Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“MANAJEMEN PIUTANG”

DOSEN PENGAMPU :

SRI YULIATI

DISUSUN OLEH :

Della Marsella (20051771)

Erna Safitri (20051769)

Munika Fitriani (20051777)

AKUNTANSI

POLITEKNIK PRATAMA MULIA

SURAKARTA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa
karena telah melimpahkan banyak nikmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Manajemen Piutang tanpa kendala
suatu apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
kita Nabi Muhammad SAW. Karena Beliaulah kita semua dapat merasakan
nikmatnya iman sampai saat ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan okeh dosen pada mata kuliah Manajemen Keuangan. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan dari
banyak pihak, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Yuliati selaku dosen mata
kuliah Manajemen Keuangan program studi Akuntansi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan & Manfaat Makalah

BAB II ISI

1. Pengertian Piutang dan Manajemen Piutang

2. Jenis-Jenis Piutang

3. Kebijakan dalam Pengelolaan Piutang

4. Penilaian Resiko Kredit

5. Perputaran Piutang

6. Kasus

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan.


Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat
melakukannya secara tunai atau secara kredit. Suatu perusahaan akan lebih
menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena
perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan
kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para
konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan
secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan
kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi
kreditpaling sedikit melibatkan dua pihak kreditur, yaitu pihak yang
menjualbarang atau jasa dan memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang
melakukan pembelian dan menjadikan utang.

1.2  Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud Piutang dan Manajemen Piutang?

2) Apa saja Jenis-Jenis Piutang?

3) Faktor apa saja yang mempengaruhi piutang?

4) Bagaimana Kebijakan dalam Pengelolaan Piutang?

5) Cara apa yang dapat dilakukan untuk memperkecil resiko yang timbul dalam
penjual secara kredit?

6) Bagaimana Penilaian Resiko Kredit?

7) Bagaimana penghitungan Perputaran Piutang?

1.3  Tujuan & Manfaat Makalah

1)      Memahami lebih dalam mengenai piutang dan berbagai konsep didalamnya

2)      Mendapatkan panduan dalam pengaplikasian cara pengendalian piutang

3)      Menjadi bahan referensi dalam tulisan yang berkaitan dengan manajemen
piutang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Piutang

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengarahan, dan pengawasan


yang bertujuan untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
Sedangkan piutang merupakan klaim pada pihak lain baik berupa uang, barang,
ataupun jasa.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian


manajemen piutang adalah suatu proses perencanaan dan pengawasan dalam bentuk
klaim kepada pihak lain, perorangan, badan usaha, maupun pihak tertagih atas setiap
aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul dari pelaksanaan transaksi penjualan
kredit.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa
secara kredit. Secara prinsip, penjualan sebetulnya akan lebih suka melakukan
transaksi dagang secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera diterima dan
diputarkan kembali. Tetapi adanya persaingan usaha memaksa perusahaan
memberikan berbagai macam kemudahan kepada pembeli seperti penjualan dengan
kredit dengan maksud untuk menarik semakin banyak nasabahnya untuk membeli
produk perusahaan tersebut. Penjualan secara kredit merupakan suatu cara untuk
meningkatkan atau mencegah penurunan penjualan.Sebab apabila suatu penjualan
pada usaha Anda semakin meningkat, maka laba suatu usaha juga akan meningkat.

Namun memiliki piutang juga dapat menimbulkan berbagai biaya bagi


perusahaan, seperti biaya administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam
dalam piutang atau kredit, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak
tertagih. Maka dari itu perusahaan juga sangat penting untuk melakukan analisis
terhadap manajemen piutang usaha untuk meningkatkan kinerja keuangan usaha.

Masalah yang diakibatkan oleh manajemen piutang yang tidak baik:

1, Timbulnya piutang macet/tidak tertagih

2. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang macet

3. Munculnya biaya penagihan dan administrasi.


4. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan.

5. Turunnya kepercayaan dari kreditor dan pemilik.

B. Jenis Jenis Piutang

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi


kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada
umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga
dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.

Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu
piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :

1. Piutang Usaha

Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih
banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang
menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang
tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini
normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek,
seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.

2. Piutang Wesel

Piutang ini terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit dan
pemberian pinjaman uang kepada individu atau perusahaan dengan menerbitkan surat
utang formal. Sekilas terlihat piutang sama dengan piutang usaha/dagang, namun
dalam prakteknya terjadi perbedaan. Dalam piutang wesel, debitur membuat
perjanjian tertulis kepada kreditur untuk melakukan pembayaran dengan sejumlah
tertentu untuk jangka waktu yang sudah ditentukan. Umumnya jangka waktu
pembayaran piutang wesel paling cepat 60 hari. Jika piutang wesel yang
pembayarannya 60 hari atau kurang dari 14 tahun akan dicatat dalam neraca sebagai
aktiva lancar, namun jika jangka waktunya lebih dari satu maka akan dicatat sebagai
piutang jangka panjang.

3. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang
ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi.
Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau
karyawan perusahaan.

C. Kebijakan dalam Pengelolaan Piutang

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam mengambil
kebijakan dalam pengelolaan piutang :

• Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah
investasi dalam piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan
investasi yang lebih besar dalam piutang dan meski berisiko semakin besar,
profitabilitasnya juga akan meningkat

• Memberikan Kebijakan Kredit

Ketika Anda memberikan kebijakan kredit, Anda dapat menentukan jumlah


yang akan diterima, jangka waktu kredit, persyaratan dalam melakukan kredit, dan
tingkat pengeluaran untuk pengumpulan utang.

• Buatlah Standar Atas Kredit

Standar kredit merupakan kualitas kelayakan kredit seseorang untuk


melakukan permohonan kredit yang telah ditentukan oleh perusahaan.

• Tentukan Syarat dan Ketentuannya

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya keselamatan kredit
lebih diutamakan dari profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain
tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang
berat untuk pembayaran piutang terlambat. Umumnya, syarat pembayaran penjualan
kredit dinyatakan dengan term tertentu, misalnya 2/10 net 30. Ini berarti apabila
pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, si
pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan
pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah waktu
penyerahan barang.l.

• Lakukan Penagihan Secara Berkala

Jika Anda melakukan kredit kepada pelanggan Anda, maka yang harus Anda
perhatikan adalah melakukan penagihan secara berkala. Anda dapat melakukan
penagihan dengan cara mengirimkan pesan melalui telepon, email atau media sosial
lainnya untuk mengingatkan pelanggan untuk melakukan pembayaran.

D. Penilaian Resiko Kredit

Lima dimensi utama yang sering digunakan oleh analis kredit perusahaan untuk
menganalisa kemampuan pemohon kredityaitu:

* Karakater ; Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup dan status sosial.
Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan untuk membayar.

* Kemampuan ; Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam


meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai
pada masa lalu. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk membayar.

*  Kapital ; Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan


kapital/modal yang dimiliki perusahaan juga perbandingan hutang dan capital.

*  Kolateral ; Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral atas
kredit.

*  Kondisi ; Memperhatikan kondisi perekonomian serta kecenderungan


perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.

E. Perputaran Piutang

Perputaran Piutang (Receivable Turnover) adalah : Suatu angka yang


menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas piutangnya pada
suatu periode tertentu. Angka ini diperoleh berdasarkan hubungan antara saldo
piutang rata-rata dengan penjualan kredit.

Perhitungan Perputaran Piutang :

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit : Piutang Rata-Rata

Piutang Rata-Rata = Piutang Awal + Piutang Akhir

Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran


dan kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya. Perputaran Piutang
(Receivable Turnover) bagi perusahaan sangatlah penting untuk diketahui karena
makin tinggi perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan
makin banyak. Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang tidak tertagih dan
memperlancar arus kas. Selain itu dengan adanya Perputaran Piutang (Receivable
Turnover) maka akan dapat diketahui bagaimana kinerja bagian marketing dalam
mencari pelanggan yang potensial membeli akan tetapi juga potensial membayar
piutangnya. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) sering kali digunakan oleh
perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, misalnya perusahaan yang
bergerak dibidang distributor obat.
Contoh Kasus

Untuk memudahkan Anda dalam memahami manajemen piutang usaha ini, berikut

akan disajikan contoh soal manajemen piutang dagang berikut ini:

Misalkan sebuah perusahaan dagang PT. Angkasa Jaya semula melakukan

penjualannya secara tunai. Penjualan yang tercapai pada perusahaan PT. Angkasa

Jaya setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp. 100 juta.

Kemudian perusahaan merencanakan akan menawarkan syarat penjualan n/60.

Ini berarti bahwa pembeli bisa membayar pembelian mereka pada hari ke-60.

Diperkirakan dengan adanya syarat penjualan yang baru tersebut perusahaan akan

bisa meningkatkan penjualan sampai dengan Rp. 1.000.000.000.

Profit margin yang diperoleh sekitar 15%. Apakah perusahaan perlu beralih ke

penjualan kredit, jika biaya dana sebesar 16%?

Analisis Manajemen Piutang

A: Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan:

= (Rp 1.000.000.000 – Rp 100.000.000) x 15%

= Rp 135.000.000

B: Analisa Piutang

Perputaran piutang = 360 hari / 60 hari = 6 x dalam setahun

Rata-rata piutang = Rp 1.000.000.000 / 6 = Rp 166.666.666

Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut:

= 85% x Rp 166.666.666

= Rp 141.666.666

Biaya dana yang harus ditanggung karena memiliki tambahan piutang:

=Rp 141.666.666 x 0,16

= Rp 22.666.666

Jadi, tambahan manfaat bersih adalah:

=  Rp 135.000.000 –  Rp 22.666.666

= Rp 112.333.333
Manfaat manajemen piutang yang dapat diperoleh dari contoh soal di atas karena
menjual secara kredit yaitu bertambahnya suatu laba usaha Anda. Sedangkan dari
keterangan pengorbannya adalah tambahan biaya dana.

Timbulnya tambahan biaya pada contoh soal tersebut karena perusahaan akan
memerlukan dana yang lebih banyak bila menjual secara kredit. Tambahan dana
tersebut akan digunakan untuk membiayai piutang, yaitu pada waktu perusahaan
tersebut menjualnya secara tunai, dan tentu saja piutang tidak ada.

Dan perhatikan bahwa biaya dana bisa jadi bersifat eksplisit, yang artinya dana
tersebut benar-benar dikeluarkan, seperti hal nya apabila Anda membayar bunga
karena menggunakan hutang.

Tapi mungkin juga dapat bersifat implisit, yang artinya tidak benar-benar
dikeluarkan, namun dana tersebut memiliki opportunity cost. Opportunity cost
menunjukkan manfaat yang hilang karena kita memilih suatu alternatif.

Maka dapat diartikan bahwa manfaat dalam contoh soal di atas lebih besar dari
pengorbanan, sehingga diperoleh manfaat bersih yang positif. Selain itu rencana
untuk menjual kredit juga diharapkan akan memberikan hasil yang menguntungkan
bagi sebuah perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu.  Piutang,  salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi
penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu
organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka
waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk
pembayaran yang lebih awal.

Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

a)      Piutang usaha/piutang terhadap langganan

b)      Piutang yang akan diterima

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah sebagai berikut:

a)      Volume Penjualan Kredit

b)      Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

c)      Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

d)     Kebijakan dalam Penagihan Piutang

e)      Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam

yaitu :

a.       Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)

b.      Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang

c.       Resiko keterlambatan pelunasan piutang


d.      Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang

3.2  Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia
yang pasti nya mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran
dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan
menjadimakalahyang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi
kita semua.
Daftar Pustaka

 https://www.harmony.co.id/blog/manajemen-piutang-usaha-pahami-contoh-dan-
analisisnya#:~:text=Dari%20penjelasan%20di%20atas%20dapat,dari%20pelaksanaan
%20transaksi%20penjualan%20kredit.

https://slideplayer.info/slide/12236973/

http://eprints.dinus.ac.id/6421/1/MANAJEMEN_PIUTANG.pdf

Anda mungkin juga menyukai