Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kania Nicitta

NIM : A1D018164
Dasar Perlindungan Tanaman (F)

Karantina tanaman merupakan tindakan upaya pencegahan masuk dan


tersebarnya organisme pengganggu tanaman (OPT) dari luar negeri maupun dari
suatu wilayah ke wilayah lain di dalam negeri. Organisasi pengganggu tanaman
(OPT) merupakan organisme yang dapat merusak dan menyebabkan kamatian pada
tanaman. Tujuan dilakukan karantina tanaman yaitu untuk mencegah masuk dan
tersebarnya organisme pengganggu tanaman (OPT) dari luar negeri ke dalam
wilayah Negara Republik Indonesia dan mencegah keluarnya hama penyakit
tanaman karantina dari wilayah Negara Republik Indonesia. Lamanya karantina
tanaman maksimal 14 hari tergantung komoditas tanaman dan metode pengujian
yang akan dilakukan.
Karantina tanaman di Indonesia mulai dilakukan oleh pemerintah colonial
Hindia-Belanda sejak tahun 1877 dengan diterbitkammua peraturan pelarangan
pemasukan tanaman dan bahan tanaman kopi ke Indonesia karena sedang terjadi
epidemic penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di Sri Langka. Pada
awalnya karantina tanaman hanya untuk melarang sesuatu tanpa tindakan
pemeriksaan dan karantina lain, namun setelah diterbitkan Staatblad no. 427 tahun
1926 karantina tanaman yang lengkap mulai dilakukan. Awal masa kemerdekaan
Republik Indonesia, pemerintah mulai mengintegrasikan karantina tanaman ke
dalam masyarakat dunia di bidang perlindungan tanaman. Pelaksanaan karantina
tanaman meliputi pemeriksaan administrative, pemeriksaan fisik, pengambilan
sampel, pemeriksaan laboratorium, pengasingan dan pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan yang merupakan tugas dan
tanggung jawab petugas karantina tanaman.
Setiap media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, wajib:
1. Dilengkapi sertifikat kesehatan tanaman dari negara asal dan negara transit
bagi tanaman dan bagian-bagiannya.
2. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina tanaman di tempat
pemasukan.
4. Memenuhi kewajiban tambahan yang ditetapkan oleh menteri berdasarkan
PRA.
Setiap media pembawa yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik
Indonesia, apabila dipersyaratkan oleh negara tujuan, wajib:
1. Dilengkapi sertifikat kesehatan tanaman dari tempat pengeluaran bagi tanaman
dan bagian-bagiannya.
2. Melalui tempat-tepat pengeluaran yang telah ditetapkan.
3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina tanaman di tempat
pengeluaran.
4. Memenuhi kewajiban tambahan yang ditetapkan oleh menteri.

Anda mungkin juga menyukai