Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI KULIAH FILSAFAT ILMU

IMAN KADARISMAN

NPM:072621011

Kamis, 18 November 2021

Dosen:

1. Pak H. Sjaeful Anwar


2. Pak Irvan Permana
3. Pak Parsaoran Siahaan
4. Pak Hendradi Hardhienata

Materi kuliah : Perubahan Revolusioner dan Rasionalitas: Kuhn dan Saingannya

Disampaikan Oleh : Kelompok 4

1. Balgis Azzahra
2. Deni Kamaludin Jamil
3. Febby Ayu Fitriani
4. Heni Nuraeni
5. Iman Kadarisman

Karya Thomas Kuhn “The Structure of Scientific Revolution” yang terbit tahun 1962 menjadi
karya yang monumental tentang sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan dengan konsep dan teori
besarnya tentang paradigma dan revolusi ilmu. Dalam buku tersebut Kuhn mengkritik pandangan
positivisme dan mengkritik falsifikasi Popper. Positivisme merupakan bagian dari filsafat abad
modern yang dipelopori oleh Auguste Comte, menurut Comte pengetahuan yang positif harus
bebas dari nilai, prasangka penafsiran, objektif, dan terbuka untuk selalu diuji. Kritik terhadap
Popper bahwa pisau analisis phenomelogik interpretif, kebenaran universal diuji secara
probabilitik, tidak menggunakan ujiverifikasi melainkan menggunakan uji falsifikasi

Pandangan Popper, Popper cenderung untuk tidak sepakat dengan prinsip verifikasi dan
menggantinya dengan falsifikasi, maksudnya dapat dibuktikan salahnya suatu teori, proposisi
atau hipotesis. Menurut Popper, perkembangan ilmiah diawali dengan pengajuan hipotesis yang
kemudian dilanjutkan dengan upaya pembuktian salahnya hipotesis tersebut. Maka sebuah teori
ketika terbukti kesalahannya, secara otomatis langsung menggugurkan teori sebelumnya. Tetapi
jika tidak menemukan kesalahan hipotesis lagi, maka jika tidak menemukan kesalahan hipotesis
lagi, maka hipotesis berubah menjadi tesis (teori) yang diterima sebagai sebuah kebenaran, tetapi
sifatnya tentative.
Pertentangan Khun terhadap Popper
Pandangan Popper tersebut ditolak Kuhn karena dianggap tidak sesuai fakta. Secara tegas Kuhn
mengemukakan bahwa perubahan ilmu pengetahuan tidak mungkin terjadi karena upaya empiris
melalui proses falsifikasi suatu teori, melainkan terjadi melalui satu perubahan yang sanga t
mendasar ayng disebut sebgai revolusi ilmiah. dalam hal ini, Thomas Kuhn berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan dapat berkembang melalui cara revolusi ilmiah, sedangkan revolusi ilmiah
terjadi lewat perubahan paradigma. Berdasarkan temuan tersebut, istilah paradigma dan revolusi
ilmiah akhirnya menjadi karakteristik yang melekat pada corak pemikiran Thomas Kuhn.

Kuhn dan Revolusi Ilmiah


Penalaran ilmiah, kemampuan berpikir sistematis dan logis untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode ilmiah. Teori tentang sains yang ditemukan pada objek dan akan
terus-menerus berubah dan berkembangan.

Pembentukan Penalaran Ilmiah


Penalaran ilmiah selalu bekerja mengikuti standar paradigma dari sebuah ilmu, paradigma
berasal dari bahasa Yunani Paradeigma memiliki arti: pola, contoh dan sampel. Paradigma dapat
dijelaskan sebagai pencapaian ilmiah yang patut dijadikan contoh. Contoh; optics, karya utama
newton mengenai sifat cahaya dan warna

Proses Pembelajaran Menuju Paradigma


Ilmuwan mempelajarai: konsep dasar/utama, teknik penyelesaian masalah, dan memilih data
yang tepat untuk solusi
Asumsi yang diserap: Sifat dasar semesta, pengamatan, dan konsep yang relevan
Paradigma akan membentuk: Pemahaman mengenai konsep ilmiah, persepsi, dan gaya
penalaran.
“paradigam berfungsi membuat anggota komunitas peneliti ilmiah merasakan kesamaan antara
hal-hal yang sebelumnya berbeda secara persepsi” ilmuwan perlu belajar bagaimana menerapkan
persamaan untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi (contoh pendulum kerucut dan
bola meluncur)

Mengubah Persepsi
Bagaimana sudut pandang seseorang tentang dua binatang berbeda (angsa dan bebek).
Paradigma tidak selalu merupakan teori ilmiah, asumsi metafisika juga dapat diterima sebagai
sebuah paradigma

Perkembangan Ilmu
Pra-paradigma, terdapat ketidaksepakatan mengenai teroi dasar, pengumpulan fakta dilakukan
secara acak
Paradigma, tidak terdapat sengketa pendapat mengenaik hal-hal fundamental antar ilmuwan.
Beberapa paradigma menjadi contoh untuk prosedur pengumpulan fakta.

Fitur normal Science


Berbagai permasalahan terselesaikan dengan mengikuti prosedur contoh paradigma, terkumpul
pengetahuanpengetahuan sehingga menjelam menjadi pengetahuan yang lebih tepat.
Terproduksinya inovasi teknologi, munculnya permasalahan-permasalahan yang tidak bisa
dipecahkan (anomali). Anomaly berkembang menjadi sesuatu yang sangat penting, bidang
keilmuan tersebut memasuki periode krisis. Periode krisis terselesaikan ketika paradigma baru
menggantikan paradigma lama.

Klaim pertama Kuhn


Kita dapat dengan mudah diajari untuk focus pada fitur lukisan yang tidak pernah kita perhatikan
sebelumnya, tetapi beberapa orang memiliki kapasitas luar biasa yang tidak diajarkan untuk
menemukan fitur tersebut untuk diri mereka sendiri. Jika kita memahami dengan baik bagaimana
ilmu matang muncul, kita akan melihat bahwa selektivitas focus peneliti bukanlah suatu bentuk
bias karena dapat dibenarkan secara objektif.

Klaim Kedua Kuhn


Klaim kedua Kuhn tentang persepsi juga benar dan penting. Bola pada bidang miring dan bandul
terlihat sama sebelum dan setelah seseorang menyadari bahwa keduanya adalah massa. Ini
berarti bahwa jika kita perlu, kita dapat menguji berbagai teori tentang apa yang terjadi di dunia
dengan menghasilkan deskripsi netral yang mengandalkan persepsi fitur yang menonjol. Klaim
kedua Kuhn dengan demikian mengungkapkan tidak ada bias yang tidak dapat dibenarkan dalam
praktik ilmiah dan tidak mencegah kita untuk menguji teori secara objektif.

Klaim Ketiga dan Keempat Kuhn


Jika klaim ketiga dan keempat Kuhn adalah benar, maka mungkin dianggap menimbulkan
masalah yang sangat serius untuk menguji teori secara objektif dengan menggunakan
pengalaman. Karena sepertinya setelah menjalani pelatihan kita akan mengalami kesulitan dalam
menarik fitur persepsi yang menonjol dari hal-hal yang indenpenden dari paradigma untuk
menguji. Namun, klaim ketiga dan keempat Kuhn tidak masuk akal. Mereka tidak mengajukan
apapun untuk menguji teori secara objektif. Jadi sejauh Kuhn klaim tentang pengaruh paradigma
pada persepsi masuk akal, mereka tidak menimbulkan masalah untuk menguji teori secara
objektif

Khun perpendapat bahwa mengupas fakta dari prediksi adalah sesuatu hal yang sulit. Dalam
beberapa kesempatan juga dia berbicara tentang perdebatan dapat dipecahkan ditentukan oleh
paradigma. Hal ini tentunya menjadi keharusan dari peneliti bahwa observasi sarat dari
paradigma. Selain itu dalam pemikiran Kuhn, dia tidak berhak untuk mengatakan bahwa
keberhasilan untuk memprediksi teori dapat diukur dari lintas paradigma. Hal ini bisa terjadi
karena banyak hal-hal yang tidak sejaan dari lintas paradigma yang dapat menghasilkan prediksi
yang baik

Kritik Feyerabend
Dia menganggap bahwa apa yang Kuhn katakana tentang sains erat kaitannya dengan cara,
syarat dan lainnya adalah salah. Dia berpendapat bahwa tidak ada kepemilikan dalam ilmu
pengetahuan, jika ini ada maka aka nada hambatan yang tidak diinginkan muncul dalam
komunitas sains itu sendiri. Feyerabend mengklaim bahwa Khun secara tidak adal karena telah
emndukung perkembangan kepemilikan dalam komunitas sains. Feyerabend berpandangan jika
sain itu bebeas, tidak ada aturan di dalamnya

Kuhn tentang Kumulativisme


Sejarah filsafat ilmu ditandai oelh perdebatan intens dua kutub mengenai bagaimana sebuah teori
ilmiah dibentuk, diterima, didukug dan dipertahankan oleh komunitas ilmiah.

Kedua kubu ini sebenarnya setuju bahwa sains mengalami perubahan atau perkembangan.
Meskipun demikian, Kuhn menekankan perubahan yang terjadi secara revolusioner yang
ditandai oleh peralihan dari satu paradigma ke paradigma lainnya. Perubahan tersebut bahwa
terjadi secara total dan teori lama benar-benar ditinggalkan di kalangan komunitas ilmiah.
sedangkan kumulativisme memandang perubahan sains terjadi secara bertahap dan tidak terpaku
pada komunitas ilmiah tertentu, secara umum sehingga teroi lama tidak benar-benar ditinggalkan
supaya bisa lebih dipahami secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai