52 x100% = 75%
3. E2 Nira Juvana A 4 3 2 3
4. D2 Lilis 4 2 2 1

Jumlah 15 9 8 7 39

Kelompok IV

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 3 3
2. B2 Ricky Andhika 2 1 1 2 32: 52 x 100% = 61,53%
3. C1 Dewi Eries. N 4 1 1 2
4. F3 Ira Rapita Sari 2 1 1 1

Jumlah 12 6 6 8 32
Kelompok V

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F3 Ira Rapita Sari 3 1 1 3
2. G3 Khadar Ari 2 1 1 3 35 :52 x 100 % = 67,30%
3. A3 Permana
Julia Nurdiana 2 1 1 3
4. D3 Shintya Emilda H 4 3 3 3

Jumlah 11 6 6 12 35

Kelompok VI

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. C4 Muhamad Alwan 3 2 1 3
31:39 x 100 % = 79,48%
2. D3 Shintya Emilda H 4 3 1 3
3. E4 Sisca Eria Erniawati 4 3 1 3

Jumlah 11 8 3 9 31

Kelompok VII

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A4 Wulan 3 1 1 3
30:39 x 100 % = 76,92%
2. B4 Wandi 4 3 1 3
3. D4 M. Nurghozali 4 3 1 3

Jumlah 11 7 3 9 30

c. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penanya Siklus II


Kelompok A
Nama Kegiatanyang dinilai
No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. A2 Iis Nurhasanah 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. A3 Julia Nurdiana 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. A4 Wulan 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
68:68x100%=
Jumlah 16 12 12 12 16
100%
Kelompok B

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. B1 Ana Mulyana 4 2 3 3 4 16 1. Penampilan
2. B2 Ricky Andhika 2 2 2 3 4 13 2. Kualitas soal
3. B3 Widia Astuti 3 2 1 3 4 13 3. Kualitas jawaban
4. B4 Wandi 3 2 2 3 4 14 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
56:68x100%=
Jumlah 12 8 8 12 16
82,35%

Kelompok C

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. C1 Dewi Eries. N 4 2 3 3 4 16 1. Penampilan
2. C2 Jepri Sulaeman 2 2 1 1 4 10 2. Kualitas soal
3. C3 Susanti 2 2 3 3 4 14 3. Kualitas jawaban
4. C4 Muhamad Alwan 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
57:68x100%=
Jumlah 12 9 10 10 16
83,82%

Kelompok D

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. D1 Diana Nursafitri 4 2 2 2 4 14 1. Penampilan
2. D2 Lilis 3 2 2 2 4 13 2. Kualitas soal
3. D3 Shintya Emilda H 4 2 2 2 4 14 3. Kualitas jawaban
4. D4 M. Nurghozali 3 2 2 2 4 13 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
54:68x100%=
Jumlah 14 8 8 8 16
79,41%
Kelompok E

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. E1 Fitri Nurul’aini 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. E2 Nira Juvana Ardea 4 3 2 2 4 15 2. Kualitas soal
3. E3 Linda Lestarina 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. E4 Sisca Eria Erniawati 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
66:68x100%
Jumlah 16 12 11 11 16
= 97,05%
Kelompok F

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. F1 Iis Agusniawati 4 3 1 3 4 15 1. Penampilan
2. F2 Lisnawati 4 3 1 3 3 14 2. Kualitas soal
3. F3 Ira Rapita Sari 3 3 1 1 4 12 3. Kualitas jawaban
4. Menilai jawaban
41:51x100% 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 11 9 3 7 11
= 80,39%

Kelompok G

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. G1 Dian Pusdiansyah 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. G2 Iin Rustiani 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. G3 Khadar Ari Permana 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. Menilai jawaban
51:51x100% 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 12 9 9 9 12
=100%

d. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penjawab Siklus II

Kelompok I

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. B1 Ana Mulyana 4 3 2 2
2. C1 Dewi Eries. N 3 1 2 2
39 : 52x100%= 75%
3. D1 Diana Nursafitri 4 1 2 2
4. E1 Fitri Nurul’aini 4 3 2 2

Jumlah 15 8 8 8 39

Kelompok II

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F1 Iis Agusniawati 4 1 2 3
2. G1 Dian Pusdiansyah 2 1 1 3
39 : 52x100%= 75%
3. A1 Desy Rizky Nitami 2 1 2 3
4. C1 Dewi Eries. N 4 2 2 3

Jumlah 12 5 7 12 36
Kelompok III

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. G2 Iin Rustiani 3 3 2 2
2. F2 Lisnawati 3 1 2 2 38: 52 x100% = 73,07%
3. E2 Nira Juvana Ardea 4 3 2 2
4. D2 Lilis 4 1 2 2

Jumlah 14 8 8 8 38

Kelompok IV

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 1 3 1
2. B2 Ricky Andhika 4 3 3 2 47: 52 x 100% = 90,38%
3. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3
4. F3 Ira Rapita Sari 4 3 3 3

Jumlah 16 10 12 9 47

Kelompok V

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F3 Ira Rapita Sari 3 1 3 1
2. G3 Khadar Ari Permana 4 3 3 2 46: 52 x 100 % = 88,46%
3. A3 Julia Nurdiana 4 3 3 3
4. D3 Shintya Emilda H 4 3 3 3

Jumlah 15 10 12 9 46

Kelompok VI

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. C4 Muhamad Alwan 4 3 3 3
38:39 x 100 % = 97,43%
2. D3 Shintya Emilda H 4 3 3 3
3. E4 Sisca Eria Erniawati 4 3 3 2

Jumlah 12 9 9 8 38
Kelompok VII

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A4 Wulan 4 3 3 3
35:39 x 100 % = 89,74%
2. B4 Wandi 4 3 3 3
3. D4 M. Nurghozali 4 1 3 1

Jumlah 11 7 9 8 35

e. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penanya Siklus III


Kelompok A

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 2 3 4 16 1. Penampilan
2. A2 Iis Nurhasanah 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. A3 Julia Nurdiana 3 3 3 3 4 16 3. Kualitas jawaban
4. A4 Wulan 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
66:68x100%=
Jumlah 15 12 11 12 16
97,05%

Kelompok B

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. B1 Ana Mulyana 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. B2 Ricky Andhika 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. B3 Widia Astuti 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. B4 Wandi 4 3 3 2 4 16 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
67:68x100%=
Jumlah 16 12 12 11 16
98,52%

Kelompok C

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. C2 Jepri Sulaeman 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. C3 Susanti 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. C4 Muhamad Alwan 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
68:68x100%
Jumlah 16 12 12 12 16
= 100%
Kelompok D

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. D1 Diana Nursafitri 4 2 2 2 4 14 1. Penampilan
2. D2 Lilis 3 2 2 2 4 13 2. Kualitas soal
3. D3 Shintya Emilda H 4 2 2 2 4 14 3. Kualitas jawaban
4. D4 M. Nurghozali 3 2 2 2 4 13 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
54:68x100%
Jumlah 14 8 8 8 16
= 79,41%

Kelompok E

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. E1 Fitri Nurul’aini 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. E2 Nira Juvana Ardea 4 3 2 2 4 15 2. Kualitas soal
3. E3 Linda Lestarina 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. E4 Sisca Eria Erniawati 4 3 3 3 4 17 4. Menilai jawaban
5. Kerjasama
66:68x100%
Jumlah 16 12 11 11 16
= 97,05%

Kelompok F

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. F1 Iis Agusniawati 4 3 1 3 4 15 1. Penampilan
2. F2 Lisnawati 4 3 1 3 3 14 2. Kualitas soal
3. F3 Ira Rapita Sari 3 3 1 1 4 12 3. Kualitas jawaban
4. Menilai jawaban
41:51x100% 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 11 9 3 7 11
= 80,39%

Kelompok G

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5
1. G1 Dian Pusdiansyah 4 3 3 3 4 17 1. Penampilan
2. G2 Iin Rustiani 4 3 3 3 4 17 2. Kualitas soal
3. G3 Khadar Ari Permana 4 3 3 3 4 17 3. Kualitas jawaban
4. Menilai jawaban
51:51x100% 5. Kerjasama
Jumlah/Prosentase 12 9 9 9 12
=100%
f. Hasil Observasi Kinerja Kelompok Penjawab Siklus III

Kelompok I

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. B1 Ana Mulyana 4 3 3 3
2. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3
52 : 52x100% = 100%
3. D1 Diana Nursafitri 4 3 3 3
4. E1 Fitri Nurul’aini 4 3 3 3

Jumlah 16 12 12 12 52

Kelompok II

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F1 Iis Agusniawati 4 3 2 3
2. G1 Dian Pusdiansyah 4 3 3 3 51 : 52 x 100% = 98,07 %
3. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 3 3
4. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3

Jumlah 16 12 11 12 51

Kelompok III

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. G2 Iin Rustiani 4 3 3 3
2. F2 Lisnawati 4 3 3 3 52: 52 x100% = 100%
3. E2 Nira Juvana Ardea 4 3 3 3
4. D2 Lilis 4 3 3 3
Jumlah 16 12 12 12 52

Kelompok IV

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A1 Desy Rizky Nitami 4 3 3 3
2. B2 Ricky Andhika 2 1 1 1 39: 52 x 100% = 75%
3. C1 Dewi Eries. N 4 3 3 3
4. F3 Ira Rapita Sari 4 1 2 1

Jumlah 14 8 9 8 39
Kelompok V

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. F3 Ira Rapita Sari 4 3 1 2
2. G3 Khadar Ari Permana 4 3 3 3 49 :52 x 100 % = 94,23%
3. A3 Julia Nurdiana 4 3 3 3
4. D3 Shintya Emilda H 4 3 3 3

Jumlah 16 12 10 11 49

Kelompok VI

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. C4 Muhamad Alwan 4 1 3 1
2. D3 Shintya Emilda H 4
4 3 3 3 35 :39 x 100% = 89,74 %
3. E4 Sisca Eria Erniawati 4 3 3 3

Jumlah 12 7 9 7 35

Kelompok VII

Nama Kegiatanyang dinilai


No Kode Nilai
Siswa 1 2 3 4
1. A4 Wulan 4 1 3 1
2. B4 Wandi 4 3 3 3 35 :39 x 100 % = 89,74%
3. D4 M. Nurghozali 4 3 3 3

Jumlah 12 7 9 7 35
JUDUL :

Penerapan Pembelajaran Model Kooperaif STAD Dengan Permainan Kuis


Tentang Luas Bangun pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan
Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2007/2008
LEMBAR JAWABAN SIKLUS I

NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
LEMBAR JAWABAN SIKLUS II

NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
LEMBAR JAWABAN SIKLUS III

NAMA : __________________
KELAS : __________________
NILAI : __________________
JUDUL :

Penerapan Pembelajaran Model Kooperaif STAD Dengan Permainan Kuis


Tentang Luas Bangun pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2007/2008

Anda mungkin juga menyukai