IMAN KADARISMAN
NPM:072621011
Dosen:
1. Balgis Azzahra
2. Deni Kamaludin Jamil
3. Febby Ayu Fitriani
4. Heni Nuraeni
5. Iman Kadarisman
Karya Thomas Kuhn “The Structure of Scientific Revolution” yang terbit tahun 1962 menjadi
karya yang monumental tentang sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan dengan konsep dan teori
besarnya tentang paradigma dan revolusi ilmu. Dalam buku tersebut Kuhn mengkritik pandangan
positivisme dan mengkritik falsifikasi Popper. Positivisme merupakan bagian dari filsafat abad
modern yang dipelopori oleh Auguste Comte, menurut Comte pengetahuan yang positif harus
bebas dari nilai, prasangka penafsiran, objektif, dan terbuka untuk selalu diuji. Kritik terhadap
Popper bahwa pisau analisis phenomelogik interpretif, kebenaran universal diuji secara
probabilitik, tidak menggunakan ujiverifikasi melainkan menggunakan uji falsifikasi
Pandangan Popper, Popper cenderung untuk tidak sepakat dengan prinsip verifikasi dan
menggantinya dengan falsifikasi, maksudnya dapat dibuktikan salahnya suatu teori, proposisi
atau hipotesis. Menurut Popper, perkembangan ilmiah diawali dengan pengajuan hipotesis yang
kemudian dilanjutkan dengan upaya pembuktian salahnya hipotesis tersebut. Maka sebuah teori
ketika terbukti kesalahannya, secara otomatis langsung menggugurkan teori sebelumnya. Tetapi
jika tidak menemukan kesalahan hipotesis lagi, maka jika tidak menemukan kesalahan hipotesis
lagi, maka hipotesis berubah menjadi tesis (teori) yang diterima sebagai sebuah kebenaran, tetapi
sifatnya tentative.
Pertentangan Khun terhadap Popper
Pandangan Popper tersebut ditolak Kuhn karena dianggap tidak sesuai fakta. Secara tegas Kuhn
mengemukakan bahwa perubahan ilmu pengetahuan tidak mungkin terjadi karena upaya empiris
melalui proses falsifikasi suatu teori, melainkan terjadi melalui satu perubahan yang sanga t
mendasar ayng disebut sebgai revolusi ilmiah. dalam hal ini, Thomas Kuhn berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan dapat berkembang melalui cara revolusi ilmiah, sedangkan revolusi ilmiah
terjadi lewat perubahan paradigma. Berdasarkan temuan tersebut, istilah paradigma dan revolusi
ilmiah akhirnya menjadi karakteristik yang melekat pada corak pemikiran Thomas Kuhn.
Mengubah Persepsi
Bagaimana sudut pandang seseorang tentang dua binatang berbeda (angsa dan bebek).
Paradigma tidak selalu merupakan teori ilmiah, asumsi metafisika juga dapat diterima sebagai
sebuah paradigma
Perkembangan Ilmu
Pra-paradigma, terdapat ketidaksepakatan mengenai teroi dasar, pengumpulan fakta dilakukan
secara acak
Paradigma, tidak terdapat sengketa pendapat mengenaik hal-hal fundamental antar ilmuwan.
Beberapa paradigma menjadi contoh untuk prosedur pengumpulan fakta.
Khun perpendapat bahwa mengupas fakta dari prediksi adalah sesuatu hal yang sulit. Dalam
beberapa kesempatan juga dia berbicara tentang perdebatan dapat dipecahkan ditentukan oleh
paradigma. Hal ini tentunya menjadi keharusan dari peneliti bahwa observasi sarat dari
paradigma. Selain itu dalam pemikiran Kuhn, dia tidak berhak untuk mengatakan bahwa
keberhasilan untuk memprediksi teori dapat diukur dari lintas paradigma. Hal ini bisa terjadi
karena banyak hal-hal yang tidak sejaan dari lintas paradigma yang dapat menghasilkan prediksi
yang baik
Kritik Feyerabend
Dia menganggap bahwa apa yang Kuhn katakana tentang sains erat kaitannya dengan cara,
syarat dan lainnya adalah salah. Dia berpendapat bahwa tidak ada kepemilikan dalam ilmu
pengetahuan, jika ini ada maka aka nada hambatan yang tidak diinginkan muncul dalam
komunitas sains itu sendiri. Feyerabend mengklaim bahwa Khun secara tidak adal karena telah
emndukung perkembangan kepemilikan dalam komunitas sains. Feyerabend berpandangan jika
sain itu bebeas, tidak ada aturan di dalamnya
Kedua kubu ini sebenarnya setuju bahwa sains mengalami perubahan atau perkembangan.
Meskipun demikian, Kuhn menekankan perubahan yang terjadi secara revolusioner yang
ditandai oleh peralihan dari satu paradigma ke paradigma lainnya. Perubahan tersebut bahwa
terjadi secara total dan teori lama benar-benar ditinggalkan di kalangan komunitas ilmiah.
sedangkan kumulativisme memandang perubahan sains terjadi secara bertahap dan tidak terpaku
pada komunitas ilmiah tertentu, secara umum sehingga teroi lama tidak benar-benar ditinggalkan
supaya bisa lebih dipahami secara menyeluruh.