NIM: 03051200018
Kelas: 20L2
1. pelaku ( pleger )
4. penganjur ( uitlokker )
= Doenpleger adalah orang yang melakukan perbuatan dgn perantaraan orang lain, sedang
perantara itu hanya digunakan sebagai alat. Jadi ada 2 pihak yaitu:
Istilah lain: Doenplegen (menyuruh melakukan), dalam doktrin disebut middellijk daderschap.
1. Bila ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanya atau rusak jiwanya (pasal 44);
2. Bila ia berbuat krn daya paksa (pasal 48);
3. Bila ia melakukannya atas perintah jabatan yg tdk sah (pasal 51 ayat 2);
4. Bila ia keliru (sesat) mengenai salah satu unsur delik;
5. Bila ia tidak mempunyai maksud seperti yang disyaratkan untuk kejahatan ybs.
6. Sebut pengertian & syarat2 medepleger!
= Medepleger adalah orang yang dgn sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan
terjadinya sesuatu. Oki, kualitas masing2 peserta tindak pdn adl sama.
Disini tidak perlu ada permufakatan terlebih dahulu, yang penting ada
pengertian antara peserta saat perbuatan dilakukan dengan tujuan yang sama. Harus
ada kesengajaan (a) untuk bekerja sama yang sempurna dan erat, dan (b) ditujukan
kepada hal yang dilarang oleh uu.
= Penganjur adalah org yg menggerakkan org lain untuk melakukan suatu tindak
pidana dgn menggunakan sarana2 yg ditentukan UU secara limitatif, yaitu memberi
atau menjanjikan sesuatu, menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, kekerasan,
ancaman atau penyesatan, dgn memberi kesempatan, sarana, atau keterangan
(Pasal 55 ayat (1) angka 2 KUHP).
4) si pembuat materiil tersebut harus melakukan tindak pidana yang dianjurkan atau
percobaan melakukan tindak pidana.
5) pembuat materiil tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan dalam hukum
pidana.
1. = KUHP menganut sistem bhw pidana pokok untuk pembantu lebih ringan
drpd pembuat (pasal 57 ay (1) & (2).
a. Pasal 333 (4), 415, 417 (pembantu dipidana sama berat dgn pembuat).
b. Pasal 231 (3), 349 (pembantu dipidana lebih berat dari si pembuat).
2. Pidana tambahan untuk pembantu sama dg ancaman thd sipembuat (pasal 57:3).
3. KUHP menganut sistem pertg jwbnya berdiri sendiri, tidak tergantung pd pertg jwb
si pembuat. Prinsip ini terlihat dlm pasal 57 (4) dan 58.
4. Mulyatno dan Oemar Seno Adji: bhw sistem pemidanaan utk pembantu hendaknya
terserah pada hakim. Juga utk bentuk2 penyertaan yg lain.
10. Sebutkan dan jelaskan ajaran/teori tentang penyertaan!
• tiap2 peserta sama jahatnya dgn yg melakukan tindak pidana tsb., shg mrk juga dipertanggung
jawabkan sama dengan pelaku.
• Tiap2 peserta tidak dipandang sama jahatnya, tergantung perbuatan yang dilakukan. Maka
pertanggungan- jawabnya juga berbeda, adakalanya sama berat, adakalanya lebih ringan dari
pelaku.
3. teori campuran
1. Dalam pasal 55 disebut “dipidana sbg pembuat” dan dalam pasal 56 disebut “dipidana sebagai
pembantu”. Jadi dianut sistem yang pertama.
2. Jika dilihat perbedaan pertanggungan jawabnya, yi pembantu dipidana lebih ringan dari
pembuat, maka berarti dianut sistem yang kedua.
Kasus:
1. Jelaskan status masingmasing pelaku tindak pidana dalam contoh kasus di atas!
• Ali : doenpleger ( orang yang menyuruh lakukan )
• Yudi : medepleger ( yang turut serta )
• Yuda : medepleger ( yang turut serta )
• Budi : Pleger ( pelaku )
b. Kapan seseorang dapat dikatakan memberikan bantuan secara fisik ataun non fisik. Dengan
memperhatikan contoh di atas, tentukan status Maliki dan juga Abdurrahman !
Seorang di katakana dapat memberikan bantuan secara fisik atau non fisik pada saat pelaku terdesak
dalam menghadapi korban atau bisa dalam memberi aba-aba/ kode seperti ikut menganiaya korban
dan memberikan senjata kepada pelaku .