Anda di halaman 1dari 31

Tata Kelola Pemerintahan

Dalam Penanggulangan
Risiko Bencana
Drs.H.BURHAN TAHIR,MM., Apt
KABID. PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
BADAN PENANGGULANGAN
Bencana (disaster)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Kerentanan: Sekumpulan kondisi dan atau
suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan) yg berpengaruh
buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.

Kapasitas: Kondisi yg berpengaruh baik


terhadap upaya-Upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana, termasuk adanya
kearifan lokal dalam masyarakat.

• Ancaman merupakan fenomena atau kondisi


yang sulit untuk dirubah atau diperbaiki.
Risiko Bencana = Ancaman x Kerentanan / Kemampuan • Kerentanan dan kapasitas merupakan
(Perka BNPB No. 4 Tahun 2008) situasi/sikap/perilaku individu/masyarakat
yang relatif dapat dilakukan perubahan.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yg ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu
tertentu yg dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa Perhitungan risiko bencana cukup
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan rumit karena melibatkan banyak
atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat parameter (data) sosial, ekonomi
(UU No. 24 Tahun 2007). Mengandung unsur: Bahaya
(ancaman = potensi bencana) serta Kerentanan dan
dan kondisi fisik wilayah)
Risiko Bencana = Ancaman x Kerentanan/Kemampuan (Perka BNPB No. 4 Tahun 2008)

Upaya KRB pada dasarnya adalah menentukan besaran 3 komponen risiko tsb dan menyajikannya dalam
bentuk spasial maupun non spasial agar mudah dimengerti. KRB digunakan sebagai landasan
Penyelenggaraan PB di suatu kawasan, yg dimaksudkan untuk mengurangi risiko bencana. Upaya PRB
berupa:
1. Memperkecil ancaman bencana kawasan Catatan:
2. Mengurangi kerentanan kawasan yg terancam Ancaman = bahaya = potensi bencana
3. Meningkatkan kapasitas kawasan yg terancam. Kapasitas = kemampuan
Manajemen Risiko Bencana
Pengkajian Risiko Penanganan Risiko
Bencana Bencana

Pencegahan/ Pengalihan
Penilaian Evaluasi Pengurangan Penerimaan
Identifikasi Risiko Penghindaran
Risiko Risiko
Risiko Risiko Risiko Risiko

Faktor Penentuan
Faktor Kerentanan / R=H*V Risiko Mana
Bahaya Kemampuan
yang Harus
Diperhatikan
Prinsip Dasar Pengurangan Risiko Bencana
Pilihan Tindakan Penanganan Risiko

Pencegahan Pengurangan Pengalihan Penerimaan


Risiko Risiko Risiko Risiko

• Relokasi • Retrofitting • Asuransi • Dana Abadi


• Peraturan atau • Mitigasi • Saham utk (disaster
Larangan struktural / Kebencanaan fund)
• Penataan konstruksi (catastrophic • Dana
ruang • Mitigasi non bond) Bencana
struktural Mandiri (self
• Pelatihan finance)
Gladi
Kebijakan Penanggulangan Bencana
UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana
 Urusan bersama, hak dan kewajiban seluruh stakeholder diatur
 Pemerintah sebagai penanggungjawab PB dengan peran serta aktif masyarakat dan
lembaga usaha => Platform Nasional
 Merubah paradigma respons menjadi Pengurangan Risiko Bencana
 Perlindungan masyarakat terhadap bencana dimulai sejak Pra bencana, pada saat
dan pasca bencana, secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan terpadu
 Membangun masyarakat yang tangguh/tahan dalam menghadapi bencana
 Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal melalui Kelembagaan
yang kuat, pendanaan yang memadai
 Integrasi PB dalam Rencana Pembangunan (RKP/D, RPJM/D, RPJP/D)
Wewenang Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan
Bencana
a. Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada Wilayahnya selaras
dengan
kebijakan pembangunan daerah;
b. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan Unsur-unsur
kebijakan penanggulangan bencana;
c. Pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan Bencana dengan
provinsi dan/atau kabupaten/kota lain;
d. Pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai Sumber ancaman
atau bahaya bencana pada wilayahnya;
e. Perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan Pengurasan sumber daya
alam yang melebihi kemampuan alam pada Wilayahnya; dan
f. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang berskala
provinsi, kabupaten/kota.
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Prabencana Saat Bencana Pasca bencana

Manajemen Risiko Bencana

Kajian Risiko
Pencegahan
Mitigasi Manajemen Darurat Bencana
Kesiapsiagaan
Peringatan dini Kaji Cepat
Penetapan Status Darurat
Pencarian Pertolongan Manajemen Pemulihan
Evakuasi
Pasca Bencana
Bantuan Darurat
Perbaikan Darurat Kaji Kebutuhan Pascabencan
Rehabilitasi
Rekonstruksi
Relokasi
Kebijakan Pemerintah Daerah
Kewenangan Pemerintah
Sumber Pendanaan Daerah
APBN APBD

DBH
PAD
Dana DAU
Desentralisasi Perimbangan
Dana DAK
transfer Lain-lain
Pendapatan SiLPA
Dekonsentrasi Dana Cadangan
Penerimaan
Tugas Pembiayaan Penjualan Kekayaan
daerah yang
Pembantuan dipisahkan
APBN
pertanggungjawaban Pinjaman
APBN
Kebijakan & Strategi Mitigasi Bencana
1. Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi
semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsur masyarakat
yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan
dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai
dengan bidang tugas unit masing-masing.
2. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir yang
melibatkan seluruh potensi pemerintah dan masyarakat.
3. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat
diminimalkan.
4. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak, melalui
pemberdayaan masyarakat serta kampanye
SIKLUS
PENANGGULANGAN
BENCANA
Tanggap darurat: Serangkaian kegiatan yg dilakukan dgn
Kesiapsiagaan, Peringatan Dini sgr pd saat kejadian bencana utk menangani dampak
dan Mitigasi  Situasi terdapat buruk yg ditimbulkan, yg meliputi kegiatan penyelamatan
potensi bencana dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
Kesiapsiagaan: Serangkaian kegiatan yang kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
pengorganisasian serta melalui langkah yang Kaji cepat dan tepat: cakupan lokasi
tepat guna dan berdaya guna. bencana; jumlah korban bencana;
Peringatan Dini: Serangkaian kegiatan kerusakan prasarana dan sarana;
pemberian peringatan sesegera gangguan terhadap fungsi pela-yanan
mungkin kepada masyarakat tentang umum serta pemerintahan; dan
kemungkinan terjadinya bencana pada kemampuan SDA dan SDB.
suatu tempat oleh lembaga yg Rehabilitasi: Perbaikan dan pemulihan
berwenang. semua aspek pelayanan publik atau
Mitigasi: masyarakat sampai tingkat yg memadai pada
Serangkaian upaya untuk mengurangi wilayah pascabencana sasaran utama untuk
risiko bencana, baik melalui normalisasi atau berjalan-nya secara wajar
Pembangunan fisik maupun semua aspek peme-rintahan dan kehidupan
penyadaran dan peningkatan masyarakat pd wilayah pascabencana
kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Rekonstruksi: Pembangunan kembali
Pencegahan: Serangkaian kegiatan yg semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
dilakukan untuk mengurangi atau pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
menghilang-langkan risiko bencana, baik masyarakat dgn sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
melalui pengu-rangan ancaman bencana kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
maupun kerentanan pihak yang terancam ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dlm segala
bencana. aspek kehidupan bermasyarakat pd wilayah pascabencana
Pencegahan  situasi tidak terjadi bencana
PENGURANGAN RISIKO
BENCANA
• BNPB

STRATEGI
 KEMENKES
 KEMENSOS • BIG
 KEMENDES PDTT • BMKG
Internalisasi
PENGURANGAN
 KEMENLHK • BPPT
PRB dalam  KEMENTAN • LAPAN
 KEMEN ESDM •
kerangka KEMENPU&PERA

RISIKO BENCANA
 TNI • KKP
pembangunan  POLRI • KEMENDAGRI
 PEMDA • KEMENKEU

 BNPB
GEMPA TSUNAMI
BUMI  BAPPENAS
 BNPB LETUSAN  BIG
 BAPPENAS BANJIR GUNUNG
BANDANG  BMKG
 BMKG API
SASARAN RPJMN  BPPT
 LAPAN PENANGGULANGAN

BENCANA: GELOMBAN LAPAN
 KEMENPU&PERA LONGSOR 
Menurunkan Indeks Ris iko G EKSTRIM KEMENPU&PERA
 KKP & ABRASI 
Bencana pada pusat-pusat KKP
 KEMENDAGRI pertumbuhan berisiko tinggi  KEMENDAGRI
 KEMDEKTI& RISTEK KEKERINGAN CUACA 
KAWASAN : KEMDEKTI& RISTEK
 BPPT EKSTRIM 
120 kab/kota berisiko tinggi KEMENDIKDASBUD
 KEMENDIKDASBUD 
16 kab/kota berisiko sedang KEMENKES
 KEMENKES KEGAGALAN Penurunan  KEMENLHK
 KEMENLHK Peningkatan KARHUTLA
TEKNOLOGI
tingkat  KEMENDES, PDTT
 KEMENDES, PDTT kapasitas EPIDEMI &
 KEMENKOMINFO
 KEMENKOMINFO
BANJIR WABAH kerentanan
dalam PENYAKIT  KEMENTAN
 KEMENTAN terhadap  KEMEN ESDM
 KEMEN ESDM penanggulang
 KEMENHUB bencana  KEMENHUB
 TNI
an bencana  TNI
 POLRI
 POLRI  PEMDA
 PEMDA
Peran BPBD/BNPB dalam Penanggulangan Bencana
Komando utk memerintahkan
sektor/lembaga
(Pasal 50 UU No. 24 Thn 2007 dan Pasal
24 PP No.21 Thn 2008) (1)
instansi/lembaga terkait, wajib segera
KOORDINASI - KOMANDO mengirimkan dan memobilisasi sumber
daya manusia, peralatan, dan logistik ke
- KENDALI lokasi bencana
- KOORDINASI

KOORDINASI
 PENCEGAHAN
TANGGAP DARURAT
 MITIGASI
 KESIAPSIAGAAN
PEMULIHAN
SEBELUM PADA SAAT SESUDAH
SEKTORAL TERPUSAT SEKTORAL
Catatan : Pada saat “status keadaan darurat bencana” terdapat kemudahan akses.
KEMUDAHAN AKSES
PADA SAAT TANGGAP DARURAT
Pada saat keadaan darurat bencana ditetapkan, BNPB dan BPBD mempunyai kemudahan akses :
Pengerahan sdm
Pengerahan peralatan
Pengerahan logistik
Imigrasi, cukai dan karantina
Perizinan
Pengadaan barang/jasa
Pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan atau barang
Penyelamatan
Komando utk memerintahkan sektor/lembaga
(Pasal 50 UU No. 24 Thn 2007 dan Pasal 24 PP No.21 Thn 2008)

Setiap org yg dng sengaja menghambat kemudahan akses dpt dipidana penjara paling singkat 3
thn atau paling lama 6 thn dan denda paling sedikit 2 milyar atau denda paling banyak 4 milyard
(Pasal 77 UU No. 24 Thn 2007)
• Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi :
• kegiatan penyelamatan dan
• evakuasi korban,
• harta benda,
Upaya pada saat bencana
• pemenuhan kebutuhan dasar,
untuk menanggulangi
• perlindungan, dampak yang ditimbulkan
• pengurusan pengungsi, bencana.
• penyelamatan,
• serta pemulihan prasarana dan sarana (UU 24/2007)
Kaji cepat dan tepat: cakupan lokasi bencana; jumlah korban bencana; kerusakan
prasarana dan sarana; gangguan terhadap fungsi pela-yanan umum serta pemerintahan;
dan kemampuan SDA dan SDB.
MEKANISME TANGGAP DARURAT
• Merupakan upaya untuk
memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan
dasar berupa :
 pangan,
 Sandan
 tempat tinggal sementara
 kesehatan, sanitasi dan
 air bersih
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PASCA
PASCA
BENCANA
BENCANA
 Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam masa pasca bencana bertanggung
jawab memulihkan kondisi dan melindungi masyarakat dari
dampak bencana.
 Rehabilitasi dan Rekonstruksi dilaksanakan secara terpadu dan
terkoordinasi dengan melibatkan semua unsur pemerintah,
swasta dan masyarakat.
 Pemerintah dan atau pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana secara memadai
dalam APBN / APBD.
Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca-bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat (UU 24/2007)

Upaya untuk membantu


masyarakat untuk
memperbaiki rumah,
fasilitas umum & sosial,
dan menghidupkan roda
perekonomian.
Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya :
kegiatan perekonomian,
Program untuk perbaikan fisik, sosial,
sosial dan budaya, dan ekonomi untuk mengembalikan
tegaknya hukum dan kehidupan masyarakat pada kondisi yang
sama atau lebih baik.
ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat.
PENANGANAN
PENANGANAN PASCA
PASCA
BENCANA
BENCANA
TANTANGAN
1. Adanya komitmen dari kepala daerah dan DPRD serta seluruh komponen
bangsa, nasional, regional, dan local dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana

2. Penyebaran wilayah potensi bencana di Provinsi Sulawesi Tengah yang cukup


luas dan besar dengan penyebaran penduduk yang terpapar yang cukup tinggi

3. Kurangnya pengelolaan pengurangan risiko bencana yang dilakukan lintas sektor

4. Perlunya meningkatkan pengkajian dan penelitian yang mendalam terhadap


wilayah – wilayah yang berpotensi terjadinya bencana dengan melibatkan dunia
Pendidikan dan perguruan tinggi
PELUANG
1. Kurangnya kapasitas sumber daya manusia yang secara keilmuan banyak
memahami dan mengerti tentang masalah kebencanaan di daerah

2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang


kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko – risiko bencana

3. Dukungan kebijakan pusat dan sinkronisasi serta kordinasi dalam


penyelenggaraan bidang penanggulangan bencana

4. Adanya peran serta Masyarakat dan Kerjasama dengan dinas/instansi terkait,


LSM, dan Lembaga – Lembaga lain non pemerintah dalam Upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai