Anda di halaman 1dari 3

Amirah Nayla Dinar S.

X IPA 3

Rangkuman Hikayat

I. Definisi, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Hikayat


Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga
istana atau kaum bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan
segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat tokoh utama. Hikayat kadang mirip cerita sejarah
atau berbentuk riwayat hidup yang terdapat peristiwa yang tidak masuk akal. Fungsinya
adalah sebagai media hiburan, pembangkit semangat, atau untuk meramaikan pesta.
Ciri-cirinya adalah anonim, bersifat statis, menggunakan bahasa klise, bersifat didaktis,
terdapat kemustahilan dalam ceritanya, istana sentris, bersifat komunal, bersifat tradisional,
menceritakan kisah universal manusia, menceritakan kesaktian seorang tokoh.
Jenis hikayat berdasarkan fase historis adalah hikayat berunsur Hindu (Hikayat Pandawa
Lima dan Hikayat Sri Rama), hikayat berunsur Hindu-Islam (Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat
Si Msikin, dan Hikayat Inderaputera), dan hikayat berunsur Islam (Hikayat 1001 Malam dan
Hikayat Qamar al-Zaman).
Jenis hikayat berdasarkan isi adalah jenis rekaan (Hikayat Malim Dewa), jenis sejarah
(Hikayat Hang Tuah, Hikayat Pattani, dan Hikayat Raja-Raja Pasai), dan jenis biografi
(Hikayat Abdullah dan Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam).

II. Nilai-Nilai dan Isi yang Terkandung dalam Hikayat


Nilai yang terkadung dalam hikayat berupa nilai religi, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya,
nilai estetika, dan nilai edukasi.
Isi hikayat dapat diketahui dari unsur pembangun hikayat yang terdiri atas unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik.
a) Unsur Intrinsik
 Tema
 Amanat
 Alur/plot
 Latar/setting
 Tokoh dan penokohan
 Sudut pandang
b) Unsur Ekstrinsik
 Religi
 Adat istiadar
 Latar belakang sosial budaya
 Silsilah

III. Pengungkapan Kembali Isi Hikayat


Ringkasan hikayat dapat disusun dengan menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik untuk
menentukan pokok-pokok isi hikayat. Langkah-langkah membuar ringkasan adalah sebagai
berikut :
1. Membaca keseluruhan hikayat dengan saksama.
2. Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan-gagasan penting.
3. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah dicatat pada
langkah kedua. Gunakan kalimat padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan
cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
4. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya.
5. Sinopsis hikayat tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan hikayat.
Adapun langkah-langkah penyampaian isi hikayat yaitu :
1. Membaca hikayat dengan saksama.
2. Memahami untur intrinsic dalam hikayat.
3. Mencatat peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu.
4. Mengembangkan urutan peristiwa dengan bahasa sendiri yang lebih sederhana.

IV. Perbandingan Nilai-Nilai dan Kebahasaan Hikayat dan Cerpen


a) Karakteristik kebahasaan dalam hikayat
Yaitu penggunaan majas berupa majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan,
dan majas pertentangan, juga menggunakan ungkapan arkais (berhubungan dengan masa
lalu, berciri kuno, tua) seperti syahdan, hatta, alkisah, dan sebermula.
b) Perbedaan nilai-nilai dan kebahasaan dalam hikayat atau cerpen

 Unsur Pembangun Hikayat Cerpen

Tema Tema-tema hampir sama. Tema lebih bervariasi dan banyak


pilihan.
Latar Latar tempat sangat menonjol yaitu istana Latar lebih bervariasi, baik tempat,
dan lingkungannya. waktu, maupun suasana.
Unsur
Intrinsik Tokoh dan Tokoh terbatas raja-raja, ratu, permaisuri, Tokoh yang diciptakan tidak
penokohan atau rakyat jelata yang digambarkan hidup terbatas. Penokohan dalam teks
di lingkungan istana atau kerajaan. cerpen lebih realistis.
Penokohan dalam hikayat bersifat mutlak.
Alur Alur yang digunakan biasanya alur maju. Alur maju, mundur, dan campuran
sangat mungkin digunakan.
Sudut Sudut pandang yang digunakan adalah Sudut pandang yang biasa
pandang sudut pandang orang ketiga serbatahu. digunakan yaitu sudut pandang
orang ketiga, sudut pandang orang
pertama, dan campuran.
Gaya bahasa Gaya bahasa yang digunakan bersifat Gaya bahasa lebih dinamis dan
statis. mengikuti perkembangan zaman.
Amanat Amanat ditulis secara eksplisit. Amanat tidak selalu ditulis secara
eksplisit, bahkan cenderung
implisit.
Unsur Biografi Nama pengarang biasanya tidak Nama pengarang ditampilkan atau
Ekstrinsik pengarang disebutkan (anonim). disebutkan.
Niai-nilai Nilai agama dan pendidikan paling Nilai lebih beragam, misalnya
menonjol. sosial, budaya, agama, dan
pendidikan.

V. Penyusunan Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen


a) Langkah-langkah
1. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah penggalan hikayat.
2. Mendaftar konflik-konflik antartokoh dalam penggalan hikayat tersebut.
3. Memilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang sudah
dirumuskan.
4. Mengembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.

b) Penyampaian
1. Keruntutan cerita
2. Suara, lafal, dan intonasi
3. Gestur dan mimik

Anda mungkin juga menyukai