“Pindang Ikan Khas Lampung Untuk Penyakit Kolesistitis dan Mung Bean Pudding Khas
Negara Kamboja Untuk Penyakit Stroke Iskemik”
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
DESTI AGUSTIANI
Nim (P05130219004)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahma dan izinnya sehingga
penulisan dan penyusunan makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Adapun
makalah ini adalah Makalah food dietery and culinary.
Penyusun menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangannya, dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Meskipun demikian, Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini
ada manfaatnya khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh mahasiswa/i Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
Resep Asli
Pindang ikan
Hidangan pindang dalam khazanah kuliner Lampung hampir identik dengan ikan. Pindang bagi
masyarakat Lampung memang dapat ditafsirkan sebagai sejenis sup atau masakan berkuah yang
berbahan dasar ikan, dengan cita rasa kuah yang kaya akan rempah. Ikan yang menjadi bahan dasar
pindang khas Lampung umumnya termasuk ikan air tawar. Di antara jenis ikan yang banyak diolah
menjadi pindang antara lain patin, gabus, baung, dan bawal. Selain bahan dasarnya, cita rasa kuah yang
segar juga menjadi ciri pindang khas Lampung. Racikan bumbu yang terdiri dari cabai merah, serai,
lengkuas, daun salam, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, dan kunyit menghadirkan cita rasa gurih
pedas dengan aroma rempah yang kuat. Tambahan irisan tomat menghadirkan rasa asam yang segar.
Beberapa orang menyamakan cita rasa yang dihasilkan pindang ikan ini mirip dengan hidangan tom
yam dari Thailand.
Bahan :
8.500 ml air
9.½ sdm garam
Bumbu halus :
1. 6 bh bawang merah
2. 3 cm kunyit
Langkah-langkah :
1. Tumis bumbu halus, cabai merah, tomat, serai, daun salam dan daun jeruk hingga harum.
2. Masukkan ikan, aduk hingga berubah warna tambahkan garam dan merica
3. Setelah matang angkat sajikan selagi panas.
Di kamboja Puding kacang hijau juga tersedia di warung pinggir jalan. Puding secara tradisional
dimakan untuk membantu mendinginkan suhu tubuh.
Pindang Ikan
Alasan memodifikasi
JURNAL
Langkah-langkah :
1. Cuci bersih kacang, lalu rebus hingga matang matikan kompor
2. Siapkan loyang, tata sebagian kacang hijau yg sudah direbus di dasar loyang (Buang air
rebusannya). Siapkan food prosesor, masukan sisa sebagian kacang hijau, susu bubuk, gula dan
air. Haluskan
3. Setelah halus, siapkan panci. Tuang semua bahan yg sudah di blender atau di haluskan lalu
tambahkan agar agar plain dan yougurt, aduk rata. Masak hingga mendidih matikan kompor
4. Kemudian tuang ke dalam loyang, tunggu hingga set. Sisihkan
5. Setelah puding set, siapkan panci masukan agar agar, coklat, dan air aduk rata. Masak kembali
hingga mendidih, matikan kompor
6. Tuang kembali ke dalam loyang, biarkan hingga pudding set kembali. Setelah mengeras siap di
sajikan. Dingin lebih nikmat
Alasan memodifikasi
Penambahan yougurt , Konsumsi yogurt yang lebih tinggi di antara wanita hipertensi dan laki-laki
dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah. efek penurunan tekanan darah dari produk
susu sebagian besar disebabkan oleh kandungan kalsiumnya. yogurt jangka panjang yang lebih
tinggi dikaitkan dengan risiko CVD yang lebih rendah di antara pria hipertensi dan wanita.
kandungan kalium tinggi dalam produk susu seperti yoghurt bisa bantu menurunkan tekanan
darah dengan merelaksasi otot polos dan melebarkan pembuluh darah.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi kejadian stroke, diantaranya yaitu umur, jenis kelamin,
keturunan, ras, hipertensi. Namun dari banyaknya faktor yang memengaruhi kejadian stroke
hanya hipertensi yang secara signifikan memengaruhi kejadian stroke.
JURNAL
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kolesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada kandung empedu dan terbagi
menjadi akut dan kronis. Kolesistitis akut biasanya terjadi akibat adanya sumbatan
duktus sistikus oleh batu. Namun terdapat beberapa faktor risiko lain yang dapat
meningkatkan insidensi terjadinya kolesistitis. Di Amerika 10-20% penduduknya
menderita kolelitiasis (batu empedu) dan sepertiganya juga menderita kolesistitis akut.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, usia tua dan lebih sering terjadi pada orang
kulit putih. Pada wanita, terutama pada wanita-wanita hamil dan yang mengkonsumsi
obat-obatan hormonal, insidensi kolesistitis akut lebih sering terjadi. Beberapa teori
mengatakan hal ini berkaitan dengan kadar progesteron yang tinggi yang menyebabkan
stasis aliran kandung empedu.(Lambou, 2008). Di Indonesia, walaupun belum ada data
epidemiologis penduduk, insidensi kolesistitis dan kolelithiasis relatif lebih rendah
dibandingkan dengan negara-negara barat.(Nurhadi, 2012) Kolelitiasis masih
merupakan masalah gastrointestinal yang sering dijumpai. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi prevalensi terjadinya kolelitiasis. Batu empedu merupakan
endapan dari salah satu atau beberapa komponen empedu, dimana batu empedu tersebut
dapat digolongkan menjadi batu kolesterol, pigmen coklat, dan pigmen hitam. Terdapat
3 spektrum tahapan kolelitiasis, yakni asimtomatik, simtomatik, dan kolesistitis dengan
komplikasi. Gejala klinis spesifik untuk mendiagnosis kolesistitis adalah kolik bilier.
Metode pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kolelitiasis adalah USG,
ERCP, CT-scan, MRI, maupun MRCP. Telah menjadi kesepakatan bahwa kolelitiasis
asimtomatik tidak memerlukan terapi, meskipun untuk tujuan profilaksis. Pilihan utama
terapi kolelitiasis simtomatik adalah cholecystectomy, tetapi penentuan waktu operasi
masih menjadi perdebatan (Keshav et al, 2015).
KASUS KOLESISTITIS
Ny. N, 39 tahun, wiraswasta, SMU, islam. Diagnosa medis colesistitis, keluhan utama
mengeluh nyeri pada perut bagian kanan atas MRS mengeluh nyeri pada perut bagian
kanan atas seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan menjalar pada pinggang belakang
bagian atas dan pundak, dirasakan terus menerus dan akan berkurang bila klien istirahat.
Menurut klien sebelumnya ia tidak pernah merasakan sakit sehingga klien harus dirawat
seperti sekarang. Dari keterangan klien dan keluarga, diantaranya keluarga klien tidak
ada yang memiliki penyakit seperti klien KU, lemah, tingkat kesadaran, CM, Tekanan
darah 130/80 mmhg, suhu 37⁰C, BB 55 kg, TB 160 cm, respirasi 18x/mnt, nadi
100x/mnt, HB 11,4 gr% , eritrosit 4800 jt/mm, leukosit 34 rb/mm, SGPT 80 u/l, SGOT
105 u/l.
Penyelesaian :
1. ASSESMENT
a. Food History
Tidak Ada
b. Antropometri Data
BB
BBI = (TB – 100) x 0,9 IMT =
TB cm²
55 55
BBI = (160 – 100) x 0,9 = =
1.60 ² 2.56
= 60 x 0,9 = 21,48 kg/m² (normal)
= 54 kg
c. Biokimia Data
d. Phisical Data
e. Client History
• Riwayat personal: ny N, 39 tahun , wiraswasta, SMU,
• Riwayat sosial : islam
2. DIAGNOSA
NC.2.2 perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan kolesistitis ditandai
dengan Hb rendah 11,4 gr %, SGPT SGOT tinggi.
3. INTERVENSI
a) Nama diet : Diet rendah lemak
b) Prinsip diet : Rendah lemak
c) Syarat diet :
- energi sesuai kebutuhan
- protein diberikan 1,25 g/kg BB dapat diberikan lebih tinggi
disesuaikan dengan kondisi katabolisme pasien
- pemberian lemak disesuaikan dengan kondisi pasien Kondisi
kronik diberikan 25-30%
- karbohidrat sederhana dibatasi dan digantikan dgn karbohidrat
tinggi serat.
- serat tinggi (30-35%)
d) Tujuan diet : (a) membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri
abdomen
(b) mengatasi malabsorpsi lemak
(c) mencegah pembentukan batu empedu berulang
e) Bentuk makanan : Biasa
f) Frekuensi makan : 3x makan utama, 2x makanan selingan
g) Jalur pemberian : oral
h) perhitungan kebutuhan sehari :
BMR / RMR = 10(BB) + 6.25(TB) – 5(usia) – 161
= 10(55) + 6.25(160) – 5(39) – (161)
= 550 + 1000 – 195 – 161
= 1194 kkal
TEE = BMR X FA X FS
= 1194 x 1,2 x 1,3
= 1862,64 kkal
Makan pagi Nasi, telur semur, pepes Beras 50 180,4 3.3 0,3 39,8
tahu, gabing, jus jeruk Telur 60 93,1 7,6 6,4 0,7
Tahu 100 76 8,1 4,8 1,9
bayam 100 37 3,7 0,2 7,3
jeruk 150 70,6 1,3 0,2 17,7
Total 457,2 24,1 11,8 67,3
Makan siang Nasi, sayur asem Beras 75 270,7 5,0 0,5 59,6
jagung 40 114 10,8 7,6 -
Wortel 50 12,9 0,5 0,1 2,4
Tahu 100 76 8,1 4,8 1,9
Pisang 100 92 1 0.5 23,4
Total 565,6 25,4 13,4 87,3
Makan malam Nasi, pindang ikan khas Beras 50 180,4 3.3 0,3 39,8
lampung, bening oyong, Ikan gabus 40 33,6 7,3 0,3 -
sate buah Oyong 100 20,1 0,9 0,3 4,3
Tahu 100 76 8,1 4,8 1,9
Apel 100 59 0,2 0,4 0,4
Anggur 150 45,2 0,2 0,3 11,5
pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8
Total 453,3 20,6 6,5 82,6
Subtotal 1850, 77,6 35,8 313,7
9
2. DIAGNOSA
NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan stroke iskemik ditandai dengan
Hb Rendah 11,19 g/dl,trombosit rendah 140.000 rb/ul.
3. INTERVENSI GIZI
a). Nama Diet : Diet Stroke
b). Prinsip Diet : Mengoptimalkan pemenuhan energi
c). Tujuan Diet :
• Mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi pasien stroke
• Memberikan makanan sesuai kondisi disfagia pasien stroke
• Mencegah dehidrasi pasien stroke
d). Syarat Diet :
• Kebutuhan Energi 30-45 kkal/kg BBI.
• Protein 0,8-1,5 g/kg BBI
• Lemak 20-35% dari total kebutuhan energi
• Kolestrol <200 mg/hari
• Karbohidrat 60-70%
• Serat 25-30 gr/hari
• Cairan 1500-2000 ml/hr
e). Bentuk Makanan : Makanan Lunak
f). Jalur pemberian makan : Oral
g). Frekuensi makan : 3x utama, 2x selingan
h). Perhitungan Energi Sehari
BMR / RMR= 10(BB) + 6.25(TB) – 5(usia) – 161
= 10(53) + 6.25(155) – 5(50) – (161)
= 530 + 968,75 – 250 – 161
= 1087,75 kkal
Kenaikan Suhu
37,5 ⁰C
0,5 x 13% = 6,5%
6,5% x 1087,75 kkal = 70,703
TEE = BMR x FA x FS + Kenaikan Suhu
= 1087,75 x 1,2 x 1,2 + 70,703
= 1637,06 kkal
BAB III
DAFTAR PUSTAKA