Anda di halaman 1dari 8

Oleh: YUSRAWATI1

Email: yusradepag@yahoo.com

Perpustakaan sebagai Media


Komunikasi Ilmiah di
Perguruan Tinggi
Abstrak

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga publik yang menyediakan informasi, memberi peluang untuk
membuka hubungan komunikasi ilmiah. Komunikasi ilmiah adalah komunikasi yang berlangsung antar ilmuwan, yaitu
pemberitahuan, pengalihan, penyebaran, maupun penyampaian informasi dalam bidang tertentu kepada ilmuwan lain
dalam bentuk buku dan treastise. Komunikasi ilmiah dapat dibangun melalui komunikasi antara pustakawan dengan
pemustaka, dosen dengan mahasiswa, dan sesama pakar atau ilmuwan. Perpustakaan sebagai media komunikasi ilmiah
di perguruan tinggi berlangsung melalui pencari informasi sebagai literatur, sitasi dan keterlibatan perpustakaan sebagai
media pelestarian ilmu pengetahuan serta pustakawan sebagai intermedia antara sumber informasi dengan pemustaka.
Proses komunikasi ilmiah ini terjadi pada pelayanan referensi, pelayanan sirkulasi, publikasi repositori institusi, diskusi
ilmiah, jurnal ilmiah, laporan ilmiah dan lainnya yang dapat mendukung terjadi prosesnya transmisi atau pengembangan
ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu pengetahuan baru. Dalam konteks ini, perpustakaan perguruan tinggi
berfungsi sebagai media komunikasi ilmiah yaitu sebagai pusat learning common, pusat pembelajaran, pusat penelitian,
pusat penyalinan buku, pusat publikasi (penerbitan) dan pusat penerjemahan. Eksistensi perpustakaan betul-betul
mengajak pemustaka untuk memanfaatkan dan menggali informasi yang tersedia di perpustakaan.

Kata Kunci: Komunikasi ilmiah, Media komunikasi

Pendahuluan seseorang kepada orang lain secara langsung atau melalui


Perpustakaan adalah pusat pembelajaran yang media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan,
berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang mening­ maupun perilaku (Lasa, 2014:129). Komunikasi adalah
katkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan sebuah proses komplek. A communications model
informasi masyarakat (Perpusnas, 2009:6). Perpustakaan derived from the telecommunications industry provides
merupakan pusat dan sumber belajar serta sarana pene­ a useful representation of communications (Budiman,
litian yang mempunyai tugas pokok dalam penyedia­an, 2014:8). Komunikasi merupakan urat nadi kehidupan
pengelolaan, dan pelayanan informasi bagi pemustaka. suatu perpustakaan baik secara langsung maupun tidak
Dalam proses pelayanan perpustakaan tidak terlepas dari langsung. Tiga fungsi dasar manusia butuh berkomunikasi;
kegiatan komunikasi. 1) hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya;
2) upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan lingkungannya; 3) upaya untuk melakukan transformasi
berupa lambang, bermakna sebagai panduan pikiran warisan sosialisasi (Cangara, 2005:2).
dan perasaan berupa ide, informasi yang dilakukan

1
Pemenang Harapan Pertama Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2016.
Pustakawan Ahli Muda UIN Ar-Raniry Banda Aceh, D.I. Aceh.

Vol. 24 No. 1 Tahun 2017 55


Pada perpustakaan perguruan tinggi, komunikasi untuk membaca, meminjam, meneliti, menggali,
berlangsung antara pustakawan dengan pemustaka, dosen menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dengan mahasiswa, dan sesama para pakar atau ilmuwan yang diperoleh di perpustakaan.
lainnya. Komunikasi semacam ini disebut komunikasi f ) Perpustakaan merupakan institusi yang bermitra
ilmiah. Komunikasi ilmiah adalah komunikasi yang terhadap proses penyelenggaraan pendidikan secara
berlangsung antar ilmuwan (Lasa, 2014:129). Yakni pembe­ langsung dan tidak langsung baik formal maupun
ri­­tahuan, pengalihan, penyebaran, maupun penyam­­paian nonformal.
informasi dalam bidang tertentu kepada ilmuwan lain.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
Perguruan tinggi memiliki banyak ilmuwan yang bahwa perpustakaan dapat diartikan sebuah ruangan
menulis dan mengarang buku sesuai dengan keahlian atau gedung, di dalamnya terdapat kumpulan buku yang
dan keilmuwan mereka dalam bentuk buku dan mengandung informasi mengenai ilmu pengetahuan.
treastise. Buku dan treastise tersebut menjadi koleksi Buku-buku tersebut diproses menurut aturan tertentu
perpustakaan, dalam konteks ini perpustakaan berperan selanjutnya ditata dan disusun di rak buku. Selain itu
sebagai media komunikasi ilmiah terutama di perguruan perpustakaan seyogyanya dikelola oleh petugas yang
tinggi. Sistem komunikasi ilmiah formal memiliki banyak mempunyai kemampuan, keterampilan serta menguasai/
keuntungan antara lain: 1) komunikasi itu bersifat formal; paham ilmu pengetahuan di bidang perpustakaan,
2) penyebaran informasi lebih cepat; 3) kandungan selanjutnya bertugas untuk melayani kebutuhan informasi
informasi lebih terjaga keawetannya. para pengguna perpustakaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik Konsep Perpustakaan Perguruan Tinggi
untuk membahas paper ini dengan judul “Perpusta­kaan Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan rekaman
sebagai Media Komunikasi Ilmiah di Perguruan Tinggi”. gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat
manusia, mempunyai peran dan fungsi utama dalam
Konsep Perpustakaan melestarikan hasil budaya umat manusia, khusus yang
Perpustakaan berasal dari kata pustaka berarti buku, berbentuk dokumen karya cetak rekam lainnya, kepada
kitab. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah library. generasi selanjutnya (Sutarno, 2005:59).
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah
gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan
untuk menyimpan buku dan terbitan lain yang biasanya akademik memainkan peran yang sangat penting dalam
disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pelaksanaan tri dharma suatu perguruan tinggi. Perpusta­
pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki, 1993:3). kaan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk penelitian,
Sutarno (2004:10) menegaskan sebuah perpustakaan pengajaran dan pembelajaran, serta pengabdian kepada
harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu: masyarakat. Ditinjau dari lokasinya, perpustakaan pergu­
a) Adanya kumpulan buku-buku dan bahan pustaka ruan tinggi biasanya berlokasi di tengah kampus dan
lainnya, baik tercetak maupun terekam. dianggap sebagai “jantung perguruan tinggi”. Dalam
b) Ditata menurut suatu sistem tertentu, diolah/diproses Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007,
meliputi: registrasi, dan identifikasi, katalogisasi, kla­ pasal 24 disebutkan perpustakaan perguruan tinggi
sifi­kasi, dan dilengkapi dengan perlengkapan koleksi, sebagai berikut:
seperti slip buku, kartu-kartu katalog, kantong buku a. Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpusta­
dan lainnya. kaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan
c) Ditempatkan di gedung atau ruangan tersendiri, dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
sebaiknya tidak disatukan dengan kantor atau kegiatan b. Perpustakaan dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi,
yang lain. baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang
d) Dikelola atau dijalankan oleh petugas-petugas, mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan,
dengan persyaratan tertentu yang melayani pemakai penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
dengan sebaik-baiknya. c. Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan
e) Ada masyarakat pemakai perpustakaan tersebut baik layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi

56 Vol. 24 No. 1 Tahun 2017


dan komunikasi. bersama. Jadi komunikasi adalah suatu proses pertukaran
d. Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana informasi di antara individu melalui sistem, lambang-
untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan lambang, tanda-tanda atau tingkah laku (Riswandi,
peraturan perundang-undangan guna memenuhi 2009:1). Komunikasi adalah proses berbagi makna
standar nasional pendidikan dan perpustakaan.” melalui perilaku verbal dan non verbal (Mulyana, 2008:3).
Komunikasi merupakan proses yang menggambarkan
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, kedudukan bagaimana seseorang memberikan stimulasi pada makna
perpustakaan perguruan tinggi dalam sistem pendidikan pesan verbal dan non verbal ke dalam pikiran orang lain
dapat difungsikan sebagai berikut (Depdikbud, 1994:12): (Liliweri, 2011:1).
a. Perangkat pendidikan di perguruan tinggi merupakan
bagian integral dari perguruan tinggi; berfungsi Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial,
sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat apabila orang telah mengadakan hubungan tetap,
penelitian sederhana dan rekreasi sehat; serta sejajar maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan
dengan sarana pendidikan di perguruan tinggi seperti menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat
laboratorium, keterampilan, olah raga dan kesehatan atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan
serta lainnya. atau melenyapkan persengketaan apabila muncul
b. Unit pelaksana teknis pendidikan (Widjaja, 1993:4). Komunikasi menjadi suatu fenomena
1) Perpustakaan perguruan tinggi dipimpin oleh bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas
seorang Kepala Perpustakaan yang dalam melak­ yang terintegrasi oleh informasi, di mana masing-masing
sana­kan tugasnya berada di bawah dan bertang­ individu dalam masyarakat itu saling berbagi informasi
gung jawab kepada pimpinan perguruan tinggi. (information sharing) untuk mencapai tujuan.
2) Perpustakaan perguruan tinggi melaksanakan tugas
kegiatannya mencakup dua jenis layanan. Layanan Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses
teknis (technical services) mencakup pengadaan, penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
pengolahan (pembuatan katalog, klasifi­ kasi, kepada orang lain (Effendy, 2011:11). Secara umum,
finishing) dan penyusunan kartu katalog (bagi komunikasi merupakan bagian penting yang mendukung
yang sudah terotomasi menggunakan OPAC), serta keberadaan suatu organisasi termasuk perpustakaan.
buku di rak. Layanan pengguna (public services) Tanpa komunikasi di perpustakaan, maka tidak mungkin
mencakup sirkulasi (peminjaman), layanan terjadi transmisi ilmu pengetahuan dalam masyarakat
koleksi dan pengembangan program. Kegiatan- terutama pemustaka. Dengan demikian, suatu kegiatan
kegiatan tersebut harus didukung dengan teknologi tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi.
informasi yang semakin berkem­bang saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi sangatlah
c. Mata rantai dalam sistem nasional layanan penting terutama di lingkungan perpustakaan.
perpustakaan.
Agar keberadaan perpustakaan perguruan tinggi Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu atau secara
menjadi tetap dinamis sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Poerwadarminta, 2011:437). Semua
ilmu pengetahuan dan teknologi. kegiatan dan aktifitas keilmiahan dapat dikatakan sebagai
komunikasi ilmiah. Adapun komponen yang berkaitan
Konsep Komunikasi Ilmiah dengan keilmiahan terdiri atas:
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa a) Komunitas ilmiah.
Latin ”communis”. Communis dalam bahasa Inggris Komunitas ilmiah terdiri atas ilmuwan-ilmuwan, yang
”commun” yang artinya sama (Rohim, 2009:8). Kata diantara mereka saling berhubungan dan berinteraksi
“komunikasi”, bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, satu sama lain. Umumnya mereka terdiri atas sub-sub
memiliki banyak arti (Littlejohn, 1999:6). Sedangkan komunitas yang setiap hari berkecimpung dalam ilmu
menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi pengetahuan.
berasal dari bahasa Inggris communication, dan berasal b) Makalah ilmiah
dari bahasa Latin communicates atau communication Makalah ilmiah pada umumnya digunakan sebagai
atau communicate yang berarti berbagi atau menjadi milik karya tulis hasil studi ilmiah yang berisi masalah

Vol. 24 No. 1 Tahun 2017 57


dan pembahasan. Dari segi prinsip dan prosedur serta referensi literatur yang tersedia (Odlyzko,t.t).
ilmiahnya, makalah ilmiahnya menyerupai laporan Teknologi informasi telah memperkaya bentuk
penelitian sederhana (Dalman, 2013:153). Makalah komunikasi ilmiah dengan berbagai cara. Namun elemen
ilmiah biasanya ditulis sebagai suatu saran pemecahan penting seperti artikel jurnal ilmiah yang sangat stabil
masalah secara ilmiah. dan publikasi cetak terus berlanjut, meskipun adanya
c) Penelitian ilmiah. perkembangan pada media digital (Borgman, 2000).
Penelitian ilmiah berlangsung ditempat umum atau Menurut Jack Meadows dalam penelitiannya mengenai
penelitian ilmiah di lembaga-lembaga umum yang komunikasi ilmiah menekankan keunggulan komunikasi
dikomersilkan. dalam pengetahuan yaitu komunikasi terletak di jantung
d) Karya ilmiah penelitian (Borgman, 2000:413).
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari
suatu kegiatan ilmiah. Dalam konteks ini sebuah Dalam menjalankan fungsi tersebut, perpustakaan
karya ilmiah mempunyai ciri-ciri yaitu objektif, netral, perguruan tinggi membangun komunikasi ilmiah
sistematis, logis, menyajikan fakta, tidak pleonastis dengan semua orang yang terlibat dalam perpustakaan.
dan bahasa yang digunakan adalah bahasa formal. Komunikasi ini dibangun dalam empat tingkatan (Wijaya,
e) Diskusi ilmiah. 2000:97) yaitu:
Suatu diskusi yang membicarakan mengenai ilmu a. Komunikasi antara atasan dan bawahan
pengetahuan. Komunikasi antara atasan dan bawahan perpustakaan
f ) Bahasa ilmiah dibangun agar para staf dapat melakukan aktivitasnya
Bahasa ilmiah adalah bahasa formal berupa bahasa sesuai dengan arahan yang diberikan atasannya.
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan EYD. Maksudnya, pimpinan perpustakaan memberikan
g) Laporan Ilmiah pengarahan tentang pelaksanaan tugas. Disamping
Laporan ilmiah adalah bentuk karangan yang berisi itu, pimpinan perpustakaan memberikan informasi
rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, untuk pemahaman hubungan kerja, prosedur kerja.
digarap, diteliti atau diamati dan mengandung saran- b. Komunikasi antara bawahan dan atasan
saran untuk dilaksanakan (Dalman, 2013:44). Laporan Apabila terjadi permasalahan dalam aktivitas kerja
ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin, serta di perpustakaan, maka komunikasi antara bawahan
disusun berdasarkan sistematika penulisan karya dan pimpinan perpustakaan akan terjadi. Dalam
ilmiah yang tunduk terhadap aturan dalam penulisan konteks ini, bawahan atau staf perpustakaan akan
hasil penelitian ilmiah. mengkomunikasikan persoalan tersebut kepada
h) Jurnal ilmiah pimpinannya. Selanjutnya, pimpinan perpustakaan
Jurnal ilmiah adalah buku yang terdiri atas karya akan memberikan feedback atau umpan balik kepada
ilmiah yang isinya berupa hasil penelitian dan resensi para bawahannya. Artinya, pimpinan perpustakaan
buku. Jurnal ilmiah ini harus ditulis secara teratur memberikan informasi dalam upaya memecahkan
dan sebaiknya mendapatkan ISSN dari PDII-LIPI permasalahan tersebut dengan komunikasi yang
(Dalman, 2013:18). dibangunnya. Kondisi yang demikian menunjukkan
bahwa di satu sisi, staf perpustakaan membangun
Mengacu pada konteks di atas, maka ilmiah adalah komunikasi dengan pimpinan. Di sisi lain, pimpinan
sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan merespon komunikasi yang diberikan bawahannya.
yang tersusun secara teratur, terukur, sistematis logis dan Komunikasi yang lancar akan berpengaruh terhadap
tidak pleonastis. Bahasa yang digunakan dalam kegiatan kelancaran pelaksanaan tugas dan meminimalisasi
dan aktifitas ilmiah ini juga merupakan bahasa yang formal hambatan yang terjadi (Suwarno, 2007:48). Dengan
secara baik dan benar. Jadi, komunikasi ilmiah adalah demikian, permasalahan perpustakaan dapat segera
subjek yang beraneka ragam yang sedang mengalami dipecahkan dan dicarikan solusinya.
transformasi mendalam. Dilakukan keadilan untuk itu c. Komunikasi antara sesama karyawan
dalam beberapa halaman tidak mungkin, sehingga dalam Komunikasi antara sesama karyawan atau staf
catatan ini saya hanya meringkas beberapa poin kunci. perpustakaan dilakukan ketika para staf atau karyawan
Kertas-kertas memberikan lebih rinci data dan argumen, ingin membangun kebersamaan dan sharing informasi.

58 Vol. 24 No. 1 Tahun 2017


Mereka melakukan komunikasi yang bersifat antar ilmiah, informatif, dan edukatif. Oleh karena itu, setiap titik
pribadi. Komunikasi antar pribadi yang dibangun dalam layanan yang dihadirkan perpustakaan tidak terlepas dari
aktivitas perpustakaan akan meningkatkan hubungan unsur pembelajaran, penelitian dan pengembangan ilmu
sesamanya, menghindari dan mengatasi konflik- pengetahuan yang bertujuan memberikan pencerahan
konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, dan pengembangan wawasan bagi pemustaka.
serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
orang lain (Cangara, 2005:2). Aktivitas perpustakaan Pemustaka mencari informasi sebagai bahan
terjadi dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah tinjauan literatur bagi tulisannya. Sitasi atau kutipan
jasa teknis. Jasa teknis merupakan layanan yang yang berasal dari satu artikel akan dituangkan di artikel
hanya berhubungan antar sesama karyawan. Mereka yang akan ditulisnya. Jika artikel pemustaka dibaca
melakukan jasa teknis untuk menyelesaikan kerja oleh pemustaka lain atau orang yang sedang menulis
perpustakaan secara internal. Dalam konteks ini, para dengan subjek yang sama, maka satu tahap lagi proses
karyawan membangun komunikasi dengan sesamanya. pengembangan ilmu pengetahuan sedang berlangsung.
Komunikasi yang terjalin akan terbina kesamaan Rangkaian tersebut merupakan alur komunikasi ilmiah
persepsi dalam gerakan dan kebersamaan dalam kerja. yang mendeskripsikan proses pengembangan ilmu
d. Komunikasi antara pustakawan dan pemustaka pengetahuan yang melibatkan perpustakaan sebagai
Komunikasi antara pustakawan dan pemustaka media pelestarian ilmu pengetahuan dan pustakawan
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan cukup sebagai intermedia antara sumber informasi dengan
intens terjadi dalam layanan perpustakaan. Pelayanan pemustaka. Mengingat perpustakaan perguruan tinggi
publik yang disediakan perpustakaan merupakan memiliki fungsi informasi, edukasi dan penelitian guna
sarana membangun komunikasi ilmiah dengan semua mendukung dan menunjang proses komunikasi ilmiah,
pihak baik internal maupun eksternal perpustakaan. maka eksistensi perpustakaan betul-betul mengajak
Pemustaka merupakan pihak eksternal perpustakaan. pemustaka untuk memanfaatkan dan menggali informasi
Pelayanan sirkulasi dan layanan referensi merupakan yang tersedia di perpustakaan melalui berbagai jenis
bagian layanan publik yang berhubungan langsung koleksi. Dengan demikian, komunikasi ilmiah terus
dengan pemustaka, dalam konteks ini terjadi berlangsung secara kontinyu dan tak terbatas, sehingga
konsultasi antara pustakawan dan pemustaka. ilmu pengetahuan akan semakin cepat berkembang.
Komunikasi ini terjalin dalam rangka penelusuran
informasi pemustaka guna mendapatkan informasi Salah satu komunikasi ilmiah yang berlangsung
yang relevan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. dalam perpustakaan yaitu pada pelayanan referensi yang
merupakan pelayanan rujukan atau konsultasi antara
Pembahasan pustakawan dengan pemustaka dalam rangka penelusuran
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga informasi. Di dalam pelayanan referensi tercipta sebuah
publik yang menyediakan informasi bagi pemustaka. kegiatan yang bernama wawancara referensi. Pemustaka
Sebagai lembaga publik yang menyediakan informasi, dapat meminta bantuan staf di meja referensi untuk
perpustakaan memberi peluang untuk membuka mencari referensi. Menyelenggarakan wawancara
hubungan komunikasi ilmiah dengan berbagai pihak. referensi merupakan pekerjaan penting pustakawan
Pihak tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar referensi, karena memungkinkan pustakawan untuk
perpustakaan yakni para pemustaka. Dengan demikian, mencocokkan pertanyaan pemustaka dengan sumber
lingkungan perpustakaan selalu membangun komunikasi informasi yang relevan dan bermanfaat. Oleh karena itu,
baik antara pustakawan dengan pemustaka, maupun diperlukan komunikasi ilmiah antar pustakawan dengan
antar para karyawan perpustakaan sendiri. pemustaka untuk menentukan kebutuhan spesifik
pemustaka. Tujuan wawancara referensi bagi pustakawan
Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran adalah untuk memahami kebutuhan informasi pemustaka
penting dalam civitas akademika. Selain menunjang dan informasi yang ada manfaat untuk menyelesaikan
tri dharma perguruan tinggi, juga membantu civitas masalah mereka atau untuk mempelajari sesuatu.
akademika dalam proses pembelajaran. Perpustakaan
perguruan tinggi juga merupakan institusi yang bersifat Dalam konteks layanan ini, tentu terjadi interaksi

Vol. 24 No. 1 Tahun 2017 59


dua arah yang saling berkaitan atau dapat dikatakan berkualitas meliputi fiksi, non fiksi, kamus, ensiklopedia,
bahwa komunikasi dua arah berlangsung diantara jurnal, majalah, koleksi karya ilmiah yang dihasilkan
mereka, bertujuan untuk membangun kebersamaan oleh sivitas akademika dan laporan ilmiah seperti
dalam menjalankan aktivitas perpustakaan. Sebagaimana primer avenue yang berisi ide-ide ilmiah dan penemuan-
dideskripsikan oleh Pawit di atas bahwa tidak ada aspek penemuan ilmiah di kalangan ilmuwan. Dengan koleksi
kegiatan dan proses kerja di perpustakaan yang tidak beragam tersebut, perpustakaan mampu menjadi media
melibatkan komunikasi ilmiah, terutama dalam layanan untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang terkandung
referensi yaitu sebuah layanan dalam upaya membantu dalam setiap lembaran buku, jurnal, majalah kepada
pemustaka perpustakaan menemukan informasi. pemustaka melalui komunikasi ilmiah. Proses komunikasi
Ungkapan di atas menunjukkan bahwa dalam layanan ilmiah berlangsung ketika pemustaka (mahasiswa,
referensi ini, salah satu bentuk komunikasi yang terjadi dosen, masyarakat umum, ilmuwan) mengakses koleksi
adalah komunikasi antarpersonal atau antarpribadi. perpustakaan kemudian menjadikannya sebagai bahan
rujukan dalam mengerjakan tugas kuliah, menulis karya
Perpustakaan sebagai pusat pembelajaran, penelitian ilmiah ataupun artikel.
dan pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi.
Komunikasi yang terjadi di perpustakaan merupakan Dalam konteks ini, perpustakaan perguruan tinggi
komunikasi ilmiah, karena berlangsung diantara para dapat dikatakan sebagai media komunikasi ilmiah, karena
ilmuwan. Komunikasi memainkan peran penting dalam perpustakaanlah yang mendistribusikan atau menyebarkan
kalangan ilmiah; komunikasi dilakukan untuk penemuan informasi ilmiah yang dimilikinya kepada pemustaka yang
atau ide, kemudian di evaluasi dan dikritisi oleh membutuhkan sesuai dengan kebutuhan mereka masing-
masyarakat yang berkepentingan dikalangan perguruan masing. Komunikasi ilmiah yang dijalankan perpustakaan
tinggi. Selanjutnya, komunikasi ilmiah di perpustakaan melalui beberapa tingkatan, sesuai dengan kebutuhan
perguruan tinggi dapat juga berupa publikasi dan diskusi pemustaka. Perlu diketahui bahwa proses menyediakan,
ilmiah. Publikasi yaitu mempublikasikan karya-karya melayani, dan menelusur informasi yang dibutuhkan
ilmiah dalam sistem repositori. Melalui repositori ini, pemustaka melalui website, jurnal elektronik, ensiklopedia,
proses komunikasi ilmiah semakin banyak dilakukan buku di perpustakaan merupakan tingkatan komunikasi
oleh perpustakaan. Sedangkan dalam diskusi ilmiah, ilmiah antara pustakawan dan pemustaka.
instrumen utamanya yaitu ide-ide dari peneliti dan
penemuan-penemuan baru mereka. Dari diskusi-diskusi Sebagai pusat learning common, perpustakaan
ilmiah tersebut lahirlah newsgroup. Perkembangan menyediakan pustakawan yang selalu siap membantu
internet dapat memberikan biaya yang efektif terhadap pemustaka (Istiana, 2014:54). Dalam konteks ini,
newsgroup. Newsgroup pada dasarnya merupakan buletin pustakawan bertugas membantu pemustaka jika
papan elektronik yang tersedia untuk pengguna internet membutuhkan bantuan dalam pembelajaran di ruang
untuk posting pertanyaan dan balasan tanpa biaya. learning common. Selanjutnya, pemustaka dapat bertemu,
Komunikasi ilmiah melalui diskusi ilmiah lebih praktis berbicara, berdiskusi serta menggunakan fasilitas yang
dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi, dimana para disediakan sehingga pemustaka dapat belajar bersama
ilmuwan, peneliti, pustakawan dan pemustaka semua dan saling mentrasferkan ilmu pengetahuan sesama
hadir sehingga perpustakaan bisa memberi nilai tambah pemustaka. Learning common menjadi sebuah jawaban
pada lembaga induknya. atau respon perpustakaan terhadap kebutuhan fasilitas
guna berlangsungnya komunikasi ilmiah. Pemustaka
Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat informasi melakukan komunikasi ilmiah dalam learning common
dan pusat pembelajaran, tentu menyediakan berbagai ini dengan mendiskusikan tugas-tugas dari dosen mereka
macam pelayanan yang menuntut terjadinya komunikasi dan menyusun atau mengkreasi menjadi paparan baru
terhadap stakeholders (komunikasi ilmiah). Komunikasi yang kemudian dapat disajikan kembali sebagai hasil dari
ilmiah mencakup berbagai aspek seperti layanan komunikasi ilmiahnya.
sirkulasi, layanan referensi, periodikal, jurnal cetak, jurnal
online, layanan karya ilmiah. Layanan-layanan tersebut Disisi lain, pemustaka dapat dengan leluasa mengakses
dilengkapi dengan koleksi-koleksi yang bervariasi dan internet baik dengan fasilitas Wi-fi maupun dengan

60 Vol. 24 No. 1 Tahun 2017


unit komputer yang disediakan perpustakaan. Dalam berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan
melakukan komunikasi ilmiah, perpustakaan tidak lagi pemustaka. Cara pustakawan melakukan komunikasi
dilihat sebagai tempat yang hanya tersedia buku-buku ilmiah dengan pemustaka akan sangat berpengaruh
dan koleksi lain. Tetapi juga sebagai media komunikasi pada kepuasan pemustaka. Sebagai contoh pemustaka
ilmiah lainnya dengan melakukan berbagai diskusi dan tetap senang walau tidak memperoleh informasi yang
share ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, perpustakaan dibutuhkan tapi tetap dilayani dengan ramah dan
benar-benar sebuah institusi yang hidup, karena di cerdas. Hal ini akan meninggalkan kesan positif sebagai
dalamnya selalu ada aktivitas transfer pengetahuan cikal bakal image positif. Sebaliknya wajah bersungut-
dan berbagai ide dari pemustaka yang memanfaatkan sungut, kata-kata yang diucapkan dengan nada kesal
perpustakaan sebagai media komunikasi ilmiah yang ditampilkan dalam pelayanan akan menghancurkan
sebagaimana juga yang terjadi pada masa awal Islam. proses komunikasi ilmiah di perpustakaan.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa, misalnya
utusan khalifah dan raja untuk membahas suatu bidang Pustakawan yang akan melakukan komunikasi ilmiah,
ilmu tertentu di perpustakaan-perpustakaan terkenal berarti dia mampu secara aktif menyatakan gagasan,
yang memiliki koleksi yang cukup besar seperti Baitul harapan atau perasaan baik yang positif maupun negatif
Hikmah dan Darul Hikmah (Masruri et.al, 2006:70). secara langsung dan apa adanya, tanpa menyerang
Disamping itu, para peneliti atau cerdik pandai mencoba atau merugikan orang lain (Fatmawati, 2010:192).
mengembangkan suatu ilmu yang berkaitan dengan Berkomunikasi ilmiah pustakawan merupakan cara
keahliannya melalui satu perpustakaan ke perpustakaan yang efektif untuk menyampaikan kebutuhan dan ide-
lainnya sehingga menghasilkan penemuan-penemuan ide seseorang dengan tetap menghormati orang lain dan
baru. Tentu saja komunikasi ilmiah semacam ini tidak terbuka untuk menerima kritikan, saran dari pemustaka.
pernah berhenti hingga sekarang selama perpustakaan
masih menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi. Komunikasi ilmiah mempunyai pengaruh yang
penting dalam dunia perpustakaan. Pustakawan pada
Bahkan, perpustakaan pada masa awal kebangkitan perguruan tinggi setiap harinya tidak terlepas dari
Islam menjadi jembatan kebudayaan dan ilmu pengetahuan kegiatan komunikasi ilmiah. Berkomunikasi ilmiah
dari Yunani kuno yang diterjemahkan ke dalam Bahasa tidak hanya dilakukan melalui kata-kata (verbal) tetapi
Arab untuk dipelajari oleh masyarakat. Dalam konteks ini juga melalui non verbal yaitu dengan bantuan tindakan,
perpustakaan menjadi sponsor atas semua kegiatan atau gerak isyarat, pandangan mata, ekpresi wajah sikap
komunikasi ilmiah tersebut. Aktivitas keilmiahan seperti tubuh, dan gambar yang merupakan lambang makna.
ini mendapat respon positif sehingga para penerjemah Namun terkadang lambang atau gerak isyarat (gestures)
memperoleh status yang baik dalam masyarakat. yang digunakan pustakawan untuk melengkapi dan
Selanjutnya, hal yang dibanggakan oleh kaum muslimin memperjelas komunikasi ilmiah verbal tersebut malah
sejak abad pertengahan telah dirasakan pentingnya bagian bisa disalah artikan. Misalnya, gerakan mengacung
percetakan dan penerbitan dalam suatu perpustakaan. jari telunjuk dalam menunjuk buku terkadang dinilai
Oleh karena itu, alat-alat percetakan sebagaimana yang pemustaka kurang sopan, padahal maksud pustakawan
kita lihat di abad modern ini belum ada di masa itu, maka adalah untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan.
untuk mengatasi hal ini mereka adakan seleksi penyalinan
oleh penyalin-penyalin yang terkenal kerapihan kerja dan Penutup
tulisannya. Dalam kontek ini, proses penyalinan buku juga Komunikasi terjadi dimana-mana baik dalam
merupakan proses komunikasi ilmiah di perpustakaan. kehidupan sosial maupun dalam lingkungan
perpustakaan. Komunikasi yang terjalin antara para
Perpustakaan yang berkualitas adalah perpustakaan ilmuwan merupakan komunikasi ilmiah. Komunikasi
yang mampu menjawab setiap persoalan informasi yang ilmiah yang berlangsung di perpustakaan perguruan
dibutuhkan oleh setiap pemustaka. oleh karena itu, proses tinggi meliputi empat jenis yaitu komunikasi atasan dan
komunikasi ilmiah akan menjadi faktor yang dominan bawahan, komunikasi bawahan dan atasan, komunikasi
dalam membantu pemustaka melakukan penelusuran sesama pustakawan, komunikasi pustakawan dan
informasi yang lebih tepat. Komunikasi ilmiah akan sangat pemustaka. Semua tingkatan komunikasi yang dilakukan

Vol. 24 No. 1 Tahun 2017 61


tersebut terjalin secara dua arah. baru. Dalam komunikasi ilmiah berhubungan dengan
sikap dan perilaku pustakawan, komunikasi ilmiah juga
Komunikasi yang dibangun pustakawan dengan para berhubungan dengan koleksi ilmiah seperti jurnal cetak,
pemustaka bertujuan untuk membantu mereka menemukan jurnal elektronik, karya ilmiah dan lainnya yang tersedia
informasi yang diinginkan. Bentuk komunikasi yang terjadi di perpustakaan. Oleh karena itu, pustakawan harus punya
adalah komunikasi antar personal atau komunikasi ilmiah. kompetensi interpersonal untuk menunjang komunikasi
Proses komunikasi ilmiah di perpustakaan perguruan ilmiah dalam melayani pemustaka. Dalam konteks
tinggi dapat terjadi pada pelayanan referensi, pelayanan ini perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai
sirkulasi, publikasi repositori institusi, diskusi ilmiah, media komunikasi ilmiah yang meliputi pusat learning
jurnal ilmiah, laporan ilmiah dan lainnya yang dapat common, pusat pembelajaran, pusat penelitian, pusat
mendukung terjadi proses transmisi atau pengembangan penyalinan buku, pusat publikasi (penerbitan) dan pusat
ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu pengetahuan penerjemahan.

Daftar Pustaka

Bonk, W.J. (1979). Building Library Collection, London: Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna,
The Scarecrow Press. Jakarta: Kencana.
Borgman, C.L. (2000). Digital Libraries And The Littlejohn, S.W. (1999). Theories of Human
Continum of Scholarly Communication. Journal of Communication, New Mexico: Wadsworth Publishing
Documentation, Vol. 56,. Diakses tanggal 27 Desember Company.
2015 pukul 15.30 Masruri, A., Zulaikha, S.R., & Dewi, H.D.R. (2006).
Budiman, S. (2014). E-Government Session Two, Riau: Sejarah Perpustakaan Islam, Yogyakarta: Pokja
Government Science Department. Akademik.
Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Mulyana, D. (2001). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,
Grafindo Persada. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dalman. (2013). Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: Raja Odlyzko, A. The Future of Scientific Communication,
Grafindo Persada. http://www.research.att.com/
Depdikbud. (1994). Perpustakaan Perguruan Tinggi: Onong, U.E. (2011). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.
buku pedoman, Jakarta: Depdikbud. Bandung:Rosdakarya.
Effendy, O.U. (2011). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Perpusnas [Perpustakaan Nasional RI]. (2009). UU Nomor
Bandung: Rosdakarya. 43 Tahun 2007. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Evans, G.E. (1992). Introduction to Library Public Services, Poerwadarminta, W.J.S. (2011). Kamus Umum Bahasa
Colorado: Libraries Unlimited, Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Fatmawati, E. (2010). The Art of Library: Ikatan Esai Riswandi, (2009). Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: Graha
Bergizi tentang Seni Mengelola Perpustakaan, Ilmu.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi: perspektif, ragam
Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: dan aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.
Grafindo Persada. Siswandi, I. (2011). Tip Sukses Wawancara Rujukan:
Ismawati, E. (2012). Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 11 No.1,
Ilmiah, Yogyakarta: Ombak. Jakarta: Perpustakaan UI.
Istiana, P. (2014). Layanan Perpustakaan. Yogyakarta: Sulistyo-Basuki,. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan,
Ombak. Jakarta: Gramedia.
Katz, W.A. (1992). Introduction to Reference Work Volume Sutarno NS. (2004). Manajemen Perpustakaan: Suatu
I: Basic Information Sources, Singapore: Mc.Graw- Pendekatan Praktik, Jakarta: Samitra Media Utama.
Hill Inc. Suwarno, W. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan:
Lasa HS. (2014). Kamus Kepustakawanan Indonesia (Edisi Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta: Ar- Ruzz.
Revisi), Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah. Widjaja, A.W. (2000). Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi,
Ed. Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.

62 Vol. 24 No. 1 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai