Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASPEK PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Muhammad Dimas Hasby 11180530000001

Faisal Amin 11180530000086

Nabilah Nurhayati 11180530000126

Dosen Pembimbing

Drs. Muhammad Sungaidi M.A.

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018/2019
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Aspek Pembaharuan dalam Islam”.
Pembahasan tentang Aspek Pembaharuan dalam Islam ini kami mengutipnya dari berbagai
sumber yaitu dari buku-buku yang berkaitan dengan judul makalah kami maupun dari
berbagai situs di internet.

Kami menyadari bahwa pembahasan/penjelasan yang disampaikan dalam makalah ini


masih banyak dapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan suatu kritikan
yang bersifat membangun dari para pembaca, sehingga untuk kedepannya makalah ini dapat
dijadikan sebagai pedoman yang lebih berguna dan bermanfaat.

Jakarta, 06 April 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Penghantar.........................................................................................................................1

Daftar Isi.....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pembaharuan dalam Islam..............................................................................................4


B. Faktor yang Melatarbelakangi Pembaharuan dalam Islam............................................5
C. Tokoh-tokoh Pembaharuan dalam Islam........................................................................7
D. Dampak Pembaharuan dalam Islam.............................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................14

Daftar Pustaka..........................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang
mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan
ilmu pengetahuan dan filsafat modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam ada
ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu penafsiran dari ajaran-ajaran yang bersifat
abadi dari masa ke masa. Dengan kata lain pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang
bersifat mutlak tak dapat diadakan karena sudah tak bisa lagi diganggu gugat seperti
pada hukum-hukum yang tercantum dalam al-Qur’an.
Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau kembali beberapa aspek yang
memang memerlukan untuk diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin modern yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembaharuan dalam Islam?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam?
3. Siapa saja tokoh pembaharuan dalam Islam?
4. Bagaiamana dampak pembaharuan dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan dalam Islam.
2. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui dampak dari pembaharun dalam Islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan dalam Islam


Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian muncul
berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu
modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan fundamentalisme. Di samping
kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan,
yaitu ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan sebagai pembaharuan dan kata ishlah
sebagai perubahan. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu
tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta
praktik-praktiknya dalam komunitas kaum muslimin.1
Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang
menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan
Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-
nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih
berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai
dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman.2
Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan untuk
menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.3
Berkaitan dengan pengertian tersebut, maka pembaharuan dalam Islam bukan
dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa
pembaharuan Islam bukan dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun
merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera zaman,
melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran
dasar yaitu Al-Qur’an dan Hadis agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan. Maka

1
Moch. Sya’roni, April 2019, Upaya Pembaruan oleh Para Modernis Islam Pada Bidang Agama, Pendidikan,
Politik dan Ekonomi, hal 2
2
Fauzi, Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode), (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2004) hal 1
3
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemimkiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1994) hal 11-12

4
dapat dipahami bahwa pembaruan merupakan aktualisasi ajaran tersebut dalam
perkembangan sosial. Pokok- pokok pembaharuan Islam penting ditegaskan karena
beberapa hal. Pertama, di tengah situasi zaman yang kian kompleks, kita tak cukup hanya
bersandar pada pikiran-pikiran keislaman lama yang sudah tidak relevan dengan konteks
zaman. Sebab, apa yang dirumuskan ulama terdahulu mungkin telah berhasil
memecahkan masalah di masa lalu, tapi belum tentu terampil menyelesaikan masalah di
masa kini. Kedua, di tengah berbagai usaha yang mengerdilkan Al-Qur’an, kita
membutuhkan cara pandang baru terhadap Al-Qur’an. Ketiga, sejumlah orang hendak
menjadikan Islam sebagai lading persemaian diskriminasi dan dehumanisasi.Kita
menyaksikan kian tingginya diskriminasi terhadap perempuan, misalnya. Keempat,
“perang” telah mendominasi diskursus umat Islam belakangan.

B. Latar Belakang Pembaharuan Islam


Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena
adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban.
Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat
sebenarnya sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah
kekuasaan di daratan Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan
kebudayaan Barat ini semakin intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon
Bonaparte dari Perancis, disusul dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara
muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya membuka pemikiran pemuka-pemuka intelektual
dan pemerintahan Islam di Mesir untuk segera mengadakan upaya-upaya pembaharuan.
Di antara hal-hal yang mendorong lahirnyanya gerakan pembaharuan dan
modernisasi Islam adalah:
1. Adanya sifat jumud(stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir dan
berusaha.
Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir (berijtihad)
maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan masyarakat hanya akan
bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang terus menerus untuk
kemudian diaplikasikan dalam teknologi terapan dan kehidupan sosial yang nyata
demi kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka perlu diadakan upaya pembaharuan
5
dengan memberantas sikap jumud dan menggerakkan kembali tradisi ijtihad di
kalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.
Umat Islam tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuan dan
kesatuan yang diikat oleh tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu maka lahirlah suatu
gerakan pembaharuan yang berupaya memberikan inspirasi kepada seluruh umat
Islam untuk bersatu dan melawan imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan adanya kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami
kemunduran dibandingkan Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara
kerajaan Utsmani dengan kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya
kerajaan Utsmani selalu menang dalam peperangan namun saat itu mengalami
kekalahan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya menyelidiki
rahasia kekuatan militer Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem militer modern”
yang dimiliki Eropa, sehingga,pembaharuan dalam dunia Islam pun salah satunya
dipusatkan pada bidang militer.
4. Meski demikian, pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam dunia
Barat.
Jika renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran agama dari
kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk tujuan
memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan dunia secara
lebih luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa Barat justru
mengalami kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah perdagangan baru.
Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur internasional
telahdikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit melakukan transaksi-
transaksi perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan didukung oleh
kesuksesan Christoper Columbus (1492M) yang berhasil menemukan benua Amerika,
juga Vasco da Gama yang berhasil menemukan jalur ke Timur melalui Tanjung
Harapan pada tahun 1498M, 4

4
Muhammad Khalil, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11. Hlm. 5-6

6
C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam
1. Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bin Sulaiman bin
‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin
Buraid bin Musyarraf.5Ia dilahirkan di kota ‘Uyainah (sebelah utara kota Riyadh)
pada tahun 1115 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 1703 Masehi di tengah-tengah
keluarga Ulama. Ayah, kakek dan paman-paman beliau adalah para Ulama,
sehingga sejak kecil beliau sudah menghafal al-Quran dan belajar fiqh, tafsir dan
hadits dari ayah beliau. Saat sudah mencapai usia baligh beliau berangkat ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan ia bertemuu serta menimba ilmu dari
para ulama Mekkah dan Madinah. Beliau juga berangkat menuju Basrah dan
menimba ilmu dari para Ulama Basrah ketika itu.
Muhammad Ibn Abd al-Wahhab memulai dakwahnya di kota Huraimila`,
yaitu tempat tinggal ayahanda beliau yang menjabat sebagai hakim di sana.
Beliau mulai mengajak untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah swt, dan
menjelaskan bahaya syirik serta bahaya beribadah kepada selain Allah. Tetapi
sepeninggal ayahanda, beliau kembali ke ‘Uyainah dan kembali berdakwah di
sana. Lantaran terjadi berbagai tekanan, akhirnya beliau meninggalkan kota
‘Uyainah menuju Dir’iyah.
Di kota Dir’iyah inilah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bertemu dengan
Amir Muhammad bin Su’ud sebagai pemimpin kota Dir’iyah ketika itu, yang
akhirnya mereka berdua sepakat untuk menyebarkan dakwah Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab, yaitu untk memurnikan ajaran Islam dari segala bentuk syirik,
bid’ah dan khurafat, serta mengembalikan kaum Muslimin kepada ajaran Islam
yang benar sesuai yang dibawa oleh Rasulullah saw dan telah dipraktekkan oleh
para sahabat. Kerjasama yang penuh berkah inilah yang merupakan cikal bakal
Kerajaan Saudi Arabia yang kita kenal sekarang.6
Pada masa itu, negeri-negeri Islam benar-benar mengalami kemerosotan
dari segala aspek, kaum Muslimin mengalami kemunduran moral dan akhlak,

Lihat kitab ‘Unwanul Majd fi Tarikhi Najd, karya Usman Basyir, dan kitab Tarikh Najd, karya Hushain
5

Ghannam.

Lihat kitab ‘Unwanul Majd fi Tarikhi Najd, karya Usman Basyir, dan kitab Tarikh Najd, karya Hushain
6

Ghannam.

7
praktek kesyirikan tersebar dimana-mana, berdoa kepada selain Allah, meminta
pertolongan kepada pohon serta batu-batu keramat, serta praktek sihir dan
perdukuna hampir merata di tegah-tengah kaum Muslimin.7
Dengan munculnya dakwah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab ini di tengah
Jazirah Arab, dan dibantu oleh kekuatan pedang Amir Muhammad bin Su’ud
yang kemudian menyebar ke negeri-negeri Islam lainnya, maka pantaslah jika
beliau dijuluki sebagai pembaharu abad kedua belas Hijriyah.
Masa kecil Muhammad Ibn Abd al-Wahhab lebih banyak dipergunakan
untuk mempelajari al-Quran, tidak banyak dipergunakan untuk bermain-main
bersma teman sebayanya, shingga beliau telah hafal al-Quran sebelum umurnya
mencapai 10 tahun. Beliau memiliki ketajaman pemahaman yang kuat biasa,
cerdas, cepat menghafal dan fasih pengucapan kata-katanya.
Sebelum beliau melakuka perjalanan jauh ke berbagai negeri untuk
menuntut ilmu, hal yang pertama kali beliau lakuka adalah menyibukkan diri
dengan sungguh-sungguh menggali ilm agama dari ayahnya sendiri. Maka dasar-
dasar ilmu yang kuat sudah belaiu miliki semenjak umur beliau berkisar antara
sepluh tahun di ‘Uyainah, salah satu daerah di Najed.
Beliau mencapai usia baligh sebelum usianya genap 12 tahun. Pada usia itu,
sesudah usianya baligh, beliau sudah disuruh menjadi imam shalat oleh ayahnya,
dan ayahnya pun menikahkannya. Setelah itu,, pada usia yang sama, beliau pergi
haji memnuhi rukun Islam yang kelima dan selanjutnya beliau mengunjungi kota
Madinah dan menetap di sana selama dua bulan, baru sesudah itu beliau kembali
ke kampung halamannya. Itu adalah perjalanan ibadah haji pertama beliau. Dan
tampaknya, selama dua bulan beliau tinggal di Madinah beliau sempat
menghadiri beberapa pelajaran dari beberapa Ulama di Masjid Nabawi. Tetapi
yang paling berpengaruh bagi beliau adalah ketika bertemu dengan dua Ulama
besar yang kelak menjadi guru-gurunya pula pada pengembaraan ilmiah
berikutnya, yaitu Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif dan Syaikh Muhammad
Hayat as-Sindi.

7
Lihat tesis S3 Syaikh Shalih bin Abdullah bin Abdurrahman al-Abud tentnag Aqidah Syaikh
Muhammad Ibn Abd al-Wahhab dan pengaruhnya di dunia Islam.

8
2. Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah salah seorang tokoh penting penggerak
pembaruan dan kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M.
Ayahnya bernama Sayyid Syafdar, seorang penganut mazhab Hanafi. Menuru L.
Stoddard, Jamaluddin dilahirkan di Asadabad dekat Hamazan di Persia, namun ia
berkebangsaan Afganistan, bukan Persia seperti dinyatakan dalam namanya.
Sejak kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman,
seperti tafsir, Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab dan
Persia. Sejak remaja ia mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem
pelajaran Eropa modern.
Dalam sebuah konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untuk
mengusir al-Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada
1879. Dari India ia menjalani kehidupa yang mobile, seperti di London, Paris,
Teheran, dan Istanbul. Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena
penyakit kanker.
3. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di sebuah desa pertanian di
lembah Sungai Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah, adalah seorang keturunan
Turki yang telah lama menetap di Mesir. Adapun ibunya dalah seorang Arab
yang masih mempunyai hubungan dengan keluarga Umar ibn al-Khattab, khalifah
kedua dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Pendidikan dasar Abduh ditangani langsung oleh ayahnya yang
mengajarkan membaca dan menulis setra ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya, ia
belajar menghafal Al-Quran di bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua
tahun, Abduh berhasil menghafal Al-Quran dengan sempurna. Selanjutnya, dalam
usia lima belas tahun ia ikirim ayahnya ke Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk
belajar ilmu agama. Pada usia 16 tahun, ayahnya menikahkannya. Namun
pendiikan masih tetap berlanjut hingga ia menyelesaikan studinya di al-Azhar
pada 1877. Selanjutnya, ia mengembangka ilmunya dengan mengajar di Dar al-
`Ulum, di samping juga mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia
mengajarkan buku tentang akhlak berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangn Ibn
Miskawaih, yang sudah diterjemahkan oleh al-Thanthawi.
Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan orang yang
mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun
9
ikut berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada tokoh
penggerak pembaruan Islam ini.
4. Muhammad Rasyid Rida
Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Rida bin Muhammad
Syamsuddin bin Muhammmad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahr di al-
Qalamun,sebuah desa dekat Tripoli di tepi Pantai Mediteranian sebelah utara
Lebanon (Syiria),pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H /23 september 1865 M dan
meninggal pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Secara geneologis, ia
masih memeliki pertalian darah dengan al-Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu
Nabi Muhammad dari garis Fatimah. Pendidikannya dimulai pada kuttab di
Qalamun, lalu kesekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam Tripoli (al-
madrasah al-Wataniah al-Islamiah) tahun 1882, dan Sekolah Agama di Tropoli8.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga,9 yaitu:
1) Keagamaan, menurut Rasyid Rida bahwa kemunduran yang diderita umat
islam karena mereka tidak mengamalkan ajaran islam yang sebenarny,
mereka telah menyeleweng dari ajaran tersebut. Untuk itu, umat islam harus
dikembalikan pada ajarn islam yang semestinya,bebas dari segala bid’ah,
sederhana dalam ibadah dan muamalah. Ia juga menganjurkan
pembaharuan dalam bidang hokum yakni penyatuan madzhab.
2) Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan
umum dengan ilmu-ilmu agama islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulum
yang ada perlu dimasukkan teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa asing, dan ilmu
kesejahteraan keluarga, disamping ilmu-ilmu agama seperti tfsir, fikih,
hadis, dan sebagainya yang biasa diajarkan di sekolah-sekolah tradisional
3) Politik, menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan
dengan ajaran peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam islam
tidak mengenal adanya perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.

Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih


berada di Suria, tetapi usaha-usahnya mendapat tantangan dari pihak kerajaan

8
Ratu Suntiah dan Maslani, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Cv. Insan Mandiri.2017), hal 140
9
Ratu Suntiah dan Maslani, loc.cit

10
Usmani. Ia merasa terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan
pindah ke Mesir, dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898 ia
sampai di negeri gurunya ini.
Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah termasyhur, Al-
Manar. Didalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan al-manar antar lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, social dan ekonomi,
memberantas tahayul dan bid’ah yang masuk kedalam tubuh islam,
menghilangkan faham fatalism yang terdapat dalam kalangan umat islam, serta
faham-faham salah yang dibaw tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu
pendidikan dan membela umat islam terhadap permainan politik Negara-negara
barat10.

5. Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Ia berasal dari keluarga
Kasta Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal
saleh adalah guru pertamanya. Untuk meneruskan studinya ia kemudian pergi ke
Lahore dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Dikota
inilah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut
keterangan mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia
pergi keNegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari
filsafat. 2 tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilahn ia
memperoleh gelar Ph.D, Dalam tasawuf. Tesis doctoral yang diajukannya
berjudul ; The development of metaphysic in Persia ( perkembangan metafisik di
Persia)11.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terdiri dari
tiga bidang,12:
1. Keagamaan, Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan oleh kebekuan umat islam dalam pemikiran dan ditutupnya pintu
ijtihad. Islam menurutnya mengajarkan dinamisme, al-Qur’an senantiasa
menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat dalam
alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang malam, dan sebagainya. Oleh
karena itu, ijtihad dianggap sebagai prinsip yang dipakai dalam soal gerak

10
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1982), hal 70
11
Ibid hal.190
12
Ratu Suntiah dan Maslani, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV. Insan Mandiri, 2017), hal 141

11
dan perubahan dalam hidup social manusia sehingga ijtihad mempunyai
kedudukan penting dalam pembaharuan Islam
2. Pendidikan, Muhammad Iqbal tidak menjadikan Barat sebagai model
pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan imperialise yang
dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang
harus diambil umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
Politik, Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakekatnya
tersusun dari dua bangsa, Islam, dan Hindu. Umat islam India harus menuju pada
pembentukan Negara sendiri, terpisah dari negara Hindu di India sehingga beliau
dipandang sebagai bapak Pakistan
Pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal mempengaruhi dunia islam pada
umumnya, terutama dalam pembaharuan di India. Ia menimbulkan paham
dinamisme di kalangan umat islam india dan menunjukn jalan yang harus mereka
tempuh untuk masa depan agar umat islam minoritas di anak benua itu dapat
bertahan hidup dari tekanan luar dengan terwujudnya republic Pakistan13
D. Dampak Pembaharuan dalam Islam
Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan
mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia14. Pengaruh-pengaruh dari
pembaharuan tersebut antra lain :
1. Gema pembaharuan yang dilakukan oleh JaWahab maludin Al-Afghani dan Syekh
Muhammad Abdul samapai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh
seperti Haji Muhammad Miskin , Haji Abdul Rahman dan Haji Salman Faris ,
mereka sepulang dari tanah suci terilhami oleh syekh Abdul Wahab. Pengaruh
pemikiran pembaharu Timur Tengah tersebut adalah timbulnya gerakan Paderi.
Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran islam yang telah tercampur baur
dengan perbuatan yang bukan Islam. Hal itu menimbulakn pertentangan antara
golongan adat dan golongan paderi.
2. Pada tahun 1903 M, Murid-murid dari syekh Ahmad Khatib , seorang ulama besar
bangsa Indonesi di Mekkah yang mendapat kedudukan mulia dikalangan masyarakat
dan pemerintah Arab, kembali dari tanah Suci. Merekalah yang menjadi pelopor

13
Ratu Suntiah dan Maslani, loc.cit,.
14
Nuryandi, “Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam Terhadap Perkembangan Islam di Indonesia”,diakses dari
http://www.nuryandi.com/2014/05/pengaruh-gerakan-modernisasi-islam.html?m=1 pada hari Minggu 1 oktober
2017 pukul 10.20

12
gerakan pembaruan Minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia.
Diantara mereka itu adalah Buya Hamka, syekh daud rasyid dan K.H Ahmad Dahlan
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam Modern Indonesia pada
awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik, maupun ekonomi.
Organisasi tersebut ialah Sarekat Islam, PNI, Partai Muslimin Indonesia dan lain-
lain.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan
untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena
adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban
Tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam diantaranya : Muhammad Ibn Abd al-
Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhmmad Abduh, Rasyid Rida, dan Muhammad
Iqbal.
Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia, antara lain
dengan munculnya organisasi-organisasi keagmaan, politik, ekonomi, dan lain-lain.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu sumbang saran dan
kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar
harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan pemakalah khususnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, “Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)“ dalam
jurnal Studi dan Budaya, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004)

Iqbal,Muhammad dan Amin Husein Nasution.2013.Pemikiran Politik Islam.Jakarta: Penerbit


Kencana Prenada Media Group

Khalil,Muhammad.Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11.

Majalah As-Sunnah Edisi 07 tahun November 2013. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta: Solo.

Moch. Sya’roni Hasan jurnal “Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada Bidang
Agama, Pendidikan, Politik Dan Ekonomi”

Nasution,Harun.1994.Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan,


Jakarta:Bulan Bintang

Nuryandi, “Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam Terhadap Perkembangan Islam di


Indonesia”,diakses dari http://www.nuryandi.com/2014/05/pengaruh-gerakan-modernisasi-
islam.html?m=1

Suntiah,Ratu dan Maslani. 2017.Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Cv. Insan Mandiri

Susanto, Ready. 2011.100 Tokoh Abad ke-20 Paling Berpengaruh. Bandung: Nuansa.

15

Anda mungkin juga menyukai