2.Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat, area dapat diidentifikasi,
karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga berat, sumber nyeri tidak
diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi difus ( menyebar )
3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul lagi.
3. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial
4. Manifestasi Klinis
Nyeri Akut :
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Gangguan tidur
d. Muka dengan ekspresi nyeri
e. Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
f. Posisi untuk mengurangi nyeri
g. Penurunan Tanda-tanda vital
Nyeri Kronis :
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan non verbal
c. Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
d.Kelelahan
e. Perubahan pola tidur
f. Takut cedera
g. Interaksi dengan orang lain menurun
5. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh yg cedera
melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin)
sebagai vasodilator yg kuat ( edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan
prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik, ( proses
transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor dihantarkan melalui
serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari spinal
cord ( ke otak melalui spinothalamic tracts ( thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk
reticular formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr pengalaman,
pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri ( individu mulai menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan neuromodulator,
seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric
acid ( menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik,
& berefek menghilangkan nyeri.