BAB III
STEAM DAN BOILER
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air dengan jalan pemanasan.
Dengan adanya perubahan air menjadi steam, maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Container
Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air
Air adalah bahan utnuk menbuat steam sesudah dipanaskan.
3. Panas
Panas adalah energi yang dipakai untuk merubah air menjadi steam. Dengan
memperthatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan menghasilkan steam yang cukup, serta
segala permasalahan misalnya masalah air yang akan merusak tempat karena korosi akan
mengurangi efesiensi penyerapan panas akibat timbulnya kerak dapat diatasi dengan baik.
3.1. Container
Tempat untuk menghasilkan steam dengan cara pemanasan dikenal dengan boiler atau
ketel. Ada 3 tipe dari steam boiler, yaitu:
1. Fire tube boiler, di mana panas dan gas pembakaran dimasukkan ke dalam pipa yang
dikelilingi oleh air.
2. Water tube boiler, dimana air ada didalam pipa dan panas serta gas pembakaran melalui
antara pipa-pipa tersebut.
3. Cast iron sectional boiler, dimana panas dan gas pembakaran melalui celah-celah yang
mengandung air.
Fire Tube Boiler
Untuk fire tube boiler dikenal beberapa macam tipe, yaitu:
1. Scoth marine boiler, yaitu boiler dengan bentuk panjang, rendah dan bulat. Kotak api
mempunyai dua tempat yaitu di ujung-ujung pipa (lihat gambar 1).
2. Locomative boiler.
3. Vertical fire tube boiler.
Pada Boiler ini api dan gas pembakaran masuk melalui pipa-pipa dan dikelilingi oleh air.
Biasanya dipakai untuk instalasi yang cukup besar, tetapi cukup populer.
Untuk straight tube boiler gas pembakaran ditahan oleh 3 penahan sebelum meninggalkan
boiler. Pada saat itu air menyerap panas dari gas pembakaran,
B. Critical concentration
Critical concentration adalah suatu ukuran yang ditentukan secara empiris kapan air
tersebut mulai membusa. Ukuran tersebut adalah konsentrasi air yang diukur.
Solid content dan salt content masih ada hubungannya. Oleh sebab itu untuk menentukan
critical concentration cukup untuk mengukur dari salt content yang maksimum, air tersebut
tidak boleh dipakai lagi, karena salt content yang maksimum menyebabkan terjadinya busa.
Misalnya:
Suatu air mengandung critical concentration 10%. Maka kadar air itu mengandung salt
content 10%, oleh sebab itu kalau air yang dipakai konsentarsinya lebih dari 10% maka akan
timbul busa.
Pencegahannya:
Kalau penyebabnya adalah persoalan mekanik maka pencegahannya meliputi:
1. Desain boiler harus tepat.
2. Dijaga ketinggian air.
3. Metode penyalaan.
4. Over loading
5. Perubahan yang sangat mencolok
6. Steam storage diatas water level harus tepat.
7. Ukuran steam header
8. Kecepatan uap meninggalkan boiler.
Kalau penyebabnya adalah zat kimia, maka perlu adanya kontrol solid yang terdapat di
dalam air boiler tersebut.
Cara pencegahannya:
Ion-ion Mg dan Ca yang selalu membuat scale dapat dicegah dengan menurunkan
hardnessnya. Untuk boiler-boiler lama masih bisa 10 Do. Tetapi untuk tipe boiler sekarang
airnya harus mempunyai kesadahan jauh di bawah 10 Do. Untuk penghilangan atau
pengurangan kesadahan tersebut dapat dilakukan dengan:
1. Eksternal Softening.
Eksternal softening adalah cara pelunakan air yang akan dilakukan di luar boiler. Misalnya:
a. Lime soda softening
b. Phosphat Softening
c. Demineralization
d. Silica removal.
e. Oil removal
2. Internal Softening
Internal softening adalah cara pelunakan air yang dilakukan di dalam boiler. Misalnya:
a. Penambahan soda.
b. Penambahan phosphat
c. Penambahan senyawa organik.
d. Penambahan algor, dan lain-lain.
Selain penambahan bahan-bahan tersebut, untuk mengontrol mutu umpan boiler dan
mencegah pembentukan kerak, dapat juga dilakukan injeksi pada deaerator ke sistem
pembangkit steam yaitu hidrazin (N2H4) 1% berat. Penambahan bahan kimia ini bertujuan
untuk menyerap atau mengikat kandungan oksigen terlarut dalam air bebas mineral.
3.2.5. Korosi
Korosi adalah perusakan pada logam. Perusakan yang cukup besar bisa menyebabkan
reparasi yang berat bahkan kadang-kadang ketel tersebut harus dihentikan pemakaiannya.
Penyebab korosi:
a. Asam atau pH rendah.
Pada saat pH rendah, ion-ion hidrogen akan melapisi permukaan logam sehingga
menimbulkan gas yang meninggalkan permukaan logam tersebut sehingga menyebabkan
terjadinya korosi.
b. Adanya oksigen
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi sebagai berikut:
1. oksigen akan mengoksidasi ferrooksida. Fe(OH)2 akan menjadi Ferrihidroksida Fe(OH)3.
Fe(OH)3 mempunyai sifat mudah melarut di dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe(OH)2 + O2 + H2O Fe(OH)3.
2. Oksigen akan bereaksi dengan ion hidrogen yang melapisi permukaan logam. Ion
hidrogen tersebut terjadi karena karena adanya reaksi Fe++ dengan air.
Fe++ + 2 H2O Fe(OH)2 +2 H+
4 H+ + O2 2H2O
Dengan hilangnya lapisan tadi membuka kemungkinan korosi seperti halnya pada reaksi (1).
c. Adanya bikarbonat
Adanya bikarbonat di dalam air boiler akan menyebabkan terjadinya CO2, karena
pemanasan dan adanya tekanan. CO2 akan terjadi bereaksi dengan air menjadi asam
karbonat. Asam ini pelan-pelan akan bereaksi dengan logam dan besi membentuk garam
bikarbonat. Garam bikarbonat ini dengan pemansan akan membentuk CO2 lagi.Sekali lagi
CO2 bereaksi dengan air membentuk asam, demikian terus menerus sehingga bisa
membentuk suatu siklus.
Fe + 2 H2CO3 Fe (HCO3)2 + H2
Fe(HCO3)2 + H2O + panas Fe(OH)2 + 2H2O + 2CO2
d. Adanya gas: H2S, SO2 dan NH3
Adanya gas H2S, SO2 dan NH3 bisa menyebabkan korosi, tetapi tidak sehebat yang
disebabkan oleh gas O2 atau CO2.
e. Adanya bahan-bahan organik
Adanya bahan-bahan organik yang berupa asam organik yang masuk k edalam boiler akan
menyebabkan terjadinya korosi.
f. Adanya minyak dan gemuk.
Minyak dan gemuk yang berasal dari minyak bumi, binatang dan tumbuh-tumbuahn akan
menghasilkan asam organik dan gliserin. Asam organik akan bereaksi dengan besi,
contohnya CO2 yang berasal dari asam organik juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya korosi.
Pencegahan korosi:
Untuk mencegah terjadi nya korosi dapat dilaksanakan seperti berikut ini:
a. Penagturan alkalinitas dan pembentukan lapisan film, dimana pH air boiler diharapkan
lebih besar dari 9,5 dan kecil kandungan alkali hidroksida. Alkalinitas bisa diatur dengan
menambahkan soda ash (NaCO3), kaustik soda (NaOH) dan trisodium phosphat.
b. Untuk menghilangkan kandungan O2 dapat dilakukan dengan deaerasi, sedangkan untuk
menghilangkan CO2 dapat dilakukan dengan pemanasan dengan cara pemanasan
pendahuluan secara terbuka pada boiler feed water. Dapat juga dengan ,menambahkan
bahan-bahan kimia, misalnya: tannin, dan turunan glucose.
c. Memberikan perlindungan dengan pembentukan film yaitu menggunakan tannin, turunan
lignin dengan turunan glukosa.
d. Jika penyebab korosi adalah karena iar kondensat maka pencegahan dapat dilakukan
dengan menambahkan senyawa amin atau amonia.
3.3. Panas
Panas dapat dipakai untuk merubah air menjadi steam. Panas bisa didapatkan dari matahri,
listrik, gas, minyak batubara dan kayu. Pemakaian bahan-bahan tersebut tergantung dari
besar kecilnya steam yang dihasilkan. Untuk pemakaian yang sifatnya komersial dipakai
bahan bakar dari minyak, batu bara atau gas.
Bahan bakar:
Berdasarkan bentuk fasanya bahan bakar dapat dibedakan menjadi:
1. Bahan bakar padat (solid), misalnya batu bara atau kayu.
2. Bahan bakar cair
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan bakar cair, yaitu:
a. Heating value
b. Flash poin
c. Fire point
3. Bahan bakar gas
Untuk bahan bakar gas cara penyalaannya lebih mudah dibandingkan dengan kedua bahan
bakar yang lain, yang perlu diperhatikan adalah campuran antara minyak dan udara untuk
menyempurnakan pembakaran.
Efesiensi Boiler
Khusus untuk bahan bakar cair (minyak), heating value sangat diperhatikan , untuk dapat
menghitung efesiensi boiler. Heating value dapat dhitung dengan menggunakan persamaan
Dulong, yaitu:
d. Hydrazin (N2H4)
Hydrazin dengan O2 bereaksi membentuk N2
N2H4 + O2 2H2O + N2
N2 gas yang keluar tidak berbahaya bagi steam, total solid tidak bertambah. Efesiensi dan
kemurnian bisa mencapai 100%, 1 ppm hydrazin akan menghilangkan 1 ppm atau 0,698 ml
perliter O2.
Kecepatan reaksi antara hydrazin dengan O2 berdasarkan temperatur adalah:
- pada temperatur rendah kecepatannya rendah
- pada 90oC kecepatannya bertambah
- pada 140oC cepat
Hydrazin juga melindungi permukaan besi sehingga melindunginya dari korosi. Karena
sifatnya yang eksplosive, hydrazin dibuat dalam bentuk hydrazin phosphat atau garam
lainnya. Hydrazin merupakan bahan kimia yang berbahaya , sehingga usahakan tidak
mengenai kulit dan konsentrasinya tidak melebihi 10 ppm dalam udara .
6. Bahan kimia yang digunakan sebagai pencegah caustic embrittlement
Ada beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah caustic embrittlement
yang dapat menyebabkan keretakan pada dinding boiler. Bahan kimia tersebut bisa berupa:
a. Tannin
Tannin dapat diperoleh dari ekstrak kayu. Tannin dapat mengganggu pembentukan kristal,
mencegah timbulnya stuktur jarum atau rajut sehingga kristal tersebut menjadi lemah.
Pengendapa n dapat dicegah sehingga kerak yang terbentuk tidak menjadi keras tetapi akan
membentuk lumpur yang dapat terdispersi dan bisa dihilangkan dengan blow down. Tetapi
tannin bisa menyebabkan warna coklat air boiler, tidak stabil pada temperatur dan hanya
dipakai lebih dari 300 psia.
b. Lignin
Lignin bisa didapatkan dari kayu yang biasa digunakan sebagai bahan baku kertas. Lignin
yang akan digunakan dilarutkan terlebih dahulu dengan bahan kimia tertentu atau dibentuk
menjadi sulfonated sodium salt yang dapat larut dalam air. Fungsi dari lignin sebagai
protective film dari deposit-deposit magnesium yang akan melekat pada besi dan juga
sebagai pelindung terhadap serangan caustic embrittlement.
7. Glukosa
Glukosa mempunyai 6 rantai Carbon yang membentuk stuktur senyawa organik alami
tersebut. Fungsi dari glukosa ini adalah sebagai bahan pendispersi sludge sehingga tidak
membentuk kerak (scale) yang keras.
8. Seewed derivatives
Seewed derivatives merupakan reaktive dan dispersive colloid seperti tannin dan lignin atau
lignin derivative yang berguna untuk mengendpakan Ca dan Mg.
9. Starch atau kanji
Starch atau kanji atau aci adalah karbohidrat kompleks yang berguna untuk membuat film
sehingga mengurangi terjadinya kerak.
Pada air umpan boiler bisa mengandung mineral-mineral yang bisa menyebabkan
pengendapan, korosi dan carry over. Pengendapan material dapat mengakibatkan menurunnya
efektifitas perpindahan panas sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar menjadi boros,
metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan
masalah yang paling serius pada Boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada sistem
sebelum dan sesudah Boiler. Dimana Tujuan pengolahan air umpan pada boiler, adalah :
Menghindari terbentuknya kerak.
Mencegah korosi pada peralatan
Menghindari terbawanya senyawa yang tidak diinginkan kedalam steam (carry over)
1. Continuous Blow Down : yang dipasang dekat dengan level permukaan air pada steam
drum, dimaksudkan untuk menjaga tingkat padatan pada Steam drum, dilakukan secara
terus menerus.
2. Intermitten Blow down dipasang pada bagian bawah ketel uap dimaksudkan untuk
menghilangkan padatan yang mengendap.
Continuous Blowdown adalah cara paling ekonomis dan konsisten untuk mengontrol Total
Dissolved Solid (TDS)
Korosi (pengkaratan) tidak hanya menyebabkan gangguan pada daerah yang kena karat, tapi
juga bisa menghasilkan kontaminan oxyda logam yang pada tingkat yang serius bisa timbul
ditempat lainnya. Karena semuanya berkaitan dengan pengolahan air, bila terjadi pembentukan
pengendapan (deposit) dan korosi maka harus dikoreksi dan dicegah agar dapat tercapai hasil
yang memuaskan.
Penyebab terjadinya korosi adalah karena adanya oksigen (O 2) yang terlarut dalam air.
Mekanisme dari korosi adalah metal yang terkena kontak dengan akan terjadi reaksi sebagai
berikut:
hasilnya adalah Ferro hydroxide yang mengendap dalam larutan, senyawa ini tidaklah stabil
dalam larutan yang masih mengandung O2, maka ia akan teroxydasi
Pada temperature diatas 2700C maka hydrazine akan berubah menjadi Ammonia ( NH 3 ) dan
Nitrogen
Reaksi ini lambat bila jumlah Hydrazinnya kecil, tapi sebaliknya ia akan cepat bila Hydrazine
besar.
Untuk meyakinkan bahwa O2 yang terlarut itu habis maka ditentukannya bahwa Hydrazine itu
harus berlebih (Hydrazine rasidual). Pada umumnya untuk Boiler yang tekanan operasinya
kurang dari 40 kg / cm2G maka residual N 2H4 nya berkisar antara 0.1 ~ 0.3 ppm (part per million
= per satu juta), untuk yang bertekanan lebih dari 40 kg / cm2 G berkisar pada 0.05 ~ 0.1 ppm
· Injeksi (PO4 ) dan Alkali ( NaOH ) dilakukan secara langsung ke ketel maksudnya adalah untuk
menghindari mengendapnya garam – garam Calsium Posphate, Magnesium Silicate, Calsium
Carbonate, dsb, secara dini pada sistem.
Endapan tersebut diatas dapat menimbulkan korosi didaerah pipa-pipa feedwater yang mana tidak
ada methoda untuk mengeluarkannya, sedangkan di ketel kita bisa membuang endapan- endapan
tersebut dengan melakukan Blowdown. Alkali (NaOH) diinjectkan pada angka minimum yang
dibutuhkan untuk menaikan pH secukupnya untuk mengendalikan korosi, bahan tersebut
dimasukan bersama POSPHATE kedalam ketel.
TREATMENT KIMIAWI PADA SISTEM BOILER
Fungsi utama boiler adalah mentransfer energi dari bentuk gas panas yang diciptakan melalui
bahan bakar hingga mengubah air menjadi uap. Uap panas atau air panas kemudian digunakan
pada proses produksi. Air umpan seringkali mengandung unsur pengotor, yang menggangu
kinerja & efisiensi pada sistem boiler. Aditif kimia dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang diakibatkan oleh unsur pengotor tersebut. Untuk meningkatkan kualitas air umpan, dan
uap yang baik, bahan kimiawi dapat di-injeksikan secara langsung ke air umpan yang digunakan.
• Melindungi aset produksi dari kerusakan dan meningkatkan daya pakai alat produksi.
Skema Dasar Boiler. Seperti pada gambar, sistem pembangkitan uap terdiri atas 3 komponen
utama; deaerator, boiler, dan sistem kondensat. Oxygen scavenger diumpankan pada tangki
deaerator. treatment internal diumpankan pada pompa air umpan atau drum boiler.
Treatment Kimiawi
Lime Softening dan Soda Ash. Lime dicampurkan ada air baku untuk mengendapkan kalsium,
magnesium, dan silika pada air. Soda ash dicampurkan untuk mengendapkan hardness non-
bicarbonate. Proses ini terjadi pada tangki clarifier diikuti oleh proses pertukaran ion melalui
demineralization. Kedua bahan kimiawi ini dalam bentuk cair, juga granular.
Oxygen Scavengers. deaerator menghilangkan oksigen pada air umpan; akan tetapi, oksigen yang
masih trace masih ada dan menyebabkan masalah korosi. Oxygen scavengers dicampurkan pada
air umpan. Bentuk umum oxygen scavenger adalah sodium sulfite. Sodium sulfite murah, efektif,
dan mudah diukur kandungannya pada air.
Sulfite Tanpa Katalis (Oxygen Scavenger)
Sodium sulfite tanpa katalis dapat dicampurkan dengan agen kimiawi lainnya. Lokasi injeksi
sulfite diantara tangki air umpan (economize tank dan boiler. Jika hanya sulfite yang digunakan,
maka diperlukan peralatan dasar sebagai berikut:
Neutralizing Amines
Neutralizing amines ialah jenis kimiawi basa kuat yg mampu menetralisir asam karbonat yg
biasanya terbentuk pada kondensat. Yg termasuk jenis ini diantaranya: morpholine,
diethyleminoethanal (DEAE) and cyclohexylamine. Neutralizing amines tidak melindungi dari
korosi akibat oksigen tetapi hanya menghambat aktivitas oksigen tersebut karena sifat basa
kuatnya.
Filming Amines
Filming amines adalah jenis kimia yg membentuk lapisan tipis pada pipa kondensat dengan
tujuan melindungi dari aktivitas korosif baik akibat oksigen maupun asam. Beberapa jenis
diantaranya: octadecylamine (ODA) and ethoxylated soya amine (ESA). Kombinasi kedua jenis
tersebut umum digunakan.