Besi parenteral dapat diberikan apabila pasien mengalami kegagalan terapi oral atau memiliki kondisi
berikut: (1) Perdarahan berlebih, (2) Gangguan ginjal kronis, (3) Penyakit radang usus/inflammatory
bowel disease, dan (4) Pasien kanker.
Obat yang dapat digunakan antara lain adalah:
Besi dekstran : Dapat diberikan intramuskuler ataupun intravena dengan dosisi 1000 mg
dalam 1 jam.
Besi sukrosa : Dapat diberikan injeksi intravena dengan bolus lambat (dosis <300 mg) atau
infus (500 mg dalam beberapa jam)
Kompleks ferik-glukonat (tidak tersedia di Indonesia)
Besi karboksilmatosa (tidak tersedia di Indonesia)
Pemberian besi parenteral harus dibawah pengawasan dokter spesialis. Penggunaan besi parenteral ini
terkadang kurang dilakukan karena resiko efek samping alergi yang cukup tinggi, seperti anafilaksis,
syok, hingga kematian. [4,7]
Transfusi Darah
Transfusi darah diindikasikan pada pasien dengan Hb < 6-8 g/dL, terutama pada pada ibu hamil
dengan gawat janin atau gawat ibu, hemodinamik tidak stabil, perdarahan aktif, iskemia organ karena
ADB berat. Transfusi dilakukan dengan packed red cell 300 ml 2 unit. Pasien yang memerlukan
transfusi harus dirujuk. [5,7,13]
Kriteria Rujukan
Tidak semua pasien ADB dapat ditangani di fasilitas layanan kesehatan (faskes) primer. Pasien perlu
dirujuk apabila mengalami:
Anemia gravis
Gagal terapi besi oral
Memerlukan terapi besi parenteral
Indikasi transfusi darah
Memerlukan modalitas diagnostik tambahan
Komplikasi anemia
Penyakit penyerta yang bukan kompetensi dokter umum atau faskes primer
Tipe anemia yang bukan kompetensi dokter umum atau faskes primer [4,5,7,13]