PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna
dan berdaya guna, sedangkan perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada diwilayah kerja, mulai dari tahap analisa
sampai rencana pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan wajib maupun upaya
kesehatan pengembangan. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) mulai
dikembangkan sejak tahun 1992, konsep ini adalah pengembangan dari metode
perencanaan sebelumnya yang biasa dikenal dengan micro planning. PTP
bersamaan dengan mini lokakarya dan stratifikasi Puskesmas merupakan satu
kesatuan dari manajemen Puskesmas.
1. Rencana usulan kegiatan (RUK) yang berisi usulan kegiatan tahun anggaran
mendatang.
2. Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK), baik yang berisi rencana pelaksanaan
kegiatan tahun anggaran berjalan, sesuai alokasi anggaran yang diterima.
1
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas Guguk Panjang tahun 2018
telah dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana
prasarana dan operasional Puskesmas, penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) untuk tahun 2019 telah disusun pada bulan Januari 2018 berdasarkan hasil
kajian pencapaian kegiatan tahun 2017. Adapun tahapan penyusunan Rencana
Tahunan Puskesmas Guguk panjang tahun 2018 terdiri dari ; Persiapan, analisa
situasi pada tahun 2017, perumusan masalah, penyusunan RUK dan penyusunan
RPK.
B. Tujuan.
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan fungsi manajemen Puskesmas dalam upaya
meningkatkan kinerja Puskesmas Guguk Panjang sebagai pusat
pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan diwilayah
kerjanya.
2. Tujuan Khusus.
Tersusunnya hasil kegiatan tahun sebelumnya.
Diketahuinya sasaran dan target kegiatan yang harus dicapai tahun
2017.
Diketahuinya hambatan, tantangan dan factor pendorong pencapaian
kegiatan.
Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Guguk Panjang
untuk tahun 2019.
.Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun 2018.
C. Manfaat.
Adapun manfaat dari Perencanaan Tingkat Puskesmas Guguk Panjang
tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efesien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban
Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.
2
D. Pengertian.
Perencanaan adalah proses menganalisis dan memahami sistim yang
dianut, merumuskan tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai,
memperkirakan segala kemampuan yang dimulai, menguraikan segala
kemampuan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, menganalisis efektifitas dari berbagai kemungkinan tersebut,
menyusun perincian secepatnya dari kemungkinan yang terpilih, serta
mengikatnya dalam suatu sistim pengawasan yang terus menerus sehingga
tercapai hubungan optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistim yang
dianut.
Sedangkan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah suatu kegiatan yang
sistimatis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya.
E. Dasar Hukum
Penyiapan Perencanaan Tingkat Puskesmas Guguk Panjang tahun 2018
mengacu pada :
1. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan tahun
2006.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tentang Puskesmas Tahun 2014.
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
F. Ruang Lingkup.
Sesuai dengan fungsi pokok Puskesmas, Puskesmas Guguk Panjang
melakukan 3 fungsi pokok pelayanan yaitu :
1. Melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
3. Membina masyarakat diwilayah kerja untuk berperan serta aktif dan
diharapkan mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.
3
Untuk mewujudkan ketiga fungsi tersebut, Puskesmas Guguk Panjang
melakukan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif dan kuratif,
bertolak dari ketiga pelayanan diatas, maka usaha pokok Puskesmas Guguk
Panjang bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM), Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Jaringan/jejaring pelayanan
kesehatan.
4
BAB II
MEKANISME PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS GUGUK PANJANG
5
pergeseran atau perubahan anggaran di DPA, maka KAK akan dirubah mengukuti
perubahan DPA.
Anggaran Puskesmas Guguk Panjang yang telah disetujui dan disahkan
Tim Anggaran Kota Bukittinggi akan dijadikan sebagai dasar penyusunan Rencana
pelaksanaan Kegiatan (RPK) dala forum lokakarya mini Puskesmas, RPK memuat
rencana pelaksanaan dari seluruh sumber pembiayaan yang tersedia di Puskesmas
Guguk Panjang yakni DAU, DAK dan Kapitasi JKN.
Proses perencanaan dan penganggaran tahunan Puskesmas Guguk Panjang
tahun 2019 bisa dilihat pada bagan berikut ini :
Dinas Kesehatan
RKA DPA
KAK KAK
6
BAB III
TAHAP PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS GUGUK PANJANG
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap tahap penyusunan PTP di Puskesmas Guguk Panjang untuk
tahun 2018 dimulai dari tahap persiapan, tahap ini mempersiapkan staf
Puskesmas yang terlibat dalam penyusunan PTP agar memperoleh kesamaan
persepsi dan pandangan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahapan
persiapan ini dilaksanakan dengan cara pembentukan Tim Penyusun Perencanaan
Tingkat Puskesmas tahun 2019 yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas
melalui penerbitan Keputusan Kepala Puskesmas Guguk Panjang.
Tim yang telah terbentuk segera mempelajari dan memahami pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar dapat memahami pedoman tersebut
demimkeberhasilan penyusunan PTP. Tim juga mempelajari dan mempedomani
kebijakan dan arahan dari Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan
Kementerian Kesehatan.
7
Sebelah Barat dengan Kecamatan IV Koto Kab.Agam
Sebelah Timur dengan Kec. ABTB dan Mandiangin Koto Selayan.
Terletak pada ketinggian 700-850 dpl, menyebabkan udara yang relatif sejuk
karena suhu sekitar 18-23 derajat celcius dengan kelembaban relatif 97-99 % dan
mempunyai curah hujan rata-rata 1789 mm.
b. Demografi.
Dari tabel diatas terlihat bahwa lebih dari 66 % dari total penduduk, berdiam
di Kelurahan Tarok Dipo sebagai pusat pemerintahan kecamatan Guguk Panjang,
dengan luas yang hanya 1,48 Km2 maka kelurahan Tarok Dipo merupakan
8
kelurahan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi yakni mencapai 13547
jiwa/Km2.
Tingginya jumlah bayi dan anak balita diwilayah Puskesmas Guguk Panjang
tidak lepas dari proyeksi angka CBR yang mencapai 2 %, untuk tahun 2017
jumlah bayi lahir mencapai 555 orang , dengan jumlah penduduk 28462 jiwa,
maka angka kelahiran kasar (CBR) di Puskesmas Guguk Panjang tahun 2017
adalah 1.95 % terjadi penurunan dari tahun lalu yang mencapai 1,99 %.
2.1. Ketenagaan.
9
No Jenis Ketenagaan Jumlah
1 Kepala 1
2 Tata Usaha 1
3 Kesehatan Masyarakat/Adminkes 0
4 Dokter Umum 1
5 Dokter Gigi 1
6 Apoteker 1
7 Bidan 9
8 Perawat 10
9 Perawat Gigi 3
10 Pranata Labor 1
11 Nutrisionis 1
12 Rekam Medik 1
13 Sanitarian 1
14 Promkes/Penyuluh Kesehatan 1
15 Asisten Apoteker 1
16 Supir 1
17 Petugas K3 2
Jumlah 37
Tabel 4. Jenis Dan Jumlah Tenaga Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2017
No Jenis Tenaga Fungsional Jumlah Yg Dibutuhkan Kekurangan
ada
10
1 Dokter Pertama 1 3 2
2 Dokter Gigi Pertama 0 1 1
3 Perawat Trampil 0 3 3
4 Bidan Trampil 4 5 1
5 Asisten Apoteker Pelaksana 0 1 1
6 Sanitarian pelaksana 0 2 2
7 Rekam Medis Pelaksana 1 3 2
8 Rekam Medis Pel.Lanjutan 0 1 1
9 Administrasi umum 0 1 1
10 Administrasi keuangan 0 1 1
11 Pengolah data & Informasi 0 1 1
kes
Jumlah 16
2.2. Anggaran.
Tabel 5. Jumlah dan Sumber Dana Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2017
No Sumber Dana Jumlah dana Realisasi %
(Rp) (Rp) Realisasi
1 APBD 153.493.800 130.147.380 84,8
11
Rendahnya penyerapan anggaran kapitasi DAU yang hanya 84,8 %
disebabkan adanya mata anggaran khusus yang berhubungan dengan biaya makan
minum yangbtidak dicairkan karena pelaksanaan kegiatan yang bersifat isedentil,
termasuk beberapa pengadaan barang yang pembiayaanya bersifat
persiapan/cadangan dana.
Sedangkan pemasukan Puskesmas dari hasil retribusi penjualan karcis
berobat selama tahun 2017 mencapai Rp.38.298.000.-mengalami penurunan
sebesar 4,7 % dari tahun lalu yang mencapai Rp.40.175.000.- hal ini kemungkinan
besar disebabkan karena makin manyaknya masyarakat yang masuk anggota BPJS
secara mandiri, sehingga pembiayaan kesehatan dibayarkan oleh BPJS.
12
Posyandu menjangkau 500 -1000 penduduk dan 50-100 balita. Selain sarana
diatas masih terdapat praktek dokter 21 buah dan praktek bidan 12 buah.
a. Sarana Pendidikan.
b. Sarana Peribadatan.
c. Sarana lain-lain.
13
restoran/rumah makan 11 buah, industri pangan 30 buah, warung kopi, 30 buah,
dan depot air minum (DAMIU) 20 buah.
Selama tahun 2017 di wilayah Puskesmas Guguk Panjang dari laporan yang
diterima terdapat kasus kematian bayi sebanyak 3 orang yang terdiri kematian
neonatal (0-7 hari) sebanyak 2 orang dan kematian ( 8-28 hari ) sebanyak 1 orang ,
dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 555 orang, maka didapat angka kematian
bayi (AKB) di Puskesmas Guguk Panjang tahun 2017 adalah 5,4 per 1000 kelahiran
hidup, penyebab kematian bayi ini antara laian ; diare berat, Bahteri, IUFD,
Meningitis, gangguan paru-paru,koplikasi.
Jika dibandingkan dengan standar AKB yang terdapat dalam revisi Renstra
kota Bukittinggi 2016-2021, angka tersebut berada dibawah batas standar,
dimana batasan AKB untuk kota Bukittinggi pada tahun 2017 adalah maksimal 16
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan batasan nasional adalah 40 per 1000
kelahiran hidup, begitu juga jika dibandingkan dengan kasus kematian tiga tahun
terakhir maka angka AKB tahun ini terjadi penurunan dari tahun-tahun
sebelumnya, berikut ini memperlihatkan kondisi angka kematian bayi di wilayah
Puskesmas Guguk Panjang tiga tahun terakhir.
14
Gambar 2. AKB Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2015-2017.
10
8 9.1
6
4
2
0 5.4
2015
2016
2017
Tahun
Selama tahun 2017 terdapat kasus kematian ibu maternal (Ibu hamil)
sebanyak 1 kasus. Sementara tahun lalu tidak ditemukan kasus kematian ibu
maternal.
15
masyarakat seperti DBD, Diare, TB, HIV/AIDS dsb. Berikut ini akan dibahas
mengenai 10 penyakit terbanyak serta insidensi rate beberapa kasus penyakit
tertentu selama tahun 2017.
Dari tabel diatas terlihat bahwa penyakit ISPA masih menempati urutan
pertama seperti tahun-tahun sebelumnya dengan jumlah kasus 35,6 % diantara
10 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat yang berobat ke Puskesmas
Guguk Panjang, jika dibandingkan dengan tahun lalu ternyata ada penurunan
kasus ISPA sebesar 5,9 % karena pada tahun 2016 lalu kasus ISPA mencapai 41,5
% dengan jumlah penderita 6328 orang.
16
Angka insidensi penyakit berguna untuk melihat seberapa besar masalah
penyakit tertentu disuatu wilayah sehingga sedapat dicarikan solusi
penanggulangannya, dalam laporan ini hanya akan disampaikan insidensi dari
penyakit tertentu saja yang bisa berpotensi wabah dan mempunyai dampak yang
berbahaya bagi masyarakat yakni penyakit DBD, Rabies, Ispa, TB dan HIV/AIDS .
DBD
Jumlah penderita DBD yang ditemukan selama tahun 2017 diwilayah
Puskesmas Guguk Panjang berjumlah 12 orang yang terdapat di Kelurahan Tarok
Dipo 8 orang, Pakan Kurai 3 orang dan Bukit Cangang 1 orang. Angka Insidensi
untuk penyakit ini adalah 1.4 kasus / 1000 populasi, angka ini lebih tinggi dari
angka insiden tahun 2016 lalu yang mencapai 0.4 kasus/1000 popilasi, mengalami
penurunan dari tahun lalu yang mencapai 38 kasus dengan angka insiden 1,4.
Diare
Jumlah penderita Diare yang ditemukan tahun 2017 berjumlah 585 kasus,
maka insidensi penyakitnya adalah 20,6 kasus / 1000 populasi, terjadi
peningkatan dari tahun lalu dimana tahun 2016 lalu insidensi penyakit ini hanya
14,3 kasus/1000 penduduk.
Ispa
Penyakit Ispa merupakan kasus terbanyak yang ditemukan pada pasien
pengunjung Puskesmas Guguk Panjang tahun 2017 dengan jumlah kasus 4549,
maka insidensi penyakitnya adalah 160 kasus / 1000 populasi, terjadi penurunan
dari tahun lalu yang mencapai 6328 kasus atau 41,5 % dimana insiden rate
penyakit ini tahun lalu adalah 227/1000 populasi. Tingginya peningkatan kasus ini
harusnya menjadi perhatian seluruh pengelola program terkait.
HIV/AIDS
Puskesmas Guguk Panjang merupakan satu satunya Puakesmas yang
membuka klinik IMS bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA),
yang sasaran utamanya adalah pemeriksaan dan penanganan terhadap tersangka
penderita HIV/AIDS. Selama tahun 2017 dari hasil pemeriksaan pasien ke klinik
IMS tercatat 2 orang hasil tesnya dicurigai positif HIV, dengan insendensi
penyakitnya adalah 0.07 / 1000 penduduk, mengalami penurunan yang cukup
17
tajam dari tahun lalu yang hanya mencapai 8 orang dengan angka insidensinya
sebesar 0,3/1000 populasi. sebahagian besar pasien ini berdomisili di kota
Bukittinggi.
TB-Paru
Selama tahun 2017 ditemukan kasus TB-Paru sebanyak 17 kasus,
insendensi penyakit ini adalah 0.6 / 1000 penduduk, terjadi peningkatan dari
tahun 2016 lalu karena tahun lalu angka ini mencapai 0,4/1000 penduduk.
Seluruh kasus TB terjadi pada kelompok dewasa dan tidak ditemukan kasus pada
anak-anak.
Malaria
Selama tiga tahun terakhir ini tidak ditemukan lagi kasus penyakit malaria,
kasus terakhir ditemujkan tahun 2014 yang ditemukan kasus malaria sebanyak 2
kasus, yang terdiri dari 1 orang wanita berasal dari kelurahan Tarok Dipo dan 1
orang wanita berasal dari kelurahan Pakan Kurai.
Gambar 3. Status Gizi Balita (BB/U) Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2017
18
Gizi Lebih Gizi Buruk
1% 2%
Gizi Kurang
8%
Gizi Baik
90%
Dari gambar 2 diatas terlihat bahwa dari penimbangan massal didapat data
prevalensi KEP balita di Puskesmas Guguk Panjang tahun 2017 relatif baik karena
hanya terdapat 9,3 % balita yang kekurangan gizi atau 195 orang dari 2102 yang
ditimbang. Dari 195 orang yang KEP tersebut terdapat balita dengan gizi buruk
sebanyak 33 orang atau 1,6 % serta balita dengan kondisi gizi kurang sebanyak
162 orang atau 7,7 %. Jika dibandingkan denga target nasional, kondisi gizi balita
tersebut telah berada dibawah batasan yang ditetapkan oleh Depkes yakni
maksimal 20 % yang terdiri dari 15 % untuk gizi kurang dan 5 % untuk gizi
buruk, maka kondisi di Puskesmas Guguk panjang memperlihatkan bahwa jumlah
balita gizi kurang dan balita gizi buruk telah berada dibawah target yang
ditetapkan. Jika dibandingkan tahun lalu terjadi peningkatan keadaan gizi buruk
dan gizi kurang balita dimana tahun 2016 lalu prevalensi KEP masih 9,1 %,
sedangkan balita gizi baik mengalami penurunan dari tahun lalu sebesar 1 %.
Sedangkan berdasarkan indikator BB/TB status gizi balita hasil
penimbangan massal tahun 2017 bisa dilihat pada gambar berikut ini.
19
Gemuk; 3.9 Sangat Kurus; 1.1 Kurus; 5.4
Normal; 89.2
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa relatif masih tingginya balita
yang mengalami masalah gizi jika diukur dengan indikatir BB/TB, karena ada dari
6,5 % balita berada dalam kondisi fisik kurus dan sangat kurus.
20
dan pengembangan. Tabel berikut ini menjabarkan cakupan kegiatan Puskesmas
Guguk Panjang tahun 2017 sesuai dengan program Puskesmas yang ada.
21
beryodium
V P2P
1 Penemuan suspec TB 39,1% Rendah
2 Cakupan Pelayanan Imunisasi
a. Cakupan DPT/HB 3 bayi 92,2 %
b. Drop out DPT3 – campak
c. Cakupan Folio 4 92,1 %
d. Cakupan Campak bayi 90,3 %
e. Campak pada anak kelas 1 SD 59,9 %
f. Cakupan DT anak kelas 1 SD 61,3 %
g. Td pada anak SD kelas 2 & 3 61,1 %
3 Cakupan Penemuan Diare 25,8 %
4 Cakupan Penemuan kasus pneumonia 5,0 %
5 Angka bebas jentik 85,4 % Rendah
6 Kasus PMS yang diobati 2
VI Upaya Pengobatan
1 Visit rate Puskesmas 0.78
2 Pelayanan Kesehatan dasar
a. Kunjungan Puskesmas 20255
b. Kunjungan Poskeskel 1257
c. Pelayanan Gigi dan mulut 2497
d. Pelayanan labor 2857
e. Pelayanan Peserta JKN 11309
f. Pelayanan Gakin 6236
3 Pelayanan klinik IMS 5
4 Pelayanan klinik IPWL 9
B UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
1 Pelayanan Kesehatan lansia
a. Diabetes Mellitus 75
b. Tekanan darah Tinggi 203
c. Kegemukan 41
d. Tekanan darah Rendah 27
2 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
a. Cakupan Skrining ABMS SD 100 %
b. Cakupan Skrining ABMS SLTP 46,6 %
22
Tabel identifikasi masalah berikut ini memperlihatkan kegiatan tahun 2017
yang menjadi masalah kerena target cakupan yang tidak tercapai.
Tabel 10. Tabel Identifikasi Masalah.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa terdapat 6 masalah yang ditemukan di
Puskesmas Guguk Panjang dalam tahun 2017, penetapan keenam masalah ini
didasarkan pada besarnya dampak terhadap masyarakat apabila tidak segera
diatasi.
23
1. Masalah A : Masih ada 52,9 % yang merokok dalam rumah
2. Masalah B : Masih ada 55,4 % balita tidak datang keposyandu dan
sekitar 26 % tidak diketahui status gizinya karena tidak hadir
dipenimbangan massal.
3. Masalah C : Hanya 40 % suspect TB yang ditemukan dan diperiksa
4. Masalah D : Masih ada 57 % balita yang tidak mendapatkan Vit.A 2
kali setahun.
5. Masalah E : Terdapat 14,5 % Rumah tangga yang belum bebas jentik
demam berdarah.
6. Masalah F : masih ada 43,3 % balita yang belum mendapatkan
pelayanan kesehatan.
3. Perumusan Masalah.
24
Berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan maka ditetapkanlah
rumusan masalah yang terdapat di Puskesmas Guguk Panjang selama
tahun 2017 yaitu sebagai berikut :
Diwilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang selama tahun 2017,
hanya 40 % suspect TB yang ditemukan, yakni dari target 430
ditemukan 168 suspec.
Selama tahun 2017 di wilayah Puskesmas Guguk Panjang terdapat
55,4 % balita yang tidak terpantau pertumbuhannya yang
ditunjukan dengan rendahnya kehadiran di Posyandu, serta sekitar
26 % balita tidak diketahui keadaan gizinya karena tidak tercakup
dalam kegiatan penimbangan massal.
Pada tahun 2017 diwilayah Puskesmas Guguk Panjang masih ada
43,3 % balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar, sehingga tidak dapat dimonitor tumbuh kembangnya
Pada pemberian Vitamin A kepada balita yang dilaksanakan pada
bulan Februari dan Agustus 2017, masih ada sekitar 30 % sasaran
yang tidak mendapatkan vitamin A, dengan persentase yang tidak
mendapatkan vitamin A untuk bayi mencapai 46,9 % dan anak balita
mencapai 25,8 %.
Di Wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang selama tahun 2017
masih ada 14,5 % rumah tangga yang belum bebas jentik, yang
dikhawatirkan akan menjadi sumber terjadinya wabah demam
berdarah.
Pada Survey PBHS 2017 di wilayah Puskesmas Guguk Panjang
ditemukan masyarakat yang masih merokok dalam rumah sebanyak
52,9 %.
4. Penyebab Masalah.
Untuk menentukan penyebab masalah digunakan metode Diagram
Fish Bone (Ishikawa) untuk dapat melihat kemungkinan penyebab
dari masalah yang ada, dari hasil diagram ishikawa dapat
disimpulkan beberapa penyebab masalah dari hasil evaluasi
pencapaian kegiatan tahun 2017 yaitu sebagai berikut :
25
Tabel 12. Penyebab Masalah Berdasarkan Hasil Fish Bond
26
52,9 %. anti rokok
Kurang pengetahuan masyarakat
tentang bahaya rokok
Rokok menjadi salah satu elemen
dalam kegiatan tradisi/adat.
5. Pemecahan Masalah.
Setelah ditetapkan penyebab masalah hasil dari fish bond, langkah
selanjutnya adalah melaksanakan curah pendapat seluruh staf Puskesmas
Guguk Panjang untuk mencari pemecahan masalah yang ditemukan. Hasil
dari kesepakatan dalam penentuan pemecahan masalah termuat dalam
table pemecahan masalah seperti berikut ini :
27
koordinasi dengan
lintas sektoral
3 Masih Kesadaran Melengkapi Paket kelas ibu
tingginya masyarakat untuk sarana dan hamil
balita yang membawa balita ke sarana Paket kelas ibu
tidak posyandu/yankes Posyandu balita
mendapatka masih rendah. Meningkatka
n pelayanan Banyaknya fasilitas n promosi
kesehatan kesehatan swasta tentang
yakni yang menjadi kesehatan
sebesar 43,3 pilihan masyarakat balita melalui
%. Penyuluhan dari paket kelas
petugas kesehatan ibu balita
yang masih kurang
4 Masih ada Mobilisasi Melakukan Pendataan sasaran
sekitar 30 % penduduk yang sweeping oleh Penyuluhan/promo
dari sasaran tinggi petugas dan si Vitamin A
yang tidak Sasaran Proyeksi kader
mendatkan yang terlalu tinggi Meningkatka
vit.A 2 kali Penyuluhan/promo n promosi
setahun. si yang masih vit.A
rendah Melaksanaka
Kinerja Kader yang n pendataan
masih kurang sasaran yang
Sweeping yang sebenarnya.
kurang menyeluruh
5 Masih Kurangnya Melakukan Promosi tentang
banyak keterlibatan lintas pelatihan DM pada saat
Rumah sectoral dalam pengendalian pertemuan kader
tangga yang kegiatan PJB vector dan pertemuan LS
belum bebas Kinerja petugas Meningkatka
jentik DM, kesehatan yang n media
yakni kurang dalam promosi
sebanyak kegiatan PJB tentang
14,5 % Kesadaran demam
masyarakat yang berdarah
masih rendah Meningkatka
dalam melakukan n peranan LS
4M tentang
kesadaran
melaksanaka
n 4M
6 PHBS yang Promosi yang kuat Meningkatka Penyuluhan di
masih dari Produsen n masyarakat dan
rendah, Rokok pelaksanaan sekolah
yang Kurangnya dana penyuluhan Promosi tentang
ditandai untuk promosi anti tentang anti rokok
banyaknya rokok bahaya rokok
masyarakat Kurang Meningkatka
yang masih
28
merokok pengetahuan n kualitas
dalam masyarakat tentang media
rumah yaitu bahaya rokok promosi anti
52,9 %. Rokok menjadi rokok
salah satu elemen
dalam kegiatan
tradisi/adat.
29
13. Hasil pemeriksaan labor tentang kualitas air minum
penduduk bisa dipublikasikan ke masyarakat melalui
kelurahan.
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun berpedoman pada tiga factor yang
menjadi dasar atau acuan dalam pembuatan RUK yaitu :
30
prioritas masalah dan dicari factor-faktor penyebab masalah, lalu ditentukan
alternative pemecahan masalah yang dituangkan dalam bentuk RUK.
2. Adanya masukan dari masyarakat baik langsung maupun tidak langsung,
yang didapat dari hasil rapat lintas sector, hasil kotak saran/pengaduan,
hasil SMD dan Musyawarah masyarakat kelurahan (MMK), survey kepuasan
pasien, hasil Musrembang dll. Masukan masyarakat tersebut menjadi salah
satu acuan dalam penyusunan RUK.
3. Adanya kebijakan pemerintah yang lebih tinggi untuk melaksanakan
program/kegiatan baru yang selama ini tidak dilaksanakan.
31
32
33
34
35
36
37
E. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK).
38
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Guguk Panjang disusun
setelah alokasi kegiatan dan biaya yang tercantum dalam RKA disetujui dan
disahkan menjadi DPA oleh Tim Anggaran Pemerintah Kota Bukittinggi, RPK yang
telah disusun akan berfungsi sebagai alat monitoring jadwal pelaksanaan kegiatan
oleh pengelola kegiatan. Berikut ini adalah Rencana pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Puskesmas Guguk Panjang tahun 2018.
39
40
41
42
43
IV
44
DUKUNGAN DINAS KESEHATAN DALAM
PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Peranan dan dukungan dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dalam proses
perencanaan Puskesmas Guguk Panjang cukup tinggi diantaranya adalah :
1. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Kota (Badan Keuangan) agar
anggaran dan kegiatan yang diusulkan oleh Puskesmas Guguk Panjang
dapat disetujui tanpa dikurangi, serta penyelenggaraan kegiatan dapat
diselenggarakan dengan tepat waktu sehingga realisasi anggaran dapat
sesuai dengan target yang diharapkan, dan selanjutnya Puskesmas dapat
melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
2. Menyusun petunjuk teknis tentang perencanaan dengan menerbitkan
keputusan Walikota mengenai standar pelayanan dan target yang harus
dicapai oleh Puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk
pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Supervisi dan bimbingan teknis dalam penyusunan perencanaan Puskesmas
dalam bentuk mengadakan pelatihan staf Puskesmas dalam penyusunan
Rencana Tahunan dan Rencana Lima Tahun.
4. Adanya pengawasan dan monitoring dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas, apakah sesuai dengan RPK yang telah dijadwalkan, termasuk
dalam pencairan anggaran kesehatan untuk pelaksanaan krgiatan yang
sudah terjadwal.
V
PENUTUP
45
Perencanaan Tingkat Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2018 ini akan
digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan, masalah-
masalah yang telah diidentifikasi selama tahun 2017 akan menjadi prioritas untuk
dapat ditingkatkan pencapaian cakupannya, termasuk dalam pemberian prioritas
dalam pengalokasian anggaran dan monitoring kegiatan.
46
47
48
49
50
51
52
53
54
IV
55
Peranan dan dukungan dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dalam proses
perencanaan Puskesmas Guguk Panjang cukup tinggi diantaranya adalah :
1. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Kota (Badan Keuangan) agar
anggaran dan kegiatan yang diusulkan oleh Puskesmas Guguk Panjang
dapat disetujui tanpa dikurangi, serta penyelenggaraan kegiatan dapat
diselenggarakan dengan tepat waktu sehingga realisasi anggaran dapat
sesuai dengan target yang diharapkan, dan selanjutnya Puskesmas dapat
melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
2. Menyusun petunjuk teknis tentang perencanaan dengan menerbitkan
keputusan Walikota mengenai standar pelayanan dan target yang harus
dicapai oleh Puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk
pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Supervisi dan bimbingan teknis dalam penyusunan perencanaan Puskesmas
dalam bentuk mengadakan pelatihan staf Puskesmas dalam penyusunan
Rencana Tahunan dan Rencana Lima Tahun.
4. Adanya pengawasan dan monitoring dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas, apakah sesuai dengan RPK yang telah dijadwalkan, termasuk
dalam pencairan anggaran kesehatan untuk pelaksanaan krgiatan yang
sudah terjadwal.
V
PENUTUP
56
dapat ditingkatkan pencapaian cakupannya, termasuk dalam pemberian prioritas
dalam pengalokasian anggaran dan monitoring kegiatan.
57
58
59