Anda di halaman 1dari 7

127

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE
DIAGRAM
Zeri Yusdinata*1, M. Ansyar Bora2, Nurul Arofah3
1,2,3
Jl. Teuku Umar, Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia
1,2,3
Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina
e-mail: *1zeri@stt-ibnusina.ac.id, 2ansyar@stt-ibnusina.ac.id, 31410128425006@stt-
ibnusina.ac.id

Abstrak
PT. XYZ merupakan anak perusahaan dari XXX Group. PT. XYZ yang bergerak dalam
industri minyak dan gas bumi dan telah memberikan dukungan logistik kepada perusahaan
minyak, kontraktor lepas pantai, kepemilikan kapal dan produsen peralatan. Pada tahun 2007,
XXX Group mendirikan XXX Marine and Offshore Pte, Ltd., sebagian bagian fabrikasi yang
mengkhususkan diri pada bidang tekanan kapal (pressure vessels), proses slip. modul dan struktur
berat umum (general heavy structure), dan penanganan lanjut yang mengarah pada kebutuhan
pelanggan dalam sektor industri minyak dan gas bumi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
disingkat K3 merupakan program pemerintah dimana program ini lahir dari keprihatinan akan
banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja
maupun keluarga pekerja. Kesadaran karyawan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ditunjukkan dengan sikap profesional yang dibutuhkan oleh perusahaan, yang menjadi masalah
dari penelitian ini adalah Bagaimana menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan
kerja dengan metode fishbone diagram di PT. XYZ Batam dan bagaimana caranya mengusulkan
perbaikan pelaksanaan K3 di PT. XYZ Batam sehingga pada akhirnya didapat hasil faktor-faktor
penyebab kecelakaan dan mengusulkan perbaikannya. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang
dapat diberi adalah hendaknya PT. XYZ Batam meningkatkan kualitas pada area produksi agar
penerapan K3 dapat lebih berjalan dengan efektif dan efisien.

Kata kunci: penerapan, prosedur dan fishbone diagram.

Abstract
PT. XYZ is a subsidiary of XXX Group. PT. XYZ is engaged in the oil and gas industry
and has provided logistical support to oil companies, offshore contractors, ship ownership and
equipment manufacturers. In 2007, XXX Group established XXX Marine and Offshore Pte, Ltd.,
a part of fabrication that specializes in pressure vessels, the slip process. General heavy structure
modules and structures, and advanced handling that leads to customer needs in the oil and gas
industry sector. Occupational Safety and Health or abbreviated as K3 is a government program
where this program was born out of concern about the number of accidents that occurred in the
area that caused suffering for workers and family workers. Employee awareness of Occupational
Safety and Health is shown by the professional attitude needed by the company, which is the
problem of this research is how to determine the factors that cause work accidents with fishbone
diagram method at PT. XYZ Batam and how to propose improvements to the implementation of
K3 at PT. XYZ Batam so that in the end the results of the factors causing the accident and
proposing improvements. Based on the results of the research, the advice that can be given is that
PT. XYZ Batam improves the quality of the production area so that the implementation of K3 can
run more effectively and efficiently.

Oktober 2018 | Vol. 3 | No. 2 | ISSN : 2541-2647 Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI)
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
128 dengan Menggunakan Fishbone Diagram

Keywords: application, procedure and fishbone diagram.

1. PENDAHULUAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program pemerintah.


Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang
mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan
kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini.
Undang-Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU no.1 tahun 1970 yang mulai
diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Namun, hingga
tahun 2000 K3 baru mulai banyak dikenal dikalangan masyarakat dan perusahaan karena
memiliki faktor penting bagi prokduktifitas dan peningkatan prokduktifitas tenaga kerja selaku
sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih
produktifitas kerja yang baik pula. pekerja yang menuntut produktifitas kerja tinggi hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau
gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan
pekerjaannya.
PT. XYZ merupakan anak perusahaan dari XXX Group. PT. XYZ yang bergerak dalam
industri minyak dan gas bumi dan telah memberikan dukungan logistik kepada perusahaan
minyak, kontraktor lepas pantai, kepemilikan kapal dan produsen peralatan. Pada tahun 2007,
XXX Group mendirikan XXX Marine and Offshore Pte, Ltd., sebagian bagian fabrikasi yang
mengkhususkan diri pada bidang tekanan kapal (pressure vessels), proses slip. modul dan struktur
berat umum (general heavy structure), dan penanganan lanjut yang mengarah pada kebutuhan
pelanggan dalam sektor industri minyak dan gas bumi.
Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal, tetapi merupakan hasil dan serangkaian
penyebab yang saling berkaitan yang disebabkan oleh kelemahan majikan, pekerja, prosedur kerja
yang tidak mernadai. Serta tindakan para pekerja yang tidak aman sehingga berakibat pada
turunnya tingkat produktivitas kerja. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerjadi tempat
kerja adalah dengan menetapkan sistem manajeman yang dapat melindungi tenaga kerja dan
kecelakaan kerja dan menghindari kerugian yang besar terhadap perusahaannya. Salah satu sistem
manajeman yang harus diterapkan adalah sistem manajeman keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3). Untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja atau menghilangkan angka kecelakan
kerja perlu dilakukan sebuah langkah antisipasi baik dari pihak pekerja maupun pihak manajemen
perusahaan. Kesadaran karyawan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditunjukkan dengan
Sikap Profesional yang dibutuhkan oleh perusahaan. Menurut data statistik yang saya peroleh dari
PT. XYZ terdapat beberapa kasus yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
berlaku di tempat kerja dimana pada bulan Januari-Desember 2017 juga terdapat 4 kasus
nearsmiss, dimana salah satu kecelakaannya adalah pada saat pengangkatan (lifting)
menggunakan crane, beban (wing block) yang diangkat jatuh dari ketinggian ± 83 meter karena
sling yang digunakan tiba-tiba rusak/putus. Nearmiss adalah suatu keadaan dimana kecelakaan
kerja hampir terjadi, dan apabila sampai terjadi akan menimbulkan kecelakaan kerja yang akan
berakibat fatal baik untuk pekerja itu sendiri maupun bagi nama baik perusahaan yang akan
menyebabkan kerugian tidak hanya materi maupun nonmateri

2. METODE PENELITIAN

Oktober 2018 | Vol. 3 | No. 2 | ISSN : 2541-2647


Yusdinata, Bora, Arofah 129

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2018 di PT. XYZ, Batu
Ampar, Kota Batam.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu:
1. Pengamatan
Data yang didapat di lapangan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap aktivitas yang
berjalan saat itu, dirnana peneliti terjun dilokasi penelitian, dan merangkum aktivitas para
pekerja dengan cara mengambil beberapa foto saat pekerja sedang melakukan aktifitas kerja.
2. Wawancara
Penulis juga mengadakan wawancara langsung kepada karyawan PT. Bangun adyabahan
perkasa yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang berguna untuk mengumpulkan data-data dengan jalur membaca
literatur yang ada hubungannya dengan proses pemecahan masalah.
Metode Pengolahan Data
Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan dianalisis
sehinga dapat digunakan untuk menginterprestasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan
analisa Fishbone Diagram.
a. Analisa kualitatif
Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan
dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil
penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.
b. Analisa Fishbone Diagram
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek
atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi bertukar pikiran (brainstorming). Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan
menghabiskan waktusekitar 30-60 menit dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-
kiramengerti/paham tentang masalah yang terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat untuk
mengisi fishbone diagram. Kemudian setelah melakukan diskusi dan mendapatkan potensi
bahaya yang paling memungkinkan kita masuk pada tahap verifikasi menggunakan checklist dari
hasil penyebab yang paling potensial, sehingga kita bisa mendapatkan hasil dari faktor -faktor
penyebab kecelakaan kerja.
Berikut adalah salah satu contoh Fishbone Diagram untuk kasus terjatuh yang terjadi di
PT. XYZ Batam, yaitu:

Sebab Akibat

Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
130 dengan Menggunakan Fishbone Diagram

MATERIAL METHODE

Tidak pakai APD Tidak ada


Cara bekerja
prosedur K3
yang salah
Gagal
mengamankan
Tidak ada
planning Kerja
APD yang tidak
sesuai

Tinggi rendah TERJATUH


posisi kerja Terburu-buru

Tidak mengikuti
Tidak ada tanda prosedur K3
bahaya Penerangan yang
kurang
Tidak mengikuti
prosedur perusahaan

MACHINE/TOOLS
MAN

Gambar 4.4 Fishbone Diagram Kasus Terjatuh

Kemudian setelah dilakukan analisa dengan menggunakan fishbone diagram, maka


didapatlah hasilnya dengan menggunakan brainstorming sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil brainstorming
Root
Possible Root Cause Discussion
Cause?
MAN
Terburu-buru Selalu berhati-hati ketika sedang bekerja Y
Tidak mengikuti prosedur K3 setiap pekerja baru wajib mengikuti induksi
N
keselamatan dasar
Tidak mengikuti prosedur Setiap pekerjaan terdapat prosedur operasi
Y
perusahaan standar
MACHINE / TOOLS
Tinggi rendah posisi kerja Bukan akar masalah jika metode dapat diubah N
Tidak ada tanda bahaya Seharusnya diberikan symbol/tanda bahaya
N
untuk kerja yang spesifik
Penerangan yang kurang Masih ada lampu lain yang hidup
N

METHOD

Oktober 2018 | Vol. 3 | No. 2 | ISSN : 2541-2647


Yusdinata, Bora, Arofah 131

Prosedur kerja yang tidak diperbarui Prosedur kerja harian dan di review sebelum
N
memulai pekerjaan
Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua
N
kegiatan
Tidak ada planning kerja Seharusnya tidak menggunakan drum untuk
Y
berpijak
MATERIAL
Tidak menggunakan APD ketika APD dan alat bantu kerja sudah disediakan
N
bekerja perusahaan
Gagalnya mengamankan Tangga disediakan oleh perusahaan Y
APD yang tidak sesuai Seharusnya menggunakan tangga Y

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisa menggunakan metode Fishbone Diagram dan dilanjutkan


Brainstorming, maka langkah selanjutnya dalah dengan menggunakan metode5w1h, Berikut
adalah 5w1h untuk nearmiss terjatuh:
1. What (Apa)
Apakah yang menyebabkan terjadinya terjatuh pada pekerja? Pekerja sedang melakukan
pemeliharaan lampu. Disaat akan naik ke atas seharunya pekerja menggunakan tangga, tetapi
pekerja malah menggunakan drum sebagai alat bantu. Kemudian dia kehilangan
keseimbangan lalu jatuh dari atas drum. Pekerja tidak mengalami luka apapun, dia hanya
kaget/shock.
2. Where (Dimana)
Dimana pekerja terjatuh? Pekerja terjatuh di workshop 25T area.
3. When (Kapan)
Kapan terjadinya terjatuh? Pekerja terjatuh pada 08-Maret-2017 pada pukul 14.30
4. Why (Mengapa)
Mengapa pekerja bisa terjatuh? Pekerja terjatuh karena kelalaian pekerja tidak menggunakan
tangga untuk menjangkau lampu.
5. Who (Siapa)
Siapa yang terjatuh? Korban bernama Paijo, dia adalah karyawan tetap di perusahaan sebagai
Electrician, seorang pria kelahiran 12-Juli-1979 dengan latar belakang pendidikan SMA.
6. How (Bagaimana)
Bagaimana bisa terjatuh? Pekerja sedang ingin melakukan perawatan/maintenance
Penggantian lampu yang rusak dan sudah mati, namun ia menggunakan cara dan alat bantu
yang salah, yaitu menggunakan drum untuk memanjat.

4. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor kecelakaan kerja Nearmiss yang terjadi banyak disebabkan oleh:
a. Dari sisi faktor manusia kita dapat melihat bahwa tindakan tidak aman selalu dilakukan
oleh pekerja yang bersangkutan, pekerja perlu memperhatikan rambu-rambu peraturan
K3 dan wajib mengikuti standar operasi yang berlaku pada perusahaan.
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
132 dengan Menggunakan Fishbone Diagram

b. Dari sisi faktor metode kita dapat melihat bahwa tidak dilaksanakannya standar
operasional prosedur kerja dengan baik dan benar sesuai kebijakan yang berlaku di
perusahaan.
c. Dari sisi Material kita dapat melihat bahwa perusahaan terkadang cendrung lebih memilih
material yang harganya yang jauh lebih murah tanpa memikirkan kualitas dari barang itu
sendiri.
d. Yang terakhir dari sisi mesin dan peralatan kerja dimana kita dapat melihat terkadang
perusahaan tidak melaksanakan maintenance yang baik dan benar, sehingga masih dapat
memastikan kelayakan dari alat kerja itu sendiri.
2. Usulan-Usulan perbaikan pelaksanaan K3 di PT. XYZ Batam adalah sebagai berikut:
a. untuk kasus terjatuh, dimana peneliti mengusulkan agar pekerja selalu mematuhi aturan
standar operasi prosedur kerja untuk setiap pekerjaan, tidak mengabaikan aturan-aturan
K3 yang berlaku ditempat kerja, selalu gunakan alat kerja maupun alat bantu kerja yang
sesuai standar operasi kerja, dan selalu bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan
peraturan yang berlaku di perusahaan tempat kerja berlangsung.
b. Usulan untuk kasus slingputus, dimana peneliti mengusulkan agar ketika melakukan
pekerjaan pengangkatan (resiko besar) agar terlebih dahulu melakukan pengecekan
terhadap alat-alat angkat-angkut yang akan digunakan untuk kerja pengangkatan,
kemudian melakukan barikade area sejauh jarak putar maksimal crane dan boomcrane
dan memberikan tanda bahaya, membersihkan area sekitar pengangkatan dari pekerja
yang tidak berkepetingan, selalu menggunakan shackle ataupun pengunci kait pada alat
angkat-angkut.
c. Usulan untuk kasus tersandung dan terjatuh, dimana peneliti mengusulkan agar material
rangka besi yang berserakan dan sudah tidak digunakan sebaiknya di letakkan di scrap
area, jangn dibiarkan berantakan agar tidak menghalangi dan mengganggu akses jalan.
Selanjutnya segera ditambah penerangan agar cukup pencahayaan di area kerja yang
pencahayaannya belum tercukupi.
d. Usulan untuk kasus tersandung, dimana peneliti mengusulkan untuk melakukan 5R
ataupun house keeping setiap sebelum dan sesudah memulai pekerjaan, mulai
menyediakan 1 buku untuk operan pencatatan hasil kerja terakhir dan informasi tentang
peletakan alat-alat kerja yang telah selesai digunakan sehingga mudah bagi pekerja shift
selanjutnya untuk menggunakan alat kerja tersebut, selalu perhatikan keadaan sekitar
ketika sedang berjalan, jangan terburu-buru, tidak menggunakan ponsel genggam ketika
sedang berjalan dan tidak bermain-main ketika sedang bekerja.

5. SARAN

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas analisis hasil penelitian, maka penulis


mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. XYZ Batam. Adapun
saran tersebut sebagai berikut :
1. Perusahaan di harapkan Meningkatkan pelaksanaan Sistem manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat diturunkan dan
bahkan tidak terjadi lagi.
2. Pekerja diharapkan memperhatikan posisi kerja dan keadaan sekitar area kerja ketika sedang
melakukan pekerjaan, apakah ada pekerjaan lain yang akan bersinggungan dengan apa yang
sedang kita kerjakan.
3. Perusahan diharapan melakukan pengulangan kembali training materi K3 (Refreshment)
minimal 6 bulan sekali kepada seluruh pekerja, karena rata-rata pekerja sudah permanen di
PT. XYZ agar pekerja selalu awas akan pentingnya K3 bagi kehidupan sehari-hari umumnya
dan pada dunia kerja khususnya.

Oktober 2018 | Vol. 3 | No. 2 | ISSN : 2541-2647


Yusdinata, Bora, Arofah 133

4. Perusahaan diharapkan memiliki aturan yang lebih baik dan tegas mengenai pekerjaan yang
beresiko tinggi sesuai ketentuan yang berlaku demi terhindarnya tenaga kerja dari hal -hal
yang tidak diinginkan, dalam hal ini kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
5. Perusahaan agar memonitoring untuk pengecekan setiap alat kerja yang digunakan, baik
untuk penggunaan pekerjaan sehari-hari pada umumnya dan pengecekan khusus untuk alat
kerja yang memiliki potensi besar ketika terjadi kecelakaan kerja seperti alat angkat-angkut,
biasanya perusahaan akan menggandeng pihak ke-3 dan dinas terkait dari pemerintahan untuk
melakukan uji kelayakan alat kerja dan angkat-angkut.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Oskandar. (2015) Analisa Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di PT. Ninda Pratama Vriesindo dengan menggunakan metode Deskriptif gambaran
tentang pelaksanaan SMK3 pada komitmen Perusahaan.

Bora, M. A. (2018). ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT. INDUSTRI KAPAL
INDONESIA (Persero) MAKASSAR.

Jefrina Anggun Lyonie. (2013) Analisa Kecelakaan Kerja di PT. Drydock World Pratama dengan
menggunakan metode investigasi dan analisis penyebab kecelakaan kerja.

Kusnadi, E. (2011). Fishbone Diagram dan Langkah-langkah Pembuatannya.

Suci Oktavia Dwi Ningsih. (2017) Analisis resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) pada bagian hydrotest
manual di PT. Cladtek BI Metal Manufacturing.

Setyabudhi, A. L. (2016). Analisa Proses Produksi Ordner dengan Perhitungan Waktu Tunggu.
Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 1(01).

Yasra, R., & Bora, M. A. (2018). Analisa Perbaikan Welding Test Pieces (WTP) untuk
mengurangi Resiko Kecelakaan Kerja Pengelasan dengan mengunakan metode
PDCA.(Studi Kasus di PT. Orinza Internasional). JURNAL INDUSTRI KREATIF
(JIK), 2(2), 97-112.

Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam

Anda mungkin juga menyukai