Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KASUS KORUPSI WISMA ATLET

Disusun Oleh:

Roger Leonardo (03051200018)

Nicky Leo Ferguson (03051200006)

Elita Setiawan Holy (03051200030)

Eveline (03051200023)

Universitas Pelita Harapan

Medan

2023

i
KATA PENGANTAR

Pertama – tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberkati penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kasus Korupsi Wisma Atlet” dengan

baik dan tepat waktu.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Albert

Siahaan yang sudah membimbing saya di mata kuliah Hukum Anti Korupsi dalam

satu semester ini. Saya sebagai penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat

dan menambah pengetahuan pembaca.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kekurangan

pengetahuan dan kemampuan penataan bahasa penulis. Oleh karena itu penulis

berharap dan bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar

dapat menulis makalah dengan lebih baik lagi kedepannya.

Medan, 24 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Kronologi Kasus Jiwasraya.......................................................................................

2.2 Sanksi dari Negara terhadap Kasus Jiwasraya.......................................................

2.3 Solusi terhadap Kasus Jiwasraya..............................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................

3.2 Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus korupsi wisma atlet merupakan salah satu kasus koruspsi terpopuler pada tahun
2011. Menjelang SEA Games XXVI 2011 lalu, kasus ini mendapat perhatian dari banyak
pihak, Pasalnya, kasus ini mulai mengemuka ketika pembangunan gedung wisma atlet di
kawasan Jakabaring Sport City, Palembangsedang dalam tahap pengerjaan. Adapun
kabarnya, pembangunan gedung wisma atlet sebagai tempat menginap para atlet dari berbagai
Negara peserta SEA GAMES diusulkan oleh Menteri Olahraga dan Pemuda, Andy
Mallarangeng. Adapun pembangunan Wisma Altet diduga dilakukan oleh banyak pihak.
Nama-nama yang terlibat adalah Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad
Nazaruddin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrun, Menteri Pemuda dan
Olahraga Andy Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mindo Rosalina Manulang dan sejumlah
oknum pejabat lainnya. Kasus ini juga melibatkan PT. Duta Graha Indah, Tbk sebagai
pemenang tender pembangunan wisma atlet yang diduga kuat merupakan permainan politik.

Maraknya kasus korupsi Wisma Atlet yang menyeret sejumlah nama dalam Partai
Demokrat menjadi alasan lain kasusnya ini menjadi soroton tajam dari berbagai pihak
termasuk di media. Terlebih ketika media mempublikasikan berita larinya Muhammad
Nazaruddin dan penangkapannya di Kolombia serta terungkapnya nama baru seperti Anas
Urbaningrum, Angelina Sondakh, Andy Mallarangeng dan sejumlah nama lainnya yang
tersangkut kasus ini. Ketika proses pengejaran Anas Urbaningrum ia membeberkan semua hal
yang terkait dengan kasus ini dalam wawancara kepada wartawan Independen melalui
jaringan Skype. Dalam wawancaranya, Nazaruddin memberikan pernyataan bahwa ia hanya
akan menyerahkan diri jika KPK menangkap dalang dari semua kasus. Ia mengaku
menyaksikan sendiri penyerahan uang dari PT Adhi Karya kepada Anas Urbaningrum sebagai
imbalan telah membantu mendapatkan megaproyek pusat pendidikan dan pelatihan olah raga
Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain uang untuk Anas, PT Adhi Karya juga
membagikan uang untuk politisi Partai Demokrat.
1

PT Dutasari Citralaras berperan dalam menampung upah atas megaproyek tersebut


kemudian mengalokasikannya ke Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Anas
Urbaningrum, serta ke DPR. Proyek tersebut telah direncanakan sejak awal dalam rangka
mendukung Anas untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Bahkan sang istri, Athiyyah
Laila, sudah pernah diperiksa KPK. Pemeriksaan Athiyyah terkait posisinya sebagai mantan
komisaris dan pemegang saham PT Dutasari Citralaras, perusahaan yang menjadi
subkontraktor dalam proyek ini. Selain itu, Anas diduga melakukan pertemuan dengan
Dewan Pimpinan Cabang di beberapa hotel yang telah disepakati. Pemilihannya sebagai
Ketua Umum Demokrat dari tahap ke tahap menghabiskan banyak dana untuk menyuap ke
Dewan Pimpinan Cabang maupun anak buahnya. Sementara pada saat persidangan,
Nazaruddin mengaku tidak pernah menerima uang satu rupiah pun dari APBN semenjak
menjadi anggota DPR.

Kasus ini merupakan masalah baru yang berhasil menggemparkan dunia politik, bahkan
berpengaruh terhadap sektor-sektor lain seperti ekonomi budaya dan lain-lain. Tentu saja
masalah korupsi sangat sulit diberantas karena harus dimulai dari akar terkecil yaitu diri
manusia itu sendiri. Selain terbilang baru dan masih dalam tahap penyidikan, maka penelitian
terdahulu mengenai kasus serupa belum peneliti temukan.

2
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dituliskan di atas maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Kronologi korupsi dalam kasus wisma atlet.
2. Putusan Mahkamah Agung terkait kasus korupsi wisma atlet.
3. Solusi atau Tindakan dari pemerintah agar peristiwa ini tidak diulang kembali.

3
1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai Berikut :

1. Untuk mengetahui Kronologi korupsi dalam kasus wisma atlet.


2. Untuk mengetahui Putusan Mahkamah Agung terkait kasus korupsi wisma atlet.
3. Untuk mengetahui Solusi atau Tindakan dari pemerintah agar peristiwa ini tidak
diulang kembali.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kronologi Kasus Jiwasraya

Asuransi Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia yang


merupakan cikal bakal dari perusahaan asuransi jiwa milik Belanda NILLMIJ van 1859, yang
akhirnya dinasionalisasikan dan menjadi milik negara pada tahun 1960. Setelah beberapa kali
mengalami perubahan nama, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan satu-satunya
perusahaan Asuransi Jiwa milik pemerintah Republik Indonesia (BUMN) dan saat ini
merupakan perusahaan Asuransi Jiwa lokal terbesar di Indonesia. Jiwasraya memiliki
beragam produk baik individu maupun grup/kumpulan dan selalu mengalami perkembangan
dan peningkatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Untuk
memberikan layanan prima bagi pemegang polisnya, saat ini Jiwasraya memiliki Kantor
Pusat Bancassurance & Strategi Aliansi, Kantor Pusat Program Manfaat Karyawan, 14
Kantor Wilayah, 71 Kantor Cabang, dan 494 Unit Kerja Area dengan dukungan 15 ribu agen
diseluruh Indonesia.1

Pada pertengahan tahun 2018, ditemukan kejanggalan dalam laporan keuangan oleh direksi
baru perseroan yang kemudian terbukti atas melakukan kecurangan manipulasi laporan
keuangan pada November 2018. Pada tahun 2006, nilai ekuitas perseroan dinyatakan
mencatat defisit sebesar 3,29 triliun rupiah oleh Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Pada tahun 2008, dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
yang kemudian diberi opini disclaimer dalam arti bahwa auditor tidak menyatakan pendapat
untuk laporan keuangan 2006 hingga 2007, hal ini dikarenakan informasi yang diberikan
mengenai cadangan tidak dapat diyakini kebenarannya. Di tahun yang sama, ekuitas
perseroan terus menurun hingga mencapai Rp 5,7 triliun pada tahun 2008 dan Rp 6,3 triliun
pada tahun 2009.

Perseroan terus melanjutkan skema reasuransi pada tahun 2010 hingga 2012 dan berhasil
mencatat angka positif sebesar Rp 1,3 triliun pada akhir tahun 2011. Namun, Isa
Rachmatawarta yang merupakan kepala dari Biro Perasuransian menyatakan bahwa metode

5
1
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, “Tentang Jiwasraya” (https://aaji.or.id/Perusahaan/asuransi-
jiwasraya#:~:text=Asuransi%20Jiwasraya%20merupakan%20perusahaan%20asuransi,milik%20negara%20pada
%20tahun%201960), Diakses Pada tanggal 29 Januari 2023, 19.20
reasuransi ialah solusi sementara terhadap seluruh masalah. Hal ini mendukung keputusan
Kepala Biro Perasuransian pada tahun 2012, dimana permohonan perpanjangan reasuransi
juga ditolak dengan pernyataan bahwa laporan keuangan perseroan 2011 tidak mencerminkan
angka yang wajar.

Perseroan mulai menunjukkan keanehan sejak tahun 2014, dimana perseroan mampu
memberikan sponsor untuk klub sepak bola Manchester City di tengah permasalah
keuangannya. Namun, kondisi keuangan perseroan kembali tampak mengalami kenaikan
dengan pendapatan yang dicapai dari produk JS Saving Plan sebesar Rp 21 triliun. Kinerja
baik perusahaan tidak berlangsung lama, dimana pada tahun 2018, direktur utama dan
direktur keuangan Jiwasraya dicabut. Posisi direktur utama digantikan oleh Asmawi Syam,
dan dibawah kepemimpinannya, Asmawi melaporkan keanehan laporan keuangan perseroan
kepada Kementerian BUMN. Keanehan tersebut terbukti dari hasil audit
PricewaterhouseCoopers (PwC) atas laporan keuangan 2017 yang dilakukan koreksi terhadap
laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp 2,4 triliun menjadi Rp 428 miliar.

Pada Agustus 2018, Menteri BUMN mempertemukan direksi untuk menyelidiki penyebab
potensi kegagalan perseroan dalam membayar nasabah, serta mengundang BPK dan BPKP
untuk ikut serta dalam melakukan audit investigasi terhadap perseroan. Oktober 2018,
masalah tekanan likuiditas mulai diketahui publik, dan perseroan juga mengumumkan atas
ketidakmampuan dalam membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar
Rp 802 miliar. Akibat dari hal ini, pemegang saham menunjuk Hexana Tri Sasongko
menggantikan Asmawi Syam dalam posisi direktur utama. Direktur baru ini mengungkapkan
bahwa perseroan membutuhkan dana sebesar Rp 32,89 triliun untuk memenuhi rasio
solvabilitas 120 persen, dan aset perusahaan tercatat hanya sebesar Rp 23,26 triliun dengan
kewajiban perusahaan yang mencapai Rp 50,5 triliun.

Erick Thohir, selaku Kementerian BUMN mengaku melaporkan indikasi kecurangan di


perseroan ke Kejaksaaan Agung (Kejagung) pada bulan November 2019. Hal itu dilakukan
setelah pemerintah telah melihat secara rinci laporan keuangan perusahaan yang dinilai tidak
transparan. Selain itu, kegiatan investasi perseroan terhadap saham-saham yang buruk juga
menjadi salah satu penyebab gagal bayar klaim asuransi nasabah. Hasil audiensi Kepala Staf
6
Kepresidenan Moeldoko dengan Forum Nasabah Korban Jiwasraya mengungkapkan bahwa
gagal bayar klaim asuransi tersebut melibatkan korban sebanyak 5,3 juta nasabah dan sekitar
80 persen di antaranya merupakan nasabah kalangan mengengah ke bawah. Pada bulan yang
sama, status pemeriksaan perseroan dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan kasus
korupsi. Kemudian, pada bulan Desember 2019, penyidikan Kejagung terhadap dugaan
korupsi perseroan menyebutkan bahwa Jiwasraya menempatkan 95 dana investasi pada aset
yang berisiko.

Kasus perseroan berlanjut hingga tahun 2021. Pada tanggal 25 Agustus 2021, 6 terdakwa
yang dinyatakan menyebabkan kerugian terhadap negara sebesar Rp 16 triuliun dipidana atas
kasus korupsi dan pencucian uang di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) dipenjarakan oleh
Kejagung DKI Jakarta. Pihak terpidana merupakan komisaris PT Trada Alam Minera Heru
Hidayat, mantan kepala divisi investasi direktur dan keuangan Jiwasraya Syahwirman,
mantan direktur Maxima Integra Joko Hartono, mantan direktur keuangan Jiwasraya Hary
Prasetyo, mantan direktur utama Rahim Hendrisman, dan komisaris PT Hanson Internasional
Benny Tjokcrosaputro. Keputusan ini dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) atas hukuman
pidana berupa penjara dan denda.

Berdasarkan hasil pembahasan kasus PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), dapat diketahui
bahwa fraud yang dilakukan oleh perseroan berupa korupsi dan manipulasi laporan keuangan.
Korupsi merupakan kategori fraud yang rentan terjadi dan paling merugikan di Indonesia
(Murdock, 2018). Selain melakukan tindak pidana korupsi dan manipulasi laporan keuangan,
perseroan juga terdeteksi dalam melakukan pencucian uang. Pencucian uang merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara sengaja untuk menyembunyikan hasil dari tindak
kriminal, baik itu korupsi, judi, atau tindakan lain yang melanggar hukum. 2

7
2
Julyanti Lenny, Analisis Kasus PT Jiwasraya (persero) dengan teori dasar fraud, Jurnal Ilmiah MEA
(Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 6 No. 2, 2022, Hal 158-160
2.2 Sanksi dari Negara terhadap Kasus Jiwasraya
Kasus korupsi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Perserto)
menimbulkan kerugian yang besar bagi negara. Korupsi sendiri ialah kategori fraud
yang paling sering terjadi dan bersifat paling merugikan keuangan Indonesia. 3 Selain
korupsi, Jiwasraya juga ketahuan melakukan pencucian uang hasil korupsi yang tentu
saja melanggar hukum. Korupsi dan pencucian uang Jiwasraya menyebabkan
kerugian bagi berbagai pihak, yang paling utama negara. Negara sendiri diketahui
mengalami kerugian sebesar Rp 16 triliun atas kasus tersebut. Selain itu, kasus ini
juga merugikan korban sebanyak 5,3 juta nasabah yang 80% di antaranya ialah
nasabah kalangan menengah ke bawah.

Ketika persidangan berlangsung, Jaksa mendakwan 13 tersangka korporasi


atas kasus tindak pidana pencucian uang dan korupsi Jiwasraya. Adapun perincian
untuk para korporasi tersebut yaitu: Pertama, PT Prospera Asset Management
merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,297 triliun. Kedua, PT Millenium Capital
Management yang sebelumnya bernama PT Millenium Danatama Indonesia
merugikan keuangan negara sebesar Rp 676 miliar. Ketiga, PT Corfina Capital
merugikan keuangan negara sebesar Rp 17,021 miliar. Keempat, PT Treasure Fund
Investama merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,216 triliun selama periode 2015
—2018 Kelima, PT Dhanawibawa Manajemen Investasi yang saat ini bernama PT
Pan Arcadia Capital merugikan keuangan negara sebesar Rp 2,027 triliun. Keenam,
PT Pinnacle Persada Investama dalam pengelolaaan investasi reksa dana PT AJS
merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,815 triliun. Ketujuh, PT Sinarmas Asset
Management merugikan keuangan negara sebesar Rp 77 miliar.

Kasus Jiwasraya pada tahun 2018 silam menyeret 6 orang terdakwa yang
kemudian telah dipidanakan atas keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2021 yaitu
komisaris PT Trada Alam Minera Heru Hidayat, mantan kepala divisi investasi
direktur dan keuangan Jiwasraya Syahwirman, mantan direktur Maxima Integra Joko
Hartono, mantan direktur keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo, mantan direktur utama
Rahim Hendrisman, dan komisaris PT Hanson Internasional Benny Tjokcrosaputro.
8
3
Murdock, D. H. (2018). Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Auditor
Essentials, 7–10. https://doi.org/10.1201/9781315178141-3
2.3 Solusi terhadap Kasus Jiwasraya
Terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah terhadap kasus jiwasraya.
Menurut Arya Staf khusus BUMN terdapat 4 solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Restrukturisasi Utang
Program Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan program penyelamatan
manfaat polis yang dilakukan pemegang saham dan manajemen Jiwasraya dalam rangka
menghindari potensi kerugian besar yang akan dirasakan pemegang polis dan negara.4

2. Pendirian holding Asuransi.


Pendirian Holding Asuransi ini berdasarkan atas PP No 20 Tahun 2020 tentang Penambahan
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dimana merupakan salah satu strategi
penyehatan PT Asuransi Jiwasraya. 5

3. Penjualan Portfolio Saham Murah


PT Asuransi Jiwasraya menjual portfolio saham untuk meraup keuntungan sebesar 5,6
triuliun dimana uang ini nantinya akan diberikan kepada nasabah.

BAB III PENUTUP

4
Safitri Kiki, “4 Solusi Kementrian BUMN Bantu Penyelesaian Kasus Jiwasraya”
(https://money.kompas.com/read/2020/01/15/140400826/4-solusi-kementerian-bumn-bantu-penyelesaian-kasus-
jiwasraya, Diakses Pada Tanggal 02 Februari 2023, 22.05)9
5
Pratama Wibi Pangestu. “Miliki paying Hukum Holding Asuransi Resmi DIbentuk”
(https://finansial.bisnis.com/read/20200325/215/1217832/miliki-payung-hukum-holding-asuransi-resmi-
terbentuk, Diakses pada tanggal 02 Februari 2023, 22.01)
3.1 Kesimpulan

PT. Asuransi Jiwasraya memiliki beraneka macam produk asuransi, salah


satunya produk asuransi JS Plan yaitu produk asuransi non unit link yang risiko
sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan asuransi. PT. Asuransi Jiwasraya
mengeluarkan produk asuransi JS Plan pada tahun 2013 yang menjadi produk
unggulan PT. Asuransi Jiwasraya. Permasalahan timbul pada Mei 2018, dengan
adanya kesalahan dalam pengelolaan dana nasabah yang mengakibatkan pada bulan
Oktober 2018 PT. Asuransi Jiwasraya mengumumkan gagal membayar manfaat
nasabah pemegang polis. BPK mengadakan pemeriksaan dan hasil dari pemeriksaan
yaitu adanya penyimpangan dalam proses investasi dana nasabah kepada perusahaan
yang kinerja keuangannya kurang baik. Pada akhirnya mengakibatkan Jiwasraya
melakukan tindakan wanprestasi karena pihak nasabah dirugikan dengan tidak
terpenuhinya manfaat sebagai pemegang polis. PT. Asuransi Jiwasraya telah
melanggar Pasal 31 Ayat 3 Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
yang menyebutkan bahwa perusahaan asuransi wajib menangani klaim dan keluhan
melalui proses yang cepat, sederhana dan adil. PT. Asuransi Jiwasraya memiliki
beraneka macam produk asuransi, salah satunya produk asuransi JS Plan yaitu produk
asuransi non unit link yang risiko sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan asuransi.
PT. Asuransi Jiwasraya mengeluarkan produk asuransi JS Plan pada tahun 2013 yang
menjadi produk unggulan PT. Asuransi Jiwasraya. Permasalahan timbul pada Mei
2018, dengan adanya kesalahan dalam pengelolaan dana nasabah yang mengakibatkan
pada bulan Oktober 2018 PT. Asuransi Jiwasraya mengumumkan gagal membayar
manfaat nasabah pemegang polis. BPK mengadakan pemeriksaan dan hasil dari
pemeriksaan yaitu adanya penyimpangan dalam proses investasi dana nasabah kepada
perusahaan yang kinerja keuangannya kurang baik. Pada akhirnya mengakibatkan
Jiwasraya melakukan tindakan wanprestasi karena pihak nasabah dirugikan dengan
tidak terpenuhinya manfaat sebagai pemegang polis. PT. Asuransi Jiwasraya telah
melanggar Pasal 31 Ayat 3 Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
yang menyebutkan bahwa perusahaan asuransi wajib menangani klaim dan keluhan
10
melalui proses yang cepat, sederhana dan adil.
3.2 Saran

 Pemerintah selaku pemegang saham PT. Asuransi Jiwasraya segera cepat


bertanggung jawab dalam penyelesaian kasus ini, agar nasabah pemegang polis
tidak dirugikan terlalu lama.
 Peran Otoritas Jasa Keuangan agar diperketat dan teliti dalam pemeriksaan
laporan keuangan anak perusahaan asuransi jiwa milik BUMN yaitu IFG Life.
 Melakukan pemeriksaan kepada seluruh perusahaan BUMN khususnya
dibidang asuransi terhadap kinerja dan tata kelola yang dilakukan. Jika ada
yang penyimpanan, agar diberikan sanksi yang tegas.
 Bagi masyarakat agar lebih selektif dalam memilih asuransi yang akan dipilih.
Baik perusahaan asuransi swasta atau milik pemerintah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, “Tentang Jiwasraya”


(https://aaji.or.id/Perusahaan/asuransi-jiwasraya#:~:text=Asuransi%20Jiwasraya
%20merupakan%20perusahaan%20asuransi,milik%20negara%20pada%20tahun%201960),
Diakses Pada tanggal 29 Januari 2023, 19.20

Julyanti Lenny, Analisis Kasus PT Jiwasraya (persero) dengan teori dasar fraud, Jurnal Ilmiah
MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 6 No. 2, 2022, Hal 158-160

Murdock, D. H. (2018). Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Auditor


Essentials, 7–10. https://doi.org/10.1201/9781315178141-3

Safitri Kiki, “4 Solusi Kementrian BUMN Bantu Penyelesaian Kasus Jiwasraya”


(https://money.kompas.com/read/2020/01/15/140400826/4-solusi-kementerian-bumn-bantu-
penyelesaian-kasus-jiwasraya, Diakses Pada Tanggal 02 Februari 2023, 22.05)

Pratama Wibi Pangestu. “Miliki paying Hukum Holding Asuransi Resmi DIbentuk”
(https://finansial.bisnis.com/read/20200325/215/1217832/miliki-payung-hukum-holding-
asuransi-resmi-terbentuk, Diakses pada tanggal 02 Februari 2023, 22.01)

12

Anda mungkin juga menyukai