Disusun Oleh:
M Azzam Solakhudin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu kemampuan matematika yang perlu dicapai oleh siswa adalah
kemampuan pemahaman matematis. Kemampuan ini adalah kemampuan
matematika yang paling mendasar sebagai fondasi dalam mencapai
kemampuan matematika yang lebih tinggi. Kemampuan matematis
menurut KTSP adalah kemampuan untuk memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara fleksibel, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah.
1
Adapun salah satu materi ajar matematika yang penting untuk dipahami
oleh siswa adalah bentuk akar, pangkat, dan logaritma pada jenjang
Sekolah Menengah ke Atas kelas X. Kemampuan pemahaman matematis
yang terdiri dari kemampuan conseptual understanding dan fluengcy,
diperlukan untuk menguasai materi ajar yang memuat banyak rumus ini
supaya siswa dapat memahami konsep-konsep dalam materi tersebut,
serta terampil menggunakan berbagai prosedur di dalamnya secara
fleksibel, akurat, efesien, dan tepat.
Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang sifat-sifat dan aturan
tentang pangkat rasional, bentuk akar, dan logaritma secara terperinci
guna membantu memahami materi ajar tersebut sehingga memiliki
kemampuan matematis yang lebih tinggi.
B. Rumusan masalah
Apa saja sifat-sifat dan aturan tentang pangkat, akar, dan logaritma?
C. Tujuan pembahasan
Dapat mengetahui dan menggunakan sifat-sifat dan aturan tentang
pangkat, akar, dan logaritma dalam pemecahan masalah. Serta melakukan
manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan
pangkat, akar, dan logaritma.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai contoh :
2
Perkalian berulang 2 x 2 x 2 ditulis secara ringkas dengan notasi bilangan
berpangkat atau notasi eksponen sebagai 23. Jadi, 2 x 2 x 2 = 23.
Jika a adalah bilangan real ( a € R ) dan n adalah bilangan bulat positif lebih
dari 1, maka a pangkat n (ditulis an) adalah perkalian n buah bilangan a.
Jika dua buah bilangan berpangkat atau lebih yang memiliki bilangan
pokok yang sama dikalikan maka pangkatnya haruslah dijumlahkan.
Contoh:
Bentuk umumnya:
Jika a bilangan riil dan m, n bilangan bulat positif, maka
m n (m +n)
a × a =a 3
Sifat 2 (Pembagian bilangan berpangkat)
Contoh:
56 ÷ 54=5(6−4 )=52
Bentuk umumnya:
Contoh:
Bentuk umumnya:
4
Sifat 4 (Perpangkatan pada perkalian bilangan)
Contoh;
( xy )5=x 5 . y 5
Bentuk umumnya:
(ab)m =am . am
Contoh:
1 2 1 1 1 12
()
6
= × = = 2
6 6 36 6
Bentuk umumnya:
a m am
()
b
= m
b
dengan b≠ 0
5
Pada Sifat 2 kita ketahui bahwa a m ÷ a n=am −n. Itu hanya mempunyai arti,
jika m > n. Sekarang kita perhatikan bentuk berikut.
a3 a × a ×a 1 a3 3 5 (3−5) −2
= = ; sedangkan =a ÷ a =a =a
a5 a ×a × a ×a × a a2 a5
1
Jadi, bentuk 2
=a−2 (bentuk pangkat bulat negatif).
a
Bentuk umumnya:
2. Pangkat Nol
Jika Sifat 2, a m ÷ a n=am +n diperluas untuk m = n, diperoleh
n n an a× a ×… × a
a n ÷ an =an−n =a0. Karena, a ÷ a = = =1
an a× a ×… × a
Maka, a 0=1
Bentuk umumnya
C. Bentuk Akar
a
adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan a dan
b
6
b bilangan bulat dan b ≠ 0 dan dapat juga dinyatakan dalam bentuk
desimal berulang. Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang
a
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan ,a dan b bilangan bulat
b
dengan b ≠ 0 ,atau merupakan desimal tidak berulang.
√ 3=1,732050808
√ 4=2
Jadi, bentuk akar merupakan akar dari suatu bilangan rill positif yang
hasilnya bukan merupakan bilangan rasional. `
√ 8 x3 =√ 4 × 2× x2 × x= √4 . √ x 2 . √ 2 x =2 x √2 x , x ≥0
7
4. Operasi Aljabar Bentuk Akar
operasi aljabar pada penjumlahan (+) dan pengurangan ( −¿), yang dapat
dijumlahkan dan dikurangkan adalah bentuk-bentuk yang sejenis
misalnya:
2a + 3a = (2+3)a = 5a
5b – 2b = (5-2) b = 3b
Hal ini juga berlaku untuk bentuk akar, hanya bentuk akar-akar yang
sejenis yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh:
Sederhanakan bentuk berikut!
Bentuk umum:
1. b √ a+ c √ a=( b+c ) √ a
2. b √ a−c √a=( b−c ) √ a
b. Perkalian Bentuk Akar
Jika a, b bilangan riil dan a ≥ 0 , b ≥ 0 , maka berlaku sifat sebagai berikut:
1. √ a . √ a=√ a2 =a
2. √ a2 . √ b=a √ b
8
3. √ a . √ b=√ a × b
a
a. Merasionalkan Penyebut Bentuk dengan b¿ 0
√b
a
berbentuk akar. Bentuk memiliki penyebut √ b yang berbentuk akar,
√b
sehingga haruslah dirasionalkan dengan cara pembilang dan penyebut
sama-sama dikalikan dengan √ b
Contoh:
1 √6
a. b.
√3 √7
Jawab:
1 1 3 1 6 6 7 1
a. = × √ = √3 b. √ = √ × √ = √ 42
√3 √ 3 √ 3 3 √7 √7 √7 7
a a
b. Merasionalkan Penyebut Bentuk dan
b+c √ d b−c √ d
a a
Cara merasionalkan penyebut dan adalah dengan
b+c √ d b−c √ d
mengalikan penyebut dan pembilang dengan sekawan dari penyebut,
dalam hal ini sekawan dari b+ c √ d adalah b−c √ d dan sekawan dari
b−c √ d adalah b+ c √ d .
a a b−c √ d a (b−c √ d )
= × =
b+c √ d b+ c √ d b−c √ d b 2−¿ ¿
a a b+ c √ d a(b +c √9 d ) ab+c √ d
= × = =
b−c √ d b−c √ d b+ c √ d b2−(c √ d)2 b2−dc2
E. Akar dari Bentuk Akar
Bentuk seperti √ 5+2 √6 merupakan bentuk akar di dalam akar. Bentuk ini
jika disederhanakan menjadi √ 3+ √ 2. Ada dua cara untuk
menyederhanakan bentuk tersebut.
1. Cara Penyetaraan
Kita misalkan hasilnya adalah √ a+ √ b dengan a> b, maka
√ 5+2 √6=√ a+ √b
2
( √ 5+2 √ 6 ) =( √ a+ √ b )2 (Kedua ruas dikuadratkan)
5+2 √ 6=a+2 √ ab+b
5+2 √ 6=( a+b ) +2 √ ab
( a−b )2=1
2. Cara Faktorisasi
2 2
√ 5+2 √6=√ 3+2 √ 6+2= √( √ 3 ) +2 √6 + ( √ 2 )
2
√
¿ ( √ 3+ √ 2 ) =√ 3+ √ 2
10
Sebelumnya kita sudah membahas tentang bilangan berpangkat bulat,
sekarang kita akan memperluas membahas bilangan berpangkat rasional,
yaitu pangkatnya berbentuk pecahan. Pada dasarnya bilangan berpangkat
pecahan merupakan bentuk lain dari bentuk akar, hubungannya dapat
dinyatakan sebagai berikut.
1
1. Pangkat Rasional Berbentuk a n
Bentuk umum:
Jika a adalah bilangan riil, dan n bilangan asli dengan n ≥ 2, maka
1
a =√n a .
n
a=a nx
Bentuk umum:
Jika a bilangan riil, m bilangan bulat, n bilangan asli dan n ≥ 2, √n a
m
bilangan rill dan √n a ≠ 0 , makaa n =√n am
√n am =a x
n
( √n a m ) =( a x ) n
a m=a nx
11
m=nx
m
x=
n
m
Jadi,a n = √n am
Maka diperoleh: −m m
n 1 1
a = m atau a n= ¿m
n n
a a
4. Sifat-Sifat Bilangan Pangkat Rasionl [Pecahan]
Sifat-sifat bilangan yang berlaku pada bilangan pangkat bulat (positif,
negtif, atau nol), juga berlaku pada pangkat rasional (pangkat pecahan).
Sifat-sifat adalah sebagai berikut.
a) a m × an=am +n d) ( a × b )m=am ×a m
m m
a a
b) a m ÷ a n=am −n ()
e) b = m
b
n −m 1
c) ( a m ) =amn f) a = m
a
G. Logaritma
12
adalah hasil dari perpangkatan. Hasil dari perpangkatan dapat ditentukan,
jika bilangan pokok dan pangkatnya diketahui. Sekarang bagaimana
kalau kita dihadapkan pada persoalan mencari pangkat jika diketahui
bilangan pokok dan perpangkatan, misalnya 2 x =8, maka berapakah nilai
x? Untuk menjawab persoalan tersebut ada salah satu cara dalam
matematika yang dapat kita gunakan yaitu logaritma disingkat dengan
log.
1. Pengertian Logaritma
2
n
Dalam matematika, 1=2 ⇒n=0 ditulis sebagai log 1=0
a
Log adalah notasi dari logritma. Bentuk log b dibaca sebagai
logaritma b dengan bilangan pokok a.
Secara umum:
a
log b=n ⇔a=bn
Dengan: a disebut bilangan pokok, a> 0 dan a ≠ 1
Contoh:
5
a) 52 = 25 b) log 625=4
Jawab: 13
5
a) 52 = 25 ⇔ log 25=2
2. Sifat-Sifat Loaritma
a
log b
a =b
Sifat 2
a a a
log bc= logb+ log c
Sifat 3
b a
a
log ()
c
= logb−a logc
Sifat 4
a
log b n=n. a log b
Sifat 5 (Mengubah bilangan pokok prima)
c
a log b
log b=c a> 0 , a≠ 1 , b>0 , c >0 , dan c ≠ 1.
log a untuk
Sifat 6
a a a 14
log b. log c= logc , untuk
a> 0 , a≠ 1 , b>0 , b ≠ 1, dan c >0
.
Sifat 7
3. Logaritma Bilangan Lebih dari 10
Nilai logaritma suatu bilangan yang lebih dari 10 dapat ditentukan
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1:
Nyatakan bilangan yang akan ditentukan nilai logaritma itu dalam notasi
Langkah 2:
Langkah 3:
15
Oleh karena 1≤a< 10 maka log a dapat dicari dari tabel logaritma.
Nilai log a yang diperoleh dari table logaritma tadi dijumlahkan dengan
n. Hasil penjumlahan itu merupakan nilai logaritma dari bilangan yang
dimaksudkan.
N 0 1 2 ...... 9
= 0,8293 + 1 = 1,8293
16
Nilai logaritma bilangan-bilangan antara 0 dan 1 dapat ditentukan dengan
menggunakan langkah-langkah yang sama seperti dalam hal menentukan
nilai logaritma bilangan-bilangan yang lebih dari 10.
Jawab:
Karena karakteristiknya 1 ( didapat dari log 101, maka bilangan itu adalah
3,981 x 101 = 39,81. Jadi, bilangan yang logaritmanya sama dengan 1,6
adalah 39,81
17
Untuk memahami logaritma untuk untuk mengalikan dan mambagi
bilangan-bilangan, simaklah beberapa contoh berikut.
a) kita misalkan x = 4,321 x 6,517, maka: b) kita misalkan x = 0,7418 : 9,835, maka:
b) xPemangkatan
= 28,16 dan Penarikan Akar Bilangan
Untuk memahami penggunaan logaritma untuk menghitung pemangkatan
dan penarikan akar suatu bilangan, simaklah beberapa contoh berikut.
Hitunglah.
84,3×0,345
a) (12,48)3 b) √ 3,64
Jawab:
84,3×0,345
a) misalkan x = (12,48)3
1
84 ,3×0,345
log x = 3 x log 12,48
( ) 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk akar merupakan akar dari suatu bilangan rill positif yang
hasilnya bukan merupakan bilangan rasional.
19
Pada dasarnya bilangan berpangkat merupakan bentuk lain dari
bentuk akar, hubungannya dapat dinyatakan sebagai pangkat
1 m
rasional berbentuk a n dan pangkat rasional berbentuk a n .
B. Saran
Disarankan agar murid memilki Kemampuan pemahaman
matematis yang terdiri dari kemampuan conseptual understanding
dan fluengcy, supaya pengetahuan mengenai konsep-konsep
tersebut lebih tertanam dalam pemikiran siswa.
DAFTAR PUSTAKA
20
21