Anda di halaman 1dari 19

 

TUGAS KELOMPOK 6.
MK Pendidikan Agama Islam
Dosen : Lis Sugianto S.PD,M.PD

MAKALAH

“Bagaimana Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi”


(ISLAM dan IPTEKS)
 

Disusun Oleh Kelompok 6:

1.RIVALDI NIM : 2102406062


2. DIKA NIM : 2102406112
3. MUH. GAFFAR NIM : 2102406091
4. MUH. ALGA ANDI MATTOLA NIM : 2102406103

PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS


COKROAMINOTO PALOPO 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah
tentang “BAGAIMANA ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN
MODERNISASI (ISLAM dan IPTEKS)” . Kami juga  berterima kasih kepada
Bapak Lis Sugianto selaku pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan tugas ini.

Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada kami sendiri
mengenai “BAGAIMANA ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN
MODERNISASI”. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan demi perbaikan makalah ini
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan
sarannya yang membangun.

Palopo 11,november 2021

Penyusun

i
 

KATA PENGANTAR  .................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
 
A .Latar Belakang .......................................................................................... 2
 
B.Rumusan Masalah ........................................................................................3

C. Tujuan .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep IPTEK dan seni dalam Islam..............................................................5


B. Integrasi iman IPTEK dan amal....................................................................6
C. Tanggung jawab ilmuan Islam dalam menghadapi tantangan modernitas........... 7

BAB III STUDI KASUS


Studi kasus 1.................................................................................................8
Studi kasus 2.................................................................................................9

BAB IV
KESIMPULAN..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

 
BAB1
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Agama"ditantang"untukbisahidupsecaraeksistensial.Agamapundiharapkanmemili
kisignifikansimoraldankemanusiaanbagikeberlangsungan hidup umat manusia.
Secara realistik, tugas semacam itu masih dibenturkan dengan adanya kehadiran
modernitas yang terus- menerus berubah dan menari-nari di atas pusaran dunia
sehingga menimbulkan gesekan bagi agama.
Dalam penampakan dunia yang sangat kompleks ini, peran agama tidak bisa
dipandang sebelah mata. Kehidupan yang sangat dinamis ini merupakan realitas
yang tidak bisa dihindarkan dan perlu direspon dalam konstruksi pemahaman
agama yang dinamis pula. Tarik-menarik antara tradisi (agama) dan modernitas
menjadi wacana yang masih hangat untuk selalu diperdebatkan. Ada kesan bahwa
agama itu bertolak belakang dengan modernitas.
Agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, terdapat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan
kehidupan. Islam yang diakui pemeluknya sebagai agama terakhir dan penutup
dirangkaikan petunjuk Tuhan untuk membimbing kehidupan manusia, mengklaim
dirinya sebagai agama yang paling sempurna. Peradaban Islam dipahami sebagai
akumulasi terpadu antara normanitas Islam dan historitas manusia di muka bumi
yang selalu  berubah-ubah. Maka setiap zaman akan selalu terjadi reinterpretasi
dan reaktualisasi atas ajaran Islam yang disesuaikan dengan tingkat pemikiran
manusia zaman ini. Nasib agama Islam di zaman modren ini sangat ditentukan
sejauh mana kemampuan umat Islam merespon secara tepat tuntutan dan
perubahan sejarah yang terjadi di era modern ini.
Secara teologis, Islam merupakan sistem nilai dan ajaran yang bersifat ilahiah
(transenden). Pada posisi ini Islam adalah pandangan dunia (weltanschaung) yang
memberikan kacamata pada manusia dalam memahami realitas. Secara sosiologis,
Islam merupakan fenomena peradaban, realitas sosial kemanusiaan.

B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang sudah dirumuskan, maka beberapa hal yang ingin
diketahui adalah:
1.Apakah definisi dari IPTEK dan seni?
2.Bagaimana seni dalam konsep islam?
3.Bagaimana paradigma hubungan agama dan IPTEK?
4.Bagaimana integrasi iman, IPTEK, dan seni?
5.Bagaimanakah seni yang halal dan seni yang haram?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan yang ingin dapatkan di
antaranya adalah:
1.Memahami bagaimana definisi dari IPTEK dan seni.
2.Memahami bagaimana seni dalam konsep islam.
3.Memahami bagaimana paradigma hubungan agama dan IPTEK.
4.Memahami bagaimana integrasi iman, IPTEK, dan seni.
5.Memahami bagaimana seni yang halal dan seni yang haram
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP IPTEK DAN SENI DALAMISLAM


1.Definisi IPTEK
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat  berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan panca indra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu  berarti kejelasan, oleh karena itu
segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-
Qur’an, ilmu digunakan dalam arti  proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu
membatasi diri pada salah satu  bidang kajian. Sebab itu seseorang yang
memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang
banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui
prinsip- prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-
A’laq: 1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi  juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak
netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan.
Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik
yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan  berdasarkan proses teknis”.

Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan


kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya
yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua
sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.
Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal  budinya berdasarkan
tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam
ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang
bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia.

2.Pengertian Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa  berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan  bentuk-bentuk
yang indak atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia  berarti pewarnaan,
yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik.
Cilpacastra adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk
didalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada
perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan
ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang
bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat di India dan
Indonesia. Juga terdapat di Barat  pada masa lampau. Dalam bahasa Latin pada
abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ar s, artes, dan artista Ars adalah
teknik ataucraftsmanship yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan
sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan
atau kemahiran; artista adalah anggota yang ada didalam kelompok-kelompok itu.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (Perancis),
Elarte(Spanyol), dan Art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun
berkembang sedikit demi sedikit kearah  pengertiaannya yang sekarang. Tetapi di
Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan
Kunst 
 dan orang Belanda dengan Kunst  yang berasal dari kata lain walaupun dengan
pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut dengan istilah die Art  yang
berarti cara, jalan atu modus, yang juga dapat dikembalikan pada asal mula
pengertian dan kegiatan seni.
5

.3.Seni Dalam Konsep Islam


Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan  jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman:
“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana
Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada  baginya sedikit pun retak-
retak?” [QS 50: 6].
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan  Nabi
Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan  bahwa
Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat
atom.” Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang  berpakaian bagus
dan bersandal bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah,
menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah,
sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah
berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi
irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan
akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus. Rasulullah bersabda:
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban, Darimi). Maka manusia menyukai kesenian sebagai
representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi
antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan fenomena
sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta
ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang
semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di
kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an
disebutkan:
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa  pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab
yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6).
6

Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak


berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian
tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-
hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari  pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan
karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat  penerimaan wahyu al-Qur’an yang
dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah
seni yang terungkap melalui ekspresi  budaya lokal yang senada dengan tujuan
Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti
menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni
Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan
dalam segala macam  bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat
membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah
penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan
perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra
pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan
dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum
muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara
maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam
perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa
lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka
dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni
Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan,
melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya
seni tersebut.
7
B. INTEGRASI IMAN, IPTEK, DAN AMAL
a.Integrasi
Kata “integrasi” berasal dari
bahasa latin integer, yang berarti utuh ataumenyeluruh. Berdasarkan arti
etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi
kesatuan yang utuh atau bulatSumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal
dari wahyu,pemikiran(akal), serta pengalaman manusia
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi
sebagaipedoman hidup manusia.
b.Iman
Iman daribahasa Arabyang artinya percaya. Sedangkanmenurut istilah,pengertian
iman adalah membenarkan dengan hatidiucapkan dengan lisan,dandiamalkan
dengan tindakanperbuatanJadi, seseorang dapat dikatakan sebagaimukmin (orang
yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsurkeimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaanAllah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna.Sebab, ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dantidak dapat
dipisahkan.
C. Ipteks (ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni)
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,disistimatisasi,
dan diinterpretasi, menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diujikebenarannya,
dan dapat diuji ulang secara ilmiah.Secara etimologis, kata ilmu berarti kejelasan,
karena itu segala yangterbrntuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Kata
ilmu dengan berbagai bentuknya berulang 854 kali dalam Al-
Qur‟an. Dari sudut pandang
fisafat, ilmulebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.Istilah teknologi
merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi
merupakan salahsatu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
objektif dan netral dalam situasi tersebut teknologi tidak netral lagi karena
memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan disini lah letak
perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun seni termasuk bagian dari budaya, berbagai hasil ungkapan akal budi
8
manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan hasil ekspresi jiwa yang
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia.Teknologi dapat membawa
dampak positif berupa kemajuan dankesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya
dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam
kehidupan manusia dan lingkungannyayang berakibat kehancuran alam semesta.
Netralitas teknologi dapat digunakanuntuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia dan atau digunakanuntuk kehancuran manusia itu sendiri.
d. Amal
Amal adalah perbuatan manusia, amal pada garis besarnya terbagi dua yaitu
amal lahiriyah dan amal batiniyah, amal lahiriyah adalah amal yang dilakukan
oleh anggota badan seperti berdzikir, shalat, puasa dan lain-lain, sedangkan amal
Batiniyah adalah perbuatan-perbuatan manusia yang dilakukan oleh hati seperti
beriman, bersabar, bertawakal, dan ikhlas.

C. TANGGUNG JAWAB ILMUAN ISLAM DALAM MENGHADAPI


TANTANGAN MODERNITAS
islam sudah memiliki seperangkat aturan yang mengatur kehidupan ketika di
zaman modern ada masalah yg blm ada dalilnya maka islam akan menggali
hukum mengenai permasalahan tersebut.
islam akan sangat mampu menghadapi modern sebab islam sdh mempunyai
aturan tadi, cara menghadapi tantangan modern yaitu berpegang teguh pada
alquransenantiasa menggali dan mencari tau sebab boleh atau sesuatu di lakukan.
Seorang ilmuwan tidak hanya menunjukan sebuah kemampuan berfikir logis dan
argumentatif, tetapi ia memiliki sebuah pandangan tentang bagaimana ilmu
tersebut digunakan. Beberapa ilmuwan memilih sikap netral dan menyerahkan
penggunaan ilmu pengetahuan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Kelompok ilmuwan lain memilih untuk memiliki sikap formal dengan
memperhitungkan kegunaan ilmu pengetahuan tersebut dengan nilai-nilai
kemanusiaan, mempertimbangkan kelestarian alam dal memiliki pertimbangan
kelestariannya. Ilmuwan memiliki tanggung jawab terhadap profesinya untuk
senantiasa prefesional dan loyal terhadap asas-asas profesi seperti kejujuran,
obyektif, kritis dan rasional. Selain itu ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat untuk senantiasa tertarik dengan permasalahan masyarakat
dan dengan kemampuannya membangun masyarakat tersebut. Untuk itu perlu
dibina komunikasi yang baik antara ilmuwandan masyarakat.Dalam pembahasan
ini dirumuskan pula bagaimana idealnya ilmuwan muslim itu. Terdapat istilah ulil
albab dan rausyanfikr untuk menunjukkan mentalitas ilmuwan muslim ideal
Dijelaskan pula dalam tulisan ini bagaiman Al-Qur'an justru menuntun manusia
pada cara-cara benalar untuk mencapai kebenaran dan menyandingkannya dengan
keimanan, sehingga untuk ilmuwan muslim tidaklah mungkin memisahkan antara
ilmu dan iman. Karena itu ilmuwan muslim tidak semata-mata mengakui
kebenaran yang dihasilkan dari fakta-fakta obyektif yang dapat diuji kritis tetapi
juga memiliki keterikatan terhadap nilai-nilai agama. Sehingga dalam
mengamalkan ilmunya, ilmuwan muslim mempertimbangkan apakah
pemanfaatan ilmu tersebut sesuai dengan etika Islam.

BAB III
STUDI KASUS

1.Studi kasus (Dika_2102406112)


Remaja yang semakin hari lalai dalam beribadah dan hanya mementingkan
kebutuhan duniawi.

Cara menghadapi tantangan tersebut


Yaitu dengan perpegang teguh pada Al-Qur'an senantiasa menggali dan memberi
tau sebab bolehnya sesuatu yang di lakukan di kemudian hari kemudian cara agar
tidak lalai dalam beribadah yaitu dengan mengingat akhirat bahwas kita hidup di
dunia hanya sementara serta selalu mengigat nikmat dan anugerah yang telah
Allah berikan atas diri kita yaitu telinga yang bisa mendengar mata yang bisa
melihat dan sebagainya kemudian kita harus banyak-banyak beristighfar dan
selalu mengingat orang-orang di sekitar kita bahwa beribadah itu sangat-sangat
penting serta selalu membiasakan remaja-remaja tersebut mendengarkan dan
merenungkan ceramah tentang manfaat kehidupan di dunia dan akhirat.membaca
kisah" yang telah terjadi tentang kematian.membuat komitmen pada diri sendiri
dan melawan rasa malas untuk beribadah.Dan membatasi aktivitasnya diluar
rumah yg tidak begitu berkepentingan dan mengajar kan tentang pergaulan di luar
sana yg mengharukan pandai-pandai dalam memilih teman.

2.Studi kasus (Rivaldi_2102406062)


Remaja yang tidak pandai dalam membaca Alqur'an karena pengaruh gadget dan
lebih fokus terhadap game online

Cara mengatasinya yaitu


Dengan Melakukan latihan membaca alquran sesuai tajwid
melakukan pembiasaan membaca alquran
belajar dengan perlahan2meminta bantuan kepada orang yang sudah fasih untuk
di ajarkan kemudian membatasi penggunaan gadget dan lebih membiaskan diri
membaca Alqur'an setiap hari dan kemudian memperbanyak waktu bersosialisasi
dengan teman.Matikan Gadget sebelum Tidur.Hapus Aplikasi yang Menjadi
Penyebab Kecanduan. Seperti game online Membatasi waktu bermain game.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah sekaligus mengatasi
masalah kecanduan game online adalah dengan membatasi waktu bermain. Dan
mencari hobi baru di luar seperti berolahraga agar tubuh menjadi sehat.

10
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalamkehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanilmu
pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiapinovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia.Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukanaktifitas manusia.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya
dapattergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Iman, ilmu, dan amal merupakan
satukesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan. Iman diidentikkan dengan akar
darisebuah pohon yang menopang tegaknya agama Islam. Ilmu bagaikan batang
dandahan pohon itu yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan,
teknologi,dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon. Ipteks yang
dikembangkandiatas nilai-nilai iman dan takwa akan menghasilkan amal sholeh
bukan kerusakanIslam.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal sholeh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman dan takwa. Sama halnya
pembanguna ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan
bernilaiibadah serta tidak akan meghasilkan kemashalatan bagi umat manusia dan
alamlingkungannya apabila tidak dikembangkan atas dasar nilai-nilai iman dan
takwa.
11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2004-
simonsimor-1746&q=Human
http://www.ziddu.com/download/5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdalamPandang
anIslam.rtf.html
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html
http://aqwam.com/fikih/menjadi-muslim-terbaik
http://bhianrangga.wordpress.com/2011/01/04/peranan-iman-dalam-menghadapi-arus-
globalisasi/
http://sarahayu9.blogspot.com/2011/04/pengertian-integrasi.html
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqalam/article/view/1445>. Date accessed: 12
nov. 2021. doi: http://dx.doi.org/10.32678/alqalam.v19i92.1445.

12
LAMPIRAN

Nama : Dika
Nim : 210240106
Alamat : Lamasi-Salujambu

Nama : Rival
Nim : 2102406062
Alamat : Jalan sungai rongkong baru, Kota Palopo

Nama : Muh. Gaffar


Nim : 2102406091
Alamat : Desa puundoho kec. Pakue utara kab. Kolaka utara

Anda mungkin juga menyukai