Aspek Keperilakuan Pada Persyaratan Pela
Aspek Keperilakuan Pada Persyaratan Pela
ASPEK KEPERILAKUAN
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang
lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita
mengerjakan pekerjaan kita, bagaimana keadaan dari orang dan benda untuk mana kita
bertanggung jawab, dan seterusnya. Hal-hal ini pada umumnya disebut sebagai “persyaratan”
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki
mengonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarela kecuali
pelapor yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi sipenerima untuk berperilaku sebagaimana
Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengelolaan dan
pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor, dan pemilik tidak dapat
mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau apakah tindakan
korektif diperlukan. Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam
Bentuk lain dari pengukuran yang digunakan dalam organisasi, seperti audit dan pengamatan
langsung, juga memiliki banyak dampak yang sama terhadap persyaratan pelaporan, selain
informasi yang dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang
mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut
mengendalikan hal-hal yang juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor lain yang tidak dapat
menggunakan informasi, sementara pada waktu-waktu lain seseorang tidak merasa mengenai
bagaimana informasi tersebut digunakan. Jika setiap orang selalu jelas dan jujur mengenai
bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan, maka akan terdapat lebih
sedikit masalah, tetapi masi tetap ada kemungkinan bahwa informasi tersebut akan kemudian
digunakan dalam cara-cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama kali informasi tersebut
diminta.
Dalam kasus-kasus lain adalah jelas dari respon penerima, atau kurangnya respon
penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka
katakan.
3. Insentif/Sanksi
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang
perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi sipenerima, untuk memberikan
penghargaan atau sanksi kepada sipengirim, semakin hati-hati sipengirim akan bertindak
dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh si penerima.
Waktu adalah faktor penting dalam menetukan apakah persyaratan pelaporan akan
pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah
pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah perilaku masa lalu.
sehingga bahkan jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah perilaku yang
dilaporkan terjadi, pelapor akan mengetahui didepan bahwa laporan berikutnya harus dibuat.
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah
untuk terus berperilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu
reson dari penerima. Jika tidak ada respon, maka strategi tersebut dapat diteruskan. Umpan
balik negative dari penerima yang mengindikasikan bahwa perilaku yang dilaporkan tidak
diinginkan, memperbaiki estimasi pengirim mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh
bukannya dampak dari pelaporan informasikarena dampak tersebut timbul dari kepentingan
pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informassi yang dilaporkan kepada siapapun.
Tetapi, dampak tersebut dipertimbangkan karena dapat terjadi sebagai respon terhadap
persyaratan pelaporan dari luar, meskipun hal tersebut juga dapat terjadi tanpa adanya
persyaratan tersebut.
(FASB), dan Financial Executive Research Foundation (FERF), telah mengakui dampak
potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan
FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigasi mengenai dampak
semacam itu dan mempertimbangkannya secara eksplisit dalam proses penetapan standar.
eksplorasi. Tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitive dalam
kaitannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa persyaratan
Hanya seditkit saja yang diketahui mengenai dampak dari akuntansi sosial terhadap
pengirim informasi. Masih terdapat relative sedikit akuntansi sosial bagi public, dan
kebanyak riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi
yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak
terdapat dampak apapun terhadap persyaratan pelaporan, meskipun masi terdapat dampak
terhadap pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi social merupakan bidang perhatian
yang relative baru dan sering kali mengalami konflik ]dengan criteria kinerja yang sudah
lebih mapan, maka terutama sangat penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan
dengan pedoman keperilakuan dan sanksi untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit.
diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat
keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Akan tetapi, hanya terdapat sedikit data
akuntansi manajemen yabg tersedia bagi public karena data tersebut jarang dilaporkan diluar
organisasi. Sangat sulit juga untuk digeneralisasi karena setiap organisasi memiliki system
unik.
Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaporan terhadap
pengirim informasi. Yang paling tersedia adalah pengambilan keputusan deduktif, yang
manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan
pelaporan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para pelapor mengenai perilaku
mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survey, yang dapat terdiri
atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses penyusunan
jenis lain ari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting). Karena keterlibatan ini,
maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya faktor-faktor
keputusan.
untuk proyek atau pembelian jangka panjang. Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat
ketika kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang relative besar,
komitmen jangka panjang, dan ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang
Karena melibatkan jumlah dana yang begitu besar, keputusan anggaran modal yang
salah dapat mengakibatkan kebangkrutan, masalah-masalah arus kas yang sulit, atau paling
perusahaan melakukan pendekatan terhadap keputusan ini dengan serius dan terus-menerus
2. Jenis dan Pentingnya Faktor-faktor Keperilakuan dari Penyusunan Anggaran Modal
kemampuan untuk mengubah ide yang bagus menjadi suatu proyek yang praktis. Menurut
pemikiran, keputusan yang telah dipilih tersebut akan benar-benar objektif, tetapi hal tersebut
Adalah penting untuk diperhatikan bahwa selalu terdapat minat yang besar dalam
mengevaluasi keberhasilan dari proyek yang dipilih. Akan tetapi, proyek yang dikorbankan,
baik karena tidak adanya identifikasi maupun seleksi, hamper tidak pernah dipertimbangkan
sesudahnya. Hal itu mungkin disebabkan karena biaya kesempatan dari proyek tersebut lebih
besar dibandingkan dengan manfaat dari proyek yang dipilih dan diterapkan.
kelompok aktifitas untuk suatu periode selama lima sampai dua puluh tahun adalah tindakan
yang berbahaya.
Juga diketahui secara umum bahwa orang-orang belajar dengan berlalunya waktu
Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan proyek, maka
manajer individual akan mengambil alih proyek-proyek dari pendahuluan mereka dan
memulai beberapa proyek mereka sendiri. Sedikit sekali proyek yang akan dimulai dan
diselesaikan oleh manajer yang sama karena tingkat perputaran yang cukup cepat (misalnya
6. Masalah yang Disebabkan oleh Identifikasi Diri Sendiri dengan Proyek
proyek yang buruk terlihat bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang terbaik sekali pun.
Sebaiknya terdapat mekanisme yang elegan untuk “menyelamatkan” proyek sebelum manajer
yang sebenarnya sangat bagus meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional
untuk menghindari keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka usulkan
tidak berhasil.
7. Pengembangan Anggota dan Proyek Modal
proyek yang diusulkan adalah baik untuk pengembangan dari sipengusul proyek tersebut
pada saat ini. Proyek tersebut mungki saja terlalu besar bagi orang atau divisi tersebut untuk
melibatkan sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat pelatihan
karyawan.
anggaran modal adalah sebuah ritual. Mereka menyarankan bahwa hanya sedikit proyek yang
diajukan oleh manajer tingkat bawah kecuali jika usulan tersebut memiliki peluang yang
bagus untuk disetujui. Terlalu banyak rasa malu dan “hilang muka” yang diidentifikasikan
menikmati pengambilan keputusan yang beresiko dan berada dalam situasi yang beresiko
sementara yang lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. kondisi tertentu dari
tingkat penghindara resiko oleh pengambilan keputusan dalam penyusunan anggaran modal
akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bereaksi atas proyek. Berdasarkan kelompok
data yang sama, dua pengambil keputusan yang berbeda kemungkinan besar akan membuat
proses penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih banyak proyek
anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan dana yang
tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan rasionalisasi modal.
Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memilih proyek modal dan
memiliki tampak muka rasionalitas, terutama ketika model matematis yang rumit digunakan.
Model matematis tersebut memberikan atmosfir kepastian, logika, dan ilmu pengetahuan.
Tetapi, yang mendasari proses pengambilan keputusan adalah faktir-faktor keperilakuan yang
disebutkan dalam bab ini. Sayangnya, para pengambil keputusan mungkin tidak ingin
mengakui bahwa faktor-faktor manusia yang irasional mungkin menjadi faktor yang
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan dari faktor-
faktor keperilakuan manusia terhadap proses penyusunan anggara modal? Pertama, adalah
penting bahwa mereka yang terlibat dalam penyusunan anggaran modal menyadari faktor-
faktor keperilakuan yang melekat pada proses tersebut. dimana mungkin, faktor-faktor ini
sebaiknya tidak diperbolehkan untuk mengaburkan data keputusan yang relevandan yang
bersifat lebih rasional. Sementara dalah tidak mungkin untuk tidak sama sekali
anggaran modal dan dalam manajemen proyek modal sebaiknya paling tidak menyadari akan
faktor-faktor keperilakuan yang terlibat. Paling tidak, mereka sebaiknya mengambil langkah-
langkah aktif untuk memastikan bahwa faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran