untuk remaja
DISUSUN OLEH :
SELLI
NIM: P0 5130119075
untuk remaja
SELLI
NIM: P0 5130119075
Oleh:
NIP.198210192006041002
Kata pengantar
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas
dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang
cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi
permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat
menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan.
Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia,
kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya
jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor
dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia.
Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember,
Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun
pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan
dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan
dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini
bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar)
menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan
mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin
berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan
kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko
bencana.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia rentan terhadap terjadinya bencana alam dan bencana non alam,
termasuk potensi bencana akibat konflik sosial. Salah satu bencana alam yang
sering terjadi di Indonesia ialah bencana banjir, berdasarkan data informsasi dari
BNPB, bencana banjir yang terjadi di Indonesia pada tahun 2018 tercatat terjadi
1.419 kali dengan korban jiwa yang hilang sebanyak 430 orang, yang mengalami
luka-luka 1.295 orang, dan yang menderita dan mengungsi sebanyak 2.200.039
orang. Kerugian yang paling sering dialami ketika terjadinya bencana alam adalah
kehilangan harta benda, serta rusaknya sarana dan prasarana sosial yang
menyebabkan terbatasnya ketersediaan bahan pangan dan air bersih.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas foodbar yang terbuat dari tepung ubi jalar ungu
dan kacang hijau
2. Untuk mengetahui daya tahan foodbar yang terbuat dari tepung ubi jalar
ungu dan kacang hijau
3. Untuk mengetahui kualitas rasa,aroma,tekstur,bentuk,dan warna foodbar
yang terbuat dari tepung ubi jalar ungu dan kacang hijau
C. Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan
bisa diterapkan pada saat dibutuhkan food emergency product
A. Kacang Hijau
1. Pengertian kacang Hijau
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman kacang-
kacangan penting di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, tanaman
ini menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah, baik mengenai
luas areal penanaman dan produksinya maupun peranannya sebagai bahan
makanan.Tanaman ini merupakan tanaman semusim berumur pendek, lebih
kurang 65 hari Biji kacang hijau mempunyai kandungan protein sebanyak
24,4%, lemak 1%, dan karbohidrat 64,6%. Selain itu menurut (Marzuki dan
Soeprapto, 2007), tanaman ini mengandung vitamin B1, vitamin A dan C. Biji
kacang hijau sebagian besar dikonsumsi untuk bahan makanan seperti tauge,
sup, bubur, tepung, minuman dan tahu.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat
tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi
mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah
dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari
kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27%
asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak
jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan
jantung.
Komposisi Jumlah
Energi (kal) 81
Protein (g) 5,42
Lemak (g) 0,4
Karbohidrat (g) 14,46
Kalium (mg) 244
Vitamin c (mg) 3
Besi (mg) 1,50
Serat 1,50
B. Food Bar
1. Pengertian
Bars adalah produk pangan padat yang berbentuk batang dan merupakan
campuran dari berbagai bahan kering seperti sereal, kacangkacangan, buah-
buahan kering yang digabung menjadi satu dengan bantuan binder. Sirup, nougat,
karamel, dan coklat merupakan beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai
binder. Snack bar yang sedang populer di berbagai negara umumnya terbuat dari
kedelai, bahan-bahan lain yang kaya zat gizi maupun non-gizi, dan buah-buahan
kering. Bentuk bars dipilih karena mudah dibawa dan dikonsumsi. Pangan
bebentuk bars mudah dibuat dan dikreasikan dengan berbagai macam bahan.
Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pembuatan snack bar dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat dan
bahan-bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang
kompak adalah tepung, air, garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi
sebagai pelembut tekstur adalah gula, mentega, dan baking powder sebagai bahan
pengembang.
Tepung merupakan bahan dasar pada pembuatan snack bar dan merupakan
komponen yang paling banyak, tepung berfungsi sebagai pembentuk adonan
selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lainnya serta
mendistribusikan secara merata, membentuk tekstur, menahan gas selama
fermentasi, dan pembentuk citarasa Produk snack bar komersial memiliki
formulasi seperti formulasi cookies yang setiap bar-nya (potongan) mengandung
energi, protein, dan vitamin.
Food Bars ini bisa dijadikan makanan yang praktis, tapi tetap mempunyai
kalori yang cukup untuk mendukung tubuh dalam kegiatan sehari-hari. Apalagi
dengan makin maraknya kehidupan yang instan, serba cepat , food bars ini dapat
dijadikan solusi yang cepat dan siap santap dan tahan lama.
Karakteristik food bar yang baik, yaitu protein tinggi, serat tinggi, dan kalori
rendah. Karakteristik fisik food bar yaitu memiliki bentuk yang seragam, tekstur
yang padat, berwarna kecoklatan, dan memiliki cita rasa yang manis.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Oven
Mangkuk
pisau
Miller grinder
Baskom
Messh(saringan)
Loyang dan spatula
3.2 Bahan
Pencampuran tepung
Penambahan bumbu
BAB IV
1.Hasil
Dalam proses pembuatan foodbar dari tepung ubi jalar ungu dan kacang
hijau,dimulai dari pembuatan tepung dahulu,pertama bersihkan ubi dan kacang
hijau lalu haluskan dengan blender kemudian jemur/oven sampai kering dan
tepung siap digiling menggunakan dry mill,setelah tepungnya jadi lanjut ke
pengolahannya yang membutuhkan waktu sekitar 1 jam,pertama campurkan
bahan ditambah sedikit air,aduk rata dan tata di Loyang lalu oven dengan suhu
100 derajat selama 45 menit,setelah foodbar sudah mengering dan dingin lalu
sajikan/masukkan kedalam kemasan.
2.Pembahasan
Produk yang dibuat sudah sesuai dengan rencana dan telah mengikuti
langkah langkah dalam pembuatan foodbar sehingga dihasilkan produk yang
sesuai.berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Elisabet, 2018 cara
pembuatan tepungnya berbeda dengan menambahkan larutan Na-metabisulfit untuk
mengawetkan produk.
BAB V
1.Kesimpulan
1. kualitas foodbar yang terbuat dari tepung ubi jalar ungu dan kacang hijau
cukup baik
2. daya tahan foodbar yang terbuat dari tepung ubi jalar ungu dan kacang
hijau bisa sampai seminggu
3. rasa dominan manis,aroma dominan kacang hijau,tekstur renyah,bentuk
persegi panjang(50g),dan warnnya dominan ungu
2.Saran
Mustakim, M. 2014. Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif. Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Pratama., I. A., dan F. C. Nisa. 2014. Formulasi Mie Kering dengan Subtitusi
Tepung Kimpul (Xanthosoma sagitrifolium) dan Penambahan Tepung
Kacang Hijau (Phaseolus radiates L). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4):
101-112.
Pratama., I. A., dan F. C. Nisa. 2014. Formulasi Mie Kering dengan Subtitusi
Tepung Kimpul (Xanthosoma sagitrifolium) dan Penambahan Tepung
Kacang Hijau (Phaseolus radiates L). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4):
101-112.
Pratama., I. A., dan F. C. Nisa. 2014. Formulasi Mie Kering dengan Subtitusi
Tepung Kimpul (Xanthosoma sagitrifolium) dan Penambahan Tepung
Kacang Hijau (Phaseolus radiates L). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4):
101-112.
LAMPIRAN