Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Wilujeng Budi Astuti
Fathorrasit
Fidia Siska
Ike Nurul Aini
Joko Cahyono
Mahasiswa Profesi Ners disahkan sebagai bukti lapoan praktek klinik di ruang Bougenvile
RSUD dr. Mohammad Saleh Kota Probolinggo pada tanggal 8 November 2021 sampai 20
November 2021.
Mengetahui,
Ketua Kelompok
Pada akhir proses penyuluhan, keluarga klien dapat menyebutkan pengertian tanda-
tanda dan penanganan patah tulang
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
VIII. PENGORGANISASIAN
Moderator :
Notulen :
Pembicara :
Operator :
Observer :
Absensi :
Leaflet :
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Patah Tulang Tebuk
Patah tulang adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan
yang disebabkan oleh kekerasaan (E. Oerswari, 1989).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang
bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dengan dunia luar.
B. Penyebab Patah Tulang Terbuka
a. Trauma:
Di dalam : penyebab ruda paksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
Di luar : fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
b. Patologis ( penyakit pada tulang )
c. Degenerasi spontan.
B. Macam- Macam Patah Tulang Terbuka
Patah Tulang Terbuka , bila terdapat hubungan antara fragemen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat,
yaitu :
1) Derajat I
- luka kurang dari 1 cm
- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk.
- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.
- Kontaminasi ringan.
2) Derajat II
- Laserasi lebih dari 1 cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse
- Fraktur komuniti sedang.
3) Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.
D. Tanda Dan Gejala
1. Deformitas daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subcutaneous
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
10. Krepitasi
E. Penatalaksaan Fraktur
1. Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada
masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu
tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di
RS, mengingat golden period 1- 6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi
semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan
lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada
jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
2. Penatalaksanaan Kedaruratan
Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari
adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila
dicurigai adanya fraktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara
sebelum pasien dipindahkan.
Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum
dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat
patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan
tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih
lanjut.
Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan
menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang
memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen
tulang. Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan
bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang
panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai
bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas
yang cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau
lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera
harus dikaji untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer.
Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah
kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan sekali-kali melakukan
reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah
bidai sesuai yang diterangkan di atas.
Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pakaian
dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi
cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. Ektremitas sebisa
mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
F. Komplikasi
o Perdarahan, syok septik, kematian
o Tetanus
o Gangren
o Kekakuan sendi
o Perdarahan sekunder
o Osteomielitis kronik
PRICE, Syilvia Anderson, 1995, Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, EGC
Jakarta
Corwin, Elizabeth J, 2000, Buku saku patofisiologi, EGC Jakarta
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaandan perwatan pasien, EGC Jakarta
Oleh :
MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI
perlukaan.
B. TANDA DAN
GEJALA C. TINDAKAN
SEBELUM KE RS
1. Bentuk Organ yang
1. Jangan sampai terjadi
patah terlihat aneh
pergerakan
2. Bagian yang patah
2. Jika patah tulang
menjadi tidak stabil
menembus kulit,
3. Bunyi seperti batu yang
maka di tutup dengan
di geser
pembalut bersih
4. Nyeri
3. Segera bawa ke Rumah
5. Ada Riwayat trauma
Sakit
dan kecelakaan
D. Faktor-faktor yang yang patah tulang E. Tindakan saat di
mempengaruhi terus menerus
Patah Tulang
1. Faktor yang Rongga atau ada