Anda di halaman 1dari 13

i

PENYULUHAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI


KELURAHAN BATU URIP LUBUK LINGGAU UTARA II,KOTA
LUBUKLINGGAU

Tim Pengusul:
1. Arie Anggraini, S.ST.,M.Tr.Keb (0202049402)
2. Reffi Dhamayanti, S.ST.,M.Tr.Keb (0227049401)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA INDONESIA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
ii

HALAMAN PENGESAHAN
PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Judul : Penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawinan di


Kelurahan Batu Urip
2. Bidang Pengabdian : Komunitas
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap : Arie Anggraini, S.ST., M.Tr.Keb
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 0202049402
d. Disiplin Ilmu : Kebidanan
e. Pangkat / Golongan :-
f. Jabatan : Ka. LPPM Akademi Kebidanan Nusantara
Indonesia Lubuklinggau
g. Prodi : DIII Kebidanan
h. Alamat Rumah :rt 02, Desa Pelayangan, Kec. Ma. Tembesi.,
Kab. Batanghari
4. Telp / Faks / E-mail : arieanggraini2@gmail.com
5. Jumlah Anggota
a. Nama Anggota : Reffi Dhamayanti, S.ST.,M.Tr.Keb
b. Mahasiswa yang terlibat : 3 orang
6. Lokasi Kegiatan : Desa
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 bulan

Lubuklinggau, 02 November 2020


Mengetahui,
Ketua Program Studi

Novia Sari, S.ST., M.Tr.Keb


NIDN. 0214119201
Mengetahui,
Ketua LPPM

Arie Anggraini, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN. 0202049402
iii

RINGKASAN

Penyuluhan tentang pendewasaan usia pernikahan merupakan sarana untuk


belajar bersama tentang kesehatan serta kesiapan organ reproduksi wanita untuk
menghadapi masa setelah perkawinan, dilakukan tatap muka dalam bentuk
komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
remaja putri mengenai kesehatan reproduksi. Oleh karena itu perlu adanya
pembinaan. Penyuluhan tentang pendewasaan usia pernikahan adalah komunitas
remaja putri dengan usia antara12 tahun sampai dengan 20 tahun. Peserta
merupakan remaja putri yang tinggal di wilayah kerja Puskemas Megang.
Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Lubuklinggau berupaya untuk
mengadakan penyuluhan pendewasaan usia perkawinan yang bertujuan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan pada remaja putri tentang kesehatan
reproduksi perempuan.
iv

KATA PENGANTAR

Dalam upaya pencapaian Milenium Development Goal’s (MDG’s) dan


tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu ditargetkan
untuk menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk menurunkan AKI diperlukan upaya – upaya yang terkait dengan
kehamilan, persalinan dan nifas (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Salah satu
upaya tersebut adalah dengan pelaksanaan penyuluhan pendewasaan usia
perkawinan, karena usia menikah yang terlalu muda akan berdampak pada
ketidaksiapan sistem reproduksi perempuan serta komplikasi pada kehamilan,
persalinan, nifas, serta bayinya.
penyuluhan pendewasaan usia perkawinan merupakan sarana untuk belajar
bersama tentang kesehatan reproduksi perempuan, dalam bentuk tatap muka
dalam komunitas yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja
putri mengenai kesehatan reproduksi perempuan.
Tujuan dari penyuluhan pendewasaan usia perkawinan adalah
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku remaja putri agar
memahami tentang kesehatan reproduksi dan usia perkawinn yang tepat serta
bahaya pernikahan usia dini.

Lubuklinggau

Penulis
v

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Ringkasan ........................................................................................................ iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi .......................................................................................................... v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Analisis Masalah ............................................................... 1
1.2. Permasalahan Mitra ........................................................... 2
BAB 2 Target Luaran ............................................................................ 3
BAB 3 Metode Pelaksanaan .................................................................. 4
BAB 4 Kelayakan Tim Pengusul .......................................... 5
BAB 5 Hasil dan Pembahasan ............................................................... 6
BAB 6 Simpulan dan Saran ................................................................... 7
LAMPIRAN
vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel. 1 Target Luaran Yang Diharapkan Tercapai Setelah
Pelaksanaan Penyuluhan .............................................. 3
Tabel. 2 Pelaksanaan 4
Kegiatan ...........................................................
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kelurahan Batu Urip merupakan sebuah kelurahan yang terletak di
Kecamatan Lubuk Linggau Utara II Kota Lubuklinggau. Luas wilayah Kelurahan
Batu Urip yaitu ±2.412,84 ha. Kelurahan Batu Urip memiliki batas wilayah
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Taba Baru, sebelah selatan berbatasan
dengan suangai kelingi, sebelh timur berbatasan dengan Kelurahan Taba Baru,
dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Senalang.
Jenis kegiatan yang ada di masyarakat antara lain: PKK, kelompok remaja
karang taruna, kelompok pengajian dan posyandu. Dari beberapa kegitan tersebut
kelompok remaja karang taruna merupakan sasaran untuk melakukan penyuluhan
mengenai pendewasaan usia pernikahan. Dari hasil survey didapatkan jumlah
remaja putri yang ada di Kelurahan Batu Urip ada 17 orang. Dari 17 orang remaja
putri tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang bermacam-macam.
Mayoritas berpendidikaan SMA. Ada yang SMP, SD dan ada juga yang tidak
mengenyam pendidikan. Rata-rata dari mereka kurang memahami tentang
kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan usia dini sehingga sangat besar
resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi di Kelurahan Batu Urip. Hal ini
membuat penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang pendewasaan usia
perkawinan. Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini akan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap tentang pernikahan dini bagi
setiap remaja di Kelurahan Batu Urip, sehingga dapat menekan masalah kesehatan
reproduksi serta pernikahan usia dini. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan
sebanyak 15 orang.
Sesuai dengan misi Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Lubuklinggau,
yaitu berperan aktif dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat maka mahasiswa Akbid Nusanatara Indonesia lubuklinggau diberi
kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan bersama dosen. Penyuluhan pendewasaan usia perkawinan merupakan

1
2

kegiatan yang dilakukan oleh dosen beserta dengan mahasiswa DIII kebidanan
Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Lubuklinggau. Selain itu mahasiswa
juga dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan
mengaplikasikan teori yang sudah dapat pada saat perkuliahan. Mahasiswa juga
dapat melatih kemampuan bersosialisasi dimasyarakat termasuk memberikan
penyuluhan kepada remaja putri.

1.2 Permasalahan Mitra


Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa permasalahan
yang dihadapai oleh remaja putri di Kelurahan Batu Urip yaitu:
a. Jumlah remaja putri ada 15 orang, dengan rentang usia 12 tahun sebanyak 1
orang, 13 tahun 2 orang, 14 tahun 2 orang, 15 tahun 1 orang, 16 tahun 2
orang, 17 tahun 3 orang, 18 tahun 3 orang, 19 tahun 1 orang
b. Sebanyak 13 orang berada dibangku pendidikan dan 2 orang putus sekolah.
c. Remaja putri yang tidak ikut penyuluhan 2 orang dengan alasan 1 orang tidak
tahu, 1 orang belum digerakan.

2
3

BAB 2
TARGET LUARAN

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka target luaran yang
diharapkan setelah pelaksanaan penyuluhan pendewasaan usia perkawinan adalah
dapat ditunjukkan pada tabel 1. Disamping itu, hasil dari kegiatan ini juga akan
digunakan untuk menyusun luaran berupa seminar hasil dari pengabdian
masyarakat yang telah dilakukan.
Tabel 1. Target luaran yang diharapkan tercapai setelah pelaksanaan
penyuluhan pendewasaan usia perkawinan
No Kegiatan Target Luaran Pada Mitra
1 Penyuluhan pendewasaan usia 90% dari peserta yang hadir mengikuti
perkawinan penyuluhan pendewasaan usia
perkawinan mampu memahami tentang:
1. Kesehatan reproduksi
2. Resiko menikah di usia dini
Yang dapat ditunjukkan pada kemampuan
menjawab pertanyaan yang diberikan
minimal 75 % jawaban benar

3
4

BAB 3
METODE PELAKSANAAN

A. Bentuk Pelaksanaan Kegiatan


1. Penyuluhan mengenai pendewasaan usia perkawinan
2. Pembinaan Kader remaja putri

B. Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan


Waktu pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan
No Tanggal Kegiatan Penanggung jawab
pelaksana
1 07 Oktober 2020 Survei Arie Anggraini,
S.ST.,M.Tr.Keb
2 13 Oktober 2020 Pendidikan kesehatan Iken Oktavia
tentang kesehatan reproduksi Anissa
dan Penyuluhan mengenai Adrani Ricca
pendewasaan usia
perkawinan
3 27 Oktober 2020 Monitoring & evaluasi Reffi Dhamayanti
S.ST.,M.Tr.Keb

C. Evaluasi Kegiatan
1. Keberhasilan : √ berhasil □ gagal
2. Indikator :
a. Penyuluhan terlaksana dengan baik, semua kader dapat mengikuti
semua kegiatan pelatihan.
b. Telah dilaksanakan penyuluhan pendewasaan usia perkawinan.

4
5

BAB 4
KELAYAKAN TIM PENGUSUL

Anggota tim pengusul pada kegiatan penyuluhan pendewasaan usia


perkawinan di Kelurahan Batu Urip yaitu Arie Anggraini, S.ST., M.Tr.Keb dan
Reffi Dhamayanti, S.ST, M.Tr.Keb. Adapun keunggulan dari tim pengusul antara
lain Arie Anggraini dan Reffi Dhamayanti merupakan kader kesehatan yang aktif
dalam setiap kegiatan di daerahnya serta merupakan dosen di AKBID Nusantara
Indonesia Lubuklinggau.

5
6

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyuluhan selesai dilaksanakan materi pendewasaan usia perkawinan oleh


tim dan kader didampingi petugas puskesmas dan mahasiswa Program Studi DIII
Kebidanan Akbid Nusantara Indonesia Lubuklinggau
Dewasa ini penyuluhan Kesehatan reproduksi pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan
pada waktu klien memeriksakan kesehatan. Kegiatan penyuluhan semacam ini
bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan antara
lain pengetahuan tentang kesehatan reproduksi diperoleh setelah klien
mengalami gejala terlebih dahulu, hal ini kurang tepat untuk menekan angka
kesakitan yang disebabkan oleh kesehatan reproduksi, selain itu pengetahuan
yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat
konsultasi, penyuluhan tidak terkoordinir, tidak ada rencana kerja dan
pelaksana penyuluhan tidak terjadwal. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
diatas, direncanakan metode pembelajaran melalui kader.

6
7

BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Kader telah memahami tentang materi pendewasaan usia perkawinan
diantaranya kesehatan reproduksi serta resiko menikah usia dini.

B. Saran
1. Perlu adanya posyandu untuk remaja dan penyuluhan secra rutin dan
berkala.
2. Perlu motivasi dari kader ataupun petugas kesehatan setempat untuk
memotivasi remaja agar sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi serta
bahaya pernikahan usia dini.

Anda mungkin juga menyukai