Anda di halaman 1dari 23

IMPLANTASI

Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel


ovum dan akan menghasilkan zygote.

Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot


selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui
tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
CLEAVAGE
(PEMBELAHAN SEL Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-
unit yang lebih kecil yang di sebut blastomer.
ZIGOT)
Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung
berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang
menghasilkan morula dan blastomer
PERKEMBANGAN EMBRIO

4 cell 8 cell 16 – 64 cell


Fertilized Egg
(zigot) (zigot) Morula
(zigot)
1 → 2 cell

Implantation

Expanded Blastocyst
Blastocyst
Hatched Blastocyst
ZIGOT

• zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil, yang disebut blastomer.
• Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot.
• Penyatuan sel sperma + ovum
• pembelahan 2 sel → 4 sel → 8 sel (3 hari)

Ada 4 macam pembelahan


- Meridian, melewati poros kutub animal dan vegetal.
- Vertikal, lewat tegak sejak dari kutub animal sampai vegetal t idak melewati poros kutub aimal dan
vegetal.
- Ekuator, tegak lurus terhadap poros kutub animal-vegetal dan di pertengahan antara kedua kutub.
- Latitudinal, sejajar dengfan bidang ekuator.
STADIUM MORULLA

 Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat)


akibat pembelahan sel terus menerus.
 Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah
sel
 berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah
menghasilkan sejumlah blastomer
 yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil.
 Sel tersebut memadatuntuk menjadi blastodik kecil yang
membentuk dua lapisan sel.
STADIUM BLASTULA

Pada akhir blastulasi, sel-


Blastulasi adalah proses
sel blastoderm akan terdiri
yang menghasilkan blastula
dari neural, epidermal,
yaitu campuran sel- sel Pembagian sitoplasma di Terbentuk rongga antara
notochordal, mesodermal,
blastoderm yang masing-masing pole pole (blastosol)
dan endodermal yang
membentuk rongga penuh
merupakan bakal
cairan sebagai blastocoel.
pembentuk organ-organ.
STADIUM GASTRULA • Awal proses diferensiasi
• Sel-sel pada vegetal pole membenntuk lekukan
kedalam (invaginasi)
• Pada sapi: terbentuk lapisan ektoderm, mesoderm,
endoderm
 Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang
pelekukan tubuhnya sh udasemakin nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh.
 Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan
dinding tubuh embrio, yaitu lapisan bagian luar
(ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan
lapisan bagian dalam (endoderm).
 gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan
embrionik.
 Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu
adalah jaringan embrio yang disebut sebagai ektoderm,
endoderm dan mesoderm yang secara kolektif disebut
juga jarngan germinal embrio.
DIFERENSIASI

• Ektoderm: epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, email gigi,


sistem syaraf
• Mesoderm: tulang, jaringan ikat, otot, seistem peredaran darah, sistem
ekskresi, sistem reproduksi
• Endoderm: jaringan epitel pencernaan, sistem pernafasan, pankreas, hati
PERKEMBANGAN PEMBELAHAN SEL
IMPLANTASI
PROSES MENEMPELNYA EMBRIO (TAHAP BLASTOSIS) PADA ENDOMETRIUM INDUK (DINDING RAHIM
Implantasi adalah terjadinya penanaman sel telur yang sudah dibuahi kedalam dinding uterus pada awal kehamilan
PROSES IMPLANTASI

Persentuhan Terlepasnya Pergeseran atau Pertautan Pecahnya Zp: - ada


embrio dengan Zona pellusida pembagian tempat trophoblast sebelum menyentuh
endometrium (polytocous) dengan epitel endometrium
(beberapa mammalia
endometrium
ada sebelum menyentuh endomet (bbrp
mammalia)

setelah menyentuh endometrium (marmot),


PECAHNYA ZP akibat adanya juluran protein yg berasal dr
trophpbalst (akibat reaksi dr embrio)

Hewan Polytocous: mekanisme penyebaran


embrio disebut mekanisme kontraksi
uterus (Spacing embrio)
PROSES IMPLANTASI
1. IMPLANTASI INVASIF
JENIS IMPLANTASI  Blastosis segera melakukan perlekatan dengan
dinding endometriumPada manusia, anjing,
kucing, mamalia,rodentia
1. IMPLANTASI INVASIF  Proses :
2. IMPLANTASI NON- INVASIF
 reaksi desidualisasi
 Perlekatan
 trophoblast , syncytiotrophoblast ,
sitotrophoblast
Jaringan uterus dan jaringan sekitar trophoblast
embrio mengalami kerusakan dan mengeluarkan zat
metabolit sebagai sumber nutrisi
2. IMPLANTASI NON-INVASIF
 Perlekatan lebih ekstensif dengan permukaan uterus selama proses implantasi
 Blastosit setelah mengalami hatching, terlebih dulu melanjutkan invasinya untuk
kemudian melekat pada dinding endometrium induk pada Babi, Kuda,
Ruminansia

 Proses :

 hatching- sekresi nutrisi oleh kelenjar uterus (susu uterus)


 perlekatan pada dinding endometrium (waktu relatif lebih lambat)
JENIS IMPLANTASI BERDASARKAN ATAS KEDALAMAN PROSES IMPLANTASI :
➢ Implantasi Superficial / Sentral
➢ Perlekatan pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi penetrasi ataupun erosi ke epitel
endometrium Hewan : Kuda, Babi, Sapi, Domba, Kambing.Non – invasive implantation
➢ Implantasi Ekstrinsik
 Kerusakan dari endometrium hanya sebagian dan embrio masih berhubungan dengan lumen uterus
 Hewan : Monyet, Anjing, Kucing, Tikus
 invasive implantation

➢ Implantasi Interstitial / Profundal


 Stroma endometrium rusak karena invasi dari embrio. Embrio masuk ke dalam stroma dan tertutup
sama sekali dari lumen uterus.
 Hewan : Manusia, Simpanse, Marmut
 Invasive implantation
POLA IMPLANTASI
KEGAGALAN IMPLANTASI

 Kegagalan implan  kematian embrio dini (early death emryonic/EDE)  hari 27: masa kritis bagi kehidupan
embrio
 EDE : domba = 20 – 30 %
 babi = 25 – 40 %

 FAKTOR-FAKTOR kematian embrio dini


1. UMUR INDUK
2. Temperatur
3. Nutrisi
4. Hormonal
5. Kontaminasi kuman
6. immunologis
1. Umur Induk
- makin dewasa makin baik
- dewasa : muda  73 : 33 % meski Conceptio Rate / CR sama

2. Temperatur
Secara eksperimental  tahap awal paling cepat terpengaruh  hasil variasi
Embrio domba = perubahan mekanisme regulasi metabolik & sintesa protein  embrio lemah
(mampu tumbuh) tapi / saat implan

3. Nutrisi
- ( - ) nutrisi 7 – 21 = 15 %
- - ( - ) selenium & iodin = meningkatkan kematian
glikogen, lemak, reruntuhan sel & leukosit histotrof terutama glisin, alanin, taurin & glutamin dibutuhkan embrio
4. Hormonal
 Progesteron  hormon utama thd perub. Preimplantasi – bunting

 Progesteron rendah  menurunkan daya hidup embrio dalam rahim

 Kadar < 100 g ( dlm Cl ) tak mempertahankan kelangsungan hidup embrio pada sap
 iInjeksi 100 mg dapat meningkatkan daya hidup embrio (7 hari fertilisasi)

5. Kontaminasi Kuman
Menggagalkan implantasi a / infeksi o / jasad renik
Kontaminasi = menembus zp bersama spermatozoa embrio melalui media biakan (Ricketsia,
protozoa, klamidia & virus (blue tangue / domba),
babi = paruovirus, pseudorabies, vesicular stomatitis, african swine fever, food & mouth disease
(PMK) & cytomegalo virus
 6. Immunologis
Embrio alograf dg induk (antigen)  susunan genetika khas yang berbeda
 Embrio memproteksi diri ( zigotin )  menekan sistem kekebalan induk bersifat lokal
dlm rahim

7. Faktor-Faktor Lain :
 - musim
 - variasi individual
 - inbreeding
 - obesitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai