Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

PERTUMBUHANDAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu : Waliyul Maulana Siregar, S.Pd., M.Pd.


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Kelas/Jurusan : K /PGSD 2021
Kelompok 13
Nama Anggota :
1. Iga Mawaddah Siagian (1213311118)
2. Melisa Pratiwi Sijabat (1213311117)
3. Tri Kartika (1213311119)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis,sehingga Laporan Mini Riset ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Adapun tujuan penulis dalam menyusun Laporan Mini Riset ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Laporan Mini Riset ini dapat
digunakan sebagai bahan diskusi.

Laporan Mini Riset ini kami susun dari permasalahn di Sekolah Dasar terutama yang telah
di berikan oleh Dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yakni, Bapak Waliyul
Maulana Siregar, S.Pd., M.Pd.. Kami sebagai penulis berusaha subjektif mungkin dalam menyusun
Laporan Mini Riset sederhana ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik yang telah mempercayakan tugas ini kepada Penulis, sehingga mempermudah
penulis dalam memahami materi pada perkuliahan ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna. Segala
kritik konstruktif dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi penyempurnaan
Laporan Mini Riset ini dikemudian hari. Semoga Laporan Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
RINGKASAN...................................................................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................... 3
2.1 Karakteristik Anak Sekolah Dasar ............................................................................................ 3
2.2 Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan Implementasinya Terhadap
Pendidikan ........................................................................................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................................................. 7
METODE PELAKSANAAN .............................................................................................................. 7
3.1 Metode Penelitian....................................................................................................................... 7
3.2 Instrumen Penelitian .................................................................................................................. 7
3.3 Subjek Penelitian ........................................................................................................................ 7
3.4 Tempat Penelitian....................................................................................................................... 7
3.5 Waktu Penelitian ........................................................................................................................ 7
BAB IV ................................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 8
4.1 Langkah Penelitian ..................................................................................................................... 8
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................................................... 8
BAB V ................................................................................................................................................ 12
PENUTUP .......................................................................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
5.2 Saran ......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 13

ii
RINGKASAN
Peran Pendidik dalam Mengatasi Permasalahan Perkembangan Peserta Didik

Guru adalah seseorang yang memegang amanah untuk mendidik dan mengajar, serta
memiliki peran transfer of knowledge dan transfer of value. Harapannya guru dapat memberikan
misi ilmu pengetahuan dengan menyesuaikan perkembangan dan tuntutan masa depan.

Guru berperan aktif dalam membantu tugas Negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
dan itu tercantum dalam konstitusi Negara kita. Disisi lain, guru juga sebagai “the second
farent” atau orang tua kedua setelah orang tua dirumah.

Pendidik tidak saja bertugas menstrasfer ilmu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah
mentrasfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai, yang terpenting adalah nilai ajaran islam. Peranan
guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam
suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya
merupakan komponen strategisyang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju
kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapundalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih
pada era kontemporer ini (Nurfuadi, 2011, p. 102).

Peran Pendidik dalam menghadapi Permasalahan perkembangan peserta didik antara lain:

a) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas
dan penyalahgunaan narkoba serta miras
b) Membantu peserta didik mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya
c) Memberikan pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan
d) Melatih peserta didik mengembangkan resiliensi (kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan
penuh godaan)
e) Menjalin hubungan yang harmonis dengan peserta didik dan bersedia mendengarkan keluhan
dan problem yang dihadapinya
f) Memupuk spirit keagamaan peserta didik melalui pembelajaran PAI secara humanis dan lebih
toleran
g) Menerapkan model pembelajaran PAI yang memungkinkan peserta didik untuk berfikir kritis,
reflektif, dan positif
h) Membantu peserta didik mengembangkan etos kerja yang tinggi dan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan
i) Merumuskan tujuan kurikulum PAI yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
j) Pendidik harus menjadi figur dan tauladan yang baik bagi peserta didiknya
k) Pendidik harus mampu membentuk kepribadian yang sehat bagi peserta didiknya (Nurfuadi,
2011, p. 102)

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar
sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan
hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Sejak lahir, bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan
psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
dan perkembangan itu merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara
saksama. Mengingat pentingnya makna pertumbuhan dan perkembangan ini, maka persoalan yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan akan dijelaskan secara khusus dibagian lain.
Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan,
secara singkat disajikan yaitu bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan
digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek
sosial.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa,
moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan
setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi
secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
Ketika anak mulai memasuki sekolah usia dasar, pasti pertama kalinyadia akan merasakan
perasaan yang bermacam-macam dan tentunya juga akan mendapatkan pengalaman yang banyak.
Hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru karena bertambah
luasnya hubungan sosial. Dari proses penyesuaian tersebut pasti anak akan mengalami
perkembangan.

1
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan didalam
diri peserta didik sekolah dasar.

1.3 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat, baik secara
teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
khususnya evaluasi terhadap persiapan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu
penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan dan
sebagai latihan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
b. Bagi pendidik
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja khususnya guru bersertifikat
pendidik terutama dalam penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Karakteristik Anak Sekolah Dasar


Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah
pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah
Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik,
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai
mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka
tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat
peraturan sendiri.

3
2.2 Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan
Implementasinya Terhadap Pendidikan
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961) dan
implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan sehari-hari
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk melatih
keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga anak dapat meloncat,
memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik, menari bahkan dapat
membuat kerajinan tangan. Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan
memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk
menciptkaan budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara
mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.
Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
• Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
• Gigi susu berganti gigi tetap.
• Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
• Masih senang berlari
Sementara itu, implikasi pada pekembangan ini adalah sebagai berikut :
• Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang seling
dengan activitas tenang.
• Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan lain berenang, dsb.
• Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan-kegiatan
harus seimbang.

2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk dapat
melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga kebersihan, waktu
tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan
permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun
kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh secara optimal.

4
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak (siswa)
SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya.
Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran
“kepribadian sosial” yang sesungguhnya.
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggarakan
pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar
bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami
budaya teman pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

4. Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari


Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia perlu memahami dan
mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. Tugas
perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan
untuk bisa berfikir efektif berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa
sosial.Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki
perbendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang sederhana.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat
yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah
hendaknya memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada
kelas-kelas bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar
hal-hal yang nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan
angka.

5. Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung


Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak sudah
dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca, menghitung. Pada
tahap perkembangan kognitif ini, anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan
tertentu untuk menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar
mereka dapat mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru yaitu
mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau

5
menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka,
seperti menambah, mengurangi, mengalikan, membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan untuk
berfikir bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan, berserta lingkungan
alam sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk mengungkapkan pendapat gagasan atau
penilaian atas berbagai hal yang dialami di lingkungan dan sekitarnya.

6
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,
adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa maunusia
(Sukmadinata,2010:72).

3.2 Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini adalah diskusi kelompok (Focus Group Discussion)

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar (SD)

3.4 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam via zoom bersama anggota kelompok

3.5 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada rabu , 17 November 2021

7
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Langkah Penelitian
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan masalah
3. Melakukan study kepustakaan

4.2 Hasil Penelitian


Hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dibawah ini tabel
perkembangan siswa sekolah dasar (SD) yaitu :
Kelas III Kelas IV
Aspek Perkembangan
(Kelas Rendah) (Kelas Tinggi)
Rata-rata tinggi siswa Rata-rata tinggi siswa
Aspek Perkembangan
adalah 130-135 cm,berat adalah 140-145 cm, berat
Fisik
badan sekitar 20-30 kg badan sekitar 30-40 kg.
Pada siswa kelas III, rasa Siswa kelas IV memiliki
ingin tahu dan minat dalam minat belajar yang lebih
belajar belum terlalu besar tinggi dari kelas III. Rata-
karena pengetahuan yang rata siswanya sudah dapat
masih terbatas. Dapat menerima pelajaran dari
menerima arahan ajaran yang dijelaskan guru
dari guru yang sedang dengan baik. Lebih
Aspek Perkembangan menjelaskan didepan kelas menyukai belajar
Kognitif/Intelektual tetapi hanya sebagian kelompok. Hanya ada
siswa. Rata-rata siswa beberapa siswa saja yang
menyukai duduk sendiri belum lancar membaca
atau berdua. Siswa di kelas dan menulis.
ini juga masih banyak yang
belum lancar membaca
bahkan ada yang belum
tahu.
Aspek Perkembangan Siswa kelas III lebih Siswa kelas IV sudah
Emosi menyukai guru yang ramah mulai keluar dari rasa

8
dengan muridnya karena takut dan malu sehingga
masih membutuhkan jika disuruh maju
kelembutan dalam proses kedepan kelas sudah
pemahaman. Rasa malu dan tidak malu lagi.
takut masih ada dalam diri
anak.
Perkembangan bahasa Rata-rata siswa kelas IV
siswa kelas III sudah mulai kemampuan bahasanya
meningkat dari tingkatan sudah makin meningkat
kelas sebelumnya karena karena lebih tanggap
Aspek Perkembangan kebutuhan pelajaran yang dalam perlajaran dan
Bahasa semakin banyak dari dalam berteman.
sebelumnya. Tetapi, hanya
sedikit siswa yang mampu
berbicara dengan jelas dan
tidak bertele-tele.
Perkembangan bakat Sedangkan pada kelas IV,
khusus pada siswa kelas III hanya beberapa siswa
Aspek Perkembangan
belum terlihat yang sudah mulai berani
Bakat Khusus
dalam menampilkan
bakatnya.

Aspek Perkembangan Fisik

Anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Siswa kelas III sekolah dasar umumya
berusia 9 tahun, sedangkan siswa kelas IV umumnya berusia 10 tahun. Secara fisik, anak SD
memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya.
Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan
dengan masa usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-
3,5 kg,dan penambahan tinggi badan 5-7 cm per tahhun ( F.A Hadis 1996). Pada hasil penelitian
ini, perkembangan fisik siswa kelas III dan kelas IV masih umum dan sesuai dengan hasrusnya
yang ada pada diri siswa tersebut. Perbedaannya pun jelas terlihat didalam tabel diatas bahwa
adanya perbedaan antara berat badan dan tinggi badan antara siswa tersebut.

9
Aspek Perkembangan Kognitif/Intelektual

Seiring dengan masuknya anak kesekolah dasar, kemapuan kognitifnya urut mengalami
perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah
luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek
yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur.
Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris maka pada
masa ini daya piker anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
Perkembangan kognitif siswa pada penelitian ini telihat jelas dengan porsi belajar yang ada
pada kedua kelas ini termasuk juga materinya. Untuk siswa kelas III, kemampuan yang
dimilikihanya penjumlahan, penguranganm baca tulis serta mendeskripsikan objek-objekyang ada
didepan mereka. Sedangkan kelas IV, siwa-siswa tersebut sudah mampu berpikir secara konkret
dan lebih praktis, karena materi yang akan dipelakari juga sudah semakin meningkat dari
sebelumnya.

Aspek Perkembangan Emosi

Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan dapat
berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang lain. Selain itu dapat mengontrol
emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau
takut sehingga belajar beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006).
Perkembangan emosi anak pada penelitian ini belum terbilang sangat berkembang. Karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhi contohnya lingkungan teman sebaya. Ada beberapa siswa
yang belum memiliki teman maka rasa percaya diri nya sangat kurang dan terbatas karena malu
berinteraksi dengan kawan sebaya dan juga cenderung belum bisa mengontrol emosi nya dalam
menaggapi sesuatu,

Aspek Perkembangan Bahasa

Anak usia 6 tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari 6
sampai 9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur
dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 anak mulai menggunakan kalimat yang
lebih singkat dan lebih padat.

10
Begitu juga halnya dalam siswa kelas III dan kelas IV. Perkembangan bahasa siswa lama
kelamaan semakin meningkat karena dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah lingkungan
teman sebaya yang merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa
peserta didik. Mulai dari pengucapan sampai pembentukan kalimat yang lebih kompleks.

Aspek Perkembangan Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri
seseorang. Bakat peserta didik di bawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara
genetik struktur orak telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak sangat di tentukan oleh
cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya kemampian itu di kaitkan dengan
intelegensi atau kecerdasan, dimana kecerdasan atau intelegensi (Intelligenci Quotient)
merupakan modal awal untuk bakat tertentu.
Pada siswa kelas III perkembangan bakat khusus belum begitu terlihat karena masih fokus
pada pelajaran yang masih baru. Sedangkan untuk kelas IV, ada beberapa siswa yang sudah mulai
menunjukkan bakat-bakat khusus yang dimilikinya misalnya bernyanyi atau jago dalam
matematika.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran pembelajaran.Tugas utama
peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukanuntuk memper!leh
perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari aspek fisik sampai aspek bakat khusus.
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun ikut
berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan dan faktor sifat yang
diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil
pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang
sudah ada. Begitu banyak tipe dan karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.

5.2 Saran
Sebaiknya seorang guru harus lebih memperhatikan perkembangan yang ada didalam diri
peserta didik tersebut. Agar minat peserta didik dalam belajar semakin meningkat sehingga apa
yang diharapkan akan tercapai. Profesionalitas guru juga harus ditingkatkan agar suasana dalam
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung H.B, H.Sunarto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Desmita.(2009).Psikologi perkembangan peserta didik.Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Rahmulyani. 2015. Perkembangan Peserta Didik.. Medan : Unimed Press

13

Anda mungkin juga menyukai