Anda di halaman 1dari 14

S A T U A N A C A R A P E N Y U L U H A N ( S AP )

PENATALAKSANAN PATAH TULANG

Disusun Oleh :
KELOMPOK 12

Wilujeng Budi Astuti


Fathorrasit
Fidia Siska
Ike Nurul Aini
Joko Cahyono

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Penyuluhan tentang penanganan patah tulang di ruang Bougenvile OUBK RSUD dr
Mohammad saleh Kota Probolinggo

Disusun Oleh :
Kelompok 12
Wilujeng Budi Astuti
Fathorrasit
Fidia Siska
Ike Nurul Aini
Joko Cahyono

Mahasiswa Profesi Ners disahkan sebagai bukti lapoan praktek klinik di ruang Bougenvile
RSUD dr. Mohammad Saleh Kota Probolinggo pada tanggal 8 November 2021 sampai 20
November 2021.
Mengetahui,
Ketua Kelompok

Wilujeng Budi Astuti


Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Medikal bedah


Topik : Patah Tulang
Sub topik : Penanganan Awal Patah Tulang
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang Bougenvile RSUD dr. Mohammad saleh Kota
probolinggo
Tempat : Lobby Ruang Bougenvile RSUD dr. Mohammad saleh Kota
probolinggo
Hari/Tanggal : Kamis, 18 November 2021
Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, keluarga klien dapat menyebutkan pengertian tanda-
tanda dan penanganan patah tulang
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien dapat :

1. Menyebutkan pengertian Patah Tulang

2. Menyebutkan Penyebab Patah Tulang

3. Menyebutkan Tanda dan gejala Patah Tulang


4. Menyebutkan Penatalakanaan pada Patah Tulang
III. SASARAN
Keluarga Pasien di Ruang Bougenvile RSUD dr. Mohammad saleh Kota probolinggo
± 10 orang
IV. MATERI (Terlampir)
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
 Flip Chart
 Leaflet
I. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur
• Peserta hadir ditempat penyuluhan
• Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Lobby Ruang Bougenvile RSUD dr.
Mohammad saleh Kota probolinggo
• Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya Evaluasi
Proses
• Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
• Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
• Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar Evaluasi
Hasil
• Keluarga Pasien Ruang Bougenvile RSUD dr. Mohammad saleh Kota probolinggo
mengetahui tentang Patah Tulang

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


PESERTA
1. 3 Pembukaan :

menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan  Memperhatikan
 Menanyakan sekilas tentang
pengetahuan keluarga Pasien
mengenai Patah Tulang
2. 15 Pelaksanaan :

menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan


Patah Tulang
 Menjelaskan tentang penyebab
 Memperhatikan
Patah Tulang
 Menjelaskan tentang tanda dan  Memperhatika
gejala Patah Tulang
 Menjelaskan tentang
 Memperhatikan
penatalaksanaan Patah Tulang
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan
peserta untuk bertanya menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3. 10 Evaluasi :

menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab


tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada ibu yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 Terminasi :

menit  Menyimpulkan materi yang telah  Mendengarkan


disampaikan
 Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta.  Menjawab salam

 Mengucapkan salam penutup

VIII. PENGORGANISASIAN

Moderator :
Notulen :
Pembicara :

Operator :
Observer :

Absensi :

Leaflet :

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Patah Tulang Tebuk
 Patah tulang adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan
yang disebabkan oleh kekerasaan (E. Oerswari, 1989).
 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
 Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang
bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dengan dunia luar.
B. Penyebab Patah Tulang Terbuka
a. Trauma:
Di dalam : penyebab ruda paksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
Di luar : fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
b. Patologis ( penyakit pada tulang )
c. Degenerasi spontan.
B. Macam- Macam Patah Tulang Terbuka
Patah Tulang Terbuka , bila terdapat hubungan antara fragemen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat,
yaitu :
1) Derajat I
- luka kurang dari 1 cm
- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk.
- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.
- Kontaminasi ringan.
2) Derajat II
- Laserasi lebih dari 1 cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse
- Fraktur komuniti sedang.

3) Derajat III

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.
D. Tanda Dan Gejala
1. Deformitas daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subcutaneous
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
10. Krepitasi

E. Penatalaksaan Fraktur
1. Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada
masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu
tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di
RS, mengingat golden period 1- 6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi
semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan
lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada
jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
2. Penatalaksanaan Kedaruratan
Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari
adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila
dicurigai adanya fraktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara
sebelum pasien dipindahkan.
Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum
dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat
patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan
tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih
lanjut.
Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan
menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang
memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen
tulang. Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan
bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang
panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai
bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas
yang cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau

lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera
harus dikaji untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer.
Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah
kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan sekali-kali melakukan
reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah
bidai sesuai yang diterangkan di atas.
Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pakaian
dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi
cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. Ektremitas sebisa
mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

F. Komplikasi
o Perdarahan, syok septik, kematian
o Tetanus
o Gangren
o Kekakuan sendi
o Perdarahan sekunder
o Osteomielitis kronik

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Patah Tulang


1. Faktor yang mempercepat peyembuhan
 Mengurangi pergerakan pada daerah yang mengalami patah tulang
 Sambungan luka tertata dengan baik
 Asupan darah yang memadai
 Nutrisi yang baik
 Hormon-hormon pertumbuhan
2. Faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan
 Kehilangan tulang
 Gerakan pada bagian yang patah tulang terus menerus
 Rongga atau ada jaringan dianta tulang yang patah
 Keganasan lokal
 Infeksi
 Penyakit tulang
 Usia
DAFTAR PUSTAKA

PRICE, Syilvia Anderson, 1995, Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, EGC
Jakarta
Corwin, Elizabeth J, 2000, Buku saku patofisiologi, EGC Jakarta
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaandan perwatan pasien, EGC Jakarta

ILMU KESEHATAN PATAH TULANG


PATAH PROFESI NERS STIKES A. Pengertian
HAFSHAWATY
TULAN PESANTREN ZAINUL
Patah tulang (Fraktur)
adalah terputusnya keutuhan
HASAN PROBOLINGGO
G jaringan tulang.
1. Fraktur tertutup ( closed ),
TAHUN 2021
bila tulang yang patah tidak
terdapat hubungan dengan
dengan dunia luar.
2. Fraktur terbuka
( open/compound ), bila
tulang berhubungan dengan
dunia luar karena adanya

Oleh :

MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI
perlukaan.
B. TANDA DAN
GEJALA C. TINDAKAN
SEBELUM KE RS
1. Bentuk Organ yang
1. Jangan sampai terjadi
patah terlihat aneh
pergerakan
2. Bagian yang patah
2. Jika patah tulang
menjadi tidak stabil
menembus kulit,
3. Bunyi seperti batu yang
maka di tutup dengan
di geser
pembalut bersih
4. Nyeri
3. Segera bawa ke Rumah
5. Ada Riwayat trauma
Sakit
dan kecelakaan
D. Faktor-faktor yang yang patah tulang E. Tindakan saat di
mempengaruhi terus menerus
Patah Tulang
1. Faktor yang  Rongga atau ada

mempercepat jaringan dianta

peyembuhan tulang yang patah

 Mengurangi  Keganasan lokal


pergerakan pada  Infeksi
daerah yang  Penyakit tulang
mengalami patah  Usia
tulang
 Sambungan luka tertata Pulang dari Rumah
dengan baik Sakit
 Asupan darah yang 1. Untuk Pemasangan gips
memadai  Kontrol ke poli
 Nutrisi yang baik bedah
2. Faktor-faktor
yang
memperlambat
penyembuhan
 Kehilangan tulang
 Gerakan pada bagian
 Segera kembali F. Akibat
ke instalasi rawat Penanganan yang
Tidak Benar
darurat bila 1. Tulang tidak
timbul kebiruan tersambung
dan dingin, 2. infeksi pada tulang
kesemutan hebat, yang terbuka
bengkak dan 3. sambungan pada
nyeri pada organ posisi yang tidak
yang dipasang benar
gips
2.Untuk Operasi
 Kontrol ke Poli
bedah
 Segera kembali
ke IRD atau
puskesmas
terdekat bila ada
keluhan nyeri
seperti
perdarahan yang
hebat

Anda mungkin juga menyukai