Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

“HUKUM OHM”

Mata Kuliah : PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN


DOSEN : SARTIKA ANORI, S.Pd., M. Pd.
SEKSI : 202110760111

NAMA : TIARA FADHILA YOSIANA


NIM: 21076074

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
TEORI PENDUKUNG

1. Hukum Ohm
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika Jerman, George Simon Ohm menemukan
hubungan antar arus listrik (I) yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan
yang di pasang dalam rangkaian (V).
Hukum ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu
tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Hukum menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematis
hal ini dirumuskan sebagai berikut :
V=IxR
Dimana :
V = tegangan (Volt)
I = Kuat arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Salah satu
cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.

2. Tegangan dan Arus Rangkaian Seri dan Paralel


Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel tegangan pada setiap tahanan besarnya sama dan arus setiap
tahanan berbeda.
Sehingga :
IT = E / RAB
VAB = IT x RAB

Rangkaian Seri

Pada rangkaian seri arus pada setiap tahanan besarnya sama dan tegangan setiap
tahanan berbeda.
Sehingga :
IT = E / RAC
VAB = IT x RAB dan VBC = IT x RAB atau
VAB = R1 / (R1+ R2) x E
VBC = R2 / (R1+ R2) x E
ALAT DAN BAHAN

1. Multitester
2. Milliampere
3. Tahanan
R1 = 100Ω R5 = 150Ω
R2 = 330Ω R6 = 220Ω
R3 = 470Ω R7 = 47Ω
R4 = 1KΩ
4. Sumber tegangan DC 6 Volt
5. Papan rangkaian
6. Kabel penghubung
GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5
PETUNJUK KERJA

1. Ukur tegangan batteray (E) dan catat pada tabel pengukuran.

2. Buat rangkaian seperti Gambar, pemasangan harus teliti (positif dan negatif) kabel
merah (+) dan hitam (-).
• Gambar 1
• Gambar 2

• Gambar 3
• Gambar 4

• Gambar 5
3. Baca nilai arus total yang di tunjukkan oleh Milliampere dan catat pada tabel
pengukuran.
• Gambar 1

• Gambar 2
• Gambar 3

• Gambar 4
• Gambar 5

4. Ukur tegangan pada masing-masing titik pengukuran sambil memperhatikan tabel


pengukuran.
• Gambar 1 (VAB) batas ukur x10
• Gambar 1 (VBC) batas ukur x10

• Gambar 2 (VAB) batas ukur x10


• Gambar 3 (VAB) batas ukur x10

• Gambar 3 (VBC) batas ukur x10


• Gambar 4 (VAB) batas ukur x2,5

• Gambar 4 (VBC) batas ukur x10


• Gambar 4 (VCD) batas ukur x10

• Gambar 4 (VAD) batas ukur x10


• Gambar 5(VAB) batas ukur x10

• Gambar 5 (VBC) batas ukur x10


• Gambar 5 (VCD) batas ukur x10

• Gambar 5 (VBD) batas ukur x10


TABEL PENGUKURAN

No Rangkaian E Tegangan Arus Total


VAB = 1,2 V
1. Gambar 1 E = 5,8 V IT = 10 mA
VBC = 4,4 V
2. Gambar 2 E = 5,8 V VAB = 5,4 V IT = 75 mA
VAB = 1,6 V
3. Gambar 3 E = 5,8 V IT = 12 mA
VBC = 4,6 V
VAB = 0,7 V
VBC = 4,2 V
4. Gambar 4 E = 5,8V IT = 21 mA
VCD = 5,7 V
VAD = 1,7 V
VAB = 3,4 V
VBC = 1,8 V
5. Gambar 5 E = 5,8 V IT = 28 mA
VCD = 0,7 V
VBD = 2,4 V

Anda mungkin juga menyukai