OLEH
NIM 092024353001
IMUNOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tuberkulosis pada tahun 2018 diketahui menduduki wilayah Asia Tenggara (44%),
Afrika (24%) dan Pasifik Barat (18%), dengan persentase lebih kecil di
Mediterania Timur (8%), Amerika (3%) dan Eropa (3%). Delapan negara
menyumbang dua pertiga dari total dunia yaitu India (27%), Cina (9%), Indonesia
(8%), Filipina (6%), Pakistan (6%), Nigeria (4%), Bangladesh (4%) dan Afrika
Indonesia menduduki posisi ketiga terbesar di dunia setelah India dan Cina.
Jumlah kasus baru tuberkulosis di Indonesia mencapai 511 ribu kasus. Penderita
tuberkulosis tersebut terdiri atas 294 ribu laki-laki, 217 ribu perempuan. Kasus
terbanyak yaitu berada di wilayah Jawa Barat yang mencapai 99 ribu kasus,
diikuti wilayah Jawa Tengah yang mencapai 67 ribu kasus, dan di posisi ketiga
yaitu di wilayah Jawa Timur yang mencapai 56 ribu kasus (Kemenkes RI, 2018).
kasus pneumonia atau infeksi paru-paru yang belum diketahui penyebab pastinya
di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada akhir Desember 2019 dan meluas
7
coronavirus jenis betacoronavirus tipe baru yang dikenal dengan sebutan virus
Gun20 \l 1033 ].
Orang orang dengan Tuberculosis jika tidak berobat maka, sanggat rentan
terinfeksi SARS-Cov-2, hal ini dikarenakan daya tahan tubuh dan kondisi paru
(Yang & Lu, 2020). Salah satu sel yang berperan dalam imunitas terhadap TB dan
yang berperan dalam proses inflamasi, dan makrofag M2 (M2a, M2b, M2c dan
M2d) yang berperan dalam proses, perbaikan jaringan dan bersifat antiinflamasi
(Murray, 2017).
tinggi seperti TNF-α, IL-6, IL-12, CCL5, dan CXCL18. Namun seiring
proinflamasi seperti IL-6, hal ini menandakan bahwa makrofag yang berperan
8
Dengan peranan makrofag dalam TB dan COVID-19 maka penelitini
tetarik untuk mengamati polarisasi makrofag yang terjadi pada penyakit pada TB
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
COVID-19.
D. Manfaat Penelitian
COVID-19.
9
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. Kuman ini dapat menimbulkan gangguan pada
πm. Pada medium artifisial, bentuk kokoid dan filamen terlihat dengan bentuk
morfologi yang bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Kuman ini
memiliki sifat tahan asam. Sifat tahan asam ini dikarenakan selubung bakteri yang
mengandung lilin, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
dinding selnya kaya akan lipid dan lapisan tebal peptidoglikan yang mengandung
lemak rantai panjang dengan jumlah atom karbon C78-C90, lilin, dan fosfat. M.
tuberculosis dibedakan dari sebagian besar bakteri lainnya karena bersifat patogen
dan dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan manusia. Dalam jaringan
tubuh, kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun. Dinding sel kaya akan
lipid yang berfungsi melindungi bakteri dari proses fagolisosom, hal ini
10
menunjukkan bahwa M. tuberculosis dapat hidup pada makrofag normal yang
1) Demam
demam influenza ini, sehingga pasien tidak pernah terbebas dari serangan
demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh
2) Batuk Darah
Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan
bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul
darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah
pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi juga dapat juga terjadi pada
11
3) Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang
4) Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
5) Malaise
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala malaise ini makin lama
(Setiati, 2014)
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak
tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam
contoh uji ≤ dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui
12
2. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%
sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif
adalah 17%;
3. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
4. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
mikroba dari lesi jaringan organ penderita ke individu lain melalui percikan atau
bercampur dengan udara sebagai media penularan, dan dapat terhirup oleh saluran
pernafasan bronkus individu lain hingga kedalam alveoli dan tertelan oleh
Pertama, respon host yang efektif membunuh bakteri sehingga tidak ada
13
kesempatan terjadinya tuberkulosis. Kedua, bakteri melakukan replikasi dan
tumbuh segera setelah infeksi menjadi penyakit yang disebut tuberkulosis primer.
Ketiga, bakteri menjadi dorman dan tidak terjadi penyakit, kondisi ini disebut
dengan infeksi laten. Keempat, bakteri yang sebelumnya dorman, pada suatu
ketika bisa tumbuh dan menginfeksi, keadaan ini dikenal sebagai tuberkulosis
1. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali oleh bakteri
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosa bronkus, dan terus berjalan
sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai ketika bakteri
membawa bakteri tersebut ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, pada proses ini
Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) yang
terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, tuberkulosis
pasca primer terjadi karena daya tahan tubuh menurun akibat infeksi sekunder
14
seperti infeksi virus HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis
pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya efusi pleura.
(Kaihena, 2013).
CoV-2 adalah virus jenis baru yang belum pernah ditemukan pada manusia
hingga berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Virus corona merupakan virus yang berbentuk bulat dengan protein spike
(S) yang menonjol dari permukaan partikel virus dan memiliki materi genetik
berupa RNA rantai tunggal. Jika dilihat pada mikroskop elektron berbentuk
partikel virus SARS-CoV-2 menyerupai mahkota seperti yang dapat dilihat pada
15
Coronavirus adalah salah satu jenis virus berselubung dengan selubung lipid
bilayer yang berasal dari membran sel inang. Virus ini memiliki diameter sekitar
50-200nm (Wang et al, 2020) dengan struktus virus yang dibentuk dari protein
struktural seperti protein spike (S), protein membrane (M), protein envelope (E)
dan protein nucleocapsid (N) serta protein hemaglutinin esterase (HE) yang
terdapat pada beberap jenis Betacoronavirus (Wang, et al 2020). Pada gambar 2.2
berinteraksi dengan RNA dan beralokasi pada inti partiket virus yang kemudian
virus dan menjadi perantara untuk virus masuk kedalam sel inang. Protein pada
virus SARS-CoV-2 membentuk domain SI dan S2, protein S tetap utuh pada
partikel virus dan hanya membelah dalma vesikel endocytic selama proses
masuknya virus ke dalam sel inang (Xiao et al, 2003; Bosch et al, 2008).
dilakukan David Tyrrell dan Byone pada tahun 1960-an dan mengajak beberapa
ahli Virologi di Inggris untuk meneliti virus yang ditemukan pada manusia dan
sejumlah binatang, serta beberapa virus bahkan menular dari hewan ke manusia.
Jenis virus kemudian disebut sebagai zoonotik, nama corona berasa dari bahasa
Latin “corona” dan Yunani “korone” yang artinya mahkota atau lingkaran cahaya,
menyebabkan pneumonia pada bayi dan anak-anak. Selain itu juga dapar memicu
16
asma pada anak-anak dan dewasa. Bahkan memicu infeksi saluran pernafasan
parah pada lansia. Covid-19 yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China.
Setelah dilakukan penelitian, awal kemunculan virus ini diduga berasal dari
titik penularan yang sama di pasar makanan laut Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Restoran di pasar ini terkenal menyediakan berbagai jenis hewan liar untuk
konsumsi manusia. Pasar Makanan Laut Cina Selatan Huanan juga menjual
hewan hidup, seperti unggas, ular, marmut dan kelelawar. Disilah dimana
dengan beberapa wabah yang terkait dengan virus yang muncul, patogenisitas
virus yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan penularan yang lebih rendah.
Dibandingkan dengan virus yang muncul seperti virus Ebola, unggas H7N9,
Pada awal diketahui virus ini mungkin memiliki kesamaan dengan SARS
dan MERS CoV, tetapi pada hasil genomik isolasi tergadap 10 pasien di dapatkan
kesamaan mencapai 99% yang menunjukkan dimana terdapat virus baru dan
dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV 50%. Analisa filogenetik menunjukkan
17
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
RNA untai tunggal sense positif dengan kecenderungan sel epitel dan sistem
penyakit yang mengancam jiwa. Virus SARS-CoV-2 bersifat zooonis dan menular
saat ini bisa antar manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui droplet,
kontak dengan penderita, tetesan cairan melalui batuk, bersin, makanan, miuman
dan melalui permukaan keras yang terkontaminasi, hal ini yang menyebabkan
Hal ini sesuai dengan kejadian penularan kepada petugas Kesehatan yang
merawat pasien COVID-19, pada kasus ini bahkan dikatakan peneluran terjadi
tanpa mengalami gelaja atau masih dalam inkubasi. Laporan ini mendukung
penularan antar manusia yaitu terdapat 9 laporan kasus penularan langsung antar
manusia di luar Cina yang disebabkan oleh kontak erat dengan pasien dan tidak
memiliki Riwayat perjalanan manapun (Zhou et al, 2020; Liu et al, 2019).
inkubasi virus setelah masuk tubuh sekitar 3-7 hari, bahkan hingga 14 hari (Zhu,
et al, 2020).
dengan sel manusia. Diketahui bahwa kebanyakn virus corona menginfeksi dan
18
hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam. Coronavirus disebut virus
zoonosis karena virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat beberapa
hewan liar dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit
menular tertentu. kelelawar, tikus, musang dan unta adalah inang umum virus
pernafasan akut yang parah (SARS) dan sindrom pernafasan Timur Tengah
inang makan virus tidak dapat bertahan hidup analisis struktur Cryo-EM, protein
2 (ACE2) yang ditemukan pada tractus repiratorius bawah manusia dan jika
dibandingkan dengan afinitas SARS-CoV pada reseptor yang sama (Wrapp et al.,
2020). Sebagai akibatnya, organ manusia seperti sel epitel alveolar paru-paru dan
berpotensi menjadi target infeksi SARS-CoV-2 (Zou et al., 2020). ACE-2 dapat
ditemukan pada rongga mulut dan mukosa hidung serta nasofaring, paru-paru,
lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal,
otak, sel epitel alveolar, dan sel endotel. Setelah virus memasuki sel otot polos,
gen tersebut kemudian disalin dari genom RNA virus dan diterjemahkan. Selain
itu, replikasi dan transkripsi adalah virus RNA yang disintesis melalui translasi
dan perakitan kompleks replikasi virus tahap selanjutnya adalah perakitan dan
19
Setelah penularan, virus memasuki saluran pernapasan bagian atas dan
kemudian bereplikasi di sel epitel saluran pernapasan bagian atas (mencapai siklus
infeksi akut, virus keluar dari saluran pernapasan, dan setelah sembuh, virus dapat
terus keluar di sel saluran cerna untuk jangka waktu tertentu. Masa inkubasi virus
Setelah itu, aktivasi makrofag diperkenalkan oleh Mackaness pada awal 1960-an,
yang meneliti tentang respon host terhadap infeksi Listeria. Selanjutnya, aktivasi
makrofag dikaitkan dengan sel T helper, tipe1 (Th1), untuk pertama kalinya oleh
berbagai penampilan yang berbeda . sel ini berasal dari monosit ketika masih
beredar dalam darah. Monosit berukuran besar dengan sebuah inti bulat, dalam
sisitem imun makrofag memeiliki dua emampuan utama, yaitu berperan sebagai
efektor dalam respon imun alami seluler dengan fagositosisnya, dan sabagai sel
penyaji kepada limfosit Th dalam rangka pengenalan epitop pada respon imun
20
Makrofag dalam darah dapat diaktivasi oleh berbagai stimulan atau
inflamasi. IL-1 berperan dalam menimbulkan demam dan aktivasi sel limfoid,
tidak tetap, serta memiliki inti sel yang relatif besar. Plasma sel makrofag tidak
mengandung granula atau agranulosit. Ukuran sel makrofag yaitu ± 9-12 μm.
aktifitas fungsional dan jaringan yang dihuni. Makrofag dapat terfiksasi atau
amuboid, gerakan amuboid ini juga terjadi jika ada rangsangan. Dengan
mikroskop elektron terlihat permukaan makrofag tidak teratur, kaki palsu yang
tertentu tergantung pada jaringan spesifik tempat makrofag berada, seperti sel-sel
21
sederhana, muncul di yolk sac sekitar hari ke-7 embrio dan menyebar setelah
dipertahankan secara kuantitatif melalui umur makrofag yang panjang dan / atau
berasal dari sirkulasi monosit, yang dapat menimbulkan makrofag yang tinggal
dalam jaringan yang relatif berumur pendek dan tidak dapat memperbarui diri
sendiri. Pada waktu peradangan monosit dikerahkan pada lokasi radang dan
jaringan limfoid dan berubah menjadi magrofag yang memainkan peran penting
produksi molekul spesifik, ekspresi marker permukaan sel, dan aktivitas biologis.
makrofag aktif klasik (M1), yang mendorong respon proinflamasi, dan makrofag
aktif alternatif (M2), yang mengontrol regulasi kekebalan tubuh dan remodeling
jaringan. Makrofag M2 dapat lebih lanjut diklasifikasikan dalam M2a, M2b, M2c
makrofag tertentu:
22
meningkatkan pembersihan ligan manosilasi, ekspresi berlebih dari
sitokin pro-inflamasi.
dua fenotip tahap akhir dengan fungsi yang berlawanan. Baru-baru ini, paradigma
ini telah direvisi, mendukung gagasan bahwa, ada rangkaian fenotip antara antara
dua tahap akhir yang tampak berlawanan (Di Benedetto, Ruscitti, Vadasz, Toubi,
bagian utama dari profil patogen seperti lipopolysaccharide (LPS), dan GM-CSF.
seperti tumor necrosis factor (TNF), IL-1β dan IL-6. Menariknya, meskipun
yang berbeda, peran dan jalur pensinyalan dari rangsangan M1. Faktanya, IFN-γ
marker aktivasi sel (CD36, CD38, CD69, dan CD97), dan molekul adhesi sel
yang berrgantung atau tidak bergantung pada toll-like receptor-4 (TLR-4). GM-
CSF menginduksi IL-6, IL-8, G-CSF, M-CSF, TNF, IL-1b, CD14, Fc fragmen
23
IgG, afinitas tinggi Ia (FCgR1A) dan subfamili reseptor nuclear 1, grup H,
sejumlah sitokin, termasuk TNF, IL-1β, IL-6, IL-12, IL-23 dan juga kemokin,
menghasilkan nitrit oksida (NO), melalui peningkatan sintesis oksida nitrat sintase
aktivitas tumoricidal, mendorong respon imun Th1. Atas dasar ini, aktivasi
penyakit inflamasi, autoimun dan kronis, termasuk RA, penyakit Crohn, Diabetes,
molekul yang sangat berbeda dan menjangkau empat tingkat respons dan, pada
M2c, dan M2d. Sel-sel ini selanjutnya dikenali berdasarkan marker ekspresi:
dipolarisasi oleh kompleks imun gabungan yang memahami TLR dan / atau
(TGF-β), ini disebut makrofag yang tidak aktif; mereka melepaskan sejumlah
besar IL-10 dan pro-fibrotik TGF-β, memainkan fagositosis sel apoptosis yang
24
efisien. Makrofag M2d diaktifkan sebagai respons terhadap agonis IL-6 dan A2
reseptor adenosin (A2R), mereka dicirikan oleh IL-10, TGF-β dan vascular
endothelial growth factor (VEGF) serta produksi IL-12, TNF dan IL1β yang
berperan sebagai gerakan anti-inflamasi dan kekebalan tubuh dan imunisasi serta
aktivasi mereka diinduksi parasit, sel fungal, kompleks kekebalan, kompleks, sel
apoptotik dan reaksi alergis. Mereka ditandai oleh kapasitas fagositosis tinggi,
oleh produksi sitokin anti inflamasi dan regulasi, seperti IL-4, IL-33, IL-10,
adalah salah satu fungsi paling penting untuk pengembangan fenotipe M2 dan
25
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Infeksi Tuberculosis
27
Infeksi Paru Rentan terhadap
Daya tahan tubuh infeksi SARS-Cov-2
menurun
M0 ke M1
M0 ke M1 Proinflamasi
Proinflamasi
Infeksi kronis
aktivasi jalur Profil Polarisasi
alternatif M1 dan M2 (M2a,
M2b, M2c, dan
M2d) pada TB
M0 Ke m2 koinfeksi COVID-
Anti inflamasi 19
Keterangan :
Di teliti
Tidak diteliti
28
B. Narasi Kerangka Konsep
Pada infeksi TB, penderitanya akan mengalami infeksi paru dan daya tahan
tubuh yang menurun, akan rentan terinfeksi COVID-19. Pada awal infeksi
anti inflamasi dan menjadi infeksi kronis. Pada infeksi SARS-Cov-2 terjadi
M1 yang bersifat pro inflamasi, perbedaan polarisasi pada kedua penyakit ini
menarik peneliti untuk meneliti profil polariasi makrofag M1 dan M2 (M2a, M2b,
29
DAFTAR PUSTAKAXAtri, C., Guerfali, F. Z., & Laouini, D. (2018). Role of
human macrophage polarization in inflammation during infectious diseases.
International Journal of Molecular Sciences, 19(6).
https://doi.org/10.3390/ijms19061801
Bacteria, I. (n.d.). SELECTED MEDICALLY IMPORTANT MICROORGANISMS.
Depkes RI. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI, 1.
Di Benedetto, P., Ruscitti, P., Vadasz, Z., Toubi, E., & Giacomelli, R. (2019).
Macrophages with regulatory functions, a possible new therapeutic
perspective in autoimmune diseases. Autoimmunity Reviews, 18(10), 102369.
https://doi.org/10.1016/j.autrev.2019.102369
Kementerian Kesehatan RI. (2020). PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
Murray, P. J. (2017). Macrophage Polarization. Annual Review of Physiology, 79,
541–566. https://doi.org/10.1146/annurev-physiol-022516-034339
Otsuka, R., & Seino, K. I. (2020). Macrophage activation syndrome and COVID-
19. Inflammation and Regeneration, 40(1). https://doi.org/10.1186/s41232-
020-00131-w
Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri. (2015). Panduan Pengendalian
Tuberkulosis (TB) dengan Strategy Directly Observed Treatment Shortcouse
(DOTS) di Fasilitas Kesehatan POLRI. Buku, 36.
30