Makalah Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EKONOMI MANAJERIAL

“TEORI BIAYA”

DISUSUN OLEH

Idha Nur Khotimah (201861201035)

Zakaria Fuad (201961201022)

Oktavianus (201961201083)

reza Ardiansyah (201961201189)

Ulfa Dewiyanti Eka Safitri (202061201043)

Sarly Tae (202061201142)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah “Ekonomi Manajerial” dimana makalah ini
menguraikan materi tentang penjelasan Teori Biaya. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangan dalam segi bahasa, dan penulisan. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritis dan saran agar dapat memotivasi kami, agar menjadi bahan evaluasi
dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Penyusun makalah ini kami berharap dapat bermanfaat khususnya untuk penyesuaian sendiri
dan bagi siapapun yang membacanya. Sekian dan terimakasih

Merauke, 26 November 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

2.1 Konsep Biaya Relevan........................................................................................ 5

2.2 Biaya Tumbal..................................................................................................... 6

2.3 Biaya Eksplisit Dan Biaya Implisit.................................................................... 6

1. Biaya Eksplisit........................................................................................... 6

2. Biaya Implisit............................................................................................ 6

2.4 Biaya Incremental dan Sunk Cost...................................................................... 7

2.5 Biaya Jangka Pendek dan Biaya Jangka Panjang............................................... 7

1. Biaya Jangka Pendek ................................................................................ 7

2. Biaya Jangka Panjang ............................................................................... 12

2.6 Analisis Pulang – Pokok................................................................................... 17

1. Analiaia Pulang – Pokok Linear................................................................ 18

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 21

3.2 Saran................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Teori produksi yang mencakup prinsip-prinsip pengkombinasian penggunaan input yang


optimal untuk menghasilkan tingkat output yang maksimalsehingga tercapai laba yang maksimal
, konsep substitutabilitas antarinput , konsepreturns to scale, dan teknik penaksiran fungsi
produksi secara empiris.telah kitamemahami masalah- masalah produksi tersebut, baik secara
teoris maupun empiris , baru kita dapat menganalisis masalah biaya. Sebelum perusahaan
menentukanmaksimisasi laba maka hal yang diperlukan perusahaan adalah mengestimasi
biayadan beban yang ada dalam perusahaan. Pada makalah ini kita akan membahasmasalah teori
biaya dan konsep – konsep biaya untuk pengambilan keputusan.

2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini diantaranyaadalah sebagai
berikut:
a. .Bagaimana konsep biaya relevan?
b. Apa yang di maksud dengan biaya eksplisit dan implisit?
c. Apa yang diketahui tentang biaya incremental dan sunk cost?
d. Apa saja yang termasuk biaya jangka pendek dan jangka panjang, laluseperti apa kurva
biaya jangka pendek dan panjan.
e. Bagaimana analisis pulang pokok dan kontribusi laba?
3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan di susunnya makalah ini adalah diantaranya sebagai berikut
a. Memahami dan menerangkan konsep dari pengertian biaya relevan, biaya kesempatan,
biaya eksplisit dan implisit;
b. Membedakan biaya incremental dan sunk cost , biaya jangka pendekdan panjang;
c. Menggambarkan kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka panjang
d. Menerangkan lebih mendalam tentang skala produksi yangekonomis dari hubungan
antara biaya jangka panjang dan pendek.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya Relevan

Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yangtepat akan berubah-
ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan
tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan
kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul
dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika barang
tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dankemudian baru rumit lagi, jika barang
tersebut merupakan aset yang bermacam-macam pada beberapa periode waktu yang tak
terbatas.Pertanyaannya,“Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama periode tertentu?”.

Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan
(relevant cost).Pada saat penghitungan biaya yang akandigunakan untuk melengkapi formulir
pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah
rupiah yangaktual yang dikeluarkan untuk membeli tenaga kerja, bahan baku dan peralatan
modal yang digunakan dalam produksi. Dan untuk tujuan-tujuan pembayaran pajak, pengeluaran
rupiah historis adalah biaya relevan yangdimaksudkan di atas.

Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa digunakan
untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi.Ketika sebuah perusahaan
menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu perusahaan
tersebut juga menawarkan sumber dayatersebut kepada para pemakai alternatif.

Oleh karena itu konsep biaya tumbal menunjukkan kenyataan bahwasemua keputusan
didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biayatumbal sebuah sumber daya ditentukan
oleh nilai penggunaan alternatif terbaikdari sumber daya tersebut.

5
B. Biaya Tumbal

Biaya Biaya Tumbal Biaya tumbal (opportunity cost) adalah biaya akibat semua
keputusan yang didasarkan pada pilihan-pilihan di antara tindakan-tindakan alternatif. Biaya
tumbal dari sebuah sumberdaya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif yang terbaik dari
sumber daya tersebut.

C. Biaya Eksplisit dan Implisit

1. Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang
dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaranuntuk membeli bahan baku
untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsungyang berkaitan dengan produksi dan
sebagainya.

2. Biaya Implisit

Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yangdigunakan dalam
proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yangdikeluarkan perusahaan. Biaya
implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kasyang diukur dalam konsep biaya kesemptan.
Biaya implisit yang berkaitan dengan setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-
biaya ini tidak melibatkan pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan dalam analisis
keputusan. Karena pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya
kesempatanharus digunakan untuk mengukurnya.Biaya penggunaan sumber daya mencakup
biaya eksplisit dan biaya implisit.

Upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan baku,
bunga yang dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa bangunan
merupakan contoh-contoh dari pengeluaran eksplisit. Biaya implisit berkenan dengan setiap
keputusan yang jauh lebihsulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan
pengeluaran- pengeluaran tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis

6
pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jikaia tidak
menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya.

D. Biaya Incremental dan Sunk Cost

Biaya Inkremental adalah biaya yang akan timbul sebagai akibatdari adanya suatu
keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya
suatu keputusan yang sedangdibuat.Biaya incremental ini harus diidentifikasi secara tepat,
hanya biaya-biaya yang berubah secara nyata sebagai hasil dari suatu keputusanyang bisa
dimasukkan, tetapi semua biaya berubah sebagai akibat dariadanya keputusan tersebut harus
dimasukkan. Faktor-faktor produksiyang menganggur (tak terpakai) yang tidak mempunyai
penggunaanalternatif tidak mempunyai biaya incremental dan oleh karena itu bisadianggap tidak
mempunyai biaya.

E. Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga
secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya dan output suatu
perusahaan atau dengan katalain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan
dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaantersebut.

1. Biaya Jangka Pendek

Yang dimaksudkan jangka pendek yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor
produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Jangka pendek adalah periode berlakunya dua
kondisi, yaitu, perusahaan yang ada menghadapi batasan yang dipaksakan oleh sejumlah
faktor produsi tetap dan perusahaan baru tidak dapatmasuk, dan perusahaan yang ada
tidak dapat keluar dari industri.Macam-macam biaya dalam jangka pendek, antara lain:

1. Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)


Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barangyang
diproduksi. Biaya untuk sewa tanah, sewa gedung, penyusutan mesin, gaji pegawai tetap,
gaji manajer, bunga pinjaman bank adalah contoh-contoh biaya tetap. Misalnya, biaya

7
gaji yang dikeluarkan perusahaan setiap bulanRp10.000.000. Selama satu bulan itu
meskipun jumlah produksi bertambah biayagaji bulan itu tidak bertambah kecuali jika
ada penambahan tenaga kerja.

Biaya tetap dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a) Biaya Tetap Total atau Total Fixed Cost (TFC)

Biaya tetap merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah
tetap dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar
kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan. Bahkan bila untuksementara produksi
dihentikan, biaya ini tetap harus dibayar.

b) Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)

Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada setiapsatuan output
yang dihasilkan. Biaya ini dihitung debgan membagi biaya tetaptotal dengan jumlah
output yang diproduksi. Pada produksi biaya tetap rata-ratanya , selanjutnya pada
produksi . Sehingga dapat disimpulkan bahwaseberapa banyak output yang dihasilkan
jumlah biaya tetap total akan sama.Tetapi semakin banyak output yang dihasilkan,
biaya tetap rata-rata atau AFCakan semakin kecil dan semakin sedikit output yang
dihasilkan, AFC semakin besar. Ini dapat diketahui dari bentuk kurva AFC yang
melengkung ke kanan dari atas ke bawah.

8
2. Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)

Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya tidak tetap atau berubah-ubahsesuai dengan
jumlah output yang dihasilkan. Semakin banyak output yangdihasilkan maka biaya variabel yang
dikeluarkan juga semakin banyak.Sebaliknya, semakin sedikit output yang dihasilkan, semakin
sedikit pula biayavariabel yang dikeluarkan. Biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar,
danupah tenaga kerja langsung merupakan contoh biaya variabel.Jenis biaya variabel dapat
dibedakan sebagai berikut:

a). Biaya Variabel Total atau Total Variable Cost (TVC)

Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkanselama masa
produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya. Dimisalkan bahwa faktor produksi yangdapat berubah jumlahnya adalah tenaga
kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakanmemperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. Bahan-
bahan mentah merupakanvariabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi.
Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang yang diperlukan. Oleh sebab itu,
biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.

b). Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel yang dibebankan pada tiapunit produk yang
dihasilkan.

2). Biaya Total atau Total Cost (TC)

Biaya total merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untk memproduksisemua output,
baik barang maupun jasa. Biaya total dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap total
(TFC) dengan biaya variabel total (TVC), yang dirumuskan sebagai berikut4)

9
Biaya Rata-rata atau Average Cost (AC)Biaya rata-rata atau AC merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk setiapunit produksi.

(1) Biaya Tetap Rata-rata (AFC)Apabila biaya tetap total ( TFC) untuk memperoduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang
diperoleh adalah biaya tetap rata-rata. Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya
tetap rata-rata atau AFC adalah:

AFC=TFC/Q

Dalam tabel 1.1 biaya tetap rata-rata ditunjukan dalam kolom (7), danangka-angka tersebut
didapat dengan membagi nilai biaya tetap total (yangterdapat dalam kolom 3) dengan jumlah
produsi ( yang ditujukan dalam kolom 2) pada setiap jumlah tenaga kerja yang digunakan.

(2) .Biaya Berubah Rata-rata (AVC)

Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya
berubah rata-rata dihitung dengan rumus:

AVC=TVC/Q

Dalam tabel 1.1, biaya berubah rata-rata ditunjukan kolom (8) dan angka-angka tersebut
diperoleh dengan mebagi nilai biaya berubah total (dalam kolom 4)dengan jumlah produksi (data
dalam kolom 2).

(3) Biaya Total Rata-rata (AC)

Apabila biaya total (TC) untuk memprodksi sejumlah barang tertentu (Q)dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya totalrata-rata.
Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini:

AC=TC/Q atau AC=AFC+AVC

Dalam tabel 1.1 biaya total rata-rata ditunjukan dalam kolom (9), untukmendapat
angak-angka tersebut, sesuai dengan yang bru ddinyatakan diatas, duacara dapat
digunakan. Yang pertama adalah dengan mebagi nilai-nilai dalamkolom (5) dengan

10
jumlah produksi yang dinyatakan dalam kolom (2). Cara yangkedua adalah dengan
menambahkan biaya tetap rata-rata dan biaya berubah rata-rata yang terdapat dalam
kolom (7) dan (8).

5). Biaya marginal atau Marginal Cost (MC)Kenaikan biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menambah produksisebanyak satu unit dinamakan biaya marjinal .
Dengan demikian, berdasarkankepada definisi ini biaya marjinal dapat dicari dengan
mengunakan rumus:

MCn =TCn- TCn-1

Dimana;

MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n

TCn adalah biaya padawaktu jumlah produksi adalah n dan

TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n-1 . akan tetapi pada umumnya
pertambahan nilai satu unit

faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi. Sebagai contoh, perhatiakn tabel
1.1 misalkan jumlah tenaga kerja betambah dari 2 menjadi 3. Dapat dilihat bahwa produksi
bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6unit) dan biaya produksi bertambah sebanyak
Rp. 50000, yaitu dari Rp.150000menjadi Rp.20000. dengan demikian biaya marjinal adalah
Rp.50000/6 unit= Rp8333.

Contoh ini menunjukan bahwa adakalanya persamaan diatas adalahkurang prakstis untuk
menghitung biaya marjinal. Persamaan yang baru sajaditerangkan diatas hanya digunakan
apabila tabel data yang diberi menunjukan perubahan berbagai biaya apabila produksi tetap
mengalami pertambahan sebanyak satu unit.Apabila rumus yang telah diterangkan sebelum ini
tidak dapat digunakan,rumus yang akan dipergunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah:

MCn= ∆TC/∆Q

Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n,

∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total, dan ∆Q adalah pertambahan junlah produksi.

11
Berikut ini ditujukan satu contoh lain untuk menghitung biaya marjinal.Perhatikan kenaikan
produksi dan biaya produksi pada waktu tenaga kerjaditambah 5 menjadi 6 . ternyata produksi
naik sebanyak 6 unit, yaitu dari 27menjadi 33, dan biaya produksi naik sebanyak Rp 50000, yaitu
dari Rp 30000menjadi Rp 350000 dengan demikian besarnya biaya marjinal adalah

:MC = (350000-30000)/(33-27)= 50000/6=Rp 8333

Biaya marginal adalah kenaikan biaya total yang diakibatkan olehdiproduksinya


tambahan satu unit output. Jadi biaya marginal (MC) merupakan perubahan biaya total (∆TC)
jika produksi ditambah atau dikurangi (∆Q) dengan satu unit.Sehingga, ada beberapa hal yang
mempengaruhi perhitungan biaya marginal, yaitu:

1).Biaya total setelah peningkatan produksi

2). Biaya total sebelum peningkatan produksi

3). Jumlah produksi sebelum peningkatan produksi

4). Jumlah produksi setelah peningkatan produksi

2.Biaya Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah atau menciutkan semua factor produksi yang
akan digunakan . oleh karena itu biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan

12
biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang
dikeluarkan adalahbiaya berubah. Hal ini beraryi bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat
menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi
lannya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luas bangunan atau
pabrik yang digunakan akibatnya dalam jangka panjang terdapat banyak kurva
jangka pendek yang dapat dilukiskan.

1) Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang

Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas


produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang
akanmeminimumkan biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas
pabrikdigambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Dengan demikian
analisismengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam
usahanyameminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC
untukkapasitas yang berbeda-beda. Faktor yang akan menentukan kapasitas produksiyang
digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Sehingga peminimuman biaya
jangka panjang tergantung kepada 2 faktor, yaitu:

 Tingkat produksi yang ingin dicapai.

 Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

1. Kurva Biaya Total Rata-rata Jangka Panjang

Kurva LRAC (Long Run Average Cost) atau biaya total rata-rata jangka panjang adalah
kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling minimumuntuk berbagai tingkat produksi
apabila perusahaan dapat selalu mengubahkapasitas produksinya. Kurva LRAC adalah suatu
kurva yang berbentuk U yang jauh lebih datar daripada kurva biaya total rata-rata jangka pendek.
Selain itu,semua kurva jangka pendek berada di atas kurva jangka panjang. Hal ini timbulkarena
perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi pada jangka panjang.Pada intinya, dalam
jangka panjang perusahaan dapat memilih kurva jangka pendek yang ingin digunakan. Tetapi
dalam jangka pendek, perusahaan harusmenggunakan salah satu kurva jangka pendek yang telah

13
dipilih sebelumnya.Kurva LRAC merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC
jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang
palingoptimum atau minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha
dalam jangka panjang. Satu hal perlu diingat dalam menggambarkankurva LRAC adalah bahwa
kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian (di titik) yang terendah dari kurva
AC.Dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkansetiap titik terendah
dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang.

2. Kurva Biaya Jangka Pendek

Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah
perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendekditunjukkan oleh gambar 5.1.(a). Tampak
jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkatoutput adalah
jumlah dari biaya tetap,total atau fixed cost (JFC) dan biaya variabel total atau variabel cost
(TVC).

Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata ataupun biaya marjinal,digunakan hampir


untuk semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional,maka akan sangat bermanfaat bagi
kita untak menelaah biaya-biaya ini.

a) Kurva Biaya Jangka Panjang

14
Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak mempunyai input tetap,oleh karena itu semua
biaya jangka panjang adalah variabel. Selain itu,sebagaimana kurva-kurva biaya jangka pendek
mengggunakan kombinasi-kombinasi input yang optimal(least cost combination)  untuk
memproduksisetiap tingkat output (pada skala pabrik tertentu), maka kurva-kurva
biaya jangka panjang juga dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrikyang optimal
(pada tingkat teknologi tertentu) digunakan untuk memproduksitingkat output tertentu.Dengan harga-harg
input yang konstan dua kali lipat, input akanmenduakali lipatkan biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi
biaya totalTC yang linear, seperti dilukiskan oleh gambar 5.2.Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat
decreasing returns to  scale, seperti telah dilukiskan pada gambar 5.3, input harus lebih dari
dua kalilipat untuk menghasilkan output dua kali lipat

15
Selanjutnya dengan menganggap harga-harga input tidak bertambah(konstan), fungsi biaya yang berkaitan
dengan suatu sistem produksi akanmeningkat dengan tingkat kenaikan yang semakin besar, seperti
ditunjukkangambar 5.3.

Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan kemudian decreasing returns
telah dilukiskan dalam gambar 5.3. Di sini proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada
kisarandecreasing returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi decreasingreturns to scale

.Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yangdijelaskan di atas didasarkan
pada asumsi bahwa harga-harga input adalahkonstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka
fungsi biayatersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaaN
constant returns input yang dibeli, akan berbentukseperti ditunjukkan oleh gambar 5.3. proporsi kenaikan biaya
akan lebih besardari proporsi kenaikan output.

16
Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan,sifat dari harga-harga input harus
ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencobauntuk menghubungkan sebuah fungsi biasa dengan fungsi produksi
yangmendasarinya. Harga-harga input dan produktivitas secara bersama-samamenentukan fungsi biaya total
tersebut.

F. Analisis Pulang - Pokok

Analisis pulang-pokok (break even analysis) atau sering jugadisebut analisis konstribusi laba merupakan
teknik analisis penting yangdigunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaandan laba.
Sifat analisis pulang-pokok ini dilukiskan dalam gambar 5.4 yakni sebuah grafik dasar pulang-pokok, yang
terbentuk dari kurva biaya total(TC) dan penerimaan dan penerimaan total (TR) suatu perusahaan.Volume output
ditunjukkan oleh sumbu horisontal, sedangkan penerimaandan biaya ditunjukkan pada sumbu vertikal. Karena
biaya tetap (FQ) selalu konstan tanpa memandang berapapun jumlah output yangdihasilkan, maka FC tersebut
ditunjukkan oleh garis yang mendatar

Biaya variabel (VQ) pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antarakurva TC dan kurva FC. Kurva TR
menunjukkan hubunganharga/permintaan akan produk perusahaan tersebut dan laba/kerugian padasetiap output
ditunjukkan oleh jarak antara kurva TR dan kurva TC.Walaupun gambar 5.4 disebut grafik pulang-pokok dan
bisadigunakan untuk menentukan kuantitas output di mana perusahaan tersebutdimulai memperoleh laba yang
positif, nilai analitisnya bisa juga digunakan untuk menentukan tingkat output pulang-pokok. Grafik
tersebutmenggambarkan hubungan penerimaan dan biaya pada seluruh tingkat outputdan oleh karena itu bisa
digunakan untuk menganalisis apa yang terjaditerhadap laba jika volume output berubah-ubah.

17
a. Analisis Pulang-pokok Linear

Dalam penerapan analisis pulang-pokok, hubungan yang linier biasanyadigunakan untuk


menyederhanakan analisis tersebut. Analisis pulang-pokoknonlinear cukup menarik secara
intelektual karena alasan pokok yaitu: (1)tampaknya masuk akal untuk menduga bahwa banyak
kasus kenaikan penjualan bisa dicapai hanya jika harga diturunkan, dan (2) analisis fungsi
biayamenunjukkan bahwa biaya variabel rata-rata (AVC) akan turun padakisaran output tertentu
dan kemudian meningkat. Namun demikian, sepertitampak pada contoh, analisis linear cukup
memadai untuk berbagai penggunaan.

Grafik pulang-pokok memungkinkan seseorang memusatkan perhatiannyaterhadap


unsur-unsur pokok dari laba seperti penjualan, biaya tetap (FC), dan biaya variabel (VC). Selain
itu, walaupun grafik peluang-pokok lineardilukiskan mulai dari tingkat output sama dengan nol
sampai dengan tingkatoutput yang paling tinggi, tetapi tak seorang pun yang menggunakan
analisisini yang akan memikirkan tingkat output yang tertinggi dan terendah tersebut.Dengan
kata lain, para pengguna grafik pulang-pokok sesungguhnya hanyamemperhatikan kisaran output
yang relevan dan di dalam kisaran tersebutfungsi linear mungkin cukup tepat.

Gambar 5.5 menunjukkan sebuah grafik pulang-pokok yang linear.Biaya tetap (FQ) sebesar Rp
60 juta ditunjukkan oleh sebuah garis horisontal.Biaya variabel (VC) dianggap sebesar Rp1.800,-
18
per unit, maka biayatotal (TQ) akan meningkat sebesar Rp 1.800,- per unit untuk setiap satu
unittambahan output yang dihasilkan. Produk tersebut dianggap dijual denganharga Rp 3.000,-
per unit, jadi penerimaan total (TR) adalah sebuah garislurus dari titik origin.Slope dari garis TR
tersebut lebih curam daripada slope TC. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut akan
menerima penghasilan sebanyak Rp 3.000,- untuk setiap unit produk yangdihasilkan, tetapi
hanya mengeluarkan sebesar Rp 1.800,- untuk biaya tenaga kerja, bahan-bahan dan input-input
variabel lainnya.

Sampai titik pulang-pokok, yang ditunjukkan oleh perpotongan antaragaris TR dan garis TC,
perusahaan tersebut menderita kerugian. Selainmelampaui titik tersebut, perusahaan itu mulai
memperoleh laba.Gambar 5.5menunjukkan titik pulang-pokok pada tingkat penjualan dan
tingkat biayasebesar Rp 150 juga yang terjadi pada tingkat produksi sebanyak 50.000unit.

Untuk dapat menggunakan sumber daya, produsen harusmembayar kepada pemilik


sumber daya paling tidak opportunity cost darisumber daya tersebut bagi pemiliknya.

Biaya eksplisit perusahaan adalah pembayaran tunai untuk sumber daya yang dibeli di
pasar sumber daya: upah, sewa, bunga, asuransi, pajakdan sejenisnya. Disamping adanya
pengeluaran tunai langsung ini, atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi biaya implisit
yang merupakan opportunity cost dari penggunaan sumber daya milik perusahaan atau pemilik
perusahaan. Contohnya meliputi penggunaan bangunan milik perusahaan sendiri, penggunaan
dana perusahaan atauwaktu dari pemilik perusahaan.

19
Beberapa sumber daya, seperti tenaga kerja disebut sebagai sumberdaya variabel karena
dapat dilihat dengan cepat untuk mengubah jumlahoutput. Dalam jangka panjang tidak ada
sumber daya tetap. Dalam jangka pendek, setidaknya ada satu sumber daya tetap.

Dapat diperdebatkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan karenafaktor-faktor variabel


tidak perlu berhubungan dengan biaya variabel.Misalnya, jika perusahan tidak perlu membayar
satu senpun kepada pemilik faktor tetap, bila perusahaan tidak mengganakan faktor apapun;maka
semua pembayaran untuk faktor semacam itu harus dimasukkandalam faktor tetap. Pembedaan
antara biaya tetap dan biaya variabel. Jikaoutput naik, maka biaya total selalu naik. Hanya biaya
rata-rata dan biayamarjinal yang dapat turun apabila output naik.

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentanghubungan biaya/


output dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi biaya tersebut ditentukan oleh fungsi
produksi dan fungsi penawaran input yangdigunakan perusahaan tersebut, di mana fungsi
produksi menunjukkan hubunganteknis antara input dan output dan harga-harga input mengubah
hubungan fisiktersebut menjadi fungsi biaya/output. Dua fungsi biaya yang utama
yangdigunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial adalah fungsi biaya jangka
pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan fungsi biaya jangka panjang
yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka pendek adalah periode waktu di mana
beberapa sarana produksi sebuah perusahaan tidak bisa diubah, dan jangka panjang adalah peride
waktu yang cukup panjang yang memungkinkan perusahaan untuk mengubah sistem
produksinyasecara penuh melalui penambahan, pengurangan atau penggantian asset-asetnya.

Bentuk kurva biaya ditentukan oleh adanya economic scale atau diseconomic scale Jika
terjadi economic scale, maka elastisitas biaya terhadap output akan lebih kecil dari satu (ec < 1),
dan biaya per unit akan turun jikaoutput naik. Jika terjadi diseconomic scale, maka ec > 1, dan
kurva biaya rata-rata(AC) akan menaik. Analisis pulang pokok merupakan suatu alat yang
pentinguntuk menganalisis hubungan antara biaya tetap (FC), biaya variabel (VC), penerimaan,
dan laba. Penggunaannya mencakup antara lain analisis pertambhanlaba yang digunakan dalam
konsep kontribusi laba.

Saran

Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memperolehkeuntungan, untuk


memperoleh laba yang maksimal perusahaan perlumemperhitungkan segala biaya yang akan
dikeluarkannya dengan biaya yangseminimal mungkin. Oleh karenanya sebaiknya perusahaan
harusmemperhitungkan berapa besar beban yang akan yang akan dikeluarkan
denganmenggunakan teori-teori biaya produksi

21
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Lincolin. 2008. Ekonomi  Manajerial –  Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen


Bisnis
Yogyakarta: Edisi 4 : BPFE.
Kurniawan Paulus, Made Kembar Sri Budhi.2015.  Pengantar Teori Ekonomi Makro dan
Mikro
. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif . Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

22

Anda mungkin juga menyukai