Disusun Oleh:
Eveline (03051200023)
Medan
2023
i
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa yang telah memberkati penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kasus Korupsi Wisma Atlet” dengan
Siahaan yang sudah membimbing saya di mata kuliah Hukum Anti Korupsi dalam
satu semester ini. Saya sebagai penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kekurangan
pengetahuan dan kemampuan penataan bahasa penulis. Oleh karena itu penulis
berharap dan bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
Kasus korupsi wisma atlet merupakan salah satu kasus koruspsi terpopuler pada tahun
2011. Menjelang SEA Games XXVI 2011 lalu, kasus ini mendapat perhatian dari banyak
pihak, Pasalnya, kasus ini mulai mengemuka ketika pembangunan gedung wisma atlet di
kawasan Jakabaring Sport City, Palembangsedang dalam tahap pengerjaan. Adapun
kabarnya, pembangunan gedung wisma atlet sebagai tempat menginap para atlet dari berbagai
Negara peserta SEA GAMES diusulkan oleh Menteri Olahraga dan Pemuda, Andy
Mallarangeng. Adapun pembangunan Wisma Altet diduga dilakukan oleh banyak pihak.
Nama-nama yang terlibat adalah Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad
Nazaruddin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrun, Menteri Pemuda dan
Olahraga Andy Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mindo Rosalina Manulang dan sejumlah
oknum pejabat lainnya. Kasus ini juga melibatkan PT. Duta Graha Indah, Tbk sebagai
pemenang tender pembangunan wisma atlet yang diduga kuat merupakan permainan politik.
Maraknya kasus korupsi Wisma Atlet yang menyeret sejumlah nama dalam Partai
Demokrat menjadi alasan lain kasusnya ini menjadi soroton tajam dari berbagai pihak
termasuk di media. Terlebih ketika media mempublikasikan berita larinya Muhammad
Nazaruddin dan penangkapannya di Kolombia serta terungkapnya nama baru seperti Anas
Urbaningrum, Angelina Sondakh, Andy Mallarangeng dan sejumlah nama lainnya yang
tersangkut kasus ini. Ketika proses pengejaran Anas Urbaningrum ia membeberkan semua hal
yang terkait dengan kasus ini dalam wawancara kepada wartawan Independen melalui
jaringan Skype. Dalam wawancaranya, Nazaruddin memberikan pernyataan bahwa ia hanya
akan menyerahkan diri jika KPK menangkap dalang dari semua kasus. Ia mengaku
menyaksikan sendiri penyerahan uang dari PT Adhi Karya kepada Anas Urbaningrum sebagai
imbalan telah membantu mendapatkan megaproyek pusat pendidikan dan pelatihan olah raga
Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain uang untuk Anas, PT Adhi Karya juga
membagikan uang untuk politisi Partai Demokrat.
1
Kasus ini merupakan masalah baru yang berhasil menggemparkan dunia politik, bahkan
berpengaruh terhadap sektor-sektor lain seperti ekonomi budaya dan lain-lain. Tentu saja
masalah korupsi sangat sulit diberantas karena harus dimulai dari akar terkecil yaitu diri
manusia itu sendiri. Selain terbilang baru dan masih dalam tahap penyidikan, maka penelitian
terdahulu mengenai kasus serupa belum peneliti temukan.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dituliskan di atas maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Kronologi korupsi dalam kasus wisma atlet.
2. Putusan Mahkamah Agung terkait kasus korupsi wisma atlet.
3. Solusi atau Tindakan dari pemerintah agar peristiwa ini tidak diulang kembali.
3
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai Berikut :
4
BAB II PEMBAHASAN
Pada pertengahan tahun 2018, ditemukan kejanggalan dalam laporan keuangan oleh direksi
baru perseroan yang kemudian terbukti atas melakukan kecurangan manipulasi laporan
keuangan pada November 2018. Pada tahun 2006, nilai ekuitas perseroan dinyatakan
mencatat defisit sebesar 3,29 triliun rupiah oleh Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Pada tahun 2008, dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
yang kemudian diberi opini disclaimer dalam arti bahwa auditor tidak menyatakan pendapat
untuk laporan keuangan 2006 hingga 2007, hal ini dikarenakan informasi yang diberikan
mengenai cadangan tidak dapat diyakini kebenarannya. Di tahun yang sama, ekuitas
perseroan terus menurun hingga mencapai Rp 5,7 triliun pada tahun 2008 dan Rp 6,3 triliun
pada tahun 2009.
Perseroan terus melanjutkan skema reasuransi pada tahun 2010 hingga 2012 dan berhasil
mencatat angka positif sebesar Rp 1,3 triliun pada akhir tahun 2011. Namun, Isa
Rachmatawarta yang merupakan kepala dari Biro Perasuransian menyatakan bahwa metode
5
1
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, “Tentang Jiwasraya” (https://aaji.or.id/Perusahaan/asuransi-
jiwasraya#:~:text=Asuransi%20Jiwasraya%20merupakan%20perusahaan%20asuransi,milik%20negara%20pada
%20tahun%201960), Diakses Pada tanggal 29 Januari 2023, 19.20
reasuransi ialah solusi sementara terhadap seluruh masalah. Hal ini mendukung keputusan
Kepala Biro Perasuransian pada tahun 2012, dimana permohonan perpanjangan reasuransi
juga ditolak dengan pernyataan bahwa laporan keuangan perseroan 2011 tidak mencerminkan
angka yang wajar.
Perseroan mulai menunjukkan keanehan sejak tahun 2014, dimana perseroan mampu
memberikan sponsor untuk klub sepak bola Manchester City di tengah permasalah
keuangannya. Namun, kondisi keuangan perseroan kembali tampak mengalami kenaikan
dengan pendapatan yang dicapai dari produk JS Saving Plan sebesar Rp 21 triliun. Kinerja
baik perusahaan tidak berlangsung lama, dimana pada tahun 2018, direktur utama dan
direktur keuangan Jiwasraya dicabut. Posisi direktur utama digantikan oleh Asmawi Syam,
dan dibawah kepemimpinannya, Asmawi melaporkan keanehan laporan keuangan perseroan
kepada Kementerian BUMN. Keanehan tersebut terbukti dari hasil audit
PricewaterhouseCoopers (PwC) atas laporan keuangan 2017 yang dilakukan koreksi terhadap
laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp 2,4 triliun menjadi Rp 428 miliar.
Pada Agustus 2018, Menteri BUMN mempertemukan direksi untuk menyelidiki penyebab
potensi kegagalan perseroan dalam membayar nasabah, serta mengundang BPK dan BPKP
untuk ikut serta dalam melakukan audit investigasi terhadap perseroan. Oktober 2018,
masalah tekanan likuiditas mulai diketahui publik, dan perseroan juga mengumumkan atas
ketidakmampuan dalam membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar
Rp 802 miliar. Akibat dari hal ini, pemegang saham menunjuk Hexana Tri Sasongko
menggantikan Asmawi Syam dalam posisi direktur utama. Direktur baru ini mengungkapkan
bahwa perseroan membutuhkan dana sebesar Rp 32,89 triliun untuk memenuhi rasio
solvabilitas 120 persen, dan aset perusahaan tercatat hanya sebesar Rp 23,26 triliun dengan
kewajiban perusahaan yang mencapai Rp 50,5 triliun.
Kasus perseroan berlanjut hingga tahun 2021. Pada tanggal 25 Agustus 2021, 6 terdakwa
yang dinyatakan menyebabkan kerugian terhadap negara sebesar Rp 16 triuliun dipidana atas
kasus korupsi dan pencucian uang di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) dipenjarakan oleh
Kejagung DKI Jakarta. Pihak terpidana merupakan komisaris PT Trada Alam Minera Heru
Hidayat, mantan kepala divisi investasi direktur dan keuangan Jiwasraya Syahwirman,
mantan direktur Maxima Integra Joko Hartono, mantan direktur keuangan Jiwasraya Hary
Prasetyo, mantan direktur utama Rahim Hendrisman, dan komisaris PT Hanson Internasional
Benny Tjokcrosaputro. Keputusan ini dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) atas hukuman
pidana berupa penjara dan denda.
Berdasarkan hasil pembahasan kasus PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), dapat diketahui
bahwa fraud yang dilakukan oleh perseroan berupa korupsi dan manipulasi laporan keuangan.
Korupsi merupakan kategori fraud yang rentan terjadi dan paling merugikan di Indonesia
(Murdock, 2018). Selain melakukan tindak pidana korupsi dan manipulasi laporan keuangan,
perseroan juga terdeteksi dalam melakukan pencucian uang. Pencucian uang merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara sengaja untuk menyembunyikan hasil dari tindak
kriminal, baik itu korupsi, judi, atau tindakan lain yang melanggar hukum. 2
7
2
Julyanti Lenny, Analisis Kasus PT Jiwasraya (persero) dengan teori dasar fraud, Jurnal Ilmiah MEA
(Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 6 No. 2, 2022, Hal 158-160
2.2 Sanksi dari Negara terhadap Kasus Jiwasraya
Kasus korupsi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Perserto)
menimbulkan kerugian yang besar bagi negara. Korupsi sendiri ialah kategori fraud
yang paling sering terjadi dan bersifat paling merugikan keuangan Indonesia. 3 Selain
korupsi, Jiwasraya juga ketahuan melakukan pencucian uang hasil korupsi yang tentu
saja melanggar hukum. Korupsi dan pencucian uang Jiwasraya menyebabkan
kerugian bagi berbagai pihak, yang paling utama negara. Negara sendiri diketahui
mengalami kerugian sebesar Rp 16 triliun atas kasus tersebut. Selain itu, kasus ini
juga merugikan korban sebanyak 5,3 juta nasabah yang 80% di antaranya ialah
nasabah kalangan menengah ke bawah.
Kasus Jiwasraya pada tahun 2018 silam menyeret 6 orang terdakwa yang
kemudian telah dipidanakan atas keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2021 yaitu
komisaris PT Trada Alam Minera Heru Hidayat, mantan kepala divisi investasi
direktur dan keuangan Jiwasraya Syahwirman, mantan direktur Maxima Integra Joko
Hartono, mantan direktur keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo, mantan direktur utama
Rahim Hendrisman, dan komisaris PT Hanson Internasional Benny Tjokcrosaputro.
8
3
Murdock, D. H. (2018). Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Auditor
Essentials, 7–10. https://doi.org/10.1201/9781315178141-3
2.3 Solusi terhadap Kasus Jiwasraya
Terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah terhadap kasus jiwasraya.
Menurut Arya Staf khusus BUMN terdapat 4 solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Restrukturisasi Utang
Program Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan program penyelamatan
manfaat polis yang dilakukan pemegang saham dan manajemen Jiwasraya dalam rangka
menghindari potensi kerugian besar yang akan dirasakan pemegang polis dan negara.4
4
Safitri Kiki, “4 Solusi Kementrian BUMN Bantu Penyelesaian Kasus Jiwasraya”
(https://money.kompas.com/read/2020/01/15/140400826/4-solusi-kementerian-bumn-bantu-penyelesaian-kasus-
jiwasraya, Diakses Pada Tanggal 02 Februari 2023, 22.05)9
5
Pratama Wibi Pangestu. “Miliki paying Hukum Holding Asuransi Resmi DIbentuk”
(https://finansial.bisnis.com/read/20200325/215/1217832/miliki-payung-hukum-holding-asuransi-resmi-
terbentuk, Diakses pada tanggal 02 Februari 2023, 22.01)
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Julyanti Lenny, Analisis Kasus PT Jiwasraya (persero) dengan teori dasar fraud, Jurnal Ilmiah
MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 6 No. 2, 2022, Hal 158-160
Pratama Wibi Pangestu. “Miliki paying Hukum Holding Asuransi Resmi DIbentuk”
(https://finansial.bisnis.com/read/20200325/215/1217832/miliki-payung-hukum-holding-
asuransi-resmi-terbentuk, Diakses pada tanggal 02 Februari 2023, 22.01)
12