Anda di halaman 1dari 11

“Materi Dakwah (Iman)”

Dosen Pengampu :Dra. Jundah, M.A.

Disusunoleh :

Kelompok 7

Nada Nabila 11180530000050

Fatimah Zahra 11180530000028

Mohamad Rizal Ramadhoni 11180530000077

Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Kami bisa menyusun dan menyajikan Makalah Mata
Kuliah Ilmu Dakwah, tentang “Materi Dakwah tentang Iman”. Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga makalah ini selesai dibuat.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud
penulis.

Ciputat, 21 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................…... 1
KATA PENGANTAR......................................................................................…... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................…… 3
BAB.I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................…..... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................….… 4
C. Tujuan Pembuatan Makalah..................................................................
4
BAB.II. PEMBAHASAN
A. Materi Dakwah.................................................................................... 5
B. Pengertian Iman................................................................................... 5
C. Problematika Iman............................................................................... 6
D. Janji Allah untuk orang yang beriman................................................. 7
1. Dibela dan ditolong....................................................................... 7
2. Diberi Petunjuk.............................................................................. 8
3. Diberi Keberkahan......................................................................... 8
4. Diberi Ketenangan......................................................................... 9
BAB.III. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah pekerjaan mengomunikasikan pesan islam kepada manusia. Secara


operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang
definitive yang rumusnya bisa diambil dari Al-Qu’ran dan Hadits, atau dirumuskan oleh da’I,
sesuai dengan ruang lingkup dakwah. Dakwah ditujukan kepada manusia, sementara manusia
bukan hanya telingan dan mata tetapi makhluk yang berjiwa, yang berpikir dan merasa, yang
bisa menerima dan bisa menolak sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang diterima.

Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan berbagai


peristiwa ditengah masyarakat, perstiwa yang harmoni, yang menegangkan yang
kontroversia bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik pemikiran moderat maupun yang
ekstrimm yang sederhana maupun yang rumit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu materi Dakwah?
2. Apa Pengertian Iman?
3. Bagaimana Problematika Iman?
4. Apakah janji Allah untuk orang yang beriman?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk mengetahui seberapa pentingkah Materi dalam berdakwah
2. Membahas Materi Dakwah yang paling dasar tentang Keimanan
3. Dapat mengetahui dan menyadari seberapa pentingnya landasan Iman pada diri
manusia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Dakwah

Materi Dakwah adalah isi pesan atau materi yang akan disampaikan oleh da’i
kepada mad’u. Materi dakwah yaitu keseluruhan ajaran islam, yang ada didalam
Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya.1 Atau juga kebenarn yang bersumber dari Al-
qu’ran.
“Dan kami turunkan (Al-qur’an) itu dengan sebenar-benarnya Al-qur’an itu telah turun
dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (Al-Isra [17]; 105).
Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari : Materi
2
dakwah adalah al-Islam (Al-Qur’an dan As-Sunnah) tentang kehidupan manusia.
Muhaemin menjelaskan bahwa secara umum pokok isi Al-Qur’an itu meliputi perkara
aqidah yang berhubungan dengan keyakinan dan keimanan.

B. Pengertian Iman

Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak
orientasi pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut
“qalbu”. Hati merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri
manusia terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila
keduanya pincang atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak
mungkin terbentuk makhluk yang bernama manusia.
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan menurut
syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap dalam hati
dan dibuktikan lewat amal perbuatan. Hal ini tercermin dalam salah satu hadis Nabi yang
berikut ini terjemahannya:

1
Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm.146
2
Endang Saepuddin Ansari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali Perss. 1991), hlm.192
5
“Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mentap di dalam hatimu
dan dibuktikan kebenarannya dengan amal”.3

Dari beberapa keterangan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai


bahan referensi bahwa pengertian bahwa iman adalah keyakinan yang kuat dan
kepercayaan penuh terhadap suatu subjek, gagasan dan doktrin. Dengan kata lain,
tidaklah sempurna iman seseorang kalau hanya menyakini dengan hati tanpa dibarengi
dengan amal perbuatan.

Sedangkan menurut Istilah, Ali Mustafa al-Ghuraby menyatakan:


“Sesungguhnya Iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan kepada Allah swt Dan Rasul-
Rasul-Nya (atas mereka keselematan)”.
Dan menurut Jumhur Ulama yang dikemukakan oleh al-Kalabadzy:
”Iman itu adalah perkataan, perbuatan dan niat, dan arti niat adalah pembenaran”.
Dari definisi bahasa dan istilah diatas. Maka dipahami bahwa para pakar sepakat bahwa
iman adalah pembenaran dengan hati. Adapaun mengenai ucapan dan pengamalan
anggota badan, maka sebagian ulama memasukkannya sebagian dari pada iman sedang
lainnya menempatkan sebagai kelengkapan saja.4

C. Problematika Iman

Persoalan iman adalah persoalan hidup yang paling mendasar. Yakni kehidupan
hati dengan beriman dan mengenal Allah Swt. Di antara persoalan paling utama yang
mendukung pemuda muslim untuk bias teguh bertahan dan mampu melanjutkan
perjalanan dimedan dakwah tanpa ada keraguan adalah persoalan iman, manifstasi serta
realisasinya pada diri seorang mukmin sehingga bias memunculkan perubahan serta
membangkitkan semua potensi, gerakan, pengorbanan, jihad, keteguhan dan keikhlasan.
Dengan iman seseorang akan bahagia dalam kehidupan dunia, baik kehidupan
batiniyah maupun lahiriyah, serta bahagia di akhirat dengan mendapat limpahan nikmat
dan keselamatan dari siksa Allah. Tanpa Iman manusia dalam kehidupan dunia akan

3
https://muslim.or.id/679-hadits-hadits-seputar-iman.html
4
https://nhurelnuyyuabbass.wordpress.com/2013/04/18/makalah-iman/amp/

6
mengalami kebingungan, kegelisahan dan terombang-ambing baik dalam kehidupan
batiniyah meupun kehidupan lahiriyah karena penentangannya terhadap syariat Allah dan
pedoman hidup yang benar, sedangkan di akhirat ia akan celaka dan disiksa serta
hiharamkan dari nikmat Allah (Syurga).
Begitulah kita melihat betapa penting dan agungnya perkara iman dan
konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya. Sehingga berkat rahmat dan keadilan
Allah, persoalan iman ini sangat mudah dan ringan bagi siapa saja yang percaya akan
kekuasaan Allah.
Iman itu ada dalam fitrah kita seiring dengan penciptaan kita sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits Rasul saw., “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah, dan kedua ibu bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasraniatau Majusi”.
Tetapi fitrah keimana ini seringkali tertutupi oleh lingkungan dan berbagai pemikiran
atheis.Tapi pada saat-saat genting orang atheis atau musyrik ini dihadapkan pada satu
kondisi kritis yang mengancam keselamatan jiwanya sementara ia tidak menemukan
ikhtiar-ikhtiar yang bisa menyelamatkannya, secara tidak sadar, ia pasti akan kembali
kepada Allah seraya memohon agar ia diselamatkan dari kondisi kritis ini, 5

D. Janji Allah untuk orang yang beriman

1. Dibela dan ditolong


Allah Swt., berjanji kepada orang yang beriman untuk selalu memberikan
perlindungan kepada mereka dari kerusakan iman manakala seorang mukmin benar-
benar hendak mempertahankan imannya. Allah Swt., berfirman, (Qs. Al-Baqarah:
257)
“Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
kepada cahaya (iman)”

5
Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah, hlm:233
7
Oleh karena itu, agar seorang mukmin mendapat perlindungan dari Allah Swt., ia
harus memohon perlindungan dari segala hal yang buruk, seperti godaan setan,
kemiskinan, dan sebagainya.6

2. Diberi Petunjuk
Janji Allah untuk orang yang beriman adalah diberi petunjuk, kehidupan di dunia
ini memang penuh dengan tarikan –tarikan antara yang haq dan yang batil. Banyak
manusia yang terperosok kedalam jurang kebathilan sehingga merugikan dirinya
sendiri dan berakibat pada orang lain sebagai korbannya karena mereka tidak
memperoleh petunjuk yang benar. Adapun orang yang beriman kehidupannya akan
berjalan dengan lurus karna Allah membuktikan janji memberi petunjuk kepada
mereka. Tanpa petunjuk dari Allah, manusia tidak mungkin bisa berjalan mengarungi
kehidupan ini dengan benar. Allah Swt., berfirman (Qs. Al-Hajj: 54)
“Dan, agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al-Qur’an) itu
benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. Dan
sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus.”7

3. Diberi Keberkahan
Dari segi bahasa, berkah berasal dari kata baraka yan berarti an nama’ wa az-
ziyaadah yang artinya tumbuh dan bertambah. Secara terminologi, berkah adalah
kebaikan yang bersumber dari Allah Swt., yang ditetapkan terhadap sesuatu
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, keberkahan dari Allah dalam kehidupan ini
merupakan dambaan hidup seorang mukmin. Dengan keberkahan itulah kehidupan ini
akan berjalan dan dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, orang yang dikaruniai
kkeberkahan ini akan menggunakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dengan efektif
dan efisien. Dengan demikian, kehidupan seseorang yang diberkahi akan berdaya
guna untuk hal-hal yang baik dan bernar. Janji keberkahan dari Allah Swt., trrhadap
orang yang beriman disebutkan dalam firman-Nya: (Qs.Al-A’raaf: 96)

6
Drs. H. Ahmad Yani, 52 Materi Khotbah, Jakarta: Al-Qalam 2013, hlm: 376-377
7
Drs. H. Ahmad Yani, 52 Materi Khotbah, Jakarta: Al-Qalam 2013, hlm: 377-378
8
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan.”8

4. Diberi Ketenangan
Ketenangan dalam hidup dan perjuangan merupakan sesuatu yang besar perannya
dalam kehidupan manusia. Kegagalan dalam hidup dan perjuangan seringkali
disebabkan oleh manusia yang tidak memiliki ketenangan. Bagi orang yang beriman,
hidup dan perjuangan tidak dihadapi dengan hati yang risau, tetapi harus dengan
ketenangan. Allah Swt., akan memberikan ketenangan kepada orang-oran yang betul-
betul beriman sebagaimana yang telah diberikan Allah sewaktu kaum mukminin
memperoleh ketenangan dari Allah pada saat perang Hunain. Allah Swt., berfirman:
(Qs. Al-Fath: 4)
“Dialah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan kedalam hati orang-orang
Mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan
milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui Maha
Bijaksana.”9

BAB III
8
Drs. H. Ahmad Yani, 52 Materi Khotbah, Jakarta: Al-Qalam 2013, hlm: 381-382
9
Drs. H. Ahmad Yani, 52 Materi Khotbah, Jakarta: Al-Qalam 2013, hlm: 384-386
9
PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman adalah pembahasan yang paling dasar dalam materi berdakwah. Orang yang
memiliki iman yang benar (haqiqiy) itu akan cenderung berbuat baik, karna ia
mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah baik dan meninggalkan kemaksiatan, karna ia
tau bahwa perbuatan yang buruk itu akan berkonsekwensi pada keburukan pula. Dan
iman yang kuat itu akan mendorong untuk mlakukan perbuatan yang nyata. Posisi iman
nilah yang berkaitan dengan dakwah islam dimana amr ma’ruf nahi munkar
dikembangkan yang kemudian menjadimtujuan utama dari suatu proses dakwah.10
Pilar utama yang paling penting adalah keslamatan aqidah dan kekuatan iman
sebagai landasan yang kokoh bagi pembentukan jati diri seorang muslim. Jadi aqidah
tauhid hendaknya selalu bersih dan jernih serta tidak terkotori oleh noda apapun dari
prinsip-prinsip ataupun ideologi-ideologi materialisme. Iman hanya kepada Allah Swt.
Loyalitas hanya untuk Allah Swt. Dan keikhlasan juga hanya untuk Allah Swt., kepada
Malaikat-malaikat-Nya, para Rasul-Nya, Kitab-kitab, hari akhir dan takdir yang baik
ataupun yang buruk.
Jadi setiap individu harus menghiasi dirinya dengan keimanan yang kuat dan
dinamis yang sesalu mendorongnya untuk beramal, bersabar, beribadah kepada Allah dan
selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.11

DAFTAR PUSTAKA

10
Hasanuddin. 2005.Manajemen Dakwah, UIN Jakarta press: Jakarta

11
Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah, hlm:394-395
10
Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah,

Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993)

Endang Saepuddin Ansari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali Perss. 1991)

Hasanuddin. 2005.Manajemen Dakwah, UIN Jakarta press: Jakarta

Drs. H. Ahmad Yani, 52 Materi Khotbah, Jakarta: Al-Qalam 2013

https://muslim.or.id/679-hadits-hadits-seputar-iman.html

https://nhurelnuyyuabbass.wordpress.com/2013/04/18/makalah-iman/amp/

11

Anda mungkin juga menyukai