Anda di halaman 1dari 24

MODUL

5 MATRIKS

1.1. PENDAHULUAN
Matematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan
pemahaman suatu masalah. dengan menggunakan bahasa matematika, Penyajian
suatu masalah menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk dipahami,
dianalisis serta dipecahkan. Di dalam ilmu ekonomi yang sedang berkembang
dengan pesat, berbagai konsep matematika digunakan sebagai alat analisis. Salah
satu konsepnya adalah Matriks

Manfaat dari mempelajari materi Modul 5 ini adalah agar anda dapat
memahami dan menerapkan konsep matriks, serta aplikasinya di bidang ekonomi
seperti programasi linear dan analisis input-output.

Relevansi dari Modul 5 ini adalah bahwa pengetahuan anda tentang


matriks dapat menjadi dasar untuk menyusun suatu programasi linear serta
melakukan analisis input –output (I-0).

Tujuan pembelajaran/Kompetensi dari Modul 5 ini adalah bahwa


setelah selesai mempelajari Modul 5 ini anda diharapkan dapat dengan tepat: 1)
Menjelaskan pengertian matriks dan determinan matriks; 2) menyebut dan
menjelaskan jenis-jenis matriks; 3) menjelaskan tansposi matriks; 4) menyebut
dan menjelaskan pengoperasian matriks; 5) menjelaskan determinan, adjoin dan
invers suatu matriks.

Untuk memudahkan anda mempelajari isi Modul 5 serta mengetahui


kaitan antara materi-materinya, maka berikut ini dikemukakan urutan bahasan
dan kaitan materi Modul 5, yakni: pengertian matriks; jenis-jenis matriks;
transposi matriks; pengoperasian matriks; determinan matriks; adjoin matriks dan
inversi matriks.

MODUL 5 - MATRIKS Page 1


5.2. PENYAJIAN

5.2.1. Pengertian Matriks

Matriks adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam


baris dan kolom yang membentuk sebuah persegi panjang, serta termuat diantara
sepasang tanda kurung.

Penulisan matriks dapat menggunakan tanda kurung biasa atau tanda kurung siku.

Secara umum, suatu matris dituliskan sebagai :

(a11a12.. a1n¿) (a21a22.. a2n¿) (.¿)(. ¿)¿¿¿


A= ¿
Berdasarkan definisi diatas dapat dilihat bahwa matriks merupakan:

1. Suatu kumpulan nilai yang disusun dalam bentuk empat-persegi-panjang


2. Terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom
3. Tiap nilai dalam matriks disebut entri; cara menyebutkan entri adalah
dengan subskrip / indeks (baris, kolom)
Unsur-unsur suatu matris secara umum dilambangkan dengan aij; i menunjukkan
baris sedangkan j menunjukkan kolom. Jadi aij berarti unsur matrisk pada baris ke-
i dan kolom ke-j

Setiap matriks terdiri dari satu atau sejumlah baris atau satu atau sejumlah
kolom tetapi jumlah baris dan kolom tidak harus sama. Matriks yang mempunyai
m baris dan n kolom dinamakan matriks berukuran m x n atau matriks berorde m
x n. Dengan demikian jumlah baris dan jumlah kolom melambangkan ukuran atau
orde dari matriks yang bersangkutan. Matriks yang jumlah baris dan kolom sama
disebut matriks bujur sangkar.

MODUL 5 - MATRIKS Page 2


Contoh:

[ 1 5 9¿ ] ¿ ¿¿
Matriks A = ¿ semua entri: real

Kita membacanya sebagai berikut: Matriks A terdiri dari 2 baris dan 3 kolom

A 11 = 1 A 12 = 5 A 12 = 9

A 21 = 7 A 22 = 3 A 23 = 0

5.2.2. Jenis-Jenis Matriks

1. Matriks diagonal yaitu matriks Bujur Sangkar yang semua unsur nolnya pada
diagonal utama.

2. Matriks nol ialah YAITU matriks yang semua unsurnya nol. Setiap matriks
jika dikalikan dengan matriks nol akan menghasilkan matriks nol

Contoh:

[0 00¿][0 00¿]¿¿
A= ¿
3. Matriks Transpos

Matriks transpose yaitu matriks ubahan dari matriks lain yang sudah ada
sebelumnya, dimana unsur-unsur barisnya menjadi unsur-unsur kolom dan
unsur-unsur-unsur kolomnya menjadi unsur-unsur baris. Matriks ini biasanya
ditulis dengan menambahkan tanda aksen ( ’ ) pada matriks aslinya. Transpos
dari matriks Amxn = ( aij ) adalah A’nxm = ( a’ij)

MODUL 5 - MATRIKS Page 3


Contoh:

[ 2 3¿] ¿ ¿¿ [ 2 1¿] ¿ ¿¿
A= ¿ maka A’ = ¿

[ 1 2 3¿ ] ¿ ¿¿
[1 4¿][2 5¿]¿¿
B= ¿ maka A’ = ¿
4. Matriks Invers
Matriks invers yaitu matriks yang apabila dikalikan dengan suatu matriks
bujur sangkar menghasilkan matriks Satuan. Jika A adalah suatu matriks
bujur sangkar, maka inversnya dituliskan dengan notasi A-1 dan AA-1 = I

Contoh :

[ 1 6¿ ] ¿ ¿¿ [ 1/9 2/9 ¿ ] ¿ ¿¿ [ 1 0¿] ¿ ¿¿


A= ¿ A-1 = ¿ AA-1 = ¿ =I

5. Matriks satuan
Matriks satuan atau disebut juga matriks identitas yaitu matriks bujur sangkar
yang semua unsur pada diagonal utamanya adalah 1 sedangkan unsur-unsur
lainnya nol. Dinamakan matriks satuan karena sifat matriks semacam ini
serupa dengan notasi In, dimana indeks n mencerminkan ordenya.

Jadi I2 berarti matriks satuan berorde 2 x 2, I5 berarti matriks berorde 5 x 5,


dan sebagainya.

Contoh:

[ 1 0¿] ¿ ¿¿
[1 0 0¿][0 1 0¿]¿¿
I2 = ¿ I3 = ¿
5.2.3. Transposi Matriks

MODUL 5 - MATRIKS Page 4


Mentransposkan suatu matriks berarti mengubah matriks tersebut menjadi
sebuah matriks baru dengan cara saling menukarkan posisi unsur-unsur baris
dan unsur-unsur kolomnya. Hasil transpos suatu matriks dinamakan matriks
transpos, dan dilambangkan dengan tanda aksen (’) pada matriks asalnya.
Demikian transpos dari matriks A adalah matriks transpos A’. Karena dalam
transposi terjadi pertukaran baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris,
maka transpos dari Amxn adalah A’nxm dan konsekuensinya aij=a’ji

[a1 . . . .a1n¿][.¿][.¿]¿¿ [a1 . . . .a1m¿][.¿][.¿]¿¿


Amxn = ¿ transposnya : A’nxm = ¿
Contoh:

[ 1 3 5¿] ¿ ¿¿
[1 2¿][3 4¿]¿¿
A2x3 = ¿ maka A’3x2 = ¿
Pengoperasian Matriks
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila
kedua matriks berorde sama. Jumlah atau selisih kedua matriks A = (aij)
dan B = (bij) adalah sebuah matriks baru C= (cij) yang berorde sama, yang
unsure-unsurnya merupakan jumlah atau selisih unsure-unsur A dan B

A ±B = C

Contoh:

[ 2 −3 5¿ ] ¿ ¿¿ [ 1 6 2¿] ¿ ¿¿ [ 3 3 7¿] ¿ ¿¿
¿ + ¿ = ¿

MODUL 5 - MATRIKS Page 5


[ 2 −3 5¿ ] ¿ ¿¿ [ 1 6 2¿] ¿ ¿¿ [ 1 −9 3¿] ¿ ¿¿
¿ - ¿ = ¿
Karena penjumlahan antar bilangan bersifat komutatif dan asosiatif,
padahal matriks adalah kumpulan bilangan, maka untuk penjumlahan antar
matriks berlaku pula kaidah komutatif dan kaidah asosiatif.

Kaidah komutatif :A+B=B+A

Kaidah asosiatif : A + (B+C) = (A+B) + C = A + B + C

Perkalian matriks dengan scalar


Hasil kali suatu matriks A = (a ij) dengan suatu skalar atau bilangan riil λ
adalah sebuah matriks baru B = (bij) yang berorde sama dan unsur-
unsurnya λ kali unsur-unsur A (bij = aij)

λA = A λ

Contoh:

[ 2 −3 5¿ ] ¿ ¿¿ [ 6 −9 15¿] ¿ ¿¿
A= ¿ maka 3A = ¿
Untuk perkalian matriks dengan skalar berlaku kaidah komutatif dan
kaidah distributive.

Kaidah komutatif : λA = A λ

Kaidah distributif : λA (A±B)= λA ±λB

5.2.4. Perkalian Antar Matriks

Dua buah matriks hanya bisa dikalikan apabila jumlah kolom sama dengan
jumlah baris dari matriks pengalinya. Hasil kali dua buah matriks A nxp dengan
Bnxp adalah sebuah matriks baru C mxp yang unsure-unsurnya merupakan
perkalian silang unsure-unsur baris matriks A dengan unsure-unsur kolom
matriks B.

Jadi Anxp x Bnxp = C mxp

MODUL 5 - MATRIKS Page 6


Contoh :

[ 2 −3 5¿ ] ¿ ¿¿
[3 5¿][6 −7¿]¿¿¿ [ c11 c12 ¿] ¿ ¿¿
A= ¿ B= ¿ maka A2x3 x B3x2 = C 2x2 = ¿
c11 = 2x3 + -3x6 + 5x2 = -2

c12 = 2x5+ -3x-7+5x9 = 76

c21 = 8x3 + 2x6 + 4x2 = 44

c22 = 8x5 + 2x-7 + 4x9 = 62

[−2 76¿ ] ¿ ¿¿
Jadi AxB = C = ¿
Untuk perkalian antar matriks berlaku kaidah asosiatif dan kaidah distributif,
tetapi tidak berlaku kaidah komutatif

Kidah asosiatif : A (BC) = AB (C)

Kaidah distributif : A (B ± C) = AB ± AC

5.2.5. Determinan Matriks


Determinan dari sebuah matriks ialah penulisan unsur-unsur sebuah
matriks bujursangkar dalam bentuk determinan yaitu diantara dua garis tegak

atau || . Determinan dari matriks A lazim dituliskan dengan notasi |A|


atau DA.

Ada tiga hal yang membedakan determinan dari matriks:

1. Determinan, unsur-unsurnya diapit dengan dua garis tegak, sedangkan


matriks unsur-unsurnya diapit dengan tanda kurung.
2. Determinan senantiasa berbentuk bujursangkar (jumlah baris=jumlah
kolom), sedangkan matriks tidak demikian.
3. Determinan mempunyai nilai numeris tetapi matriks tidak.

MODUL 5 - MATRIKS Page 7


Pencarian nilai numeris dari suatu determinan dapat dilakukan dengan
mengalikan unsur-unsurnya secara diagonal

[ a11 a12¿ ] ¿ ¿¿ |a11 a12¿|¿ ¿¿


Matriks A = ¿ , determinannya : |A| = ¿

|a11 a12¿|¿ ¿¿
Nilai numerisnya : |A| = ¿ = a11a22 – a21a12

Contoh :

[ 2 3¿ ] ¿ ¿¿ [ 2 3¿ ] ¿ ¿¿
matriks A = ¿ , Determinan ¿ = 2x5 -4x3 = -2

Untuk determinan berdimensi 3 :

|a1 a12 a13 ¿|a21 a22 a23¿|¿¿


¿ = a11a22a33+a12a23a31+a13a32a21–a31a22a13

–a21a12a33– a11a23a32 = 1 +2 + 3 – 4 – 5 - 6

Penyelesaian determinan berdimensi 3 dpat diselesaikan dengan metode


yang dikenalkan oleh Sarrus :

|a1 a12 a13 ¿|a21 a22 a23¿|¿¿ |a1 a12¿|a21 a2 ¿|¿¿


¿ ¿ =

5.2.5.1. Minor dan Kofaktor


Penyelesaian dengan cara di depan berlaku untuk determian berorde dua
dan tiga. Laplace ‘ menemukan suatu cara penyelesaian yang berlaku untuk
determinan berdimensi berapapun, yakni dengan menggunakan minor dan
kofaktor determinan yang bersangkutan.

MODUL 5 - MATRIKS Page 8


Perhatikan penyelesaian determinan berdimensi 3:

|A| = a11a22a33+a12a23a31+a13a32a21–a31a22a13–a21a12a33–
a11a23a32

= (a11a22a33- a11a23a32)+ (a12a23a31- a21a12a33)- (a13a32a21-


a31a22a13)

|a22 a23¿|¿ ¿¿ |a21 a23¿|¿ ¿¿ |a21 a22¿|¿ ¿¿


=a11 ¿ - a12 ¿ +a13 ¿
M11 M12 M13

n
∑ aijMij
= a11 M11 –a12M12 + a13 M13 = i, j=1

Ternyata bahwa determinan |A| terdiri dari beberapa sub-determinan dengan


menghilangkan baris-baris dan kolom-kolom tertentu. Sub-determinan sub-
determinan tersebut dinamakan minor. Secara umum suatu minor dilambangkan
dengan Mij

M11 = minor dari unsur a11, diperoleh dengan cara menghilangkan baris ke-1 dan

kolom ke-1 dari determinan |A| .

M12 = minor dari unsur a12, diperoleh dengan cara menghilangkan baris ke-1 dan

kolom ke-2 dari determinan |A| .

M13 = minor dari unsur a13, diperoleh dengan cara menghilangkan baris ke-1 dan

kolom ke-3 dari determinan |A| .

MODUL 5 - MATRIKS Page 9


Penulisan determinan dalam bentuk minor seperti di atas, dapat diubah

menjadi penulisan dalam bentuk kofaktor. Kofaktor dari determinan |A| untuk
minor tertentu Mij dilambangkan dengan Aij.

Hubungan antara kofaktor dan minor sebagai berikut:

Aij =
(−1 )i+ j M ij

Mij adalah minor dari unsur Aij yang diperoleh dengan jalan menghilangkan baris

ke-i dan kolom ke-j dari determinan |A|

Aij adalah kofaktor dari unsure aij yang harganya


(−1 )i+ j M ij

i+ j
A11 =
( −1 ) M ij = (−1 )1+1 M 11 =+M11

i+ j
A12 =
( −1 ) M ij = (−1 )1+2 M 12 =- M12

A13 =
(−1 )i+ j M ij = (−1 )1+3 M ij =+M13

Kofaktor Aij praktis adalah sama dengan minor Mij itu sendiri jika i+j
menghasilkan bilangan genap, dan Aij adalah negatif dari Mij apabila i+j
menghasilkan bilangan ganjil.

Dengan demikian penulisan :

|A| ∑ aijMij
= a11M11 – a12M12 +a13M13 = i, j=1 dalam bentuk kofaktor
menjadi :

|A| = a11A11 + a12A12 +a13A13 atau

|A| ∑ aijAij
= j=1 untuk setiap baris; i = 1,2,....,n

MODUL 5 - MATRIKS Page 10


n

|A| ∑ aijAij
= i=1 untuk setiap kolom; j = 1,2,....,n

metode penyelesaian determinan yang dikenalkan oleh Laplace ini dikenal dengan
sebutan metode ekspansi dengan kofaktor, berlaku atau diterapkan untuk
determinan berdimensi berapapun.

Contoh:

|1 23¿|4 56¿| ¿ |5 6¿|¿ ¿¿


¿ M11 = ¿ = -3 A11 = (-1)2(-3)= -3

|4 6¿|¿ ¿¿
M12 = ¿ = -6 A12 = (-1)3(-6)= 6

|4 5¿|¿ ¿¿
M13 = ¿ = -3 A13 = (-1)4(-3)= -3

jadi:

|123¿|456¿| ¿
¿ = a11A11 + a12A12 + a13A13 = 1 (-3) + 2 (6) + 3 (-3) + ...
5.2.6. Adjoin Matriks
Adjoin dari suatu matriks adalah transpos dari matriks kofaktor-
kofaktornya.

adj. A = (Aij)’

Contoh:

MODUL 5 - MATRIKS Page 11


(123¿)(456¿)¿¿ |123¿|456¿| ¿
andaikan ¿ , maka |A| = ¿
|56¿|¿¿¿ |23¿|¿¿¿ |23¿|¿¿¿
M11 = ¿ = -3 M21 = ¿ = -6 M31 = ¿ = -3

|46¿|¿ ¿¿ |13¿|¿ ¿¿ |13¿|¿ ¿¿


M12 = ¿ = -6 M22 = ¿ = -12 M32 = ¿ = -6

|45¿|¿ ¿¿ |12¿|¿¿¿ |12¿|¿¿¿


M13 = ¿ = -3 M23 = ¿ = -6 M33 = ¿ = -3

i+ j
karena Aij =
( −1 ) M ij , maka:

A11 = -3 A21 = 6 A31 = -3

A12 = 6 A22 = -12 A32 = 6

A13 = -3 A23 = 6 A33 = -3

(A 1 A12 A13¿)( A21 A22 A23 ¿)¿¿ (−3 6−3¿)(6 −12 6¿)¿¿¿
Aij = ¿ = ¿

(−3 6−3¿)(6 −12 6¿)¿¿¿ (−3 6−3¿)(6 −12 6¿)¿¿¿


adj.A = (Aij)’ = ¿ = ¿

5.2.7. Inversi Matriks


Menginversikan suatu matriks berarti mencari suatu matriks yang apabila
dikalikan dengan matriks bujursangkar tertentu menghasilkan suatu matriks
satuan.

MODUL 5 - MATRIKS Page 12


inversi dari suatu matriks A adalah matriks invers A-1 (atau B) yakni jika dan
hanya jika AA-1 = I (atau AB =I).

Perlu diingat bahwa tidak setiap matriks bujursangkar mempunyai invers.


hanya matriks-matriks yang non singular (determinannya ≠0) yang memiliki
invers.

5.2.7.1. Inversi Matriks Berorde 2 X 2


Andaikata B adalah invers dari A, maka untuk membentuk B haruslah
diperoleh lebih dahulu unsur-unsurnya atau bij. Nilai bij dapat dihitung
berdasarkan penemuan seperti diuraikan berikut.

(a 11 a12 ¿) ( ¿) ¿ ¿¿
Andaikan A = ¿
dan inversnya dilambangkan dengan

(b 11 b12 ¿) ( ¿) ¿ ¿¿
A-1 = B = ¿
maka menurut definisi AB = I, yakni

(a 11 a12 ¿) ( ¿) ¿ ¿¿ (b 11 b12 ¿) ( ¿) ¿ ¿¿ (1 0¿) (¿ )¿¿¿


¿ ¿ = ¿
berarti

(a 11b11+a12b21 a11b12+a12b22¿)( ¿)¿ ¿¿ (1 0¿) (¿ )¿ ¿¿


¿ = ¿
a11b11 + a12b21 = 1 a11b12 + a12b22 = 0

a21b11 + a22b21 = 0 a21b12 + a22b22 = 1

MODUL 5 - MATRIKS Page 13


dengan menyelesaikan keempat persamaan diatas secara simultan diperoleh:

a 22 −a 12
b11 = a11 a22−a21a 12 b12 = a11 a22−a21a 12

−a 21 a 11
b21 = a11 a22−a21 a 12 b22 = a11 a22−a21a 12

Perhatikan bahwa faktor pembaginya tak lain adalah determinan A.

|a11 a12¿|¿ ¿¿
|A| = ¿ = a11a22 – a21a12

Dengan cara lain bij dapat pula dituliskan menjadi:

a22 −a12
b11 = |A| b12 = |A|

−a21 a11
b21 = |A| b22 = |A|

Ini berarti jika pembaginya nol atau |A| = 0, maka bij tak terdefinisi dan
konsekuensinya matriks invers B atau A -1 tidak dapat dibentuk. Itulah sebabnya

matriks A tidak memiliki invers jika |A| =0

Contoh:

(8 4¿) ( ¿) ¿¿¿
Carilah kalau ada, invers dari matriks A = ¿
|8 4¿|¿ ¿¿
|A| = ¿ = 4, berarti a nonsingular dan A-1 ada

a22 3 a12 4

b11 = |A| = 4 = 0,75 b12 = - |A| = 4 = -1

MODUL 5 - MATRIKS Page 14


a21 5 a11 8
− −
b21 = |A| = 4 = -1,25 b22 |A| = 4 = 2

(8 4¿) ( ¿) ¿¿¿ ( 0,75 −1¿) (¿ )¿ ¿¿


jadi A-1 = ¿ -1
= ¿

5.2.7.2. Inversi Matriks dengan Adjoin dan Determinan


Mencari invers suatu matriks dapat pula dilakukan dengan menggunakan
adjoin dan determinan dari matriks yang bersangkutan. Hubungan antara suatu
matriks bujursangkar yang non-singulai dengan adjoin dan determinannya adalah;

adj. A
A−1 =
|A|

Contoh:

(8 4¿) ( ¿) ¿¿¿
Carilah kalau ada, invers dari matriks A = ¿
|8 4¿|¿ ¿¿
|A| = ¿ = 4, berarti A nonsingular dan A-1 ada.

Minor-minornya: M11 = 3 M21 = 4

M12 = 5 M22 = 8

Kofaktor Aij =
(−1 )i+ j M ij , maka:

MODUL 5 - MATRIKS Page 15


A11 = 3 A12 = -5

A21 = -4 A22 = 8

( A 11 A12¿)( ¿ )¿ ¿¿ (3 −5¿) (¿ )¿ ¿¿
Aij = ¿ = ¿

(3 −5¿) (¿ )¿ ¿¿ (3 −4¿) (¿ )¿ ¿¿
adj.A = (Aij)’= ¿ = ¿
(3 −4¿)(¿)¿¿ ¿¿ (0,75 −1¿)( ¿) ¿
A−1 =
adj. A ¿¿
|A| = ¿ =¿

5.2. PENUTUP
5.3.1. Ringkasan
Matriks adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam
baris dan kolom yang membentuk sebuah persegi panjang, serta termuat diantara
sepasang tanda kurung. Penulisan matriks dapat menggunakan tanda kurung biasa
atau tanda kurung siku.

Secara umum, suatu matris dituliskan sebagai :

MODUL 5 - MATRIKS Page 16


(a11a12.. a1n¿) (a21a22.. a2n¿) (.¿)(. ¿)¿¿¿
A= ¿
Matriks terdiri dari beberapa jenis yaitu Matriks diagonal; Matriks nol;
Matriks Transpos; Matriks Invers; dan Matriks satuan.

Mentransposkan suatu matriks berarti mengubah matriks tersebut menjadi


sebuah matriks baru dengan cara saling menukarkan posisi unsur-unsur baris dan
unsur-unsur kolomnya. Hasil transpos suatu matriks dinamakan matriks transpos,
dan dilambangkan dengan tanda aksen (’) pada matriks asalnya. Demikian
transpos dari matriks A adalah matriks transpos A’.

Pengoperasian Matriks terdiri dari penjumlahan dan pengurangan matriks;


perkalian matriks dengan scalar serta perkalian antar matriks.

Determinan dari sebuah matriks ialah penulisan unsur-unsur sebuah


matriks bujursangkar dalam bentuk determinan yaitu diantara dua garis tegak atau

|| . Determinan dari matriks A lazim dituliskan dengan notasi |A| atau DA.

Pencarian nilai numeris dari suatu determinan dapat dilakukan dengan


mengalikan unsur-unsurnya secara diagonal.

Penyelesaian matriks yang berordo lebih berapapun dapat dilakukan


dengan menggunakan minor dan kofaktor determinan yang bersangkutan.

Hubungan antara kofaktor dan minor sebagai berikut:

Aij =
(−1 )i+ j M ij

Mij adalah minor dari unsur Aij yang diperoleh dengan jalan menghilangkan baris

ke-i dan kolom ke-j dari determinan |A|

MODUL 5 - MATRIKS Page 17


Aij adalah kofaktor dari unsur aij yang harganya
(−1 )i+ j M ij

metode penyelesaian determinan yang dikenalkan oleh Laplace dikenal dengan


sebutan metode ekspansi dengan kofaktor, berlaku atau diterapkan untuk
determinan berdimensi berapapun.

Adjoin dari suatu matriks adalah transpos dari matriks kofaktor-


kofaktornya.

adj. A = (Aij)’

Menginversikan suatu matr iks berarti mencari suatu matriks yang apabila
dikalikan dengan matriks bujursangkar tertentu menghasilkan suatu matriks
satuan.

inversi dari suatu matriks A adalah matriks invers A-1 (atau B) yakni jika dan
hanya jika AA-1 = I (atau AB =I).

Perlu diingat bahwa tidak setiap matriks bujursangkar mempunyai invers.


hanya matriks-matriks yang non singular (determinannya ≠0) yang memiliki
invers.

Mencari invers suatu matriks dapat pula dilakukan dengan menggunakan


adjoin dan determinan dari matriks yang bersangkutan. Hubungan antara suatu
matriks bujursangkar yang non-singular dengan adjoin dan determinannya adalah;

adj. A
A−1 =
|A|

1.3.2. Evaluasi
1.3.2.1. Soal Latihan
1) Jika A dan B serta C masing masing adalah:

( 2 8 ¿ ) ¿ ¿¿ ( 5 −2¿) ¿ ¿¿ ( 7 8¿ ) ¿ ¿¿
A= ¿ ; B= ¿ ; C= ¿
a). Carilah A+B+C; b) carilah A+B-C; c) carilah (A+B)-(A+C)

MODUL 5 - MATRIKS Page 18


2) Transposekanlah :

( 3 2 1¿) ¿ ¿¿
(−4 5¿)(2 −8¿)¿¿
a. A= ¿ ; b. ¿
3) Hitunglah determinan dan minor serta kofaktor dan adjoin pada matriks di
bawah ini:

(3 1 2¿)(1 −29¿)¿¿
¿
4) Carilah inver matriks :

(1 2 3¿)(5 7 4¿)¿¿¿
¿
1.3.2.2. Test Formatif 1

(3 −7 6¿)(2 4 6¿)¿¿¿ (−4 2 9¿)(5 −8 4¿)¿¿¿


Untuk soal 1-3. Andaikan P = ¿ ; Q = ¿ ; R =

(1 −1 1¿)(−11−6¿)¿¿¿
¿
1. (P +Q +R)’ adalah:

[0 6¿][−6 −3¿]¿¿¿
a. ¿
[0 −6¿][−6 3¿]¿¿¿
b. ¿

MODUL 5 - MATRIKS Page 19


[0 6¿][−6 −3¿]¿¿¿
c. ¿
[0 6¿][−6 −3¿]¿¿¿
d. ¿
2. (P+Q)’-R’ adalah:

[−2 −8¿][−4 −5¿]¿¿¿


a. ¿
[−2 8¿][−4 −5¿]¿¿¿
b. ¿
[−2 8¿][4 −5¿]¿¿¿
c. ¿
[−2 8¿][−4 −5¿]¿¿¿
d. ¿
3. Nilai (P-Q-R)’ adalah:

[6 −2¿][8 1 ¿]¿¿¿
a. ¿
[6 −2¿][−8 −11¿]¿¿¿
b. ¿
[6 −2¿][−8 1 ¿]¿¿¿
c. ¿

MODUL 5 - MATRIKS Page 20


[6 −2¿][−8 1 ¿]¿¿¿
d. ¿
(3 1 2¿)(1 −29¿)¿¿
4. Determinan dari matriks C= ¿ adalah:
a. 174
b. 60
c. 147
d. -174
5. Lihat soal no.4. Adjoin matriks C adalah:

(10 30 22¿)(−4 12 26¿)¿¿¿


a. ¿
(10 30 22¿) (−4 −12 26¿) ¿¿¿
b. ¿
(10 30 22¿) (−4 −12 26¿) ¿¿¿
c. ¿
(10 30 22¿) (−4 −12 26¿) ¿¿¿
d. ¿
6. Lihat soal no.4. Matriks kofaktornya adalah:

(10 −4 28¿)(30 −12 26¿) ¿¿¿


a. ¿
(10 −4 28¿)(30 −12 26¿)¿¿¿
b. ¿

MODUL 5 - MATRIKS Page 21


(10 −4 28 ¿)(−30 −12 26 ¿)¿¿¿
c. ¿

(10 −4 28¿)(30 −12 26¿) ¿¿¿


d. ¿

(3 1 2¿)(1 −29¿)¿¿
7. Lihat matriks A = ¿ . Determinan matriks C (Dc) adalah:
a. 0
b. -1
c. 1
d. -24
8. Invers matriks pada soal no.7 di atas adalah:

[−2 −8¿][−4 −5¿]¿¿¿


a. ¿
b. tidak ada

[ 1 0 ¿ ] ¿ ¿¿
c. ¿
[ 1 −8¿] ¿ ¿¿
d. ¿

(1 2 3¿)(5 7 4¿)¿¿¿
9. Lihat matriks berikut : ¿ . Dterminan matriks berordo 3 ini adalah:
a. -24
b. 24
c. 42
d. -42

MODUL 5 - MATRIKS Page 22


10. Invers matriks pada soal no.9 adalah:

(17/24 1/8 13/24¿) (7/24 1/8 −11/24¿)¿¿¿


a. ¿
(−17/24 1/8 13/24¿) (7/24 1/8 −11/24¿)¿¿¿
b. ¿
(17/24 1/8 13/24¿) (−7/24 1/8 −11/24¿)¿¿¿
c. ¿
(17/24 1/8 13/24¿) (7/24 1/8 −11/24¿)¿¿¿
d. ¿
1.3.2.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 1.


Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan formula dibawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan anda atas Modul 1 ini.

jumlah jawaban benar


Tingkat penguasaan= x100%
formula: jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang dicapai:


90 - 100% = baik sekali 70 – 79% = cukup
80 - 89% = baik <70% = kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, anda dapat meneruskan ke Modul
berikutnya. BAGUS. Tetapi bila hasilnya <80%, maka anda harus mengulang
kembali terutama pada kegiatan belajar yang belum anda kuasai.

1.3.2.4. Kunci Jawaban Test Formatif I


Jawaban yang benar adalah :
1. A 6. D

MODUL 5 - MATRIKS Page 23


2. B 7. A
3. C 8. B
4. A 9. A
5. C 10. A

5.3.3. Rujukan
Dumairy, 2004. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi.
Penerbit PT. BPFE- YOGYAKARTA

Rianto, W. H. 2005. Matematika Ekonomi. Penerbit UMM Press.


Saputra, S. A. 2002. Matematika Ekonomi. Penerbit PT Ghalia
Indonesia.

MODUL 5 - MATRIKS Page 24

Anda mungkin juga menyukai