Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI FERTILITAS, INFERTIL DAN


DIFERENSIASI SEKSUAL

DOSEN PENGAMPU: KINTAN ANISA S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb

OLEH KELOMPOK 3:

INUK SRIWAHYUNI
LINDARTI
SUWARTI
SYARI’AH
WELLY

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN (SI)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji sukukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
rahmat dan petunjukanya, Serta solawat dan salam kita hanturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas
kelompok ini yang berjudul “Fertilitas infertile dan diferensiasi seksual”. Makalah
ini merupakan bagian yang tak terpisahkan atau merupakan rangkaian kegiatan
akademik. penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk dapat menyempurnakan makalah ini.
Mukomuko, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi .........................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan .....................................................................................1

A. Latar belakang .....................................................................................1


B. Rumusan masalah ................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................

BAB II Pembahasan .....................................................................................

A. Pengertian Fertilitas ...........................................................................


B. Infertilitas ............................................................................................
1. Definisi infertilitas ...........................................................................
2. Jenis infertilitas ...........................................................................
3. Etiologi infertilitas ...........................................................................
4. Factor-faktor infertilitas....................................................................
5. Pemeriksaan infertilitas....................................................................
C. Pengertian diferensiasi seksual ..............................................................

BAB III Penutup ............................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infertilitas (kemandulan) merupakan pemasalahan yang cukup serius dan

menakutkan bagi pasangan suami istri. Ketika mereka belum juga dikaruniai

seorang anak dari hasil perkawinannya dapat dicurigai mereka memiliki

tanda-tanda kemandulan apabila istri belum juga hamil dalam tenggang waktu

tertentu dari pernikahannya [CITATION Aiz12 \l 1033 ].

Delapan puluhempatpersen (84%) perempuan akan mengalami

kehamilan dalam kurun waktusatutahunpertamapernikahan bilamereka

melakukanhubungansuami istri secarateraturtanpa menggunakan alat-


alatkontrasepsi.Angkakehamilan kumulatifakan meningkat menjadi (92%)

ketika lama usia pernikahan dua tahun.[ CITATION Sar15 \l 1033 ].

Infertiltas merupakan masalah yang kompleks dan perlu mendapat

perhatian para pelaku kesehatan. Hampir 80 juta penduduk dunia (8-12%)

pasangan mengalami pengalamaninfertilitas. Infertilitas didefinisikan sebagai

ketidak-mampuan untuk mengandung dan melahirkan. Infertilitas merupakan

keadaan tidak memiliki kemampuan untuk mengandung dan melahirkan.

Secara klinis, infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk

menjadi hamil setelah satu tahun aktivitas koitus secara teratur tanpa

kontrasepsi. Definisi lain menyebutkan, bahwa infertilitas juga mencakup

bahwa pada kondisi hamil, akan tetapi janin yang dikandung tidak bisa

diselamatkan. Kehamilan ini belum sampai disebut sebagai bayi namun sudah

mengalami keguguran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu “mengetahui fertilitas infertilitas serta diferensiasi seksual?”.

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi fertilitas

2. Mengetahui definisi infertilitas

3. Mengetahui factor penyebab infertilitas

4. Mengetahui definisi diferensiasi seksual


BAB II

PEMBAHASAN

A. Fertilitas

1. Definisi Fertilitas

Fertilitas adalah hasil reprosduksi yang nyata dari seorang wanita atau

sekelompok wanita. Konsep ini memberikan makna fertilitas

menyangkut jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

wanita atau sekelompok wanita. Suatu kelahiran disebut sebagai

lahir hidup apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda kehidupan

seperti berteriak, bernafas, jantung berdenyut. Apabila pada waktu lahir

tidak ada tanda-tanda seperti itu, maka disebut sebagai lahir mati

yang didalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa

kelahiran. Dengan demikian fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi

yang lahir hidup [ CITATION Sun15 \l 1033 ].

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil dari

reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok

wanita.dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang


lahir hidup.sebaliknya ,fekunditas merupakan potensi fisik untuk

melahirkan anak .Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya

berbeda ruang lingkupnya.Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada

perubahan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran

pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia Fertilitas (kelahiran)

merupakan salah satu dinamika kependudukan selain mortalitas

(kematian), migrasi dan pernikahan yang memengaruhi pertumbuhan

penduduk di suatu wilayah. Menurut Bogue, 1965 fertilitas merupakan

faktor yang menambah jumlah penduduk, sedangkan mortalitas

merupakan faktor yang mengurangi jumlah penduduk di suatu wilayah.

B. Infertilitas

1. Definisi infertilitas

Infertilitas adalah tidak tejadinya kehamilan pada pasangan yang telah

melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan alat

kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama minimal 1

tahun[ CITATION Mar14 \l 1033 ] . Menurut WHO Infertilitas adalah

penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan kegagalan untuk

mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan

seksual tanpa kondom biasa.

2. Jenis-jenis Infertilitas

a. Infertilitas primer, jika istri belum pernah hamil walaupun

bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan


selama 12 bulan.

b. Infertilitas sekunder, jika istri pernah hamil akan tetapi kemudian

tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan

kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan [ CITATION Mar14 \l

1033 ].

3. Etiologi infertilitas

Etiologi Penyakit

Gangguan hormonal Hypothalamic release factors


pituitary
Endometriosis
Polycystyc ovarii syndrome
Infeksi Salpingitis
Servisitis
Endometritis
Reaksi imunitas Penyakit autoniummune
Reaksi imunitas terhadap sperma
Reaksi imunitas terhadap fetus dan
plasenta
Gonadal disgenesis
Congenital disorder Anomali uterus
Anomali vagina dan genitalia
eksternal

4. Factor-faktor infertilitas

a. Factor wanita (60-70%)

1) Vagina

Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air

mani ini ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis

pertama adalah sumbatan psikogen yang disebut juga vaginismus


atau dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan anatomis

berupa vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan

oleh candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup

di dalam vagina ini dapat menghambat gerak spermatozoa.

2) Serviks

Infertilitas yang berhubugan dengan faktor serviks dapat

disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang

abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat

berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan dalam

infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis

akibat trauma, peradangan (servisitis menahun), sineksia setelah

konisasi dan inseminasi yang tidak adekuat. Vaginitis yang

disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan kandida albicans dapat

menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi pHnya tidak

mengahambat motilitasnya.

3) Uterus

Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma

atau polip, peradangan endometrium dan gangguan kontraksi

rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa.

4) Tubafallopi

Paling banyak ditemukan dalam masalah infertilitas. Diantara

tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena

adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis,


tuba yang memendek akibat peradangan sebelumnya, fibriosis

atau pembentukan jaringan ikat, serta perlengaketan tuba yang

menganggu pergerakan fimbria.

5) Ovarium

Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor

atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya

ovulasi. Sebab bagaimana bisa terjadi pembuahan bila tidak ada

sel telur yang akan dibuahi.

6) Anovulasi

Penyebab infertilitas (ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti

35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur berarti tak akan ada

kehamilan. Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain

orkestrasi kejadian hormonal didalam tubuh wanita, yang berarti

mencerminkan suatu peristiwa yang teratur dan periodik.

b. Faktor laki-laki (30-40%)

Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena

infeksi bawaan, faktor imonuglobik/antibody, anti sperma, serta faktor

gizi.

5. Pemeriksaan Infertilitas

Menurut HIFERI (2013) yaitu:

a. Pemeriksaan pada wanita

Gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan infertilitas

dan menyumbang sekitar 40% infertilitas pada perempuan.


Pemeriksaan infertilitas yang dapat dilakukan diantaranya:

1) Pemeriksaan ovulasi

a) Frekuensi dan keteraturan menstuasi harus ditanyakan

kepada seorang perempuan. Perempuan yang

mempunyai siklus dan frekuensi haid yang teratur

setiap bulannya, kemungkinan mengalami ovulasi.

b) Perempuan yang memiliki siklus haid teratur dan telah

mengalami infertilitas selama 1 tahun, dianjurkan

untuk mengkonfirmasi terjadinya ovulasi dengan cara

mengukur kadar progesteron serum fase luteal madya

(hari ke 21-28).

c) Pemeriksaan kadar progesteron serum perlu dilakukan pada

perempuan yang memiliki siklus haid panjang (oligomenorea).

Pemeriksaan dilakukan pada akhir siklus (hari ke 28-35) dan

dapat diulang tiap minggu sampai siklus haid berikutnya

terjadi.

d) Pengukuran temperatur basal tubuh tidak direkomendasikan

untuk mengkonfirmasi terjadinya ovulasi

b. Pemeriksaan pada laki-laki


1) Anamnesis

Anamnesis ditujukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan

kebiasaan hidup pasienyang dapat secara bermakna mempengaruhi

fertilitas pria. Anamnesis meliputi :

a) Riwayat medis sebelumnya

b) Riwayat penggunaan obat-obatan dan alergi

c) Gaya hidup dan gangguan sistematik, riwayat pwnggunaan KB

d) Riwayat infeksi sebelumnya

2) Pemeriksaan fisik

3) Pemeriksaan fungsi endokrinologi

6. Pemeriksaan kasus infertilas idiopatik

Tatalaksana infertilitas perbandingan antara biaya yang dikeluarkan

dan efektifitas pemeriksaan sangat penting dipertimbangkan dalam

pengambilan keputusan klinik. NationalInstitute for Health and Clinical

Excellence in the UK and the American Society of Reproductive Medicine

merekomendasikan pemeriksaan yang penting sebagai berikut :


a. Histeroskopi

Histeroskopi meruapakan baku emas dalam pemeriksaan yang

mengevaluasi kavum uteri. Meskipun Fayez melaporkan pemeriksaan

HSG sama akuratnya dengan histeroskopi dalam hal diagnosis. Peran

histeroskopi dalam pemeriksaan infertilitas adalah untuk mendeteksi

kelaianan kavum uteri yang dapat mengganggu proses implantasi dan

kehamilan serta untuk mengevaluasi manfaat modalitas terapi dalam

memperbaiki endometrium.

Oliveira melaporkan kelainan kavum uteri yang ditemukan

dengan pemeriksaan histeroskopi pada 25 % pasien yang mengalami

kegagalan berulang fertilisasi in vitro (FIV). Semua pasien tersebut

memiliki HSG normal pada pemeriksaan sebelumnya.

Penanganan yang tepat akan meningkatkan kehamilan secara

bermakna pada pasien dengan kelainan uterus yang ditemukan saat

histeroskopi. Histeroskopi memiliki keunggulan dalam mendiagnosis

kelainan intra uterin yang sangat kecil dibandingkan pemeriksaan

HSG dan USG transvaginal. Banyak studi membuktikan bahwa uterus

dan endometrium perlu dinilai sejak awal pada pasien infertilitas atau

pasien yang akan menjalani FIV.

b. Laparoskopi

Tindakan laparoskopi diagnostik dapat dilakukan pada pasien

infertilitas idiopatik yang dicurigai mengalami patologi pelvis yang

menghambat kehamilan. Tindakan ini dilakukan untuk mengevaluasi


rongga abdomino-pelvis sekaligus memutuskan langkah penanganan

selanjutnya.

Studi menunjukkan bila hasil HSG normal, tindakan laparoskopi

tidak perlu dilakukan laparoskopi diagnostik dapat dipertimbangkan

bila hingga beberapa siklus stimulasi ovarium dan inseminasi intra

uterin pasien tidak mendapatkan kehamilan.

Mengacu pada American Society of Reproductive Medicine

(ASRM), laparoskopi diagnostik hanya dilakukan bila dijumpai bukti

atau kecurigaan kuat adanya endometriosis pelvis, perlengketan

genitalia interna atau oklusi tuba Tindakan laparoskopi diagnostik

pada pasien infertilitas idiopatik tidak dianjurkan bila tidak dijumpai

faktor risiko patologi pelvis yang berhubungan dengan infertilitas.

Kebanyakan pasien akan hamil setelah menjalani beberapa siklus

stimulasi ovarium dan atau siklus FIV.

C. Diferensiasi Seksual

Diferensiasi seksual perempuan dan laki-laki merupakan satu kesatuan

karakteristik dari gonad, traktus genetalia interna dan genetalia eksterna

seseorang. Perkembangan seks normal melalui beberapa tahapan dan secara

genetika, kromosom akan mempengaruhi perkembangangonad menjadi testis

atu ovarium.

Seks ditentukan pada saat pembuahan pada tubuh kita. Manusia memiliki

23 pasang kromosom dan 1 pasang kromosom seks. Pria adalah kromosom

XY, wanita adalah kromosom XX. Satu diturukan dari sel telur ibu dengan
kromosom X dan 1 dari sperma ayah dengan kromosom X atau Y. factor-

faktor yang mempengaruhi jenis kelamin kita dimulai sejak pembuahan. Jika

sperma yang membawa kromosom X membuahi sel telur, seorang gadis akan

dikandung. Jika sperma yang membawa kromosom Y membawa sel telur

anak laki-laki akan dikandung. Seks seharusnya sederhana. Tetapi kadang-

kadang, XX dan XY tidak menceritakan keseluruhan cerita.

Pada awalnya, embrio tidak berjenis kelamin. Setiap embrio memiliki

potensi untuk membentuk alat kelamin organ-organ tersebut pada akhirnya

akan berdiferensiasi menjadi organ kelamin jantan atau betina. Itu berarti

bahan semua organ seks kita berasal dari dasar yang sama:

1. Lingga akan berkembang menjadi penis dan klitoris

2. Lipatan genital akan berkembang menjadi skrotum atau labia

Didalam perut gonad akan berubah menjadi testis atau ovarium, da nada

dua set saluran genital. 1 set saluran mulairian, mereka akan merosot atu

berkembang menjadi saluran tuba, Rahim dan bagian atas vagina. Set lainnya

dalah saluran wolffian, mereka akan berkembang menjadi epidemis,

vasdeverens, vasikulaseminalis dan saluran ejakulasi atau merosot.

Seks dapat dibedakn dengan jelas anak laki-laki dan perempuan hanya

dapat dilihat antara kaki mereka. Gen SRY ditemukan pada kromosom Y

memicu perkembangan embrio sebagai laki-laki proses dimulai pada minggu

ke-7, gen SRY mengaktifkan sinyal produksi laki-laki membuat gonad

berubah menjadi testis. Testis mengeluarkan hormone laki-laki, yang paling

penting adalah testosterone, “T” besar dan menghasilkan hormone anti-


mullerian., AMH testosterone akan menyebabkan lingga mengembangkan

penis, dan membuat saluran wolffian berkembang menjadi epidedemis,

vasdeferens, vasikula seminalis dan saluran ejakulasi. AMH akan

menghentikan perkembangan Rahim dan tubafalopi . karena secara genetic

embrio wanita tidak memiliki gen SRY, gonad akan berubah menjadi

ovarium, tanpa testosterone dan AMH, organ kewanitaan akan berkembang.

Perubahan dalam salah satu proses ini menyebabkan gangguan perkembang

seks (DSDs), yang sebelumnya disebut kondisi interseks. Sementara

kromosom menentukan jenis kelamin, hormone dapat mempengaruhi

perkembangan seks janin.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infertilitas (kemandulan) merupakan pemasalahan yang cukup serius dan

menakutkan bagi pasangan suami istri. Ketika mereka belum juga dikaruniai

seorang anak dari hasil perkawinannya dapat dicurigai mereka memiliki

tanda-tanda kemandulan apabila istri belum juga hamil dalam tenggang waktu

tertentu dari pernikahannya [CITATION Aiz12 \l 1033 ].

Infertilitas adalah tidak tejadinya kehamilan pada pasangan yang telah

melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan alat

kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama minimal 1

tahun[ CITATION Mar14 \l 1033 ] . Infertilitas Dibagi Menjadi Dua Yaitu

Infertilitas Primer Dan Infertilitas Skunder. Diferensiasi seksual perempuan

dan laki-laki merupakan satu kesatuan karakteristik dari gonad, traktus

genetalia interna dan genetalia eksterna seseorang. Perkembangan seks

normal melalui beberapa tahapan dan secara genetika, kromosom akan

mempengaruhi perkembangangonad menjadi testis atu ovarium.

DAFTAR PUSTAKA
Aizid, R. (2012). Mengatasi Infertilitas (kemandulan) sejak Dini. Jakarta:
FlashBook.

Marmi. (2014). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prawihardjo, S. (2015). Ilmu Kebidanan edisi ke 4. Jakarta: Yayasan bina pustaka.

Sunaryanto, H. (2015). Dampak terhadap Kebutuhan dasar keluarga.

Sosiologi Nusantara, Vol 1, No 1

Anda mungkin juga menyukai