Anda di halaman 1dari 5

Seberapa umumkah kondisi ini?

Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum ditemui dan mudah diobati.
Kondisi ini paling rentan dialami anak-anak remaja dan wanita hamil.

Bagaimana Cara Mengobati Anemia?

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data


Daftar
Orang yang mengalami perdarahan parah, seperti akibat kecelakaan, juga rentan mengalami kondisi
ini.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala anemia defisiensi besi?

Tergantung penyebabnya, berbagai jenis anemia bisa menimbulkan sejumlah gejala khusus. Dikutip
dari Mayo Clinic, tanda dan gejala paling umum dari anemia defisiensi besi adalah:
 Kelelahan
 Tampak lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sesak napas
 Kulit pucat
 Nyeri dada akibat detak jantung cepat
 Sakit kepala atau pusing
 Tangan dan kaki terasadingin
 Peradangan atau nyeri lidah Anda
 Kuku jadi rapuh
 Mengidam makanan aneh, misalnya ingin makan seperti es batu
 Nafsu makan yang buruk, terutama pada bayi dan anak-anak dengan anemia defisiensi besi
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran
terkait gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami tanda-tanda atau gejala anemia defisiensi besi seperti di atas atau memiliki
pertanyaan, sebaiknya hubungi dokter.

Sebaiknya, Anda tidak minum suplemen besi sembarangan sebelum berkonsultasi ke dokter. Terlalu
banyak zat besi bisa membuat organ hati bekerja lebih keras dan berisiko menyebabkan komplikasi
fatal lainnya.

Simpanan zat besi dalam jumlah yang berlebih di luar batas dapat meningkatkan risiko Anda
mengalami kondisi yang disebut hemokromatosis.
Penyebab
Apa penyebab anemia defisiensi besi?

Beda jenisnya, beda pula penyebab anemia yang mendasarinya. Penyebab anemia defisiensi besi
adalah kurangnya zat besi dalam tubuh untuk memproduksi hemoglobin.
Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang memberi darah warna merah pada darah.
Hemoglobin jugalah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh agar Anda bisa beraktivitas dengan
baik.
Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin. Jika zat besi dalam tubuh kurang, kemampuan
memproduksi hemoglobin berkurang pula.

Tak hanya kurang asupan zat besi, anemia defisiensi juga bisa terjadi jika kemampuan tubuh untuk
menyerap zat besi telah menurun. Trauma atau kecelakaan yang menyebabkan Anda kehilangan
banyak darah juga dapat menghabiskan simpanan zat besi di dalam tubuh.

Faktor risiko

Apa saja faktor risiko anemia defisiensi besi?

Berikut adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena anemia defisiensi besi:

1. Kekurangan darah

Kekurangan darah adalah salah satu faktor penyebab anemia defisiensi zat besi. Ada beberapa kondisi
yang bisa menyebabkan Anda kekurangan darah, di antaranya:

 Menstruasi yang lama pada wanita


 Kecelakaan atau trauma
2. Kekurangan asupan zat besi

Kurang makan makanan mengandung zat besi juga dapat menyebabkan anemia.
Kurang asupan zat besi umumnya sering diderita pada mereka yang menjalani pola hidup vegetarian.
Untuk mengatasinya, para vegetarian bisa mengonsumsi suplemen zat besi.

Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi sebaiknya diikuti dengan makan atau minum
minuman yang kaya akan vitamin C.
Vitamin C berguna dalam membantu penyerapan zat besi. Ini berarti vitamin C dapat membantu
mengatasi anemia.
3. Tubuh tidak mampu menyerap zat besi

Ulkus (luka) di lambung atau kanker pada saluran pencernaan adalah kondisi yang dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Beberapa kondisi tersebut dapat menyebabkan perdarahan
gastrointestinal (saluran pencernaan).

Perdarahan ini bisa mengurangi tingkat zat besi dalam darah Anda. Jenis-jenis kekurangan darah ini
sulit dideteksi dan prosesnya lama.

Bahkan ketika Anda sudah makan makanan kaya akan zat besi, ada kemungkinan tubuh Anda tidak
dapat menyerapnya.

Tidak hanya itu, obat untuk mengurangi asam lambung dapat memengaruhi penyerapan zat besi di
tubuh Anda.
Operasi untuk mengangkat bagian usus tertentu dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap
zat besi dan nutrisi lainnya. Ini juga bisa menjadi gejala penyakit lain seperti penyakit Celiac atau
Crohn.
4. Kehamilan

Anemia akibat kekurangan zat besi banyak terjadi pada wanita hamil. Ini karena tubuh ibu akan butuh
volume darah lebih banyak untuk janin yang dikandungnya.

5. Kondisi lainnya
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena anemia defisiensi besi adalah:

 Jenis kelamin: wanita lebih mungkin mengalami kondisi ini karena menstruasi dan hamil.
 Usia: bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika tidak mendapatkan cukup zat
besi dari susu yang diminum. Sedangkan remaja mungkin terkena anemia jika tubuh mereka tidak
menyediakan zat besi untuk pertumbuhan.
 Pola makan tertentu, seperti vegetarian.
 Donor darah: terlalu sering donor darah dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh.
Komplikasi

Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat anemia defisiensi besi?

Komplikasi serius akibat anemia juga dapat muncul jika kondisi ini tidak ditangan dengan baik. serius
jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa risiko komplikasi yang umum dari anemia defisiensi zat
besi adalah:
1. Masalah jantung

Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normalnya atau jstru
tidak teratur.

Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen yang
dibawa dalam darah jika mengalami anemia. Ini dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal
jantung. Maka itu, asupan zat besi yang cukup penting untuk kesehatan jantung.

2. Masalah selama kehamilan

Anemia defisiensi besi adalah kondisi yang rentan terjadi selama kehamilan. Anemia selama
kehamilan yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi lahir dengan
berat rendah.
Namun, kondisi ini dapat dicegah pada wanita hamil yang rajin makan makanan sehat mengandung
zat besi. Ibu hamil juga bisa minum suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
mereka.

3. Masalah pertumbuhan

Bayi dan anak-anak yang kekurangan zat besi dapat mengalami anemia. Anemia di usia dini dapat
menyebabkan proses tumbuh kembang anak-anak jadi terganggu. Selain itu, anemia defisiensi besi
bisa menyebabkan anak-anak jadi rentan terkena infeksi.

Diagnosis

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?
Selain melihat gejala yang Anda tunjukkan, beberapa tes mungkin dilakukan dokter untuk
mendiagnosis anemia secara pasti, seperti:
1. Mengecek ukuran dan warna sel darah merah

Tes ini mengukur kandungan sel darah merah di dalam darah. Tingkat sel darah merah yang normal
antara 34,9 dan 33,5% untuk wanita dewasa dan 38,8-50% untuk pria dewasa. Angka ini dapat
berubah tergantung oleh usia dan kondisi tubuh masing-masing orang.

2. Mengukur hemoglobin

Jika Anda diketahui memiliki kadar hemoglobin yang rendah, Anda mungkin terkena anemia. Kisaran
hemoglobin normal secara umum berkisar 13,5-17,5 g/dL untuk pria dan 12,0-15,5 g/dL untuk
wanita. Angka ini dapat berubah tergantung pada jenis kelamin dan usia.
3. Mengukur ferritin

Zat besi disimpan di dalam ferritin, jenis protein dalam tubuh Anda. Tingkat ferritin yang rendah
artinya Anda memiliki kadar zat besi yang lebih rendah dibanding orang normal.
Tes tambahan lainnya untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah kondisi yang juga dapat didiagnosis menggunakan beberapa tes
tambahan, seperti:

1. Endoskopi

Masalah pencernaan bisa menjadi salah satu penyebab anemia defisiensi besi. Itu sebabnya, untuk
memeriksa ada tidaknya perdarahan di saluran cerna, dokter mungkin akan merekomendasikan tes
endoskopi.
2. Kolonoskopi

Untuk menyingkirkan kecurigaan perdarahan pada usus besar, dokter mungkin merekomendasikan
prosedur yang disebut kolonoskopi.
Kolonoskopi memungkinkan dokter melihat bagian dalam atau seluruh usus besar dan dubur untuk
mencari pendarahan di perut.

3. Ultrasonografi (USG)

Untuk wanita dokter juga mungkin akan menyarankan USG bagian panggul untuk mencari penyebab
perdarahan menstruasi berlebih, seperti kemungkinan fibroid rahim.

Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.
Bagaimana cara mengobati anemia defisiensi besi?

Dokter akan memberikan berbagai pilihan perawatan untuk mengatasi anemia, sesuai dengan
penyebabnya. Dokter akan memilihkan cara dan kemungkinan hasil pengobatan mana yang paling
cocok untuk kondisi Anda.
Berikut adalah pilihan pengobatan yang dapat mengatasi anemia jenis ini:

1. Minum suplemen zat besi


Dokter Anda dapat merekomendasikan dosis suplemen berdasarkan jumlah kadar zat besi Anda.
Sebaiknya, Anda tidak meminumnya atas inisiatif sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Secara umum, dosis suplemen zat besi untuk orang dewasa dengan anemia defisiensi besi adalah
sekitar 150-200 mg per hari.
Dosis biasanya akan dibagi 3 kali dalam sehari, masing-masing dosis sering kali sekitar 60 mg.

2. Dekstran besi lewat infus

Ini adalah infus zat besi yang biaya pengobatannya paling murah. Sebelum dijadikan terapi
pengobatan dokter akan memberikan sejumlah kecil dosis obat yang dimasukkan ke tubuh Anda. Jika
tidak mengalami alergi atau reaksi apa pun, Anda akan diberikan dosis lebih banyak.

Kadang-kadang obat anti reaksi akan diberikan sebelum zat besi diberikan secara infus untuk
mengatasi anemia. Ini adalah bentuk infus yang paling umum digunakan pada anak-anak.

3. Pemberian Ferric gluconate lewat infus


Ferric gluconate adalah zat besi yang bisa diberikan ke tubuh Anda lewat infus dalam dosis kecil.
Obat anemia ini hanya diberikan pada orang dengan anemia defisiensi zat besi yang harus menjalani
hemodialisis karena penyakit ginjal yang parah.
4. Ferric carboxymaltose lewat infus

Obat anemia ini diberikan dalam 1 atau 2 infus tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda. Obat
ini aman digunakan untuk anak-anak dengan kekurangan zat besi.
5. Sukrosa besi

Sukrosa besi juga diberikan lewat infus lebih dari beberapa dosis kecil. Jika Anda alergi terhadap obat
lain, Anda mungkin menerima dosis uji kecil terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi
sebelum menerima sisa obat.

Pemberian asupan zat besi lewat infus ini dapat digunakan pada orang yang sedang menjalani dialisis
atau pada wanita hamil.
6. Pengobatan lainnya

Jika suplemen zat besi atau infus tidak membantu, ada kemungkinan Anda memiliki sumber
perdarahan atau masalah penyerapan zat besi. Kemungkinan pengobatan yang diberikan selanjutnya
bertujuan untuk mengatasi penyebabnya, seperti:

 Antibiotik dan obat lain untuk mengobati tukak lambung


 Operasi untuk mengangkat pendarahan polip, tumor, atau fibroid
 Anemia berat mungkin membutuhkan transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai