Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amanda Damayanti

Nim : PO714211204003

Prodi : Pendidikan profesi

Hak-hak Kesehatan Reproduksi

Hak-hak reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh

hukum nasional, dokumen internasional tentang hak asasi manusia, dan dokumen-

dokumen kesepakatan atau perjanjian lainnya. Hak-hak ini menjamin hak-hak dasar

setiap pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab

mengenai jumlah, jarak, dan waktu memiliki anak dan untuk memperoleh informasi dan

juga terkandung makna memiliki hak untuk mmperoleh standar tertinggi dari kesehatan

reproduksi dan seksual. Juga termasuk hak mereka untuk membuat keputusan

menyangkut reproduksi yang bebas dari diskriminasi, perlakuan sewenang-wenang, dan

kekerasan.

Rencana aksi ICPD mengisyaratkan bahwa, ”negara-negara di dunia di dorong

untuk menyediakan informasi yang lengkap kepada remaja mengenai bagaimana mereka

dapat melindungi diri dari kehamilan yang tidak diinginkan dan HIV&AIDS”.

Selain dokumen ICPD, maka hak-hak reproduksi remaja di dukung oleh instrumen

internasional, antara lain: Deklarasi Umum HAM, dokumen CEDAW (Convention on

Elimination Discrimination Against Women), dan Konvensi Hak Anak. Di Indonesia,

hak-hak ini diakui sebagaimana tertuang dalam: UU 39/1999 tentang Hak Asasi

Manusia, UU 10/1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga Sejahtera, dan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam Peraturan

Presiden Republik Indonesia (Pepres) Nomor 7/ 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009 dinyatakan bahwa salah satu arah RPJM

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah) adalah meningkatkan kualitas kesehatan


reproduksi remaja. Hal ini memberikan kerangka legal terhadap jaminan pengakuan dan

pemenuhan hak reproduksi remaja di Indonesia.

Terdapat 12 hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned

Parenthood Federation (IPPF) pada tahun 1996 yaitu :

1. Hak untuk hidup Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian

karena kehamilan.

2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan setiap individu berhak untuk menikmati dan

mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya dan tak seorang pun dapat dipaksa untuk

hamil, menjalani sterilisasi dan aborsi.

3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi setiap individu mempunyai

hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi termasuk kehidupan seksual dan

reproduksinya.

4. Hak Hak atas kerahasiaan pribadi setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi dengan menghormati kerahasiaan pribadi.

Setiap perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.

5. Hak atas kebebasan berpikir setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama yang

sempit, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang

pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.

6. Hak mendapatkan informasi dan Pendidikan setiap individu mempunyai hak atas

informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan seksual

termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun keluarga.

7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga

8. Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai anak
9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan setiap individu mempunyai hak atas

informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri,

kenyamanan, dan kesinambungan pelayanan.

10. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan setiap individu

mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi

mutakhir yang aman dan dapat diterima.

11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik setiap individu

mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar memprioritaskan kebijakan yang

berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.

12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk hak-hak perlindungan

anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual. Setiap individu mempunyai hak untuk

dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.

Mengapa kita perlu mengenal dan memahami Hak Seksual dan Hak Reproduksi

Dengan mengenal dan memahami hak seksual dan reproduksi kita, maka kita bisa

melindungi, memperjuangkan dan membela hak seksual dan reproduksi kita dan orang

lain dari berbagai tindak kekerasan dan serangan terhadap hak seksual dan reproduksi

kita.

Landasan hukum tentang Hak Seksual dan Hak reproduksi: Ada beberapa

instrumen (perangkat) hukum yang terkait dengan hak seksual dan hak reproduksi:

a. Konvensi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan (CEDAW)

b. Konferensi Internasional dan Pembangunan (ICPD) PBB pada tahun 1994 di Cairo ,

Mesir

c. Konferensi Dunia ke 4 tentang perempuan (FWCW) tahun 1995 di Beijing, Cina

d. Konvensi Hak- hak Sipil dan Politik (ICCPR)


 Hak atas Kebebasan pribadi ( Pasal 17)

 Hak persamaan (Pasal 26)

 Hak Kebebasan dari diskriminasi (Pasal 2; 1)

e. UU No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi CEDAW, Undang-undang No. 23 Tahun 1992

tentang kesehatan, UU No 23 Tahun 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga.

f. Strategi dan Kebijakan Kesehatan Reproduksi Remaja Nasional (BKKBN).

Anda mungkin juga menyukai