tercantum secara garis besar perilaku dan tindakan-tindakan yang layak atau tidak layak dilakukan
seorang dokter dalam menjalankan profesinya. Namun ada saja dokter yang tega melakukan
pelanggaran etik bahkan pelanggaran etik sekaligus hukum (etikolegal), terlebih dalam lingkungan
masyarakat yang sedang mengalami krisis akhir-akhir ini. Kenyataan menunjukkan pula bahwa sanksi
yang diberikan oleh atasan atau oleh organisasi profesi kedokteran selama ini terhadap pelanggaran
etik itu tidak tegas dan konsisten. Hal ini disebabkan antara lain belum dimanfaatkannya organisasi
profesi kedokteran oleh masyarakat untuk menyampaikan keluhan-keluhannya dan tidak jelasnya
batas-batas antara yang layak dan tidak layak dilakukan seorang dokter terhadap pasien, teman
sejawat dan masyarakat umumnya. Inilah bedanya etik dengan hukum. Hukum lebih tegas dan lebih
objektif menunjukkan hal-hal yang merupakan pelanggaran hukum, sehingga jika terjadi pelanggaran
dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.Berdasarkan kasus yang kami bahas beberapa
alternatif penyelesaian yang akan didapatkan oleh dokter tersebut adalah :
Demikianlah beratnya hukuman yang didapat yaitu ancaman hukuman penjara selama 4 tahun beserta
pelanggaran kode etik kedokteran indonesia. Apabila seorang dokter memalsukan surat diagnosis, hal
ini tidak hanya berakibat kepada dirinya melainkan martabat seluruh dokter dan keluarga besarnya.