Anda di halaman 1dari 5

Proses Penyelesaian Perkara dengan Acara Gugatan Sederhana

Budi Syahputra Nasution ( 0201192058 )


A. Dasar Hukum Gugatan Sederhana
Dasar hukum gugatan sederhana ini berdasarkan UU No 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman Pasal 2 Ayat (4) disebutkan bahwa “peradilan dilakukan dengan
sederhana, cepat dan biaya ringan. Dalam penjelasannya dikatakan bahwa “ Asas sederhana,
cepat dan biaya ringan adalah asas yang paling mendasar dari pelasanaan dan pelayanan
administrasi peradilan yang mengarah pada prinsip dan asas efektif dan efisien. Sederhana
adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilaukan dengan cara efisien dan efektif.
Asas Sederhana dalam praktiknya hanya dimakna sebatas masalah administrative
belaka tanpa adanya pemahaman bahwa asas sederhana harus menjadi jiwa dan semangat
motivasi penegak hukum yang dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap tingkatan dan
institusi. Cepat, harsu dimakna sebagai upaya strategis untuk menjadikan sistem peradilan
sebagai institusi yang dapat menjamin terwujudnya/tercapainya keadilan dalam penegakan
hukum secara cepat oleh pencari keadilan . Bukan hanya cepat asal terselesaikan saja yang
diterapkan tapi pertimbnan yuridis, kecermatan, maupun pertimbangan sosiologis yanmg
menjain rasa keadlian masyarakat juga diperhatikan. Asas ini meliputi cepat dalam proses,
cepat dalam evaluasi terhadap kinerja dan tingkat produktifitas institusi peradilan.1
B. Ruang Lingkup Gugatan Sederhana

Gugatan sederhana adalah gugatan dalam bidang hukum perdata yang nilai gugatan
materilnya paling banyak Rp.200.000.000,- yang diselesaikan dengan tata cara dan 1PERMA
Nomor 2 Tahun 2015 tentang cara penyelesaian gugatan sederhana diimplementasikan dalam
gugatan yang pokok perkaranya (objectum litisnya) adalah perbuatan cidera janji
(wanprestasi) dan/atau perbuatan melawan hukum (Mahkamah Agung Republik
Indonesia,2015:10).2

Di dalam PERMA Nomor 2 Tahun 2015, Gugatan sederhana adalah gugatan dalam
bidang hukum perdata yang nilai gugatan materiilnya paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) yang diselesaikan dengan tata cara dan pembuktiannya sederhana (simple
procedures and evidentiary). Gugatan sederhana menurut PERMA tersebut di atas
diimplementasikan dalam gugatan yang pokok perkaranya (objectum litis-nya) adalah
perbuatan cidera janji (wanprestasi) dan/atau perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad).
Tahapan penyelesaian gugatan sederhana meliputi:
1. Proses Pendaftaran Gugatan Sederhana Tahapan dan prosedur pendaftaran gugatan
sederhana di Pengadilan Negeri adalah:
a. Penggugat mendaftarkan langsung gugatannya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

1
Nevey Varida Ariani, Gugatan Sederhana dalam Sistem Peradilan Indonesia, Jurnal Penelitian Hukum,
(September, 2018),384
2
Muhammad Noor, Penyelesaian Gugatan Sederhana di Pengadilan Berdasarkan peraturan Mahkamah
Agung No 2Tahun 2015, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol.11 No 1 (Juni, 2020), 56
b. Identitas penggugat dan tergugat
c. Fundamentum petendi
d. Tuntutan penggugat

2. Pemeriksaan Kelengkapan Gugatan Sederhana


3. Penetapan Hakim dan Penunjukan Panitera Pengganti
4. Pemeriksaan Pendahuluan dan Penetapan Hari Sidang
5. Pemanggilan dan Kehadiran Para Pihak
6. Pemeriksaan Sidang dan Perdamaian
7. Pembuktian
8. Putusan3

Penerapan PERMA No. 2 tahun 2015 dalam perkara no.1/PDT.G.S/2016/PN.MND


Penggugat telah mendaftarkan gugatannya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Manado pada
tanggal 14 November 2016 dalam Register No. 1/Pdt.G.S/2016/PN.Mnd dengan jenis perkara
ingkar janji (wanprestasi). Gugatan tersebut dapat didaftarkan karena telah memenuhi syarat
pendaftaran gugatan sederhana berdasarkan ketentuan pasal 3 dan pasal 4 PERMA No. 2
Tahun 2015.4

Pasal 3
1) Gugatan sederhana diajukan terhadap perkara cidera janji dan/atau perbuatan melawan
hukum dengan nilai gugatan materil paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2) Tidak termasuk dalam gugatan sederhana adalah:
a. perkara yang penyelesaian sengketanya dilakukan melalui pengadilan khusus sebagaimana
diatur di dalam peraturan perundangundangan; atau
b. sengketa hak atas tanah.

Pasal 4
1) Para pihak dalam gugatan sederhana terdiri dari penggugat dan tergugat yang masing-
masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali memiliki kepentingan hukum yang sama.
2) Terhadap tergugat yang tidak diketahui tempat tinggalnya, tidak dapat diajukan gugatan
sederhana.
3) Penggugat dan tergugat dalam gugatan sederhana berdomisili di daerah hukum Pengadilan
yang sama.
4) Penggugat dan tergugat wajib menghadiri secara langsung setiap persidangan dengan atau
tanpa didampingi oleh kuasa hukum.

Adapun duduk perkaranya di mana penggugat dan tergugat telah membuat perjanjian
pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan No. 001/PJ/MIPA-TRVL/III/2015 di mana tergugat
akan memesan tiket pesawat melalui travel yang dimaksud, harga tiket saat booking (Rp.

3
Efraim Kristia Netanyahu, Penyelesaian Perkara Perdata Melaui Gugatan Sedderhana Menurut Perma
No. 2 tahun 2015 Tentang TataCara Penyelesaian GUgatan Sederhana, Jurnal Lex Privatum, Vol.7,
(September,2017).70
4
49.018.200,.) ditambah dengan jasa perusahaan 20% (Rp. 9.803.640,.). Penggugat
mengajukan gugatan wanprestasi oleh karena tergugat tidak membayar kewajibannya sesuai
dengan perjanjian di mana penggugat sudah melaksanakan kewajibannya untuk menyerahkan
tiket.
Pada umumnya proses penyelesaian perkara No. 1/Pdt.G.S/2016/PN.Mnd sudah
mengikuti PERMA No. 2 Tahun 2015 walaupun dalam beberapa hal menurut penulis dapat
dikatakan tidak sesuai dengan PERMA tentang tata cara penyelesaian gugatan sederhana, hal
tersebut dapat dilihat dari lamanya penyelesaian gugatan sederhana dan proses upaya
perdamaian melalui mediasi, di mana digunakannya PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan.

C. Tahapan Pemeriksaan Perkara Gugatan Sederhana

1. Tahap pencarian informasi oleh pihak


Berdasarkan Pasal 4 Perma No. 4 Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
1. Para pihak dalam gugatan sederhana terdiri dari penggugat dan tergugat yang
masing-masing tidak boleh lebih darinsatu, kecuali memiliki kepentingan
hukum.
2. Terhadap tergugat yangbtidak diketahui tempat tinggalnya, tidak dapat diajukan
gugatan sederhana
3. Penggugat dan tergugat dalam gugatan sederhana berdomisili di daerah hukum
pengadilan yang sama
4. Penggugat dan tergugat wajib menghadiri secara langsung setiap persidangan
dengan atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum.

2. Tahap Pendaftaran Perkara pada Layanan PTSP

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat menjadi PTSP adalah
pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimula dari tahap awal sampai
dengan tahap penyelesaian produk pelayanan penagadilan melaui satu pintu. Pejabat
pengelola Pelayanan Terpadu satu pintu, adalah panitera dan sekretaris sesua dengan tugas
dan fungsi masing-masing.

3. Tahap Perivikasi berkas oleh Panitera


Dalam ketentuan umum BAB IV bagian ke dua ( Pemeriksaan Kelengkapan Gugatan
Sederhana) pasal 7 :
1. Panitera melakuka pemeriksaan syarat pendaftaran gugatan sederhana berdasarkan
ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 peraturan ini dan
2. Panitera mengembalikan gugatan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud pada ayat satu
3. Pendaftaran gugatan sederhana dicatat dalam buku register khusus gugatan
sederhana.5
4. Penaksiran Panjar Biaya Perkara

Dalam ketentuan umum BAB IV bagian ke dua ( Pemeriksaan Kelengkapan Gugatan


Sederhana) pasal 8 :

1. Ketua pengadilan menetapkan panjar biaya perkara


2. Penggugat wajib memebayar panjar biaya perkara
3. Penggugat yang tida mampu dapatbmengajujan permohonan beracara secra Cuma-
Cuma atau prodeo6

5. Pembayaran panjar biaya perkara pada bank

6. Tahap penetapan hakim tunggal sebagai hakim pemeriksa

Dalam ketentuan umum BAB IV bagian ke dua ( Pemeriksaan Kelengkapan Gugatan


Sederhana) pasal 7 :

1. Panitera melakukan memeriksa syarat pendaftaran gugatan sederhana


berdasarkan ketentuan Pasal 3 dan pasal 4 peraturan ini.
2. Panitera menegembalikan gugatan yang tidak memenuhi syarat sebagimana
dimasud pada ayat (1)
3. Pendaftaran gugatan sederhana dicatat dalam buku register khusus gugatan
sederhana

7. Penunjukan panitera Sidang-Jurusita/JSP

Dalam ketentuan umum BAB IV bagian ke tiga ( Pemeriksaan Kelengkapan Gugatan


Sederhana) pasal 9 :

1. Ketua pengadilan menetapkan Hakim untuk memeriksa gugatan sederhana.


2. Panitera menunjuk panitera pengganti untuk membantu Hakim dalam memeiksa
gugatan sederhana.7

5
Mahkamah Agung Ri, Buku Saku Gugatan Sederhana, 2015, hlm 48
6
Ibid, hlm 49
7
Ibid, hlm 50
Daftar Pustaka
Nevey Varida Ariani, Gugatan Sederhana dalam Sistem Peradilan Indonesia, Jurnal
Penelitian Hukum,(September, 2018)

Noor Muhammad, Penyelesaian Gugatan Sederhana di Pengadilan Berdasarkan


peraturan Mahkamah Agung No 2Tahun 2015, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum
Islam, Vol.11 No 1 (Juni, 2020)

Netanyahu Efraim Kristia, Penyelesaian Perkara Perdata Melaui Gugatan Sedderhana


Menurut Perma No. 2 tahun 2015 Tentang TataCara Penyelesaian GUgatan
Sederhana, Jurnal Lex Privatum, Vol.7, (September,2017)
RI,Mahkamah Agung Buku Saku Gugatan Sederhana, 2015

Anda mungkin juga menyukai