Oleh:
Theodora Putri Revenska Miru
NIM. 131811133040
2021
PROPOSAL
Oleh:
NIM. 131811133040
2021
i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat-Nya hingga saat ini sehingga saya bisa menyelesaikan proposal metodologi
penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PENERAPAN TELEMENTAL
KONSELING TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN MAHASISWA
UNIVERSITAS AIRLANGGA AKIBAT PAPARAN INFORMASI COVID-19 ”
dengan tepat waktu. Proposal metodologi penelitian ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan dosen
pembimbing yang telah memberikan bantuan berupa pengetahuan dan
pengalamannya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
metodologi penelitian ini dengan ringan dan mudah.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
PROPOSAL ............................................................................................................ i
v
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….....4
4.2.1 Populasi…………………………………………………………. 31
vi
4.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Virus Corona pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 di Kota Wuhan,
takut, kekhawatiran dan cemas dalam menerima informasi yang tepat sesuai
bentuk emosi negatif dengan adanya perasaan khawatir, perasaan selalu was-
was, dan disertai dengan terjadinya peningkatan perubahan pada sistem jaringan
(Nurseto, 2018). Kecemasan menjadi masalah psikologis yang muncul pada tiap
individu. Keadaan itu sering tidak jelas tetapi kecemasan itu sendiri selalu
risiko infeksi ( Friska, et al., 2021). Untuk itu penelitian ini dilakukan agar
Universitas Airlangga.
pandemic COVID-19.
1.3.2 Tujuan Khusus
pandemic COVID-19
COVID-19.
1.4 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare
(WHO, 2020; Repici et al., 2020). Pada Desember 2019, sejumlah pasien
cepat dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (Li et al., 2020; Rothe
et al., 2020).
setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020.
19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan,
sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.5,11 Per
30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia.
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan
kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh
Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling
2.1.3 Patogenesis
pada sel yang melapisi alveoli. (16) Covid-19 mempunyai glikoprotein pada
virus akan berikatan dengan reseptor ACE2 pada plasma membrane sel tubuh
manusia. Di dalam sel, virus ini akan menduplikasi materi genetik dan protein
Rata-rata masa inkubasi adalah 4 hari dengan rentang waktu 2 sampai 7 hari.
2,4 sampai 15,5 hari. Periode bergantung pada usia dan status imunitas pasien.
Rerata usia pasien adalah 47 tahun dengan rentang umur 35 sampai 58 tahun
serta 0,9% adalah pasien yang lebih muda dari umur 15 tahun. Gejala umum
di awal penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia, batuk kering. Serta
beberapa organ yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak napas, sakit
tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah demam (83-98%), batuk (76-
Laki-laki perokok aktif adalah faktor risiko dari infeksi Covid-19. Begitu pula
dengan pasien yang sudah ada penyakit bawaan seperti diabetes mellitus,
hipertensi) terdapat peningkatan pada reseptor ACE2. Pasien lanjut usia yang
ginjal kronis, dan diabetes mellitus memiliki faktor risiko lebih besar terkena
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), faktor risiko
pandemik. Tenaga medis adalah salah satu risiko paling tinggi tertular SARS-
CoV-2 ini.
2.1.6 Penatalaksanaan
untuk pasien coronavirus disease 2019 dibagi menjadi tatalaksana orang tanpa
gejala (OTG), orang dengan gejala ringan, sedang, dan berat, adapun
Untuk orang tanpa gejala, isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan
obatan yang telah rutin dikonsumsi. Jika obat rutin pasien adalah
dapat dipilih yaitu vitamin C tablet isap (500mg per 12 jam oral selama 30
hari), dan vitamin C tablet non acid (500mg per 6-8 jam oral untuk 14 hari).
selama 14 hari dan ditangani serta dikontrol oleh FKTP (puskesmas) selama
14 hari sebagai pasien rawat jalan Untuk pilihan terapi yang dapat
Hidroksiklorokuin (sediaan 200mg) 400mg per 24 jam per oral dalam 5 hari
Harus dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid19 dan diisolasi selama 14 hari
Untuk pilihan terapi yang dapat digunakan pada orang gejala sedang yaitu:
Hidroksiklorokuin (sediaan 200 mg) sebanyak 400 mg per 12 jam per oral
c. Azitromisin 500 mg per 24 jam per intravena atau peroral dalam 5-7 hari
(sedian 200 mg) dengan loading dose 1600 mg per 12 jam per oral pada hari
Harus isolasi diri di rumah sakit rujukan serta dirawat secara kohorting
(ruang isolasi). Untuk pilihan terapi yang digunakan pada orang dengan
a. Klorokuin fosfat 500 mg per 12 jam per oral pada hari ke 1-3 selanjutnya
250 mg per 12 jam per oral pada hari ke 4-10 atau hidroksiklorokuin 400
mg per 24 jam per oral dalam 5 hari dan control EKG setiap 3 hari sekali
favipiravir (sediaan 200 mg ) dengan loading dose 1600 mg per 12 jam per
oral pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2 x 600 mg pada hari ke 2-5
e. Konsumsi vitamin C dosis 200-400 mg per 8 jam (100 cc NaCl 0,9%) dan
2.2.1 Defenisi
sikap khawatir terhadap suatu hal yang dipersepsikan kurang baik oleh individu.
sesuatu yang tidak jelas. Menurut Zakariah (2015) kecemasan adalah suatu
kecemasan timbul karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau tidak diketahui
sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan.
psikologis dan berbagai pola perilaku yang timbul dari perasaan kekhawatiran
1) Kecemasan ringan
2) Kecemasan sedang
3) Kecemasan berat
yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang
kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
Tingkat Kecemasan
Ringan Sedang Berat Panik
Fisiologis
Menurut Muttaqin dan Sari (2009) faktor – faktor yang dapat menyebabkan
kecemasan pasien pre operasi adalah takut terhadap nyeri, kematian, ketidaktahuan,
takut tentang deformitas dan ancaman lain terhadap citra tubuh. Sedangkan faktor
– faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut Kaplan dan Sadock (2010) adalah
a) Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia
dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi pada
psikologi seseorang maka akan semakin baik pula adaptasi terhadap kecemasan.
sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa – masa yang
akan datang. Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
kecemasan pasien. Sebaliknya pada pasien dengan diagnosa baik tidak terlalu
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing – masing. Pendidikan pada
umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola bertingkah laku dan pola
dalam mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya.
stimulus.
c) Akses informasi
terdiri dari tujuan anestesi, proses anestesi, resiko dan komplikasi serta alternatif
d) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan eksternal yang
pasien.
g) Komunikasi terapeutik
Komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi perawat maupun pasien. Terlebih bagi
1) Penatalaksanaan farmakologi
digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang
samping, simple dan tidak berbiaya mahal (Roasdalh & Kawalski, 2015).
musik, serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010).
praktik profesi maupun penelitian.29 Sebuah artikel yang ditulis oleh McCoy et al,
penggunaan konferensi video pada klien anak. Dari tiga studi yang dilakukan, yaitu
(2) Studi kedua menyajikan sebuah kasus yang menggambarkan intervensi toileting
berbasis bukti, dengan fokus pada persamaan dan perbedaan antara praktik tatap
(3) Studi ketiga merupakan kasus remaja yang mengalami depresi dan mendapatkan
rujukan untuk mengikuti sesi terapi melalui situs telemedicine karena melindungi
privasi klien tersebut. Dari ketiga studi tersebut diperoleh diperoleh rangkuman
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman intervensi jarak jauh bagi
Layanan TMH yang diberikan mulai dari pendekatan promotif berupa artikel-
artikel kesehatan mental yang dapat dengan mudah diakses sebagai psikoedukasi,
awal baik dengan kuis skala sederhana, angket, dan beberapa instrumen sederhana
yang dapat dipahami oleh masyarakat awam maupun umum, hingga intervensi
internet, CBT online, intervensi berbasis web, dan beberapa pemanfaatan teknologi
canggih akan menciptakan tantangan baru sejalan dengan potensi risiko yang
penyesuaian standar prosedur, kompetensi klinis dan teknologi yang sesuai bagi
Pelayanan TMH dapat diterapkan bila penyedia jasa maupun klien atau pasien
dengan prosedur dan menghasilkan target sesuai dengan harapan. Layanan TMH
telah dilakukan uji coba layanan kesehatan mental dengan memanfaatkan aplikasi
Bahkan, metode serupa juga sudah teruji membantu klien yang mengalami
cukup mampu memberikan alternatif solusi yang efektif dan mudah diterapkan pada
perawatan pasien dengan penyakit mental, sesuai hasil yang diharapkan. Penerapan
TMH yang telah dilakukan di beberapa negara dapat dilakukan pada kelompok
umur yang beragam dari anakanak hingga usia lanjut, dengan beberapa metode,
juga pencegahan bunuh diri. TMH menawarkan pilihan solusi dari tiap hambatan
ini. Antara lain ketika terjadi kekurangan jumlah praktisi tenaga kesehatan mental
secara nasional di suatu negara (perawat jiwa, psikolog, maupun psikiater), seperti
yang terjadi pada kebutuhan psikiater anak, di mana sebagian besar kekurangan ini
asesmen, dan intervensi kesehatan mental dalam lingkungan sekolah mereka dan
penyedia pelayanan kesehatan mental tidak harus melakukan perjalanan jauh yang
kurang efisien, terkait pembiayaan, waktu, dan beban tanggung jawab lain yang
menyertainya.
29
Pencarian jurnal untuk keaslian penelitian ini, peneliti menggunakan kata kunci
2. (Sari, et al., 2020) dengan judul Analisa Pengumpul TMH melalui layanan
“Kesehatan Mental di Era data an data telepsikologi memberikan
BAB 3
Kecemasan Telemental
Mahasiswa
Health
Universitas
- Gangguan - Kelompok
Airlanga
Fisik intervensi
- Over - Kelompok
sensitifitas Control
Terpapar - Hilangnya
Informasi Konsentrasi
COVID-19
Penurunan
Kecemasan
• Organisasi
• Perkuliahan
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi experimental design
4.2.1 Populasi
terdiri atas objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang
4.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
merupakan kelompok kecil yang menjadi bagian dan dapat dapat dikatakan
karakteristik atau kriteria dalam penelitian. Sampel dari penelitian ini adalahh
Test
Sampling
1. Variabel independen (x) berupa terpaan media sosial yang terdiri dari 3
2. Variabel dependen (y) berupa sikap yang terdiri dari 3 dimensi, yaitu
gejala kecemasan yang dialami, yaitu yang menunjukkan gangguan fisik, over
sensitifitas dan konsentrasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Oktoberr 2020
layanan lainnya dengan membentuk layanan group chat dan email pertanyaan dan
mengajukan pengurusan uji etik guna memastikan kelayakan etis dari penelitian.
yang terlibat dalam penelitian seperti pihak kampus. Setelah mendapatkan izin
dan meminta mengisi kuisioner survei daring melalui platform google form khusus
dari peneliti yang berisi set pertanyaan berkaitan dengan tanda gejala kecemasan.
didapatkan dari 138 mahasiswa yang mengisi kuisioner dalam google form
akibat covid-19 melalui media online seperti facebook, instagram, zoom meeting
37
akan menerima panggilan bantuan atau inisiasi obrolan daring dari remaja
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu mahasiswa yang memiliki tanda-
berdasarkan prosedur dan data situasi saat ini yang dialami mahasiswa lalu Peneliti
daring tentang respon kecemasan pasca konseling telemental untuk kegiatan post
test. Data tentang tingkat kecemasan didiperoleh dari kuisioner Revised Children’s
dengan format yes or no questions yang terdiri dari 37 pertanyaan dengan rincian:
kecemasan, sehingga skornya adalah 0 - 28 poin dan dengan skor >19 poin maka
Kerangka operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Populasi:
Mahasiswa universitas airlangga
Sampel:
138 Mahasiswa Universitas Airlangga
Hasil Penelitian
Penyajian Hasil
39
2008).
BAB 5
5.1 Kesimpulan
psikologis dan area untuk diprioritaskan dan tempat-tempat lain yang terkena
mental yang mudah dan efisien. Telehealth dalam konteks pandemi cenderung
mengarah pada perubahan signifikan dalam sikap dan perilaku dan menghasilkan
adopsi Telehealth dalam skala yang lebih besar dalam jangka panjang. untuk
perawatan dan mengatasi efek samping psikologis karantina dan isolasi, dipercaya
5.2 Saran
445-450
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pertanyaan dalam kuesioner
ini.
3. Beri tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar.
rasakan. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang menurut anda benar,
1. Efek apa yang anda rasakan saat memikirkan dunia kerja setelah lulus
kuliah nanti ?
Cemas
Firasat buruk
Mudah tersinggung
2. Perasaan seperti apa yang anda rasakan saat memikirkan dunia kerja
Meras tegang
Lesu
Mudah terkejut
Gelisah
3. Saat anda memikirkan dunia setelah lulus kuliah, ketakutan pada apa
Pada gelap
Ditinggal sendirian
Sukar tidur
5. Apa yang anda alami saat memikirkan dunia kerja setelah lulus kuliah
nanti ?
Sukar konsentrasi
Sering bingung
6. Kemurungan seperti apa yang anda alami, saat memikirkan dunia kerja
7. Saat memikirkan dunia kerja, gangguan tubuh seperti apa yang anda
rasakan ?
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemeruntuk
Suara tidak stabil
8. Apa yang anda rasakan saat memikirkan dunia kerja setelah lulus kuliah
nanti ?
Penglihatan kabur
Merasa lemas
Berdebar – debar
Nyeri dada
10. Bagaimana gejala pernapasan anda, saat memikirkan dunia kerja setelah
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
12. Apa yang anda rasakan saat memikirkan dunia kerja setelah lulus kuliah
nanti ?
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
14. Perilaku untuk tindakan sesaat apa yang anda rasakan, saat memikirkan
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kening
Muka tegang
Otot tegang/mengeras