Anda di halaman 1dari 14

steam n boiler

BAB III
STEAM DAN BOILER

Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air dengan jalan pemanasan.
Dengan adanya perubahan air menjadi steam, maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Container
Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air
Air adalah bahan utnuk menbuat steam sesudah dipanaskan.
3. Panas
Panas adalah energi yang dipakai untuk merubah air menjadi steam. Dengan
memperthatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan menghasilkan steam yang cukup, serta
segala permasalahan misalnya masalah air yang akan merusak tempat karena korosi akan
mengurangi efesiensi penyerapan panas akibat timbulnya kerak dapat diatasi dengan baik.

3.1. Container
Tempat untuk menghasilkan steam dengan cara pemanasan dikenal dengan boiler atau
ketel. Ada 3 tipe dari steam boiler, yaitu:
1. Fire tube boiler, di mana panas dan gas pembakaran dimasukkan ke dalam pipa yang
dikelilingi oleh air.
2. Water tube boiler, dimana air ada didalam pipa dan panas serta gas pembakaran melalui
antara pipa-pipa tersebut.
3. Cast iron sectional boiler, dimana panas dan gas pembakaran melalui celah-celah yang
mengandung air.
Fire Tube Boiler
Untuk fire tube boiler dikenal beberapa macam tipe, yaitu:
1. Scoth marine boiler, yaitu boiler dengan bentuk panjang, rendah dan bulat. Kotak api
mempunyai dua tempat yaitu di ujung-ujung pipa (lihat gambar 1).
2. Locomative boiler.
3. Vertical fire tube boiler.
Pada Boiler ini api dan gas pembakaran masuk melalui pipa-pipa dan dikelilingi oleh air.
Biasanya dipakai untuk instalasi yang cukup besar, tetapi cukup populer.

Water tube boiler


Untuk water tube boiler dikenal beberapa tipe yaitu:
1. Single drum
2. Multi drum
3. Straight tube
4. Bent Tube

Untuk straight tube boiler gas pembakaran ditahan oleh 3 penahan sebelum meninggalkan
boiler. Pada saat itu air menyerap panas dari gas pembakaran,

Cast iron sectional boiler


Untuk tipe boiler ini bisa juga disebut water tube boiler. Air berada di dalam tiap-tiap cast
iron yang dihubungkan dengan yang lauarnya sehingga membentuk sebuah boiler. Biasanya
ada 5 cast iron untuk tipe yang kecil dan ada 12 buah cast iron untuk tipe besar.

3.3. Air Boiler


Air yang dipakai untuk pembuatan steam harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1. tidak boleh membuih
2. tidak menyebabkan terjadinya korosi pada pipa-pipa.
Zat-zat yang terkandung di dalam air boiler yang dapat menyebabkan kerusakan ketel
adalah:
1. Kadar soluble matter yang tinggi.
2. Suspended Solid
3. Garam-garam Ca dan Mg.
4. Silika, Sulfat, asam bebas (free acid) dan oxida.
5. Organik matter.

3.2.1. Buih atau busa


Busa disebabkan oleh surface active agent ( misalnya sabun) juga ada hubungannya dengan
salt content.
Yang menyebabkan busa adalah:
1. Solid matter
2. Suspended matter
3. Suatu kebasaan yang tinggi sekali

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan adanya busa:


1. Kesulitan membaca tinggi permukaan air didalam boiler.
2. Karena buih dapat menyebabkan percikan yang kuat sehingga mengakibatkan adanya
solid-solid yang menempel akan mengakibatkan terjadinya korosi dengan adanya
pemanasan lebih lanjut.

Cara-cara untuk mengetahui (menentukan) busa:


Ada dua cara untuk mnentukan adanya busa, yaitu:
A. Salt Content
1. Ditambah Na2CO3 (pelunakan sebagian). Dengan penguapan sampai separuh volume air
tersebut dilihat apakah timbul busa atau tidak.
2. Dihilangkan suspended solid
Dengan penguapan sampai 1/6 nya apakah timbul busa atau tidak.
3. Menghilangkan hardness sampai 0,56 oD.
Dengan penguapan sampai 1/6 apakah timbul busa atau tidak.
4. Semua dihilangkan kecuali salt content.
Dengan penguapan sampai 1/20 volume bisa dilihat timbul busa atau tidak.

B. Critical concentration
Critical concentration adalah suatu ukuran yang ditentukan secara empiris kapan air
tersebut mulai membusa. Ukuran tersebut adalah konsentrasi air yang diukur.
Solid content dan salt content masih ada hubungannya. Oleh sebab itu untuk menentukan
critical concentration cukup untuk mengukur dari salt content yang maksimum, air tersebut
tidak boleh dipakai lagi, karena salt content yang maksimum menyebabkan terjadinya busa.
Misalnya:
Suatu air mengandung critical concentration 10%. Maka kadar air itu mengandung salt
content 10%, oleh sebab itu kalau air yang dipakai konsentarsinya lebih dari 10% maka akan
timbul busa.

Pencegahan terjadinya buih


Foaming terjadi karena tingginya caustic soda, garam-garam sodium lainnya. Selain itu
foaming juga disebabkan karena adanya minyak-minyak atau kontaminasi zat-zat organik.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
1. Pemberian asam organik dan castrol oil (minyak jarak).
2. Garam barium
3. Polyamida, poly alkilene glicol.
4. Kontrol adanya lumpur dan kerak.
5. Kontrol alkalinitas dari air tersebut.
3.2.2. Priming
Priming adalah keluarnya air bersama-sama dengan uap secara tiba-tiba dan keras dari
boiler. Priming terjadi akibat ketinggian air di dalam boiler melewati level yang seharusnya.
Adanya priming dapat menyebabkan kerusakan mesin dan turbin. Penyebab priming dapat
terjadi karena persoalan mekanis dan sebagian lagi persoalan kimia, seperti:
1. Ketinggian air di dalam boiler terlalu tinggi.
2. Konsentrasi tinggi dari bahan kimia dalam air.
3. Kotoran-kotoran yang menyebabkan naiknya tegangan permukaan.
4. Pembukaan katup uap terlalu cepat.

Pencegahannya:
Kalau penyebabnya adalah persoalan mekanik maka pencegahannya meliputi:
1. Desain boiler harus tepat.
2. Dijaga ketinggian air.
3. Metode penyalaan.
4. Over loading
5. Perubahan yang sangat mencolok
6. Steam storage diatas water level harus tepat.
7. Ukuran steam header
8. Kecepatan uap meninggalkan boiler.
Kalau penyebabnya adalah zat kimia, maka perlu adanya kontrol solid yang terdapat di
dalam air boiler tersebut.

3.2.3. Carry Over


Carry over terjadi karena adanya zat padat yang ada didalam air boiler ikut dengan air atau
steam keluar boiler dan akan mengendap pada pipa-pipa uap, keran-keran, superheater,
mesin atau turbin. Padatan ini akan merusak sudu-sudu turbin dan pelumasan dari mesin-
mesin. Selain itu akibat adanya pemanasan, maka zat padat yang ada didalam air akan
timbul dan melekat pada metal kemudian dengan pemansan lebih lanjut akan pecah atau
lepas sehingga bisa merusak benda-benda yang dilekati zat padat tersebut.
Carry over dari air boiler merupakan persoalan mekanis atau sebagian persoalan kimia.
Kalau penyebabnya masalah mekanis meliputi: defisiensi pada boiler design, ketinggian air,
penyalaan yang tidak benar, over loading dan perubahan yang mencolok. Kalau
penyebabnya masalah kimia, disebabkan adanya kandungan zat-zat kimia yang melebihi
critical concentration-nya.
Pencegahannya:
1. Disain boiler haruslah baik.
2. Jika penyebabnya adalah persoalan kimia, maka perlu diperhatikan: keadaan dan jumlah
zat padat yang ada di dalam air boiler.

3.2.4. Scale (kerak)


Kerak didalam boiler disebabkan oleh garam-garam Ca++ dan Mg ++. Scale yang terbentuk
akan menyebabkan:
1. Isolasi terhadap panas sehingga energi dari bahan bakar tertolak.
2. Scale ini kadang-kadang tiba-tiba pecah, sehingga air langsung berhubungan dengan ketel
yang akan menimbulkan pecahan (kebocoran) karena ketel mendapat tekanan yang kuat.
Jenis-jenis kerak yang terdapat pada boiler:
1. Sludge (lumpur).
Kerak ini tidak mengganggu terlalu banyak, dengan blow downlumpur-lumpur tadi bisa
dikurangi. Selain dari maksud di atas blow down berguna untuk:
a. Mengontrol ketinggian air.
b. Mengontrol konsentrasi bahan kimia pada air.
c. Pembuangan pada waktu pembersihan.
2. Scale yang melekat pada dinding ketel.
Kerak ini lebih sukar dibersihkan sebab melekat pada dinding. Ada 2 macam tipe kerak ini,
yaitu:
a. Scale porous.
Sifatnya merusak boiler sebab di dalam scale tersebut mengurung steam. Dimana akan
terjadi gelembung-gelembung steam yang akan merusak diding karena adanya peristiwa
kelewat panas. Contohnya: Scale calsife
b. Scale solid
Scale ini sifatnya lebih padat dibandingkan dengan scale porous. Dibandingkan scale porous,
scale ini kurang daya rusaknya terhadap ketel. Contohnya: aragonate scale.
Selain garam-garam Ca dan Mg, oli juga dapat merusak ketel sebab oksida besi dengan oli
akan membentuk lumpur yang akan menghalangi daya serap panas oleh air boiler.
Yang menyebabkan scale adalah:
1. Garam-garam Ca dan Mg sulfat dan silikat
Contohnya: CaSO4, Mg silikat, Ca silikat. Garam-garam ini solubilitinya berkurang sehinnga
mengendap pada dinding-dinding yang panas. Scale ini terjadi karena peristiwa fisika.
2. Garam-garam Carbonat.
Contohnya: CaCO3, MgCO3. Garam-garam ini akan mengendap pada temperatur tinggi,
sehingga mengendap pada dinding ketel. Air yang diambil daris umber air biasanya
mengandung CaHCO3 yang terurai pada pemanasan sampai 70oC.
CaHCO3 CaCO3 + CO2 + H2O
Jadi sewaktu dimasukkan ke dalam ketel CaCO3 sudah merupakan butiran-butiran kecil
sehingga CaCO3 tidak merupakan scale pada dinding ketel, tetapi merupakan sludge pada
air yang dipanasi.
3. SiO2, Al2O3 dan Mg(OH)2.

Cara pencegahannya:
Ion-ion Mg dan Ca yang selalu membuat scale dapat dicegah dengan menurunkan
hardnessnya. Untuk boiler-boiler lama masih bisa 10 Do. Tetapi untuk tipe boiler sekarang
airnya harus mempunyai kesadahan jauh di bawah 10 Do. Untuk penghilangan atau
pengurangan kesadahan tersebut dapat dilakukan dengan:
1. Eksternal Softening.
Eksternal softening adalah cara pelunakan air yang akan dilakukan di luar boiler. Misalnya:
a. Lime soda softening
b. Phosphat Softening
c. Demineralization
d. Silica removal.
e. Oil removal
2. Internal Softening
Internal softening adalah cara pelunakan air yang dilakukan di dalam boiler. Misalnya:
a. Penambahan soda.
b. Penambahan phosphat
c. Penambahan senyawa organik.
d. Penambahan algor, dan lain-lain.
Selain penambahan bahan-bahan tersebut, untuk mengontrol mutu umpan boiler dan
mencegah pembentukan kerak, dapat juga dilakukan injeksi pada deaerator ke sistem
pembangkit steam yaitu hidrazin (N2H4) 1% berat. Penambahan bahan kimia ini bertujuan
untuk menyerap atau mengikat kandungan oksigen terlarut dalam air bebas mineral. 

3.2.5. Korosi
Korosi adalah perusakan pada logam. Perusakan yang cukup besar bisa menyebabkan
reparasi yang berat bahkan kadang-kadang ketel tersebut harus dihentikan pemakaiannya.
Penyebab korosi:
a. Asam atau pH rendah.
Pada saat pH rendah, ion-ion hidrogen akan melapisi permukaan logam sehingga
menimbulkan gas yang meninggalkan permukaan logam tersebut sehingga menyebabkan
terjadinya korosi.
b. Adanya oksigen
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi sebagai berikut:
1. oksigen akan mengoksidasi ferrooksida. Fe(OH)2 akan menjadi Ferrihidroksida Fe(OH)3.
Fe(OH)3 mempunyai sifat mudah melarut di dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe(OH)2 + O2 + H2O Fe(OH)3.
2. Oksigen akan bereaksi dengan ion hidrogen yang melapisi permukaan logam. Ion
hidrogen tersebut terjadi karena karena adanya reaksi Fe++ dengan air.
Fe++ + 2 H2O Fe(OH)2 +2 H+
4 H+ + O2 2H2O
Dengan hilangnya lapisan tadi membuka kemungkinan korosi seperti halnya pada reaksi (1).
c. Adanya bikarbonat
Adanya bikarbonat di dalam air boiler akan menyebabkan terjadinya CO2, karena
pemanasan dan adanya tekanan. CO2 akan terjadi bereaksi dengan air menjadi asam
karbonat. Asam ini pelan-pelan akan bereaksi dengan logam dan besi membentuk garam
bikarbonat. Garam bikarbonat ini dengan pemansan akan membentuk CO2 lagi.Sekali lagi
CO2 bereaksi dengan air membentuk asam, demikian terus menerus sehingga bisa
membentuk suatu siklus.
Fe + 2 H2CO3 Fe (HCO3)2 + H2
Fe(HCO3)2 + H2O + panas Fe(OH)2 + 2H2O + 2CO2
d. Adanya gas: H2S, SO2 dan NH3
Adanya gas H2S, SO2 dan NH3 bisa menyebabkan korosi, tetapi tidak sehebat yang
disebabkan oleh gas O2 atau CO2.
e. Adanya bahan-bahan organik
Adanya bahan-bahan organik yang berupa asam organik yang masuk k edalam boiler akan
menyebabkan terjadinya korosi.
f. Adanya minyak dan gemuk.
Minyak dan gemuk yang berasal dari minyak bumi, binatang dan tumbuh-tumbuahn akan
menghasilkan asam organik dan gliserin. Asam organik akan bereaksi dengan besi,
contohnya CO2 yang berasal dari asam organik juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya korosi. 

Pencegahan korosi:
Untuk mencegah terjadi nya korosi dapat dilaksanakan seperti berikut ini:
a. Penagturan alkalinitas dan pembentukan lapisan film, dimana pH air boiler diharapkan
lebih besar dari 9,5 dan kecil kandungan alkali hidroksida. Alkalinitas bisa diatur dengan
menambahkan soda ash (NaCO3), kaustik soda (NaOH) dan trisodium phosphat.
b. Untuk menghilangkan kandungan O2 dapat dilakukan dengan deaerasi, sedangkan untuk
menghilangkan CO2 dapat dilakukan dengan pemanasan dengan cara pemanasan
pendahuluan secara terbuka pada boiler feed water. Dapat juga dengan ,menambahkan
bahan-bahan kimia, misalnya: tannin, dan turunan glucose.
c. Memberikan perlindungan dengan pembentukan film yaitu menggunakan tannin, turunan
lignin dengan turunan glukosa.
d. Jika penyebab korosi adalah karena iar kondensat maka pencegahan dapat dilakukan
dengan menambahkan senyawa amin atau amonia.

3.2.6. Caustic Embrittlement.


Salah satu penyebab terjadinya kerapuhan pada logam adalah karena adanya NaOH bebas di
dalam air boiler yang terkonsentrasi pada suatu titik kebocoran dan secara kimia akan
menyerang metal tersebut. Akibat dari serangan kimia tersebut, akan timbul retakan yang
tidak beraturan apalagi pada metal yang terkena tekanan.
Pencegahan Caustic Embrittlement:
a. Mencegah kebocoran pada daerah metal yang mengalami tekanan.
b. Penambahan inhibitor
c. Menjaga alkalinitas hidroksida yang rendah pada iar boiler dengan cara:
1. Mengontrol pH dengan menggunakan phosphat. PH dari air boiler terkontrol dengan cara
melihat endapan trisodium phosphat dan pH yang dapat dilihat dari kurva.

2. Penambahan bahan-bahan kimia untuk mencegah embrittlement, yaitu dengan


menambahkan lignin, tannin dan sodium nitrat.

3.3. Panas
Panas dapat dipakai untuk merubah air menjadi steam. Panas bisa didapatkan dari matahri,
listrik, gas, minyak batubara dan kayu. Pemakaian bahan-bahan tersebut tergantung dari
besar kecilnya steam yang dihasilkan. Untuk pemakaian yang sifatnya komersial dipakai
bahan bakar dari minyak, batu bara atau gas.

Bahan bakar:
Berdasarkan bentuk fasanya bahan bakar dapat dibedakan menjadi:
1. Bahan bakar padat (solid), misalnya batu bara atau kayu.
2. Bahan bakar cair
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan bakar cair, yaitu:
a. Heating value
b. Flash poin
c. Fire point
3. Bahan bakar gas
Untuk bahan bakar gas cara penyalaannya lebih mudah dibandingkan dengan kedua bahan
bakar yang lain, yang perlu diperhatikan adalah campuran antara minyak dan udara untuk
menyempurnakan pembakaran.

Efesiensi Boiler
Khusus untuk bahan bakar cair (minyak), heating value sangat diperhatikan , untuk dapat
menghitung efesiensi boiler. Heating value dapat dhitung dengan menggunakan persamaan
Dulong, yaitu:

HV = 14.600 C + 62.000 (H – O/8) +4.050 S


Dimana:
HV = Heating value, Btu/lb of fuel
C = berat atom karbon/ lb of fuel
H = berat atom Hidrogen/ lb of fuel
O = berat atom Oksigen/ lb of fuel
S = berat atom Sulfur /lb of fuel

Efesiensi Boiler dapat dinyatakan dengan:

output bisa dinyatakan dengan:


1. Banyaknya steam yang terjadi, dimana di dalam hal ini ditunjukkan dari total bahan bakar
yang dinyalakan pada suatu periode dan total air yang diubah menjadi uap pada periode
yang sama pula.
2. Banyaknya energi fuel yang dipakai untuk efesiensi bisa dinyatakan sebagai berikut:

3.4. Operasi Boiler


Didalam pelaksanaan operasi boiler (ketel) ada 3 masalah yang biasanya ditemui yaitu:
1. Internal treatment
2. Resirkulasi
3. Pembersihan boiler
Meliputi: 
a. pembersihan kerak (scale) yang berasal dari air boiler
b. pembersihan kerak yang berasal dari bahan bakar.

3.4.1. internal treatment


untuk internal treatment di dalam boiler harus diperhatikan apakah boiler tersebut
bertekanan rendah atau bertekanan tinggi.
a. internal treatment boiler bertekanan rendah
salah satu campuran bahan kimia yang dipakai di dalam jenis boiler ini adalah : Natrium
silikat tau campuran bahan kimia yang mengandung Natrium silikat dan alkali lainnya.
Bahan kimia ini bisa diberikan dalam bentuk liquid ataupun solid.
Campuran dari soda ash dan natrium phospat dengan Natrium bicromat ataupun Natrium
cromat juga baik dipakai. Jika alkali yang digunakan sebagai bahan treatment, sebaikknya
air boiler hanya mengandung 100-350 ppm hidroksida dengan total alkalinity paling tinggi
adalah 300-500 ppm yang dinyatakan dalam CaCO3. Untuk alkalinity yang lebih tinggi dari
1000 ppm tidak baik bagi boiler.
Sodium silikat tidak hanya meningkatkan alkalinity tetapi juga mencegah korosi dengan
membentuk film pada permukaan logam boiler.
Pemakaian kromat sebagai bahan kimia treatment, mengadung 500-1000 ppm kromat
sebagai Na2CrO4 dengan pH di atas 7,5. Untuk itu dipakai Natrium bikarbonat. Tetapi, bila
pH lebih kecil dari7,5 beberapa jenis alkali dapat dikombinasikan dengan Natrium
bikarbonat ini.
b. Internal treatment untuk boiler bertekanan tinngi
Di dalam boiler yang bertekanan tinggi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Total Solid
Jumlah solid di dalam boiler perluperlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak
dikehendaki. Total dissolved solid, suspended solid, alkalinity dan minyak harus dikontrol
untuk mencegah carry over yang paling memuaskan adalah pada konsentrasi 1500-3500
ppm total solid.
Dalam penambahan bahan bahan kimia anti foam diperkenankan sampai 30.000 ppm.
Untuk mengurangi total solid dapat dilakukan blow down sebelum terbentuk carry over atau
priming.
2. Alkalinity
Alkalinity air boiler harus tinggi untuk mencegah korosi karena adanya asam. Campuran
Phosphat, Caustic soda, Soda ash sangat menolong untuk mengatur alkalinity di dalam
boiler.
3. Phosphat
Kelebihan PO4 akibat dari penambahan bahan kimia pada treatment dapat terjadi. Oleh
karena itu sebaiknya konsentrasi PO4 tidak lebih dari 30-60 ppm.
4. Hardness
Diharapkan hardness di dalam air boiler adalah nol, tetapi hal seperti ini sangat sulit untuk
dicapai.

Internal treatment dengan bahan kimia


Bahan kimia yang biasa digunakan di dalam internal treatment untuk boiler tekanan adalah:
1. Soda Ash (Na2CO3)
Akibat penambahan Na2CO3, soda akan bereaksi dengan kerak berbentuk sulfat dari
kalsium dan magnesium membentuk lumpur karbonat yang bisa dihilangkan dengan cara
blow down.
Na2CO3 + CaSO4 CaCO3 + Na2SO4
Na2CO3 + MgSO4 MgCO3 + Na2SO4
Sedangkan MgSO4 juga bisa bereaksi dengan Caustic soda membentuk Mg(OH)2 yang
merupakan lumpur.
MgCO3 + H2O + panas 2NaOH + CO2
2 NaOH + MgSO4 Mg (OH)2 + NaSO4 
Soda Ash kurang baik digunakan sebagai bahan kimia pembersih air karena dapat
membentuk gas CO2. Tetapi bila dikombinasikan dengan senyawa organik seperti: tannin,
lignin, penggunaan soda lebih baik jika dibandingkan dengan phosphat. Penggunaan soda
dengan bahan organik tersebut akan membentuk lumpur, tetapi lumpur tersebut dapat
dihilangkan degan proses blow down.
2. Caustic soda (NaOH)
Caustic Soda sebagai bahan alkali akan menetralisir korosi yang disebabkan oleh asam atau
gas. Tetapi, caustic soda kurang sesuai digunakan untuk bahan kimia pemebersih air boiler
yang bertekanan tinggi. Kelebihan caustic soda akan menyebabkan caustic embrittlement,
tetapi sangat baik untuk mengurangi Mg, karena reaksi NaOH dengan Mg akan membentuk
Mg(OH)2 yang berupa lumpur.
3. Natrium Phosphat
Phosphat akan menghasilkan Calsium phosphat yang berupa lumpur.
3CaCO3 + Na3PO4 Ca(PO4)2 + 3NaCO3
Kelebihan PO4 diharapkan tidak melebihi dari 50 ppm, selain menggunakan Na3PO4 dapat
juga digunakan bahan kimia lain, seperti:
a. Disodium phosphat
3CaCO3 + 2NaH2PO4 Ca3(PO4)2 + Na2CO3 + 2H2O + 2CO2
b. Monosodium phosphat
2NaH2PO4 + CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O
c. Sodium metaphosphat
2NaPO4 + 3CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O
d. Asam phosphat
2H3PO4 + 3CaCO3 + 6NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 6H2O
4. Silicat dan aluminat
Sodium aluminat, bila bereaksi dengan magnesium akan membentuk floc dan mengendap
sebagai magnesium aluminat. Jika ada silica, Ca dan Mg aluminat silica akan terbentuk.
Beberapa kompleks silica tidak bisa dicegah dengan internal softening karena temperatur
tinggi dan kecepatan penguapan senyawa tersebut terbentuk apalagi kalau ada senyawa
aluminium dan besi.
5. Chemical deareation
Untuk boiler bertekanan tinggi, O2 dapat dihilangkan dengan :
a. Metallic iron
Karena reaksinya lambat, kapasitasnya rendah, maka jarang digunakan
b. Ferrous hydroxide
FeSO4 dan NaOH ditambahkan membentuk Fe(OH)2 yang akan bisa menghilangkan O2
c. Beberapa senyawa sulfur
Senyawa yang dapat digunakan adalah Na2SO3
Na2SO3 + 1/2 O2 Na2SO4
Biasanya sulfit dapat dirusak dengan reaksi autooxidation, yang mana menghasilkan SO4
tetapi dilain pihak dapat direduksi menjadi S. Kecepatan reaksi dari Na2SO3 dengan O2
dapat dipercepat dengan menggunakan autokatalis tertentu, biasanya garam-garam Cobalt
Copper atau logam-logam berat.
Air untuk unit pendingin dan HE Percobaan Na2SO3 + O2
Waktu reaksi
1 ppm Cu 80 ppm Na2SO3 bereaksi dengan 8-10 ppm O2 5 menit
0,001 ppm cobalt Sama 1 menit
0,01 ppm cobalt Sama 15-20 menit

d. Hydrazin (N2H4)
Hydrazin dengan O2 bereaksi membentuk N2
N2H4 + O2 2H2O + N2
N2 gas yang keluar tidak berbahaya bagi steam, total solid tidak bertambah. Efesiensi dan
kemurnian bisa mencapai 100%, 1 ppm hydrazin akan menghilangkan 1 ppm atau 0,698 ml
perliter O2. 
Kecepatan reaksi antara hydrazin dengan O2 berdasarkan temperatur adalah:
- pada temperatur rendah kecepatannya rendah
- pada 90oC kecepatannya bertambah
- pada 140oC cepat
Hydrazin juga melindungi permukaan besi sehingga melindunginya dari korosi. Karena
sifatnya yang eksplosive, hydrazin dibuat dalam bentuk hydrazin phosphat atau garam
lainnya. Hydrazin merupakan bahan kimia yang berbahaya , sehingga usahakan tidak
mengenai kulit dan konsentrasinya tidak melebihi 10 ppm dalam udara .
6. Bahan kimia yang digunakan sebagai pencegah caustic embrittlement
Ada beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah caustic embrittlement
yang dapat menyebabkan keretakan pada dinding boiler. Bahan kimia tersebut bisa berupa:
a. Tannin
Tannin dapat diperoleh dari ekstrak kayu. Tannin dapat mengganggu pembentukan kristal,
mencegah timbulnya stuktur jarum atau rajut sehingga kristal tersebut menjadi lemah.
Pengendapa n dapat dicegah sehingga kerak yang terbentuk tidak menjadi keras tetapi akan
membentuk lumpur yang dapat terdispersi dan bisa dihilangkan dengan blow down. Tetapi
tannin bisa menyebabkan warna coklat air boiler, tidak stabil pada temperatur dan hanya
dipakai lebih dari 300 psia.
b. Lignin
Lignin bisa didapatkan dari kayu yang biasa digunakan sebagai bahan baku kertas. Lignin
yang akan digunakan dilarutkan terlebih dahulu dengan bahan kimia tertentu atau dibentuk
menjadi sulfonated sodium salt yang dapat larut dalam air. Fungsi dari lignin sebagai
protective film dari deposit-deposit magnesium yang akan melekat pada besi dan juga
sebagai pelindung terhadap serangan caustic embrittlement.
7. Glukosa
Glukosa mempunyai 6 rantai Carbon yang membentuk stuktur senyawa organik alami
tersebut. Fungsi dari glukosa ini adalah sebagai bahan pendispersi sludge sehingga tidak
membentuk kerak (scale) yang keras.
8. Seewed derivatives
Seewed derivatives merupakan reaktive dan dispersive colloid seperti tannin dan lignin atau
lignin derivative yang berguna untuk mengendpakan Ca dan Mg.
9. Starch atau kanji
Starch atau kanji atau aci adalah karbohidrat kompleks yang berguna untuk membuat film
sehingga mengurangi terjadinya kerak.

Peralatan untuk chemical treatment


Peralatan untuk keperluan ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Peralatan untuk feed water tekanan rendah/ medium
2. Peralatan untuk concentrated boiler water yang bertekanan tinggi

PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER

Pada air umpan boiler bisa mengandung mineral-mineral yang bisa menyebabkan
pengendapan, korosi dan carry over. Pengendapan material dapat mengakibatkan menurunnya
efektifitas perpindahan panas sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar menjadi boros,
metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan
masalah yang paling serius pada Boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada sistem
sebelum dan sesudah Boiler. Dimana Tujuan pengolahan air umpan pada boiler, adalah :
       Menghindari terbentuknya kerak.
       Mencegah korosi pada peralatan

       Menghindari terbawanya senyawa yang tidak diinginkan kedalam steam (carry over)

Cara pengolahan air boiler :


§   Pretreatment secara mekanikal dan fisikal, seperti: clarification water, demineralization, thermal
daerator.
§      Pengolahan secara kimia (penggunaan chemichal)
§     Sistem Blowdown : Pengertian Blowdown adalah pembuangan sejumlah kecil air boiler dengan
maksud  untuk menjaga tingkat maximum dari padatan terlarut dan terendap pada tingkat yang
diizinkan. Sebagai contoh bila air dengan kandungan padatan terlarut 100 ppm kemudian
diuapkan sebanyak 50 % dari air tersebut maka konsentrasi dari padatan menjadi 200 ppm. Ini
bisa ditulis secara matematik :
  

Blowdown terbagi atas 2 (dua) jenis :

1. Continuous Blow Down : yang dipasang dekat dengan level permukaan air pada steam
drum, dimaksudkan untuk menjaga tingkat padatan pada Steam drum, dilakukan secara
terus menerus.
2. Intermitten Blow down dipasang pada bagian bawah ketel uap dimaksudkan untuk
menghilangkan padatan yang mengendap.

Continuous Blowdown adalah cara paling ekonomis dan konsisten untuk mengontrol Total
Dissolved Solid (TDS)
 Korosi (pengkaratan) tidak hanya menyebabkan gangguan pada daerah yang kena karat, tapi
juga bisa menghasilkan kontaminan oxyda logam yang pada tingkat yang serius bisa timbul
ditempat lainnya. Karena semuanya berkaitan dengan pengolahan air, bila terjadi pembentukan
pengendapan (deposit) dan korosi maka harus dikoreksi dan dicegah agar dapat tercapai hasil
yang memuaskan.
Penyebab terjadinya korosi adalah karena adanya oksigen (O 2) yang terlarut dalam air.
Mekanisme dari korosi adalah metal yang terkena kontak dengan akan terjadi reaksi sebagai
berikut:

Oxygen terlarut dalam air membentuk reaksi Cathodic


Dari Persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh:

 
hasilnya adalah Ferro hydroxide yang mengendap dalam larutan, senyawa ini tidaklah stabil
dalam larutan yang masih mengandung O2, maka ia akan teroxydasi

Ferric hydroxide ini dikenal sebagai karat


Untuk menghilangkan senyawa O2 (oxygen) dalam air agar tidak terjadi korosi dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut:
·     Deaerator, Fungsi dari alat ini ialah untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dan memanaskan
air dengan cara mengkontakan langsung antara steam tekanan rendah dengan air. bila temperature
air naik maka kelarutan oxygen akan berkurang karena keluar lewat venting.
·         Penambahan Hydrazine (N2H4) reaksinya sebagai berikut:

Pada temperature diatas 2700C maka hydrazine akan berubah menjadi Ammonia ( NH 3 ) dan
Nitrogen

Reaksi ini lambat bila jumlah Hydrazinnya kecil, tapi sebaliknya ia akan cepat bila Hydrazine
besar.

Untuk meyakinkan bahwa O2 yang terlarut itu habis maka ditentukannya bahwa Hydrazine itu
harus berlebih (Hydrazine rasidual). Pada umumnya untuk Boiler yang tekanan operasinya
kurang dari 40 kg / cm2G maka residual N 2H4 nya berkisar antara 0.1 ~ 0.3 ppm (part per million
= per satu juta), untuk yang bertekanan lebih dari 40 kg / cm2 G berkisar pada 0.05 ~ 0.1 ppm

·      Volatile Treatment atau Zero Solid Treatment.adalah pemakaian chemical yang mudah


menguap (volatile chemical) , seperti ammonia / morpholine atau cyclohexyl amine. Untuk
mengontrol pH..Bahan ini di injeksikan kedalam Boiler water yang berfungsi untuk menjaga pH
pada Boiler water, agar cukup tinggi untuk pencegahan korosi.

·      Injeksi (PO4 ) dan Alkali ( NaOH ) dilakukan secara langsung ke ketel maksudnya adalah untuk
menghindari mengendapnya garam – garam Calsium Posphate, Magnesium Silicate, Calsium
Carbonate, dsb, secara dini pada sistem.
Endapan tersebut diatas dapat menimbulkan korosi didaerah pipa-pipa feedwater yang mana tidak
ada methoda untuk mengeluarkannya, sedangkan di ketel  kita bisa membuang endapan- endapan
tersebut dengan melakukan Blowdown. Alkali (NaOH) diinjectkan pada angka minimum yang
dibutuhkan untuk menaikan pH secukupnya untuk mengendalikan korosi, bahan tersebut
dimasukan bersama POSPHATE kedalam ketel.
TREATMENT KIMIAWI PADA SISTEM BOILER
Fungsi utama boiler adalah mentransfer energi dari bentuk gas panas yang diciptakan melalui
bahan bakar hingga mengubah air menjadi uap. Uap panas atau air panas kemudian digunakan
pada proses produksi. Air umpan seringkali mengandung unsur pengotor, yang menggangu
kinerja & efisiensi pada sistem boiler. Aditif kimia dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang diakibatkan oleh unsur pengotor tersebut. Untuk meningkatkan kualitas air umpan, dan
uap yang baik, bahan kimiawi dapat di-injeksikan secara langsung ke air umpan yang digunakan.

Keuntungan treatment secara kimiawi.


• Meningkatkan kinerja boiler;

• Menghemat bahan bakar dan biaya perawatan menjadi lebih murah;

• Menurunkan waktu downtime mesin; dan

• Melindungi aset produksi dari kerusakan dan meningkatkan daya pakai alat produksi.

TREATMENT KIMIAWI UNTUK BOILER TIPE WATER-TUBE


Air umpan terdiri atas air baku (make-up water) dan air kondensat (uap balik).  Air baku
umumnya mengandung pengotor, yang menyebabkan deposit pada boiler. Zat pengotor yang
umum dijumpai termasuk alkalinitas, silika, besi, oksigen terlarut, kalsium & magnesium
(hardness). Blowdown, secara periodik ataupun otomatis adalah proses pembuangan air pada
boiler, untuk membatasi konsentrasi zat pengotor dan mineral-2 lain yang terkandung pada air
boiler. Blowdown penting sebagai penunjang treatment kimiawi.

Masalah-Masalah yang disebabkan oleh Zat Pengotor pada Boiler


Kerak. adalah deposit mineral yang biasa terjadi. Kerak adalah padatan terjadi akibat reaksi dari
zat pengotor dan permukaan pipa logam. Kerak berperan sebagai insulator memperlambat
transfer panas, yang menyebabkan efisiensi menurun dan pemakaian bahan bakar jadi
meningkat. Efek yang lebih serius adalah overheating dan penyebab kerusakaan pada pipa-2
boiler.
Korosi. Korosi disebabkan oleh kandungan oksigen terlarut pada air umpan. Reaksi oksidasi
menjadi semakin agresif bila mendapat energi panas menciptakan korosi pada permukaan
logam. Kerusakaan akibat korosi dapat terjadi pada drum boiler, header, dan pipa-2 kondensat.
Asam. adalah juga penyebab korosi pada logam. Air dikatakan asam bila pH air umpan berada
dibawah kisaran 8,5. Alkali karbonat diubah menjadi CO2 oleh panas dan tekanan pada boiler.
CO2 terbawa sepanjang uap air diproduksi. Ketika uap air mengembun, CO2 menjadi larut
dalam air membentuk asam karbonat (H2CO3) dan secara langsung menurunkan pH pada air
kondensat.  Asam tersebut juga akan merusak pipa kondensat.
PERSYARATAN TREATMENT KIMIA BOILER
Produk Treatment. Faktanya adalah biasanya program treatment memerlukan prosentase relatif
kecil dari keseluruhan biaya operasi pada boiler. Akan tetapi, kinerja treatment yang buruk
menyebabkan efek domino yang meningkatkan biaya operasi maupun pemeliharaan boiler.
Untuk hasil terbaik, seluruh chemical untuk treatment internal harus digunakan secara kontinyu
dengan dosis yang cukup. Chemicals dapat diumpan langsung ke tangki air umpan. Kimia
tertentu boleh dicampur penggunaannya pada waktu bersamaan. Posisi injeksi chemical
biasanya diletakkan lebih tinggi dari posisi sirkuit boiler.  Untuk posisi feeder chemical dibawah
pompa air umpan, pompa harus disesuaikan dengan tekanan boiler.

Skema Dasar Boiler. Seperti pada gambar, sistem pembangkitan uap terdiri atas 3 komponen
utama; deaerator, boiler, dan sistem kondensat. Oxygen scavenger diumpankan pada tangki
deaerator. treatment internal diumpankan pada pompa air umpan atau drum boiler.
Treatment Kimiawi
Lime Softening dan Soda Ash. Lime dicampurkan ada air baku untuk mengendapkan kalsium,
magnesium, dan silika pada air. Soda ash dicampurkan untuk mengendapkan hardness non-
bicarbonate. Proses ini terjadi pada tangki clarifier diikuti oleh proses pertukaran ion melalui
demineralization. Kedua bahan kimiawi ini dalam bentuk cair, juga granular.
Oxygen Scavengers. deaerator menghilangkan oksigen pada air umpan; akan tetapi, oksigen yang
masih trace masih ada dan menyebabkan masalah korosi. Oxygen scavengers dicampurkan pada
air umpan. Bentuk umum oxygen scavenger adalah sodium sulfite. Sodium sulfite murah, efektif,
dan mudah diukur kandungannya pada air.
Sulfite Tanpa Katalis (Oxygen Scavenger)
Sodium sulfite tanpa katalis dapat dicampurkan dengan agen kimiawi lainnya. Lokasi injeksi
sulfite diantara tangki air umpan (economize tank dan boiler. Jika hanya sulfite yang digunakan,
maka diperlukan peralatan dasar sebagai berikut:

 Pompa injeksi kimia


 Pipa2, kelep, fitting, saringan yg terbuat dr stainless steel atau PVC
 flowmeter
 Alat ukur tekanan
 Panel kelistrikan
 Alat pengaduk atau mixer
Sulfite umumnya dalam bentuk cairan, berkarakter asam, dimana akan membuat sifat korosif
terhadap bahan yg digunakan. Tangki sulfite HDPE.

Sulfite dengan katalis (Oxygen Scavenger)


Sulfite dengan katalis HARUS digunakan secara mandiri tanpa dicampur kimia lain dan
diumpan secara sinambung. Air yang digunakan juga HARUS air murni (demineralized water).
Umumnya jenis ini diumpan pada tangki air.

Hydrazine (Oxygen Scavenger)


Hydrazine boleh digunakan bersama agen kimia lainnya kecuali yang bertipe organik, senyawa
amine dan jenis nitrat. Akan tetapi sangat baik bila digunakan secara mandiri. Hidrazine
biasanya menggunakan sistem umpan tertutup karena cukup berbahaya jika terkena paparan
terhadap manusia.

Oxygen Scavengers Organik


Senyawa organik juga dapat digunakan seperti hydroquinone dan asam askorbat (vitamin C).
Sebaiknya diumpan secara mandiri dan bersinambung.

Neutralizing Amines
Neutralizing amines ialah jenis kimiawi basa kuat yg mampu menetralisir asam karbonat yg
biasanya terbentuk pada kondensat. Yg termasuk jenis ini diantaranya: morpholine,
diethyleminoethanal (DEAE) and cyclohexylamine. Neutralizing amines tidak melindungi dari
korosi akibat oksigen tetapi hanya menghambat aktivitas oksigen tersebut karena sifat basa
kuatnya.

Filming Amines
Filming amines adalah jenis kimia yg membentuk lapisan tipis pada pipa kondensat dengan
tujuan melindungi dari aktivitas korosif baik akibat oksigen maupun asam. Beberapa jenis
diantaranya: octadecylamine (ODA) and ethoxylated soya amine (ESA). Kombinasi kedua jenis
tersebut umum digunakan.

Anda mungkin juga menyukai