FORMULASI HERBISIDA

(PERTEMUAN MINGGU KE 14)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
M
2020 R
 DEFINISI

FORMULASI HERBISIDA ADALAH BENTUK

HERBISIDA YANG DAPAT MEMPENGARUHI
DAYA LARUT, DAYA PENGUAPAN, DAYA
MERACUN PADA TANAMAN, DAN SIFAT-
SIFAT-SIFAT
LAINNYA
 FORMULASI DIPERUNTUKKAN AGAR:

• MEMUDAHKAN APLIKASI DI LAPANG

• MEMPERTINGGI DAYA BUNUH HERBISIDA
• MEMUDAHKAN BAGI KONSUMEN (AMAN,
MUDAH, DAN EKONOMIS) DALAM
PENGANGKUTAN
 MENAMBAH EFEKTIVITAS HERBISIDA

• SURFACTANT
• WETTING AGENT
• SPREADER ATAUPUN STICKER
 TERDAPAT 4 FORMULASI HERBISIDA

A. LARUTAN

• MERUPAKAN CAMPURAN HOMOGEN SECARA

FISIK DARI DUA BAHAN ATAU LEBIH
• MASING
MASING--MASING BAGIAN YANG TERCAMPUR
MASIH SEPERTI SEMULA NAMUN TIDAK DAPAT
TERLIHAT SECARA TERPISAH
LARUTAN

• BAHAN TERLARUT (SOLUTE)

• BAHAN YANG MELARUTKAN/PELARUT
(SOLVENT)
• BAHAN YANG DILARUTKAN SEYOGYANYA
DAPAT LARUT BAIK DALAM AIR (GARAM
AMINA DAN SODIUM DARI 2,4-
2,4-D, 2,4,5-
2,4,5-T,
MCPA) DAN DAPAT LARUT BAIK DALAM
MINYAK (FORMULASI ASAM-
ASAM-INDUK DAN
DNBP, PENTACHORO PHENOL, ESTER 2,4-2,4-
D)

• MOLEKUL BAHAN TERLARUT AKAN

BERDISOSIASI MENJADI ION-
ION-ION DALAM
LARUTAN. ION-
ION-ION TERSEBUT DAPAT
BERGABUNG DENGAN BEBAS DENGAN
ION LAIN DARI LARUTAN
B. EMULSI

• MERUPAKAN CAMPURAN YANG TIDAK

SERAGAM YANG TERSEBAR DALAM AIR
ATAU CAIRAN LAIN
• MASING
MASING--MASING BAHAN MASIH TETAP
PADA SIFAT ASLINYA
• EMULSI DAPAT TERJADI BILA CAIRAN
DIGABUNG DENGAN CAIRAN LAIN,
SEDANG MASING-
MASING-MASING BAHAN YANG
BERGABUNG TETAP SEPERTI SEMULA

• BILA TIDAK DIKOCOK MAKA DUA BAHAN

TERSEBUT AKAN TERPISAH. HERBISIDA
YANG LARUT DALAM MINYAK DICAMPUR
AIR (CONTOH: ESTER 2,4-
2,4-D, 2,4,5-
2,4,5-T, MCPA
DENGAN AIR)
• APABILA MINYAK DITAMBAHKAN DALAM
AIR DAN DIKOCOK, MINYAK (SEMENTARA)
AKAN BERCAMPUR SEBAGAI BUTIRAN
KECIL DALAM AIR. AIR YANG BERTINDAK
SEBAGAI BADAN YANG BERSAMBUNGAN
DISEBUT SEBAGAI FASE PERSAMBUNGAN
SEDANGKAN MINYAK YANG TIDAK
BERKESINAMBUNGAN (DISPERSI)
DISEBUT SEBAGAI FASE TAK
BERKESINAMBUNGAN. EMULSIFIKASI
PADA DASARNYA ADALAH FENOMENA
KEGIATAN PERMUKAAN
• EMULSI YANG MEMPUNYAI DUA BAGIAN
BAHAN YANG MUDAH PISAH PERLU
DITAMBAH BAHAN KETIGA YANG DISEBUT
EMULSIFYING AGENT AGAR EMULSI
TETAP SEBAGAI EMULSI. HERBISIDA
EMULSI SERING DALAM BENTUK MINYAK
DALAM AIR YANG VISKOSITASNYA
MENYERUPAI AIR, NAMUN DENGAN
PENAMPILAN SEPERTI SUSU
• STABILITAS EMULSI DITENTUKAN OLEH:

1. UKURAN PARTIKEL YANG BERBAUR

2. KEPADATAN RELATIF DUA CAIRAN
3. VISKOSITAS EMULSI
C. SUSPENSI (BUBUK YANG DIBASAHI)

• MERUPAKAN SUATU FORMULASI

HERBISIDA YANG SUKAR LARUT DALAM
AIR, MINYAK, MAUPUN PELARUT LAIN.
BENTUK TEPUNG DAPAT MEMBENTUK
SUSPENSI BILA DIDISPERSIKAN AIR,
MESKIPUN PERLU PENGADUKAN YANG
TETAP AGAR TIDAK MENGENDAP

• SUSPENSI INI TERDIRI DARI PARTIKEL

PEJAL YANG BERBAUR DALAM CAIRAN.
SUSPENSI SEPERTI INI DIPERUNTUKKAN
BAGI HERBISIDA YANG TIDAK DAPAT
DISIAPKAN SEBAGAI LARUTAN ATAU
EMULSI. PENAMBAHAN SURFACTANT
AKAN MEMANTAPKAN BENTUK SUSPENSI
INI. CONTOH: SIMAZINE, ATRAZINE,
MONURON, DAN DIURON
D. BUTIRAN (GRANULAR)

• MERUPAKAN SUATU FORMULASI

HERBISIDA DALAM BENTUK PADAT.
BAHAN AKTIF HERBISIDA DIBUNGKUS
ATAU DILEKATKAN PADA PERMUKAAN
PEMBAWA YANG RELATIF LEBIH BESAR
SEPERTI LIAT ATAU PASIR. KANDUNGAN
BAHAN AKTIF DALAM BENTUK BUTIRAN
RATA--RATA HANYA MENCAPAI 10 %
RATA

• BUTIRAN MERUPAKAN BENTUK LAIN

DARI HERBISIDA YANG KRISTAL BAHAN
KIMIANYA TIDAK DAPAT DIAPLIKASIKAN
DENGAN SERAGAM
• HERBISIDA BUTIRAN YANG
DIAPLIKASIKAN DENGAN TANGAN ATAU
ALAT PENYEBAR SECARA MEKANIK,
MEMPUNYAI BEBERAPA KEUNTUNGAN:

1. TIDAK PERLU AIR

2. TIDAK PERLU ALAT PENYEMPROT
3. BUTIRAN CENDERUNG SAMPAI TANAH,
TIDAK TERSANGKUT DAUN
• KELEMAHAN HERBISIDA BUTIRAN:

1. BERAT DAN MENAMBAH BIAYA

PENGANGKUTAN
2. KADANG MUDAH TERTIUP ANGIN ATAU
TERBAWA ALIRAN AIR
3. HASIL APLIKASI TIDAK SERAGAM
4. BUKAN UNTUK DAUN
• CONTOH HERBISIDA BUTIRAN:

1. BORAT
2. ARSENAT
3. SODIUM KHLORAT
ISTILAH--ISTILAH:
ISTILAH

• ZAT PELARUT ADALAH ZAT YANG

DIPERGUNAKAN UNTUK MMBUAT
LARUTAN ATAU KONSENTRAT
(EMULSIFIABLE CONCENTRATE).

• PELARUT BIASANYA AIR ATAU CAIRAN

LAIN YANG MEMPUNYAI BEBERAPA
SYARAT IALAH:

1. HARUS SEBAGAI PELARUT KUAT

2. TIDAK MENYEBABKAN ATAU MENAMBAH
PERACUNAN
3. TIDAK LARUT DALAM AIR
• ZAT PEMBAWA ADALAH ZAT YANG
DICAMPUR DENGAN BAHAN AKTIF
HERBISIDA SEHINGGA DAPAT DIBAWAKAN
DALAM PENGGUNAAN SECARA MUDAH,
SEPERTI LIAT KAOLINIT, BATANG
TEMBAKAU, DAN TONGKOL JAGUNG.

• ZAT PEMBAWA YANG DIPERGUNAKAN

HENDAKNYA:

1. MEMPUNYAI SIFAT YANG TIDAK AKTIF

2. BERDAYA SERAP YANG KUAT
3. TIDAK MENYEBABKAN BAHAN AKTIF DAPAT
MENGALAMI DEGRADASI
• SURFACE ACTIVE AGENT (SURFACTANT)
ADALAH MOLEKUL-
MOLEKUL-MOLEKUL SUATU ZAT
YANG DAPAT MENGHUBUNGKAN DUA
FASE, SEPERTI CAIR-
CAIR-CAIR (EMULSIFYING
AGENT), CAIR-
CAIR-PADAT (WETTING AGENT),
DAN CAIR-
CAIR-UDARA (FLOATING AGENT).
• BAHAN AKTIF ADALAH KANDUNGAN
BAHAN KIMIAWI HERBISIDA YANG DAPAT
BEKERJA SESUAI DENGAN TUJUAN
HERBISIDA TERSEBUT.

• TERDAPAT BEBERAPA ISTILAH UNTUK

BAHAN AKTIF:

1. W/W ADALAH RASIO BOBOT PER BOBOT,

YANG DIPERGUNAKAN BAGI FORMULASI
HERBISIDA DALAM BENTUK PADAT
SEPERTI W.P., BAHAN AKTIFNYA
DIUTARAKAN DALAM % BOBOT
(CONTOH: 3 % W/W BERARTI 3 KG DALAM
100 KG BAHAN)
2. V/V ADALAH RASIO VOLUME PER
VOLUME YANG DIPERGUNAKAN BAGI
FORMULASI HERBISIDA DALAM BENTUK
CAIR SEPERTI E.C., BAHAN AKTIFNYA
DIUTARAKAN DALAM % VOLUME
(CONTOH: 5 % V/V BERARTI 5 LITER
DALAM 100 LITER BAHAN)
3. W/V RASIO BOBOT PER VOLUME YANG
DIPERGUNAKAN BAGI FORMULASI
HERBISIDA BENTUK CAIRAN DENGAN
BAHAN AKTIF BENTUK PADAT YANG
DINYATAKAN DALAM % BOBOT PER
VOLUME (CONTOH: 10 % W/V BERARTI 10
g DALAM 100 mL
mL))
4. V/W ADALAH RASIO VOLUME PER BOBOT
YANG DIPERGUNAKAN BAGI FORMULASI
HERBISIDA DALAM BENTUK PADAT
TETAPI BAHAN AKTIF DALAM BENTUK
CAIR YANG DINYATAKAN DALAM % V/W
(CONTOH: 7 % V/W BERARTI 7 mL DALAM
100 g)
• KESETARAAN ASAM BIASA DITULIS DENGAN a.e
a.e..
(ACID EQUIVALENT) ADALAH BAGIAN DARI
FORMULASI YANG SECARA TEORITIS DAPAT
DIKONVERSIKAN KE DALAM ASAM. DAPAT
DIPERGUNAKAN UNTUK MENGETAHUI JUMLAH
KANDUNGAN GARAM ATAU ESTER DARI SUATU
FORMULASI (CONTOH: 2,4-
2,4-D).

• CONTOH: DALAM 1 L 2,4-

2,4-D TERDAPAT 700 g
DIETANOLAMIN (b.a
(b.a.. 70 %), KESETARAAN
ASAMNYA ADALAH:

BOBOT MOLEKUL ASAM 2,4- 2,4-D -1

----------------------------------------------- X 70 %
BOBOT MOLEKUL DIETANOLAMIN 2,4- 2,4-D

221-1
221-
-------- X 70 % = 47,24 %
326
• HERBISIDA BIASANYA DIFORMULASI
UNTUK MEMPERMUDAH TRANSFORTASI
DAN APLIKASI DENGAN AIR.
FORMULASI SEHARUSNYA:

1. COCOK DENGAN PEMBAWA, BIASANYA

AIR
2. TIDAK MENYUSAHKAN DAN AMAN
UNTUK PENANGANANNYA
3. DAPAT DIAPLIKASI SECARA AKURAT
DAN SERAGAM
• FORMULASI HERBISIDA SANGAT
BERPENGARUH PADA SELEKTIVITAS
HERBISIDA, SEPERTI BUTIRAN PEJAL
AKAN MENGGELINCIR BILA KENA DAUN
DAN TERUS TURUN KE TANAH
 • PERSEN BAHAN AKTIF ATAU EQUIVALEN ASAM
PADA UMUMNYA DITUNJUKKAN PADA LABEL.
UNTUK PERHITUNGAN DAPAT DIPERGUNAKAN
SEBAGAI BERIKUT:

BOBOT BAHAN KIMIA YANG DIPERGUNAKAN (b.a (b.a))

------------------------------------------------------------------------ =
% YANG DITUNJUKKAN SEBAGAI DESIMAL (b.a (b.a))

BOBOT BAHAN DAGANGAN YANG DIBUTUHKAN

• CONTOH: SUATU HERBISIDA DENGAN BAHAN
AKTIF 8 % SEBAGAI DIURON. DIPERLUKAN
PENGGUNAAN 2 Kg DIURON PER HEKTAR:

2
------- = 2,5 Kg PRODUK PERDAGANGAN YANG
0,8 DIPERLUKAN UNTUK 2 Kg BAHAN
AKTIF DIURON

DALAM HAL INI 2,5 Kg PRODUK PERDAGANGAN

DITAMBAHKAN PADA SEJUMLAH AIR UNTUK
LUAS 1 HEKTAR
 SURFACE ACTIVE AGENT
MERUPAKAN BAHAN KIMIA YANG DICAMPUR
PADA SUATU HERBISIDA UNTUK SUATU
APLIKASI, AGAR HERBISIDA DAPAT DENGAN
MUDAH MELEKAT PADA SASARAN
PENGARUH SURFACTANT PADA TANAMAN
MENJADI SANGAT PENTING UNTUK
MENAMBAH DAYA LEKAT HERBISIDA PADA
GULMA. MEKANISME KERJANYA MIRIP
DENGAN DETERGENT PENCUCI PAKAIAN
BAHAN YANG MELIPUTI SURFACTANT ADALAH
WETTING AGENT, DETERGENT, EMULSIFIER,
SPREADER, STICKER, DAN DISPERSOR
• BEBERAPA PENGARUH SURFACTANT
PADA GULMA, IALAH:

1. MENGAKIBATKAN PENYEMPROTAN DAN

PEMBASAHAN YANG SERAGAM
2. TETESAN SEMPROTAN LEBIH LEKAT
DAN MENGURANGI PENGGELINCIRAN
3. BAHAN TANAMAN YANG NON POLAR
DAPAT DILARUTKAN OLEH SURFACTANT
4. DAPAT MENJADIKAN ENZIM TIDAK
BEKERJA AKTIF OLEH ADANYA
DETERGENT
 KONSEPSI DASAR SURFACTANT

SURFACTANT MEMODIFIKASIKAN TEGANGAN

PERMUKAAN SUATU INTERFASE DENGAN
MENGGABUNGKAN ANTARA INTERFASE
MENGAKIBATKAN HUBUNGAN YANG LEBIH
KUAT
• HUBUNGAN ANTAR PERMUKAAN

1. CAIR-CAIR: DISPERSI MINYAK DALAM

CAIR-
AIR DIKOCOK MEMBENTUK EMULSI
2. PADAT--CAIR: BUBUK DICAMPUR AIR
PADAT
DIADUK MEMBENTUK SUSPENSI
3. PADAT--UDARA: APLIKASI HERBISIDA
PADAT
DEBU
4. CAIR--UDARA: TETESAN SANGAT KECIL
CAIR
DI UDARA MEMBENTUK KABUT

 AFINITAS UNTUK BAHAN AIR DAN

LAINNYA DIBUTUHKAN AGAR BAHAN
SEPERTI AIR DAN SEJENIS MINYAK
DAPAT BERSATU DENGAN
MENAMBAHKAN BAHAN KETIGA
● SUATU MOLEKUL YANG HIDROFILIK YANG
MEMPUNYAI GUGUSAN POLAR KUAT SANGAT
DITARIK OLEH AIR DAN BAHAN YANG LIPOFILIK
YANG MEMPUNYAI GUGUSAN NON POLAR
DITARIK OLEH BAHAN SEJENIS MINYAK, LEMAK,
ATAU LILIN. SURFACTANT MEMPUNYAI DUA
BAGIAN, YAITU BAGIAN KEPALA HIDROFILIK
DAN AKAR LIPOFILIK

 TEGANGAN PERMUKAAN MERUPAKAN SUATU

KECENDERUNGAN DARI MOLEKUL PERMUKAAN
CAIRAN YANG DITARIK KE PUSAT CAIRAN.
BENTUK LENGKUNG TETESAN TERBENTUK BILA
TEGANGAN PERMUKAAN TERJADI DENGAN
ADANYA SALING TARIK MENARIK DARI
MOLEKUL AIR (POLAR) DENGAN MOLEKUL
MINYAK (NON POLAR)
 TIPE SURFACTANT

SURFACTANT TERDIRI DARI NON IONIK DAN

IONIK, TERGANTUNG PADA IONISASI ATAU
DISOSIASI DALAM AIR

SURFACTANT NON IONIK HAMPIR ATAU SAMA

SEKALI TIDAK BERIONISASI DALAM AIR.
JENIS INI ADALAH TERMASUK DALAM NON
ELEKTROLIT DAN TIDAK AKTIF SECARA
KIMIAWI DENGAN HADIRNYA GARAM,
KARENANYA DAPAT DICAMPUR DENGAN
KEBANYAKAN HERBISIDA. HAMPIR SEMUA
SURFACTANT ADALAH TIPE INI
SURFACTANT IONIK BERIONISASI BILA
BERADA DALAM MEDIA CAIR YANG AKAN
MENJADI ANIONIK (BERMUATAN NEGATIF) DAN
KATIONIK (BERMUATAN POSITIF). GOLONGAN
ANIONIK IALAH WETTING AGENT DAN
DETERGENT. GOLONGAN KATIONIK DAPAT
BERIONISASI DALAM AIR DENGAN BAGIAN
KATION YANG DAPAT MEMBUNUH BAKTERI.
GOLONGAN TERAKHIR INI CUKUP MAHAL DAN
DIPERGUNAKAN DALAM PERTANIAN SANGAT
TERBATAS
 JENIS SURFACTANT SESUAI DENGAN
PENGGUNAAN
• WETTING AGENT

WETTING AGENT DAPAT MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SUATU CAIRAN UNTUK MEMBASAHI
SUATU BENDA PADAT DAN MENURUNKAN
TEGANGAN ANTAR FASE SEHINGGA TERJADI
HUBUNGAN ERAT ANTARA CAIRAN DAN BENDA
PADAT. DERAJAT EFEKTIVITAS WETTING AGENT
TERGANTUNG DARI TINGKAT PENYEBARAN
BAHAN CAIR PADA SUATU PERMUKAAN YANG
DITUNJUKKAN OLEH SUDUT KONTAK CAIRAN
PADA SUATU PERMUKAAN.
WETTING AGENT DAPAT MENINGKATKAN
ATAU MENURUNKANEFEKTIVITAS
HERBISIDA. SEBAGAI CONTOH KONTAK
HERBISIDA DISEBUT EFEKTIF BILA
PEMBASAHAN AKIBAT SEMPROTAN
MERATA DAN SERAGAM PADA SUATU
TANAMAN
• EMULSIFYING AGENT

EMULSIFYING AGENT MERUPAKAN BAHAN

KETIGA YANG DITAMBAHKAN PADA
CAMPURAN AIR DAN MINYAK SEHINGGA
EMULSI MENJADI BERTAMBAH MANTAP.
PADA UMUMNYA BAHAN INI LEBIH TOKSIK
DARIPADA LARUTAN SENDIRI

 DETERGENT

DETERGENT DAPAT MEMBERSIHKAN

KOTORAN BERUPA TANAH PADA SUATU
TANAMAN KARENA KEMAMPUAN
KIMIAWINYA. SEMUA DETERGENT ADALAH
SEJENIS BAHAN YANG AKTIF PADA
PERMUKAAN
● SPREADER

SPREADER MEMPUNYAI SIFAT SEPERTI

WETTING AGENT YANG DAPAT
MENGURANGI TEGANGAN PERMUKAAN

 STICKER

STICKER SEPERTI HALNYA

SURFACTANT DAPAT MEMBUAT
HERBISIDA MELEKAT ERAT PADA
BAGIAN YANG KENA SEMPROTAN

 DISPERSOR

DISPERSOR DAPAT MENGURANGI DAYA

KOHESI ANTARA PARTIKEL-
PARTIKEL-PARTIKEL
YANG MENGAKIBATKAN TERJADINYA
DEFLOKULASI
GAMBAR: STRUKTUR DIPOLAR MOLEKUL AIR

(a) ATOM HIDROGEN BERMUATAN POSITIF DAN OKSIGEN

BERMUATAN NEGATIF
(b) ORIENTASI MOLEKUL AIR DI DALAM LINGKUNGAN
BERMUATAN LISTRIK
(c) DIAGRAM SEDERHANA SUATU MOLEKUL POLAR, SEPERTI
AIR, MEMPERLIHATKAN BAGIAN POSITIF DAN NEGATIF
GAMBAR:

(a) AIR DAN MINYAK TANPA EMULSIFIER

(b) EMULSIFIER LINK DENGAN PARTIKEL MINYAK DAN AIR,
PERCIKAN MINYAK DAPAT TERSUSPENSI DI DALAM AIR
 SIMBOL--SIMBOL HURUF FORMULASI
SIMBOL

• WATER-SOLUBLE POWDERS (SP)

WATER-
• WATER--SOLUBLE LIQIDS (S ATAU SL)
WATER
• EMULSIFIABLE CONCENTRATE (E ATAU
EC)
• WETTABLE POWDERS (W ATAU WP)
• WATER--DISPERSIBLE LIQUIDS (WDL)
WATER
ATAU FLOWABLES (F)
• WATER--DISPERSIBLE GRANULES (WDG)
WATER
• GRANULES (G)
• PELLETS (P)
TERIMA
KASIH