Anda di halaman 1dari 28

i

BAB 1 PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang

Sistem surveilans berbasis masyarakat dapat memberikan hasil lebih


akurat dalam menilai penyebab kematian ibu dan bayi dibandingkan dengan
sistem berbasis fasilitas kesehatan saja. Sistem surveilans berbasis masyarakat
ini dapat membantu sistem pelayanan kesehatan. Bukti menunjukkan bahwa
dengan upaya yang sederhana dengan berbasis masyarakat dapat menurunkan
angka kematian maternal dan neonatal secara bermakna.
Berbagai faktor terkait resiko terjadinya komplikasi selama kehamilan dan
persalinan serta cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah
kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi. Setiap tahun terdapat kurang lebih
210 juta orang ibu hamil dan 30 juta orang diantaranya (15%) mengalami
komplikasi yang berakibat lebih dari setengah juta orang diantaranya
mengalami kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Data lain
menyebutkan bahwa di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2008 terjadi
kurang lebih 18.000 orang ibu meninggal akibat berbagai komplikasi
kehamilan dan persalinan dan 400.000 anak dibawah usia 5 tahun meninggal
dengan berbagai penyebab. Indonesia adalah salah satu negara dengan AKI
dan AKB yang tinggi di kawasan ini .
Bidan desa merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
posisi penting dan strategis dalam upaya mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia. Keberadaan bidan
desa dianggap strategis terutama ditujukan untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan ibu dan bayi didaerah terpencil. Bidan desa memiliki
peran penting dalam monitoring kesehatan ibu dan anak diwilayah kerjanya.
Diketahui bahwa bentuk pencatatan dan pelaporan dasar yang dilakukan oleh
puskesmas, khusus yang dilakukan oleh bidan desa sangat beragam. Bidan
desa banyak berkutat dengan pengumpulan data namun komponen data
tersebut jarang dianalisa dan digunakan untuk tindak lanjut.
Pada kenyataannya informasi PWS KIA sering tidak tepat waktu terjadi
karena pengiriman laporan dari bidan desa terlambat, bidan desa sudah sibuk

1
dengan tugas sehari-hari melaksanakan pelayanan KIA dan pelayanan
kesehatan lainnya. Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan sistem monitoring
kesehatan ibu dan anak yang tidak dapat berjalan secara optimal . Tujuan
penelitian ini Untuk mendiskripsikan penggunaan waktu bekerja bidan desa
dalam pencatatan dan pelaporan pemantauan wilayah setempat

1.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apa pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat menggunakan
kartu ibu ?
2. Seperti apa pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat menggunakan
kartu anak ?
3. Seperti apa pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat menggunakan
KMS Balita ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
menggunakan kartu ibu
2. Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
menggunakan kartu anak
3. Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
menggunakan KMS Balita

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kartu Ibu

1. Pengertian
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai dengan kelahiran. Dalam
pendokumentasian kartu ibu terdapat informasi-informasi penting pada
setiap kunjungan. Pendokumentasian yang baik dapat memberikan
gambaran pelayanan yang diberikan serta proses yang terjadi pada
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil, misalnya konseling apa yang
telah diberikan oleh pelaksana (bidan) pada kunjungan sebelumnya,
sehingga ibu hamil mendapatkan informasi kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhannya pada setiap kunjungan.
2. Manfaat
a. Kartu ibu merupakan alat pendokumentasian kesehatan ibu dan anak
yang mampu memberikan informasi penting tentang kondisi ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sekaligus dapat
mendeteksi resiko tinggi yang pada akhirnya dapat menekan angka
kematian ibu dan bayi.
b. Kartu Ibu ini digunakan untuk mencatat hasil pelayanan Antenatal
Care (ANC) pada setiap ibu hamil.
3. Cara Pencatatan Kartu Ibu
a. DATA UMUM
1) Untuk mengetahui apakah ibu hamil termasuk pasien umum atau
peserta Jamkesmas / Jamkesda / Askes dibedakan dengan cara :
a) Ibu hamil pasien umum : Tidak diberi stempel
b) Ibu Hamil peserta Jamkesmas / Jamkesda / Askes : diberi
stempel sesuai dengan kepesertaannya
2) RS/Puskesmas/RB : Diisi nama RS/Puskesmas/RB, kolom Pustu
dikosongi
3) Pustu/Polindes/BPS : Diisi nama Pustu/Polindes/BPS, kolom RS
dikosongi

3
4) Nama Desa/Kelurahan : Diisi nama desa / Kelurahan lokasi
fasilitas pelayanan
5) Nama Kabupaten/Kota : Diisi nama Kabupaten / Kota lokasi
fasilitas pelayanan
6) Nomor indeks/kode : Diisi nomor sesuai urutan peserta RS /
Puskesmas / RB / Pustu / Polindes / BPS
7) Tanggal Pedaftaran pertama : Diisi tanggal, bulan dan tahun
8) Nama Pemeriksa : Diisi nama petugas yang melakukan
pemeriksaan
IDENTITAS IBU
1) Nama : Diisi nama jelas ibu hamil
2) Umur : Diisi angka dalam tahun (genap tahun)
3) Agama : Diisi salah satu ; Islam/Katolik/Protestan/Hindu/Budha
4) Alamat / Telp : Diisi tempat tinggal ibu saat ini, telepon rumah
tinggal ibu saat ini atau nomor Telepon Genggam (Hand Phone)
yang bisa dihubungi
5) Pekerjaan : Diisi yang lebih spesifik
6) Pendidikan : Diisi salah satu; SD/SMP/SMA/PT atau yang
sederajat, tamat atau tidak tamat.
7) Buku KIA :
a) Lingkari punya : bila ibu hamil sudah mempunyai Buku KIA
b) Lingkari belum : bila ibu hamil belum mempunyai Buku KIA
c) Diberi tanggal : tuliskan tanggal pemberian Buku KIA
IDENTITAS SUAMI
1) Nama : Diisi nama jelas suami ibu hamil saat ini / ayah dari anak
yang sedang dikandung
2) Umur : Diisi angka dalam tahun (genap tahun)
3) Agama : Diisi salah satu ; Islam/Katolik/Protestan/Hindu/Budha
4) Alamat / Telp : Diisi tempat tinggal ibu saat ini, telepon rumah
tinggal ibu saat ini atau nomor Telepon Genggam (Hand Phone)
yang bisa dihubungi
5) Pekerjaan : Diisi yang lebih spesifik

4
6) Pendidikan : Diisi salah satu; SD/SMP/SMA/PT atau yang
sederajat, tamat atau tidak tamat
RIWAYAT PERKAWINAN
1) Kawin ke : Diisi angka, riwayat perkawinan mulai pertama kali
menikah sampai saat ini
2) Lama kawin : Diisi angka dalam tahun / bulan, lama masing-
masing perkawinan
3) Sebab cerai :
a) Cerai : Diberi tanda cawang (v) bila penyebab pisah karena
cerai
b) Meninggal : Diberi tanda cawang (v) bila penyebab pisah
karena meninggal
4) Sebab meninggal : Diisi penyebab meninggal, bila penyebab
pisah karena meninggal B.
b. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN KB
1) Hamil
a) Ke : Diisi angka dan dilingkari, riwayat hamil dari anak
pertama sampai dengan anak terakhir sebelum kehamilan saat
ini
b) Komplikasi :
 APB : Diberi tanda cawang (v), bila komplikasi hamil
karena Ante Partum Bleeding
 HT : Diberi tanda cawang (v), bila komplikasi hamil
karena Hipertensi
2) Persalinan : Diberi tanda cawang (v) dan bisa lebih dari satu
apabila
a) Aborsi : Aborsi
b) I P S : Imature, Premature, Serotinus
c) I U F D : Lahir mati atau mati dalam Rahim
d) Normal : Jelas
e) S U : Sungsang
f) Alat : Dengan vakum atau forcep

5
g) S C : Sectio Caesarea
3) Tempat persalinan : Diberi tanda cawang (v), diisi salah satu
apabila bersalin di,
a) R S : Di Rumah Sakit
b) Pusk : Di Puskesmas
c) B P S : Praktek Bidan
d) Rumah : Rumah Ibu Hamil
e) Lain-lain : Selain RS, Pusk, BPS dan rumah (misalnya di
perjalanan)
4) Komplikasi persalinan : Diberi cawang (v), bisa lebih dari
satu apabila,
a) P. Lama : Partus lama
b) Infeksi : Infeksi nifas
c) H P P : Jelas
5) Penolong : Diberi cawang (v), yang menolong pada proses kala
III dan diisi salah satu,
a) Dokter : Jelas
b) Bidan : Jelas
c) Lain-lain : Perawat, dukun, dll (selain dokter dan bidan)
6) Keadaan BBL : Keadaan Bayi Baru Lahir
a) P / L : Diisi dengan huruf P atau L, jenis kelamin Bayi Baru
Lahir
b) Berat : Diisi berat badan bayi saat lahir (dalam gram)
c) Sehat : Diisi tanda cawang (v), bila keadaan BBL sehat
d) Sakit : Diisi tanda cawang (v), bila keadaan BBL sakit
e) Mati : Diisi tanda cawang (v), bila keadaan BBL
meninggal
7) Keadaan anak sekarang
a) Hidup : Diisi tanda cawang (v), bila keadaan anak sekarang
masih hidup
b) Mati : Diisi tanda cawang (v), bila keadaan anak sudah
meninggal

6
8) K B : Diisi jenis kontrasepsi yang dipilih
c. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
1) G, P , A : Diisi dengan angka (G=Gravida, P=Partus,
A=Abortus)
2) Haid : Dilingkari yang sesuai apakah haid teratur atau tidak
a) HPHT : Diisi Tanggal, Bulan dan Tahun Haid Pertama,
Haid Terakhir
b) HPL : Diisi Tanggal, Bulan dan Tahun Hari Perkiraan Lahir
3) BB sblm hamil : Diisi angka dalam kg
4) Mual / Muntah : Dilingkari yang sesuai
5) Pusing : Dilingkari yang sesuai
6) Nyeri perut : Dilingkari yang sesuai
7) Gerak janin : Dilingkari yang sesuai
8) Oedema : Dilingkari yang sesuai
9) Nafsu makan : Dilingkari yang sesuai
10) Perdarahan : Dilingkari yang sesuai dan ditulis sejak kapan
(tanggal dan bulan)
11) Penyakit yang diderita ibu hamil: Dilingkari yang sesuai, bila
batuk darah Paru yang dilingkari, sedang bila ada fluor albus PMS
yang dilingkari
12) Riwayat penyakit keluarga : Dilingkari yang sesuai
13) Kebiasaan ibu : Dilingkari yang sesuai, termasuk kebiasaan ibu
mengkonsumsi obat penenang
14) Status TT : Dilingkari yang sesuai, dengan disertai bukti
riwayat pemberian TT, bila bukti tidak ada sesuaikan pemberian
TT dengan menggunakan tabel rumus pemberian TT. Tanggal
imunisasi diisi tanggal, bulan dan tahun
15) Keluhan Utama : Diisi sesuai dengan keluhan ibu hamil saat datang
pertama ANC
16) Hasil Skor KSPR : Dilingkari yang sesuai
17) Deteksi oleh nakes : Diisi + atau –
18) Deteksi oleh masyarakat : Diisi + atau –

7
19) Rujuk ke : Diisi apabila pasien (ibu hamil) dirujuk ke fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang lebih tinggi
d. PEMERIKSAAN
1) T B : Diisi angka dalam cm
2) L I L A : Diisi angka dalam cm
3) IMT : Diisi Indeks Massa Tubuh dengan rumus, BB (kg) TB 2 (m)
4) Bentuk tubuh : Dilingkari yang sesuai
5) Kesadaran : Dilingkari yang sesuai
6) Muka : Dilingkari yang sesuai (pucat atau kuning seluruh tubuh,
tidak hanya pada lokasi tertentu saja)
7) Kulit : Dilingkari yang sesuai
8) M a t a : Dilingkari yang sesuai
9) M u l u t : Dilingkari yang sesuai
10) G i g i : Dilingkari yang sesuai
11) Pembesaran Kel : Dilingkari yang sesuai
12) D a d a : Dilingkari yang sesuai
a) Paru : Dilingkari yang sesuai
b) Jantung : Dilingkari yang sesuai
c) Payudara : Dilingkari yang sesuai
13) Tangan tungkai : Dilingkari yang sesuai
a) Refleksi : Dilingkari yang sesuai
e. RENCANA PERSALINAN
Diisi melalui kesepakatan bersama ibu hamil, suami / keluarga
1) Golongan Darah Ibu : Diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan
2) Penolong : Diisi nama (minimal 2 orang), dokter / bidan
3) Tempat : Diisi nama fasilitas kesehatan sesuai dengan penolong
4) Pendamping : Diisi nama yang akan mendampingi ibu saat
persalinan
5) Calon donor : Diisi nama (minimal 2 orang) yang akan
mendonorkan darah jika dibutuhkan ibu sewaktu-waktu baik
pada saat hamil, bersalin maupun nifas.

8
6) Stiker P4K : lingkari tanda + atau – yang sesuai dengan
keadaan
7) Dipasang tanggal : Diisi tanggal, bulan, dan tahun pemasangan
stiker P4K
f. HASIL PELAYANAN ANC
1) Tanggal : Diisi tanggal pada saat ibu hamil datang mulai
pertama kali dan seterusnya
2) Keluhan : Diisi sesuai dengan keluhan ibu hamil
3) Bawa Buku KIA : Bila ibu membawa Buku KIA, tandai dengan +
Bila ibu tidak membawa Buku KIA, tandai dengan –
4) Umum
a) B B : Diisi angka, Berat Badan dalam kg
b) T D : Diisi angka, Tekanan darah Sistolik / Diastolik
c) N a d i : Diisi angka, jumlah hitung denyut nadi per menit
d) R R : Diisi angka, jumlah hitung pernapasan per menit
e) Abdomen : Diisi, apakah normal, ada pembesaran atau
kelainan
f) Oedem tungkai : Diisi tanda (+) bila ada oedem dan (-) bila
normal
5) Kebidanan
a) T F U : Diisi angka dalam cm, Tinggi Fundus Uteri
b) Letak janin : Diisi sesuai dengan letak janin dalam kandungan (
letsu, letkep, letli )
c) D J J : Diisi angka, jumlah hitung denyut jantung janin per
menit
d) Gerak janin : Diberi tanda cawang (v)
 Aktif : Bila gerak janin ≥ 10x dalam 24 jam
 Jarang : Bila gerak janin < 10x dalam 24 jam
e) Umur kehamilan : Diisi angka dalam minggu
6) Penyuluhan : Penyuluhan disesuaikan dengan buku KIA atau
materi yang dibutuhkan pada saat itu, termasuk cuci tangan
pakai sabun

9
7) Lab / Penunjang : Diisi dengan hasil Laboratorium rutin; Hb:
ditulis dalam angka gr%; dan hasil pemeriksaan Laboratorium atas
indikasi (Pemeriksaan USG, Protein urine, dll)
8) Skor (KSPR) : Diisi angka hasil perhitungan Kartu Skor Poedji
Rochjati (KSPR)
9) Kesimpulan : Diisi kesimpulan hasil pemeriksaan apakah Normal
atau ada gangguan kehamilan (mis: hiperemesis, PE, Perdarahan,
dll termasuk Aborsi)
10) Terapi / TT : Diisi dengan pengobatan atau imunisasi yang
diberikan (mis: Roboransia termasuk pemberian tablet Fe non
program, pemberian obat cacing atau pemberian imunisasi TT
yang keberapa)
11) Rujuk ke : Diisi nama pelayanan kesehatan tempat rujukan
12) Pemeriksa/paraf : Diisi nama dan paraf petugas yang
melakukan pemeriksaan pada saat itu
g. CATATAN PERSALINAN
1) Tempat : Diisi nama fasilitas kesehatan sesuai dengan penolong
2) Tanggal : Diisi angka, tanggal, bulan dan tahun serta jam saat ibu
bersalin
3) Penolong : Dilingkari yang sesuai dan diisi nama penolong dan
status penolong
4) Proses persalinan : Dilingkari yang sesuai
5) Komplikasi : Dilingkari yang sesuai, I : Imature, P : Prematur, S :
Serotinus, PE : Preeklampsia
6) Keadaan BBL :
a) B B : Berat Badan, diisi angka dalam gram
b) P B : Panjang Badan, diisi angka dalam cm
c) L K : Lingkar Kepala, diisi angka dalam cm
d) hidup/mati : Dilingkari yang sesuai
7) Keadaan Ibu : Dilingkari yang sesuai
h. CATATAN PELAYANAN NIFAS
1) Tanggal : Diisi tanggal pada saat pelayanan nifas

10
2) Keluhan : Diisi sesuai dengan keluhan ibu nifas
3) Umum
a) T D : Diisi angka, Tekanan darah Sistolik / Diastolik
b) N a d i : Diisi angka, jumlah hitung denyut nadi per menit
c) R R : Diisi angka, jumlah hitung pernapasan per menit
d) Suhu : Diisi angka, hasil pengukuran suhu pada saat
pemeriksaan pelayanan nifas
4) Kontraksi rahim : Diisi tanda cawang (v) bila ada kontraksi
5) Perdarahan : Diisi tanda cawang (v) bila ada perdarahan
6) Lochia : Diisi huruf N, bila Lochia Normal / Fisiologis Bila
Patologis, diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan pada saat
pelayanan
7) B A B : Diisi huruf N, bila BAB Normal / Fisiologis
8) B A K : Diisi huruf N, bila BAK Normal / Fisiologis. Bila
Patologis diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan pada saat
pelayanan
9) ASI saja : Diisi tanda cawang (v) bila ibu hanya memberikan
ASI saja sebagai makanan untuk Bayinya
10) Terapi dan tindakan : Diisi dengan terapi/pengobatan/tindakan
yang diberikan pada saat pelayanan
11) Penyuluhan : Penyuluhan disesuaikan dengan buku KIA atau
materi yang dibutuhkan pada saat itu.
12) Keadaan bayi : Diisi salah satu; sehat / sakit / meninggal termasuk
risti komplikasi
13) Keadaan Ibu : Diisi salah satu; sehat / sakit / meninggal
termasuk juga bila ibu mengalami komplikasi
14) Pemeriksa/paraf : Diisi nama dan paraf petugas yang
melakukan pemeriksaan pada saat itu

11
12
Gambar 2.2.1 Kartu Ibu

2.2 Kartu Anak

1. Pengertian Kartu Identitas Anak


Kartu Identitas Anak atau disingkat KIA adalah identitas resmi anak
sebagai bukti diri anak yang berusia kurang ari 17 tahun dan belum
menikah yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/ Kota.Pengertian KIA tersebut dapat diuraikan sebagai, KIA
merupakan bukti identitas bagi anak yang diakui secara nasional, KIA
diberikan kepada anak yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum
menikah termasuk anak yang baru dilahirkan, KIA diterbitkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/ Kota.
2. Tujuan dan Manfaat Kartu Identitas Anak
Anak adalah subyek hukum yang lemah, itulah pendapat dari beberapa
ahli dalam menggambarkan kondisi anak, karena posisi anak yang lemah
maka dia berhak untuk mendapatkan perlindungan dan pemenuhan atas
hak-haknya.Sebagai wujud dari upaya perlindungan hak atas identitas
anak maka kebijakan KIA yang diperintahkan oleh Menteri Dalam Negeri

13
bertujuan untuk meningkatkan pendataan, perlindungan dan pelayanan
publik serta sebagai upaya memberikan perlindungan dan pemenuhan hak
konstitusional warga negar,tujuan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pendataan
Setiap kelahiran dan kematian adalah peristiwa penting untuk
dicatatkan dan dilaporkan kepada instansi terkait. Laporan dan
pencatatan ini berfungsi sebagai bukti otentik bagi yang bersangkutan
ataupun orang lain, ataupun pihak ketiga yang berkepentingan. Dalam
hal kelahiran anak, melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
setiap kelahiran anak harus dilaporkan dan didaftarkan agar
mendapatkan akta kelahiran, hal ini karena peristiwa kelahiran adalah
peristiwa kependudukan yang akan membawa perubahan pada status
anak dan/ atau orang tua anak tersebut Proses pelaporan, pencatatan,
dan pendaftaran atas semua pristiwa tersebut adalah bagian dari proses
administrasi kependudukan, yaitu Administrasi Kependudukan adalah
rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan
dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk,
Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan
serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain .
b. Perlindungan Anak
Definsi perlindungan anak dijelaskan dalam Pasal 1 Angka 1
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, danberpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat.Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya aar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, sera mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi. Hal ini demi terwujudnya anak Indonesia yang

14
berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Upaya perlindungan anak
harus dilaksanakan sedini mungkin bahkan sejak anak dalam
kandungan sampai anak dikategorikan dewasa.
Lebih lanjut Barda Nawawi Arif menjelaskan bahwa perlindungan
pada anak meliputi perlindungan anak dalam hal hak asasi dan
kebebasannya, perlindungan dalam proses peradilan, perlindungan
dalam kesejahteraan anak termasuk pendidikan, perlindungan dalam
penahanan dan perampasan kemerdekaan, perlindungan dari segala
bentuk eksploitasi anak, perlindungan anak jalanan, perlindungan anak
dari dampak peperangan, dan perlindungan terhadap segala bentuk
kekerasan pada anak.
Selain perlindungan yang dikemukakan oleh Barda Nawawi,
perlindungan yang paling penting dalam kebijakan KIA ini adalah
perlindungan terhadap hak anak atas identitas diri yang harus
didapatkan anak sejak ia dilahirkan. Pengakuan dan perlindungan
terhadap identitas anak sangat penting untuk mencegah segala bentuk
perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan anak, termasuk seperti
yang dikemukakan oleh Barda Nawawi Areif untuk mencegah anak
untuk dieksploitasi.
c. Pelayanan Publik
Definisi mengenai pelayanan publik adalah sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
pada suatu produk secara fisik.Pelayanan Publik menurut Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pelayanan publik dikelompokan
menjadi tiga jenis berdasarkan ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk
pelayanan yang dihasilkan, yaitu:

15
1) Pelayanan Administratif, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh
unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan
keputusan, dokumentasi, dan kegiatan usaha lainnya yang secara
keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen,
misalnya sertifikat, pelayanan administrasi kependudukan berupa;
Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran, Akta Kematian,
dan lain sebagainya.
2) Jenis Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolaha bahan
berupa wujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya
kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individu) dalam
suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan pelayanan barang
tersebut menghasilkan produk akhir berwujud benda atau yang
dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung
bagi penggunanya. Misalnya pelayanan perpustakaan, pelayanan
buku melalui toko buku yang terafiliasi, dan lain sebagainya.
3) Jenis pelayanan jasa, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya.
Pengoprasiannya berdasarkan suatu sistem pengoprasian tertentu
dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan
manfaat bagi penerimannya secara langsung dan habis pakai dalam
jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan perbankan, pelayanan
kesehatan, dan jenis pelayanan berupa jasa lainnya
3. Langkah Pembuatan Kartu Anak
a. Fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukkan kutipan akta
kelahiran aslinya.
b. Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/wali
c. KTP asli kedua orangtua/wali.

Sedangkan, bagi anak WNI yang telah berusia 5 tahun dan saat ini
belum memiliki KIA maka proses pengurusannya juga harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut.

16
a. Fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukkan kutipan akta
kelahiran aslinya.
b. Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/wali
c. KTP asli kedua orangtua/wali
d. Pas foto Anak berwarna ukuran 2×3 sebanyak dua lembar.

Selain WNI, ada juga kasus jika misalnya ada anak warga negara asing
yang tinggal di Indonesia, namun ingin mendapatkan KIA, maka syarat
yang harus dipenuhi, diantaranya:

a. Fotokopi paspor dan izin tinggal tetap


b. Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/wali.
c. KTP elektronik asli kedua orangtua.

2.3 KMS Balita

1. Pengertian KMS Balita


Kartu Menuju Sehat (KMS) balita adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin. Gangguan
pertumbuhan baik risiko kekurangan maupun kelebihan gizi dapat
diketahui lebih dini dengan KMS, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum terjadinya masalah gizi
yang lebih berat (Endang, dkk, 2021).
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS
juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat
kesehatan dan gizi) balita.
Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita
dilakukan dengan timbangan bersahaja (dacin) yang dicatat dalam suatu
sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju Sehat “ (KMS). Hambatan
kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera
terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat

17
dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang
menderita hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat
dalam jangka waktu periodik (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh
apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan
penanggulangannya secepat mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat
secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya
dilakukan di Posyandu (Pos Pelayanan terpadu).
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan program perbaikan gizi,
perlu dilakukan penyesuaian istilah status gizi (BB/U, BB/PB atau BB/TB)
serta penetapan batas risiko, maka pada tanggal 8 Januari 2020
diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 Tahun
2020 tentang Standar Antropometri Anak. Sebagai tindak lanjut dari
Permenkes tersebut maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa
pedoman terkait pemantauan pertumbuhan dan penilaian status gizi, salah
satu diantaranya adalah Kartu Menuju Sehat (KMS) dalam Buku KIA
(Endang, dkk, 2021).
Pada tahun 2020 KMS balita tetap menggunakan kurva pertumbuhan
berdasarkan Standar Pertumbuhan Anak WHO 2006. Namun mengalami
perubahan pada garis kurva pertumbuhan untuk menentukan risiko gizi
lebih dan gizi kurang sebagai upaya dalam rangka deteksi dini gizi lebih
dan obesitas serta deteksi dini stunting. Terdapat garis kurva berwarna
oranye sebagai garis rujukan untuk menentukan risiko berat badan lebih
dan garis berwarna merah sebagai garis rujukan untuk menentukan risiko
gizi kurang (Endang, dkk, 2021).

2. Tujuan Penggunaan KMS Balita


Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.
Khusus :
a. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat
pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.

18
b. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan –
tindakan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
balita yang optimal.
c. Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi kepada balita.

3. Fungsi dan Kegunaan KMS Balita

a. Fungsi KMS
Fungsi utama KMS ada 3, yaitu:
1) Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan balita. Pada KMS
dicantumkan grafik pertumbuhan normal balita, yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah seorang balita tumbuh
normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat
badan balita mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya
balita tumbuh baik, kecil risiko balita untuk mengalami gangguan
pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai
dengan grafik pertumbuhan, balita kemungkinan berisiko
mengalami gangguan pertumbuhan.
2) Sebagai catatan pelayanan kesehatan balita terutama penimbangan
berat badan, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan,
kejadian sakit, dll.
3) Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan
gizi misalnya untuk menimbang anak secara rutin dan merujuk ke
tenaga kesehatan jika berat badan tidak naik, berada dibawah garis
merah dan di atas garis oranye (Endang, dkk, 2021).

b. Kegunaan KMS

1) Bagi balita Sebagai alat deteksi dini gangguan pertumbuhan balita


untuk menapis dan mencegah terjadinya masalah gizi sejak dini.

2) Bagi orang tua balita Dengan menimbang balita setiap bulan di


Posyandu atau fasilitas penimbangan lainnya, orang tua dapat
mengetahui status pertumbuhan anaknya. Apabila ada indikasi
gangguan pertumbuhan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi

19
(berat badan di atas garis oranye), orang tua balita dapat melakukan
konsultasi kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan tindakan
perbaikan sesuai anjuran, seperti memberikan makan bergizi
seimbang dan aman, mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan saran-saran lainnya.

3) Bagi kader kesehatan KMS digunakan kader kesehatan untuk


mencatat berat badan balita, melakukan ploting dan menilai hasil
penimbangan. Kader dapat memberikan penyuluhan tentang
asuhan dan pemberian makanan balita. Bila berat badan balita tidak
naik atau di bawah garis merah atau di atas garis oranye, kader
melaporkan ke tenaga kesehatan terdekat, agar balita mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut. KMS juga digunakan kader untuk
memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik dan
mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada
bulan berikutnya.

4) Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan dapat menganalisis status


pertumbuhan balita menggunakan KMS untuk kemudian
melakukan tindak lanjut yang diperlukan. Selain itu tenaga
kesehatan juga dapat mengetahui riwayat pemberian ASI eksklusif.
Bila anak tidak mendapatkan ASI maka petugas harus memberikan
konseling sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu (Endang,
dkk, 2021).

4. LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS


Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut:
a. Memilih KMS sesuai jenis kelamin balita. KMS untuk Anak Laki-Laki
berwarna biru dan KMS untuk Anak Perempuan berwarna merah
muda.
b. Memastikan identitas balita sesuai dengan identitas pada halaman
depan Buku KIA. Pastikan KMS diisi sesuai dengan identitas balita
yang ditimbang pada halaman identitas pada buku KIA, dengan
menyesuaikan nama ibunya.

20
c. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
1) Tulis tanggal, bulan dan tahun lahir anak pada kolom bulan
penimbangan di bawah umur 0 bulan. Apabila anak tidak diketahui
tanggal kelahirannya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut.
2) Tulis kolom bulan berikutnya dengan tanggal penimbangan
(tanggal hari penimbangan, bulan, tahun) secara berurutan.

Contoh : Aida lahir pada tanggal 10 Februari 2019


3) Tulis semua kolom berikutnya secara berurutan.
4) Tulis bulan dan tahun saat penimbangan pada kolom sesuai
umurnya. (tanggal diisi pada saat hari penimbangan Posyandu)

21
Contoh: Penimbangan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2019.
Bila Ibu/pengasuh mengatakan anak baru saja berulang tahun yang
pertama bulan lalu, berarti umur anak saat ini 13 bulan. Tulis 5
Agustus 2019 dibawah umur 13 bulan
Usahakan tanggal penimbangan setiap bulannya tetap/ajek, agar
didapatkan interpretasi yang sama (Endang, dkk, 2021).
d. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
1) Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan.

2) Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika
bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan
bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.

22
Contoh: Data penimbangan berat badan Aida adalah sebagai
berikut:
a) Bulan Oktober 2019, berat badan Aida 6,2 kg.
b) Bulan November 2019, berat badan Aida 6,3 kg.
c) Bulan Desember 2019, berat badan Aida 7,4 kg
d) Bulan Januari 2020, Aida tidak datang ke Posyandu.
e) Bulan Februari 2020, berat badan Aida 9,2 kg.
f) Bulan Maret 2020, berat badan Aida 10,2 kg.
g) Bulan April 2020, berat badan Aida 10,2 kg.
h) Bulan Mei 2020, berat badan Aida 9,7 kg

Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan


tidak dapat dihubungkan.

e. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

23
Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak. Catatan dapat
ditulis langsung di KMS seperti contoh di samping atau dicatat di
tempat lain. Contoh:

1) Pada penimbangan di bulan November 2019 anak tidak nafsu


makan.

2) Saat ke Posyandu di bulan April 2020, anak sedang mengalami


demam.

3) Penimbangan selanjutnya di bulan Mei 2020 anak sedang diare.


f. Menentukan status pertumbuhan anak Status pertumbuhan anak dapat
diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya,
atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan
dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Penilaian status
pertumbuhan anak tetap diutamakan berdasarkan kurva pertumbuhan
anak, KBM digunakan bila ada keraguan menginterpretasikan arah
kurva pertumbuhan (Endang, dkk, 2021).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah sebagai berikut:
Naik (N) Tidak Naik (T)
Grafik BB mengikuti garis Grafik BB mendatar atau menurun
pertumbuhan atau Kenaikan BB memotong garis pertumbuhan
sama dengan KBM (Kenaikan BB dibawahnya atau Kenaikan BB
minimal) atau lebih kurang dari KBM

24
Contoh di samping menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan
grafik pertumbuhan anak dalam KMS:
1) TIDAK NAIK (T), grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan dibawahnya; kenaikan berat badan <KBM (<300 g)
2) NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di
atasnya; kenaikan berat badan >KBM (>300 g)
3) NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di
atasnya; kenaikan berat badan >KBM (>200 g)
4) TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat
badan <KBM (<200 g)
5) TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; kenaikan berat
badan <KBM (<200 g)
g. Mengisi kolom Pemberian ASI Eksklusif Beri tanda (√) bila pada
bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan
minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan
bulan berikutnya diisi dengan tanda (-).

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk


memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih
rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak
berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan
berat badan lebih besar dari rata-rata anak seumurnya merupakan
indikasi risiko kelebihan gizi. Untuk itulah orangtua/pengasuh perlu
memonitor berat badan anak setiap bulan, untuk memastikan anak
tumbuh baik dan sehat (Endang, dkk, 2021).

25
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai dengan kelahiran. Kartu Ibu ini
digunakan untuk mencatat hasil pelayanan Antenatal Care (ANC) pada
setiap ibu hamil.
2. Kartu Identitas Anak atau disingkat KIA adalah identitas resmi anak
sebagai bukti diri anak yang berusia kurang ari 17 tahun dan belum
menikah yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/ Kota.Pengertian KIA tersebut. Tujuannya sebagai wujud dari
upaya perlindungan hak atas identitas anak maka kebijakan KIA yang
diperintahkan oleh Menteri Dalam Negeri bertujuan untuk meningkatkan
pendataan, perlindungan dan pelayanan publik serta sebagai upaya
memberikan perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga
negara.
3. Kartu Menuju Sehat (KMS) balita adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin. Tujuan KMS balita
untuk mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa calon bidan ataupun
bidan dapat memahami dan melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang
tepat dan benar terhadap kesehatan ibu dan anak terutama pada pencatatan dan
pelaporan kartu ibu, kartu anak dan KMS Balita

26
DAFTAR PUSTAKA

Endang, dkk, 2021. Petunjuk Teknis Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Balita. Jakarta: Kemenkes RI.

Fitriyani, Nina Z, dkk. 2018. Jurnal Studi:Studi Deskriptif Pencatatan Dan


Pemanfaatan Kartu Ibu Oleh Bidan Di Kabupaten Pekalongan.
Pekalongan:STIKES Muhammadiyah PekajanganPekalongan

Muslihatun, W. 2018. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta; Nuha Medika.

27

Anda mungkin juga menyukai