Anda di halaman 1dari 9

Lingkungan Hidup Kota Mataram Dengan Pengolahan Limbah Sampah Dan Sistem Drainase Oleh

Pemerintah Kota Mataram

Asiah

Asiahdompu66@gmail.com
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Mataram, Jl. Bung karno no. 60 Mataram Telp (0370) 7509700

Abstrak

Kota mataram merupakan ibu kota provinsi nusa tenggara barat yang memiliki luas
sekitar 61,30 km² atau 0,30% dari total luas provinsi nusa tenggara barat. Tercatat jumlah
penduduk kota mataram mencapai 495.681 jiwa menurut badan pusat statistik kota mataram.
Dari hasil survey data yang dilakukan dibeberapa tempat, seperti kecamatan sekarbela, sistem
drainase ancar kota mataram didapatkan hasil sebagai berikut, pengolahan sampah dan jumlah
produksi sampah perhari tidak seimbang dimana jumlah produksi sampah lebih tinggi, ini
dikarenakan pengolahan sampah yang masih kurang mengikuti prosedur yang dihimbau
pemerintah yaitu 3R (reuse, reduce, dan recycle). Sistem draianase juga masih belum optimal
sampai sejauh ini. Metode penelitian ini dengan cara mengambil beberapa data dari beberapa
sumber kemudian dijadikan parameter untuk mengetahui seberapa optimal peran pemerintah
terhadap pemeliharaan lingkungan kota mataram.

Dari hasil analisa data didapatkan peningkatan volume sampah dari tahun 2009-2020
yang mengalami peningkatan begitu pula dengan sistem drainase yang belum optimal
dikarenakan kurangnya perawatan pada fasilatas itu sendiri sehingga harus dilakukan Normalisasi
dan Redimensi secara rutin setiap tahunnya.

Kata kunci : Lingkungan Hidup, Sampah, Sistem Drainase.

A. PENDAHULUAN

Kota mataram dikenal sebagai ibu kota provinsi nusa tenggara barat dan dikenal juga
sebagai ibu kota mataram. Kota mataram yang letaknya sangat strategis dan menjadi pusat
berbagai aktivitas seperti pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industry dan jasa, yang
saat ini sedang dikembangkan untuk menjadi kota pariwisata. Dikutip dari situs resmi pemerintah
daerah kota mataram web.mataramkota.go.id kota mataram memiliki luas sekitar 61,30 km² atau
0,30% dari total luas provinsi nusa tenggara barat. Tercatat jumlah penduduk kota mataram
mencapai 495.681 jiwa menurut badan pusat statistic kota mataram.

Orientasi wilayah, secara geografis kotak mataram mempunyai luas wilayah sekitar 61,30
km² dengan batas wilayah sebagai berikut : batas utara (kabupaten Lombok barat), batas selatan
(kabupaten Lombok barat), batas timur (kabupaten Lombok barat), batas barat (selat Lombok).
Kota mataram terdiri dari 3 kecamatan yaitu kecamatan Mataram, Ampenan, dan Cakranegara
dengan 23 kelurahan dan 247 lingkungan.

Dengan jumlah penduduk yang tergolong padat dan lingkungan pemukiman perkotaan
yang terus berkembang terutama dari segi pembangunan, berbagai macam fasilitas baik yang
bersifat pribadi seperti rumah, ruko (rumah toko) dan pergudangan, maupun fasilitas yang
bersifat umum seperti sarana sekolah, jalan raya, dan fasilitas umum penunjang lainnya. Hal ini
secara tidak langsung menekan wilayah penyerapan air hujan ketika musim hujan tiba diwilayah
perkotaan.

Dengan segala aktivitas diatas muncul permasalan klasik ala perkotaan yaitu pengolahan
limbah sampah dan sistem drainase yang dapat mengurangi atau meminimalisir segala
kemungkinan terjadinya bencana banjir ditengah perkotaan yang dapat mengganggu atau
melumpuhkan aktivitas diperkotaan.

Dikutip dari artikel analisis kerentanan daerah rawan banjir berbasis sistem informasi
geografis Andi Syamsul Fajri Dan Baiq Harly Widayanti. Berdasarkan data BPBD kota mataram
pada tahun 2011-2015 kota mataram memiliki daerah langganan banjir tiap tahunnya, salah
satunya yang menjadi langganannya yaitu kecamatan sekarbela. Data tersebut menunjukan bahwa
dari tahun 2011-2015 kecamatan sekarbela selalu menjadi langganan bajir setiap tahunnya yang
mengakibatkan kerugian materil. Dengan kondisi fisik wilayah perkotaan dan sistem drainase
yang kurang memadai kerap kali membuat ruas jalan dan kawasan perumahan yang ada di sekitar
kecamatan sekarbela terkena genangan air dan terjadi banjir. Berbagai upaya dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut, mulai dari kampanye mewujudkan perkotaan yang bersih dengan
cara tidak membuang sampah sembarangan maupun pembersihan secara berkala sistem drainase
perkotaan yang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan banjir setiap tahunnya.

Menurut data Rpjmd kota mataram, kurang optimalnya pelayan persampahan seiring
meningkatnya aktivitas rumah tangga di perkotaan terutama di pemukiman baru menjadi salah
satu faktor penunjang peningkatan volume sampah, beriringan juga dengan peningkatan kasus
COVID19 2 tahun terakhir membuat aktivitas penduduk perkotaan lebih banyak dilakukan di
rumah seiring dengan kampanye yang dicanangkan oleh pemerintah agar sebisa mungkin semua
aktivitas dilakukan dirumah untuk menekan penyebaran virus COVID19, hal ini semakin
memicu peningkatan produksi limbah rumah tangga ditambah dengan perilaku atau kebiasaan
masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan di percaya menjadi salah satu faktor
belum optimalnya pengolahan sampah di wilayah perkotaan yang padat penduduk. Menurut Data
tahun 2009 dari laporan pemantauan sampah harian kota mataram (hal. 3. 2009) tercatat timbunan
sampah setiap harinya di kota mataram mencapai 1.080 m³/hari yang menyebabkan polusi udara
dan lingkungan diwilayah padat penduduk. Perlu adanya penyuluhan berkala dari pihak
pemerintahan daerah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah
sehingga dapat menekan kemungkinan banjir setiap tahunnya.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :


 Untuk mengetahui arahan penanganan produksi limbah sampah diwilayah perkotaan oleh
pemerintah daerah kota mataram.
 Untuk mengetahui sejauh mana pemerintah kota berkontribusi dalam hal menyediakan
sarana prasarana yang dapat menunjang pengolahan sampah dimasyarakat perkotaan.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Berpusat pada lingkungan masyarakat perkotaan di kota mataram yang merupakan
sentral aktivitas padat penduduk dengan mengambil contoh wilayah seperti kecamatan sekarbela
dan saluran drainase pada sistem drainase ancar kota mataram.

B. METODE PENELITIAN
Variabel penelitian ini meliputi 3 (tiga) aspek yaitu : pengolahan sampah kurang
efektif, mengfungsikan sistem drainase dengan optimal dan mengedukasi perilaku masyarakat
mengenai pentingnya pengolahan limbah sampah dengan benar. Dengan wilayah percontohan
yaitu kecamatan sekarbela dan sIstem drainase saluran ancar kota mataram.

C. PEMBAHASAN

Pengolahan sampah berbagai jenis sebenarnya sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak
dulu, dibuktikan dengan berbagai fasilitas umum yang disediakan oleh pemeritah daerah
dihampir setiap sudut kota, pengolahan sampah mulai dari menyorti limbah sampah sesuai
dengan jenisnya hingga membuka bank atau koperasi sampah yang dikelola langsung oleh
masyarakat dan pemerintah, juga telah dicanangkan. Namun menurut data dari laporan
pemantauan sampah harian kota mataram (hal. 3. 2009) tercatat timbunan sampah setiap harinya
di kota mataram mencapai 1.080 m³/hari yang berasal dari pemukiman, pasar komersil, sampah
jalanan, fasilitas umum, kawasan industri, saluran drainase dan lain-lain. Dengan volume tersebut
yang dapat diangkut hanya sekitar 75,98% dari keseluruhan berdasarkan sarana dan prasarana
yang ada, yang nantinya akan di bawa ke tempat penimbunan akhir (TPA) sedangkan sisanya
ditanggulangi dengan kebijakan kerja tambahan dan pemusnahan yang dilakukan langsung oleh
masyarakat. Berikut beberapa contoh limbah sampah dari pemukiman warga yang dibiarkan
begitu saja :

Dari gambar tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa kurang sehatnya
perilaku sebagian besar masyarakat yang akan merugikan lingkungan dimasa depan. Oleh karena
itu pemerintah selalu berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara
pengolahan sampah melalui kegiatan 3R (reuse, reduce, dan recycle) yaitu berupa pengomposan,
daur ulang plastik dan daur ulang logam, hal ini dipercaya dapat mengurangi permasalahan
sampah yang semakin lama semakin meningkat dibuktikan dengan data dari badan pusat statistik
kota mataram yang mencatat volume sampah perhari yang mengalami penigkatan dari tahun
2018, 1314,14 menjadi 346 976,70 di tahun 2020. Permasalahan sistem drainase juga tidak kalah
penting mengingat Indonesia merupakan Negara dengan dua musim yaitu musim hujan dan
kemarau, masalah klasik yang sering muncul saat musim hujan tiba ialah, sistem drainase yang
di harapkan dapat bekerja secara optimal menampung luapan air hujan yang turun selama musim
hujan belangsung mengingat debit air hujan yang cukup tinggi. Menurut data dari Evaluasi
Kapasitas Saluran Drainase Pada Sistem Drainase Ancar Kota Mataram Oleh Azizah Sholihati,
Dkk (hal. 8-10 2020) evaluasi kapasitas saluran drainase dilakukan dengan membandingkan debit
banjir rancangan berdasarkan metode rasioanal (Qbanjir) untuk saluran tersebut dengan
kapasisatas (Qkapasitas) dari saluran eksisting sendiri. Jika kapasitas saluran lebih besar dari
debit banjir rancangan maka saluran tersebut masih dapat berfungsi dengan normal, namun jika
kapasitas saluran lebih kecil dari debit banjir rancangan maka saluran tersebut tidak dapat
menampung debit banjir rancangan, maka air akan meluap.

Berdasarkan hasil evaluasi kapasitas diatas, maka disimpulkan bahwa saluran primer ahmad yani
timur-kanan dapat menampung debit banjir (meluap) dengan kala ulang 10 tahun. Tabel evaluasi
saluran drainase pada sistem drainase ancar.

SISTEM DRAINASE ANCAR KANAN

Dimennsi saluran A sal P sal R N V sal


Saluran
Drainase Ba Bb Ha Bentuk i Sal m Sal (m2) (m2) (m) (m/dt) (m/dt) QB ( Q kap. Evaluasi
Primer saluran th (m3/dt
(m) (m) (m) 10 ¿ )
(m3/dt
)
Blok I ahmad
yani kanan

Sal. Ahmad 0,70 0,70 0,60 Segi empat 0,025 0,000 0,420 1,900 0,221 0,025 2,312 0,417 0,971 Memenuhi
yani timur-
kanan
Blok 2 ahmad
yani kanan
Sal. Ahmad 0,60 0,60 0,65 Segi empat 0,022 0,000 0,390 1,900 0,205 0,025 2,058 0,332 0,803 memenuhi
yani barat-
kanan
Blok 3
rajawali
selagalas
Sal. Rajawali 1,00 0,90 0,70 Trapesium 0,009 0,071 0,665 2,304 0,289 0,025 1,650 0,489 1,097 memenuhi
selagalas

Blok 4
kompleks
permata

Sal. Kompleks O,75 0,60 0,60 Trapesium 0,013 0,125 0,405 1,809 0,224 O,025 1,685 0,336 0,682 Memenuhi
permata indah
selagalas
Blok 5
salagalas
Sal. Salagalas 1,00 0,85 0,90 Trapesium 0,009 0,083 0,833 2,656 0,313 0,025 1,742 1,358 1,451 Memenuhi

Blok 6 sindu

Sal. Sindu barat 0,80 0,80 0,90 Segi empat 0,126 0,000 0,720 2,600 0,277 0,025 6,034 2,008 4,345 Memenuhi

Blok 7
Hasanuddin
Sal. Hasanuddin 0,90 0,90 1,10 Segi empat 0,049 0,000 0,990 3,100 0,319 0,025 4,122 0,315 4,081 Mememnuhi
timur-kanan

Blok 8
hasanuddin
Sal. Hasanuddin 1,00 1,00 0,90 Segi empat 0,048 0,000 0,900 2,800 0,321 0,025 4,097 0,099 3,687 Memenuhi
timur-kanan

Blok 9
rajawali

Sal. Rajawali 1,00 0,50 0,80 Trapesium 0,038 0,313 0,600 2,176 0,276 0,025 3,298 0,409 1,979 Memenuhi
karang taliwang

Blok 10 bung
hatta kanan

Sal. Bung hatta 0,80 0,60 0,70 Trapesium 0,034 0,143 0,490 2,014 0,243 0,025 2,958 0,375 1,449 Memenuhi
timur-kanan

Blok 11
penjanggik
kanan
Sal. Penjanggik 1,50 1,00 0,80 Trapesium 0,008 0,313 1,000 2,676 0,374 0,025 1,909 0,343 1,909 Memenuhi
utara RS Mata-
kanan
Blok 12 catur
warga utara-
kanan
Sal. Catur warga 0,70 0,70 1,00 Segi empat 0,010 0,000 0,700 2,700 0,259 0,025 1,644 0,150 1,151 Memenuhi
utara-kanan

Blok 13 WR
Supratman

Sal. WR 2,30 1,90 0,70 Trapesium 0,004 0,286 1,470 3,356 0,438 0,025 1,367 0,324 2,009 Memenuhi
supratman
Blok 14
karang
medain
Sal .karang 0,50 0,50 0,65 Segi empat 0,021 0,000 0,325 1,800 0,181 0,025 1,858 0,895 0,604 Meluap
medain
Blok 15
Airlangga
Sal. Airlangga 1,60 1,10 1,30 Trapesium 0,007 0,192 1,755 3,748 0,468 0,025 1,982 2,263 3,478 Memenuhi
timur-kanan
Blok 16
Unram I
Sal. Unram I 1,30 1,20 1,50 Trapesium 0,005 0,033 1,875 4,202 0,446 0,025 1,652 0,588 3,097 Memenuhi

Blok 17
Unram 2
Sal. Unram 2 1,55 0,95 1,80 Trapesium 0,007 0,167 2,250 4,600 0,489 0,025 2,151 1,049 4,839 Memenuhi

Blok 18
kompleks
irigasi
Sal. Kompleks 1,35 1,20 1,00 Trapesium 0,004 0,075 1,275 3,206 0,398 0,025 1,416 0,825 1,806 Memenuhi
irigasi
Dari data diatas menurut azizah sholihati, dkk. Yang menunjukan bahwa maka pada sistem
drainase ancar kanan terdapat 2 ( dua) saluran primer yang tidak dapat menampung debit banjir (meluap)
salah satunya di tunjukan pada table diatas yaitu Saluran Karang Medain dengan kala ulang 10 tahun. Hal
ini dikarenakan mengalami sedimentasi pada saluran eksisting sehingga kapasitas saluran menjadi tidak
sesuai dengan perencanaan awal dan akhirnya mengakibatkan saluran tersebut meluap. Untuk tahap awal
perbaikan pemerintah kota akan melakukan normalisasi dan redimensi.

Tabel sedimentasi Saluran Karang Medain dan Saluran Muara Ancar Kanan :
Sistem Drainase Ancar Kanan
No. Saluran Q. Banjir 10th (m3/dt) Q. kap. Sal (m3/dt) Keterangan
1 Sal. Karang medain 0,895 0,604 Sedimentadi 15 cm
2 Sal. Muara ancar kanan 1,457 0,027 Sedimentasi 45 cm

Tabel Perbedaan Dimensi Saluran Drainase Setelah Normalisasi dan Redimensi :

Sistem Drainase Ancar Kanan

No. Eksisting Setelah normalisasi dan redimensi Keterangan


Q rancangan Dimensi saluran Kapasitas Dimensi saluran Kapasitas
Saluran (m³/dt) saluran saluran
(m³/dt) (m³/dt)
Ba Bb Ha Ba Bb Ha
(m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 Sal. Karang 0,895 0,50 0,50 0,65 0,604 0,50 0,50 1,00 0,994 Redimensi
Medain

2 Sal. Muara 1,457 0,50 0,50 0,15 0,027 1,75 1,75 0,85 1,461 Redimensi
Ancar Kanan
Untuk mengatasi saluran yang meluap diperlukan perbaikan seperti normalisasi dan redimensi.
Normalisasi saluran adalah upaya untuk memperbesar kapasitas saluran drainase eksiting dengan cara
pengerukan sedimen, karna sedimentasi yang terdapat dalam saluran dapat berpengaruh terhadap
kapasistas saluran drainase. Kemudian dilanjutkan dengan redimensi yaitu dengan cara memperbesar
kapasitas saluran drainase eksisting dengan cara menambah lebar saluran drainase atau tinggi saluran
drainase. Dua cara ini kerap dilakukan oleh pemerintah untuk upaya penanggulangan banjir saat
pergantian musim hujan guna mengantisipasi lonjakan debit air yang akan menjadi pemicu meluapnya air
ke kawasan padat penduduk dan menimbulkan masalah baru.

KESIMPULAN

Diperlukan bantuan dari segala pihak untuk mewujudkan daerah kota yang aman dan bersih dari
ancaman banjir dan penyakit, pentingnya peran masyarakat tersebut tidak lepas pula dari kontribusi
pemerintah khusunya pemerintah kota agar selalu mengedukasi masyarakat untuk melakukan 3R (reuse,
reduce, dan recycle) yaitu berupa pengomposan, daur ulang plastic dan daur ulang logam, agar
masyarakat tidak membuang atau menimbun sampah mereka yang nanti akan menganggu sistem drainase
perkotaan yang menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya banjir dan mewabahnya penyakit.
Daftar Pustaka

Fajri, Andi Syamsul Dan Baiq Harly Widayanti. 2018 “Analisis Kerentenan Daerah Rawan
Banjir Berbasis System Informasi Geografis” studi kasus : Jurnal Planoearth vol. 3 (hal. 36-43).
Mataram: Pogram Studi Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Mataram.

Pemerintah kota mataram, 2009 “Laporan pemantauan sampah kota harian” pemerintah kota
mataram provinsi nusa tenggara barat 2009.

Sholihati, Azizah Dan Agustono Setiawan Dan Dr.Eng Hartana. 2020 “ Evaluasi Saluran
Drainase Pada Sistem Drainase Ancar Kota Mataram ” (hal. 8-10). Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Mataram

Badan pusat statistik kota mataram (BPS-Statistics of mataram city), 2020


https://mataramkota.bps.go.id Jl. Jendral Sudirman no.17 Rembiga, Mataram, Telp (62-370)
642544, Faks (62-370) 642544, Mailbox : bps5271@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai