Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat tokoh utama. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup yang terdapat peristiwa yang tidak masuk akal. Fungsinya adalah sebagai media hiburan, pembangkit semangat, atau untuk meramaikan pesta. Ciri-cirinya adalah anonim, bersifat statis, menggunakan bahasa klise, bersifat didaktis, terdapat kemustahilan dalam ceritanya, istana sentris, bersifat komunal, bersifat tradisional, menceritakan kisah universal manusia, menceritakan kesaktian seorang tokoh. Jenis hikayat berdasarkan fase historis adalah hikayat berunsur Hindu (Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama), hikayat berunsur Hindu-Islam (Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Si Msikin, dan Hikayat Inderaputera), dan hikayat berunsur Islam (Hikayat 1001 Malam dan Hikayat Qamar al-Zaman). Jenis hikayat berdasarkan isi adalah jenis rekaan (Hikayat Malim Dewa), jenis sejarah (Hikayat Hang Tuah, Hikayat Pattani, dan Hikayat Raja-Raja Pasai), dan jenis biografi (Hikayat Abdullah dan Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam).
II. Nilai-Nilai dan Isi yang Terkandung dalam Hikayat
Nilai yang terkadung dalam hikayat berupa nilai religi, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, nilai estetika, dan nilai edukasi. Isi hikayat dapat diketahui dari unsur pembangun hikayat yang terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. a) Unsur Intrinsik Tema Amanat Alur/plot Latar/setting Tokoh dan penokohan Sudut pandang b) Unsur Ekstrinsik Religi Adat istiadar Latar belakang sosial budaya Silsilah
III. Pengungkapan Kembali Isi Hikayat
Ringkasan hikayat dapat disusun dengan menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik untuk menentukan pokok-pokok isi hikayat. Langkah-langkah membuar ringkasan adalah sebagai berikut : 1. Membaca keseluruhan hikayat dengan saksama. 2. Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan-gagasan penting. 3. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah dicatat pada langkah kedua. Gunakan kalimat padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli. 4. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya. 5. Sinopsis hikayat tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan hikayat. Adapun langkah-langkah penyampaian isi hikayat yaitu : 1. Membaca hikayat dengan saksama. 2. Memahami untur intrinsic dalam hikayat. 3. Mencatat peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu. 4. Mengembangkan urutan peristiwa dengan bahasa sendiri yang lebih sederhana.
IV. Perbandingan Nilai-Nilai dan Kebahasaan Hikayat dan Cerpen
a) Karakteristik kebahasaan dalam hikayat Yaitu penggunaan majas berupa majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan, juga menggunakan ungkapan arkais (berhubungan dengan masa lalu, berciri kuno, tua) seperti syahdan, hatta, alkisah, dan sebermula. b) Perbedaan nilai-nilai dan kebahasaan dalam hikayat atau cerpen
Unsur Pembangun Hikayat Cerpen
Tema Tema-tema hampir sama. Tema lebih bervariasi dan banyak
pilihan. Latar Latar tempat sangat menonjol yaitu istana Latar lebih bervariasi, baik tempat, dan lingkungannya. waktu, maupun suasana. Unsur Intrinsik Tokoh dan Tokoh terbatas raja-raja, ratu, permaisuri, Tokoh yang diciptakan tidak penokohan atau rakyat jelata yang digambarkan hidup terbatas. Penokohan dalam teks di lingkungan istana atau kerajaan. cerpen lebih realistis. Penokohan dalam hikayat bersifat mutlak. Alur Alur yang digunakan biasanya alur maju. Alur maju, mundur, dan campuran sangat mungkin digunakan. Sudut Sudut pandang yang digunakan adalah Sudut pandang yang biasa pandang sudut pandang orang ketiga serbatahu. digunakan yaitu sudut pandang orang ketiga, sudut pandang orang pertama, dan campuran. Gaya bahasa Gaya bahasa yang digunakan bersifat Gaya bahasa lebih dinamis dan statis. mengikuti perkembangan zaman. Amanat Amanat ditulis secara eksplisit. Amanat tidak selalu ditulis secara eksplisit, bahkan cenderung implisit. Unsur Biografi Nama pengarang biasanya tidak Nama pengarang ditampilkan atau Ekstrinsik pengarang disebutkan (anonim). disebutkan. Niai-nilai Nilai agama dan pendidikan paling Nilai lebih beragam, misalnya menonjol. sosial, budaya, agama, dan pendidikan.
V. Penyusunan Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen
a) Langkah-langkah 1. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah penggalan hikayat. 2. Mendaftar konflik-konflik antartokoh dalam penggalan hikayat tersebut. 3. Memilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang sudah dirumuskan. 4. Mengembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.
b) Penyampaian 1. Keruntutan cerita 2. Suara, lafal, dan intonasi 3. Gestur dan mimik