Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN
BENCANA
LEGISLASI DAN KELEMBAGAAN

Legislasi
Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.

Kelembagaan

Formal : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga
pemerintah di tingkat pusat dan focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Non formal: forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia.
- Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil,
dunia usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga internasional.
- Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum PRB Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara
Timur.
ARAH KEBIJAKAN 2020-2024 PB

“PENINGKATAN KETANGGUHAN BENCANA MENUJU


KESEJAHTERAAN YANG BERKETAHANAN UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”
Skala prioritas ini termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Periode 2005-2025. Arah kebijakan RENAS PB 2020-2024 juga merupakan terjemahan Visi
Penanggulangan Bencana 2020-2044 yaitu:

"Mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk Pembangunan


Berkelanjutan".
Kolaborasi penthahelix berfokus pada
kerjasama 5 komponen utama yaitu;
(1) pemerintah,
(2) masyarakat,
(3) dunia usaha,
(4) akademisi, dan
(5) media.
Kebijakan Strategis

1. Mempercepat pembangunan Sistem Peringatan Dini Nasional untuk bencana alam,


2. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program pembentukan Desa Tangguh Bencana,
3. Membangun sistem logistik kebencanaan nasional di 6 wilayah pulau, beserta kelengkapan sarana
transportasinya,
4. Meningkatkan ketersediaan logistik dan peralatan kebencanaan daerah,
5. Meningkatkan jumlah kajian risiko bencana,
6. Meningkatkan kesiapan sumber daya nasional dalam menghadapi kejadian keadaan darurat bencana
(pendidikan, pelatihan dsb),
7. Percepatan pemulihan pascabencana,
8. Mengkoordinasikan upaya-upaya khusus untuk pengurangan dampak bencana hidrometeorologi.
Penanggulangan Bencana
(Disaster Management)

Serangkaian upaya yang meliputi penetapan


kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007).
Unsur Kebencanaann
D - Destructions
I - Incidents
S - Sufferings
A - Administrative, Financial Failures.
S - Sentiments
T - Tragedies
E - Eruption of Communicable diseases
R - Research programme and its implementation
Makna Keperawatan Bencana

D - Detection
I- Incident command
S- Safety and security
A- Assess
S- Support
T- Triage and treatment
E- Evaluation
R- Recovery
Principles of Disaster Management

• Comprehensive – disaster managers consider and take into account all hazards, all phases, and all
impacts relevant to disasters.
• Progressive – anticipate future disasters and take preventive and preparatory measures
• Risk-driven – use sound risk management principles (hazard identification, risk analysis, and
impact analysis) in assigning priorities and resources.
• Integrated – ensure unity of effort among all levels of government and all elements of a
community.
• Collaborative – create and sustain broad and sincere relationships among individuals and
organizations
• Coordinated – synchronize the activities to achieve a common purpose.
• Flexible – use creative and innovative approaches in solving disaster challenges.
• Professional – value a science and knowledge-based approach for continuous improvement.
Secara Etiko Legal
Principles of Disaster Nursing

• Prevent the disaster – Primary prevention – Secondary


prevention – Tertiary prevention
• Minimize casualties
• Prevent further casualties
• Rescue the victims
• First aid
• Evacuate
• Medical care
• Reconstruction Policies related
SAMARITAN LAW → menolong karena kerelaan menolong yang membutuhkan

• UU PENANGGULANGAN BENCANA → NO 24 TH 2017 – TINDAKAN


SAAT TANGGAP BENCANA

• UU KESEHATAN → UU No. 36 Thn 2009 –


(63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
Psl 32: Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan diberikan tanpa uang muka –
Psl 53 (3):pelayanan kesehatan hrs mendahulukan pertolongan penyelamatan nyawa
pasien dibandingkan kepentingan lainnya
Psl 58 (3): tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika utk menyelamatkan nyawa dalam
keadaan darurat
Psl 82; 83: pelayanan pada kondisi darurat dan bencana
UU No 38 Th 2014

PASAL 28 (AYAT 3): Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar
pelayanan, standar profesi dan SOP

PASAL 35:
(1) Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai kompetensinya
(2) Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut
(3) Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan
(4) Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya
SIKLUS PENANGANAN BENCANA

Pencegahan
Pem ulihan dan Mitigasi

Tanggap
Kesiapsiagaan
Darurat

BENCANA
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


KEBIJAKAN MANAJEMEN
Kebijakan menjadi landasan penerapan manajemen
bencana baik tingkat nasional maupun daerah

Strategi pengendalian bencana


Komitmen semua
pihak dari
Penyediaan sumberdaya
pemerintah
hingga masyarakat
Organisasi Pelaksanaanya
Penyelenggaraan

• Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan


untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan
dampak bencana
• Penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap
prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana.
PENDEKATAN PENINGKATAN KAPASITAS
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KERENTANAN PEPRENCAN PENGETAHUAN
EKONOMI AAN & & PEMAHAMAN

ANGGARAN SOSIALISASI
KERENTAN
KERENTAN KERENTANAN PENINGKATAN
AN FISIK MASYARAKAT
AN FISIK SOSIAL PELAKSAN DAN
KELEMBAGA DISEMINASI KESADARAN
AN AAN
DATA
KERENTANAN INFORMASI
LINGKUNGAN APARATUR
PEMERINTA MASYARAKAT
H
DITURUNKAN
IPTEK Penguatan PENDIDIKAN &
REGULASI Sumber daya PELATIHAN
lokal (Modal
SDM Sosial)
GLADI/
SIMULASI

DITINGKATKAN
Masyarakat diharapkan akan memiliki kemampuan dan
Kapasitas kapasitas sebagai first responder terhadap bencana
Pulih
Kapasitas
Kembali
Kapasitas sekaligus memiliki daya lenting untuk memulihkan diri
Antisipatif Respon
(Bounce
back) ketika bencana terdampak bencana
Hazard Analysis
• Disaster history
• Disaster analysis
• environmental
• epidemiological
• meteorologic
• agricultural
• political
Concepts in Evaluating Disasters
Fenomena X Vulnerability = Dampak

• Phenomenon: Tipe bencana dan intensitasnya


• Vulnerability: Faktor predisposis dan kapasitas
masyarakat merespon bencana

• Impact: Dampak terhadap populasi


Fenomena X Vulnerability = Dampak
KEBIJAKAN :UU NO. 24/2007 tentang PB
1. Penanggulangan Bencana adalah urusan bersama, hak
dan kewajiban seluruh stakeholder diatur.
Pemerintah BNPB
BPBD Provinsi
BPBD
Kab/KOTA
BERPATNER
Untuk
mewujudkan
Tata Kelola yang
Lembaga Usaha dan Baik
Lembaga Masyarakat
Internasional Platform Nasional
Platform Daerah
Platform Tematic
Tata Kelola: Desentralisasi PB
(SFDRR) 2015-2030

Law No. 24/2007 on Disaster Management

Risk
Reactive Preventive reduction

DRR in Local
De- Resilient
Centralized Dev.
centralized Planning Community

Community’s
Exclusive Inclusive Management
INTEGRASI IRB KE DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

IKU Baru
Pemerintahan Jawa Timur
Kerentanan (vulnerability)
Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
Faktor Kerentanan
• Fisik:
kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap ancaman
bencana
• Sosial:
kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku
masyarakat) terhadap ancaman bencana
• Ekonomi:
kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di
wilayahnya
• Lingkungan:
Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara) serta
kerusakan lingkungan yan terjadi.

27
Kemampuan (capability)

Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh


perorangan, keluarga dan masyarakat yang
membuat mereka mampu mencegah, mengurangi,
siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera
pulih dari suatu kedaruratan dan bencana.
Resiko (risk)

• Besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban


manusia, kerusakan dan kerugian ekonomi yg
disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada
suatu waktu tertentu.
• Resiko biasanya dihitung secara matematis, merupakan
probabilitas dari dampak atau konsekwesi suatu bahaya.
Kerentanan (vulnerability)
• Sekumpulan kondisi yang mengarah dan menimbulkan konsekwensi (fisik,
sosial, ekonomi dan perilaku) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana.
• Misalnya : penebangan hutan, penambangan batu, membakar hutan. .
BAHAYA
Bahaya adalah keadaan atau fenomena alam yang dapat
berpotensi menyebabkan korban jiwa atau kerusakan benda
/ lingkungan

Jenis-jenis Bahaya :
1. Geologi
2. Hidrometeorolgi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Sosial
6. Biologi
KEGIATAN MANAJEMEN BENCANA

1. Pencegahan (prevention)
2. Mitigasi (mitigation)
3. Kesiapan (preparedness)
4. Peringatan Dini (early warning)
5. Tanggap Darurat (response)
6. Bantuan Darurat (relief)
7. Pemulihan (recovery)
8. Rehablitasi (rehabilitation)
9. Rekonstruksi (reconstruction)
1. PENCEGAHAN

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun
(penurunan) kerentanan pihak yang terancam
bencana (UU 24/2007).

Misalnya:
▪ melarang pembakaran hutan dalam perladangan
▪ melarang penambangan batu di daerah yang curam.
2. MITIGASI
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

2 bentuk Mitigasi :

Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, dll.)


Mitigasi non struktural : peraturan, tata ruang, pelatihan
3. KESIAPSIAGAAN
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
24/2007).
Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan
lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi/Kesiapsiagaan
dan sosialisasi peraturan / pedoman PB.
4. PERINGATAN DINI
• Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang.
(UU 24/2007).
• Pemberian peringatan dini harus :
- menjangkau masyarakat (accesible)
- segera (immediate)
- tegas tidak membingungkan (coherent)
- bersifat resmi (official)
5. TANGGAP DARURAT

Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera


pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana (UU 24/2007)
6. Bantuan Darurat (relief)

• Merupakan upaya untuk memberikan


bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa
:
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal sementara
- kesehatan, sanitasi dan air bersih
7. PEMULIHAN

• Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan


kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang
terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi (UU 24/2007)
• Pemulihan meliputi kegiatan fisik dan non- fisik.
8. REHABILITASI

Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan


publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pasca-bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat (UU 24/2007)
9. REKONSTRUKSI

Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,


kelembagaan pada wilayah pasca-bencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat.
Desa Tangguh Bencana
Peraturan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
No. 1 Th. 2012
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI
SITUASI DARURAT
Bilamana terjadi bencana / kedaruratan di suatu wilayah, yang terkena
dan menjadi korban adalah masyarakat.
SIAPA YANG HARUS MEMBANTU ??????

?
BANTUAN KEMANUSIAAN
MASYARAKAT
SETEMPAT

KESIAPSIAGAAN
MASYARAKAT ?
Self Reliance/
Kemandirian

•Sering terlambat •Keluarga dan


•Kadang-2 tak tepat • Masyarakat sekitar yang
berdekatan dengan tempat kejadian
yang memberikan pertolongan
Perubahan Paradigma
• Selama ini masyarakat selalu sebagai pihak yang
diselamatkan /ditolong harus dirubah menjadi
penyelamat / penolong
DISELAMATKAN PENYELAMAT
DITOLONG PENOLONG
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

• Desa/kelurahan yang memiliki


kemampuan mandiri untuk
beradaptasi dan menghadapi
ancaman bencana, serta
memulihkan diri dengan segera
dari dampak bencana yang
merugikan, jika terkena bencana.
(Perka BNPB No. 1 Th 2012)

Pelatihan BUTANA, 2020


Proses Pembentukan Destana
• Dasar Pembentukan (Peraturan
Kepala BNPB No 01 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana)
• Output : Dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB),
FPRB dan Rencana Kontinjensi
(RENKON) diuji dengan Simulasi.
• Peserta : Pamong, Tokoh
Masyarakat, Lembaga/ Kelompok/
Komunitas desa, dll.
• DESTANA yang sudah terbentuk ada
28 desa per-2018.
Tujuan Pembentukan Desa Tangguh
1. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak
merugikan bencana;
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan
sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana;
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan
pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana;
4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya dan teknis
bagi pengurangan risiko bencana;
5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB, pihak pemerintah
daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok
lainnya yang peduli.
Komponen Desa Tangguh
Legislasi

Penyeleng Perencana
garaan PB an

Desa Tangguh

Pengemba
Kelembag
ngan
aan
Kapasitas

Pendanaa
n
Prinsip
❑ Bencana adalah urusan bersama ❑ Keberpihakan Pada Kelompok Rentan
❑ Berbasis Pengurangan Risiko Bencana ❑ Transparansi dan Akuntabilitas
❑ Pemenuhan Hak Masyarakat ❑ Kemitraan
❑ Masyarakat Menjadi Pelaku Utama ❑ Multi Ancaman
❑ Dilakukan Secara Partisipatoris ❑ Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan
❑ Mobilisasi Sumber Daya Lokal ❑ Pemaduan ke Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
❑ Inklusif
❑ Diselenggarakan Secara Lintas Sektor
❑ Berlandaskan Kemanusiaan
❑ Keadilan dan Kesetaraan Gender

Anda mungkin juga menyukai