Anda di halaman 1dari 73

Biaya Fiskal

Pasal 6 dan Pasal 9 UU PPh


Mata Kuliah Pajak Penghasilan
PENGHASILAN NETO,
PEMBUKUAN

Laba Neto Penyesuaian Laba Neto


Fiskal Fiskal
Laporan Laba Rugi
sesuai PSAK
LABA NETO DARI USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
No Uraian Rupiah No Uraian Rupiah
1. Penjualan x.xxx.xxx 1. Penjualan x.xxx.xxx
2. Harga Pokok Penjualan (HPP) x.xxx.xxx 2. Harga Pokok Penjualan (HPP) x.xxx.xxx
3. Biaya Administrasi & Umum x.xxx.xxx 3. Biaya Administrasi & Umum x.xxx.xxx
4. Penghasilan Neto dari Usaha (1-2-3) x.xxx.xxx 4. Penghasilan Neto dari Usaha (1-2-3) x.xxx.xxx
5. Penghasilan dari Luar Usaha x.xxx.xxx 5. Penghasilan dari Luar Usaha x.xxx.xxx
6. Biaya dari Luar Usaha x.xxx.xxx 6. Biaya dari Luar Usaha x.xxx.xxx
7. Penghasilan Neto dari Luar Usaha (5-6) x.xxx.xxx 7. Penghasilan Neto dari Luar Usaha (5-6) x.xxx.xxx
8. Penghasilan Neto (4+7) x.xxx.xxx 8. Penghasilan Neto (4+7) x.xxx.xxx
9. Jumlah Penghasilan Netto sebelum Pajak x.xxx.xxx 9. Jumlah Penghasilan Netto sebelum Pajak x.xxx.xxx

DISUSUN – SAK DISESUAIKAN – UU PPh


(KOMERSIAL) (FISKAL)
REKONSILIASI FISKAL LABA dikenakan PPh
PENJUALAN & PENGHASILAN LUAR USAHA
Disesuaikan/rekonsiliasi :
1. Penghasilan Pasal 4 ayat (1) yang merupakan Obyek PPh
2. Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang merupakan Obyek PPh FINAL
3. Penghasilan Pasal 4 ayat (3) yang merupakan BUKAN Obyek PPh
4. Pengakuan Penghasilan

REKONSILIASI
HPP, BIAYA OPERASIONAL/ADM & UMUM dan
FISKAL BIAYA LUAR USAHA
Dilakukan atas semua pos LABA RUGI
Disesuaikan/rekonsiliasi :

1. Biaya yang BOLEH dikurangkan pasal 6 ayat 1 terkait usaha (3M)


2. Biaya yang TIDAK BOLEH dikurangkan pasal 9
3. Beban Penyusutan / amortisasi pasal 11
4. Metode Penilaian Persediaan pasal 10
5. Kompensasi Kerugian tahun sebelumnya pasal 6 ayat 2
6. Nilai Perolehan Aktiva
PPh = LABA FISKAL X Tarif pasal 17

1. Penghasilan yang menjadi Obyek Non Final, obyek Final


dan Bukan Obyek Pajak
2. Biaya yang boleh dikurangkan dan biaya yang tidak boleh
dikurangkan
HPP, Biaya operasional & biaya lainnya

BOLEH TIDAK
PENGHASILAN FINAL DAN
PENGHASILAN TIDAK FINAL
BUKAN OBYEK PAJAK (BOP)

Biaya untuk mendapatkan, menagih, Biaya untuk mendapatkan, menagih,


dan memelihara (3M) TERMASUK dan memelihara (3M) TERMASUK
SEMUA BIAYA YANG TERKAIT SEMUA BIAYA YANG TERKAIT LANGSUNG
LANGSUNG & TIDAK LANGSUNG & TIDAK LANGSUNG DENGAN
DENGAN PENGHASILAN TIDAK FINAL PENGHASILAN FINAL ATAU BOP
(Pasal 6 ayat (1) & (2) UU PPh) (Pasal 28 PP 94 TAHUN 2010
BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
DEDUCTIBLE
BIAYA YG DAPAT DIKURANGKAN
(Pasal 6 ayat (1) UU PPh)

Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M) penghasilan


termasuk:
1. Biaya yang secara langsung atau tidak 8. piutang yang nyata-nyata tidak dapat
langsung berkaitan dengan kegiatan usaha; ditagih
2. Biaya penyusutan fiskal dan/atau 9. sumbangan dalam rangka
amortisasi; penanggulangan bencana nasionaL
3. Iuran kepada dana pensiun yang 10. sumbangan dalam rangka penelitian dan
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri pengembangan yang dilakukan di
Keuangan (untuk OP); Indonesia
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan 11. biaya pembangunan infrastruktur sosial
harta; 12. sumbangan fasilitas pendidikan
5. Kerugian dari selisih kurs; 13. sumbangan dalam rangka pembinaan
6. Biaya penelitian dan pengembangan olahraga
perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
1. BIAYA YANG
BERKAITAN DENGAN
KEGIATAN USAHA
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
a. biaya pembelian bahan
b. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang
c. bunga, sewa, dan royalti
d. biaya perjalanan
e. biaya pengolahan limbah
f. premi asuransi
g. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
h. biaya administrasi
i. pajak kecuali Pajak Penghasilan.
1.c. BIAYA BUNGA PINJAMAN
SE-04/PJ.04/1995
Dasar perlakuan
Bunga pinjaman adalah bunga yang menjadi beban sehubungan dengan pinjaman uang sepanjang
pinjaman tersebut digunakan untuk usaha.
Kecuali:
1. Bunga pinjaman sehubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final
dan/atau penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
2. Bunga pinjaman yang harus dikapitalisasi atau merupakan unsur harga pokok, seperti:
a. bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham yang sudah beredar;
b. bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli tanah untuk perusahaan real
estate;
c. bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk pembangunan selama masa konstruksi.
Bunga pinjaman secara fiskal

Dana yang ditempatkan memperkecil


dalam bentuk deposito berasal dari Penghasilan Kena
Biaya bunga
berjangka atau pinjaman Pajak secara tidak
tabungan lainnya wajar

Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau
tabungan lainnya langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang
Bunga hasil berasal dari pihak ketiga yang dibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi Wajib
tabungan/ deposito Pajak dapat memperkecil Penghasilan Kena Pajak secara tidak wajar, karena bunga
tidak ditambahkan ke yang terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan sebagai biaya,
PKP karena Final sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang berasal dari penempatan dana
dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam
penghitungan Penghasilan Kena Pajak karena telah dikenakan Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebesar 15%.
Penegasan
SE-04/PJ.04/1995

Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-


rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito atau
tabungan lainnya, maka biaya bunga atas pinjaman yang boleh
dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau
terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi rata-rata yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya
(selisih rata-rata pinjaman dengan rata-rata deposito)

Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya


dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana
yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
tabungan lainnya, maka biaya bunga yang dibayar
atau terhutang atas pinjaman tersebut seluruhnya
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
CONTOH
Pada tahun 2008 PT Final Destination mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri dengan
batas maksimum sebesar Rp200.000.000 dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah
tersebut telah diambil pada bulan Februari sebesar Rp 125.000.000, pada bulan Juni
diambil lagi sebesar Rp 25.000.000 dan sisanya (Rp 50.000.000)diambil pada bulan Agustus
2008.
Selain itu, PT Final Destination juga mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk
deposito dengan perincian sebagai berikut.
• bulan Februari s.d Maret sebesar Rp 25.000.000
• bulan April s.d Agustus sebesar Rp 46.000.000
• bulan September s.d Desember sebesar Rp 50.000.000
Dengan demikian, berapa bunga pinjaman yang dapat dibebankan sebagai biaya?
Rata-Rata Pinjaman perbulan:
Pinjaman Jangka waktu Jumlah
Januari 0 1 bulan 0
Februari - Mei 125.000.000 4 bulan 500.000.000
Juni - Juli 150.000.000 2 bulan 300.000.000
Agustus - Desember 200.000.000 5 bulan 1.000.000.000
Jumlah 1.800.000.000
Rata-rata 150.000.000

Rata-rata deposito:
Pinjaman Jangka waktu Jumlah
Januari 0 1 bulan 0
Biaya bunga yang dapat
Februari – Maret 25.000.000 2 bulan 50.000.000 dibebankan
April - Agustus 46.000.000 5 bulan 230.000.000
= 20% x (Rp 150jt – 40jt)
September - Desember 50.000.000 4 bulan 200.000.000
= Rp 22.000.000
Jumlah 480.000.000
Rata-rata 40.000.000
Pengecualian
Biaya bunga pinjaman dapat dibebankan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak:
• Dana pinjaman tersebut disimpan atau ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang
atas jasanya dikenakan PPh yang bersifat final.
• Adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana jumlah tertentu pada
suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk
memenuhi keharusan tersebut, cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan
dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah.
• Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya
berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah terkena pajak.

kerugian akibat selisih kurs


Pinjaman dalam bentuk
bukanlah unsur yang perlu
valuta asing (valas)
dikoreksi.
1.g. BIAYA PROMOSI
Biaya Promosi
adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib
Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan
pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung
untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan

Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto


harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• untuk mempertahankan dan atau meningkatkan penjualan;
• dikeluarkan secara wajar; dan
• menurut adat kebiasaan pedagang yang baik.
Biaya Promosi yang dapat dikurangkan

Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari


penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah:
1. biaya periklanan di media
elektronik, media cetak, dan/atau
media lainnya;
2. biaya pameran produk;
3. biaya pengenalan produk baru;
4. biaya sponsorship yang berkaitan
dengan promosi produk.
Tidak Termasuk Biaya Promosi
• pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas,
dengan nama dan dalam bentuk apapun, kepada
pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan kegiatan promosi.
• Biaya Promosi untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final.
Sampel Produk
Promosi dalam Bentuk Sampel Produk
• Besarnya biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
adalah sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan,
sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan harga pokok
penjualan.
Daftar Nominatif
PMK No. 02/PMK.03/2010

Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya


Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain
Daftar nominatif paling sedikit harus memuat data penerima berupa:
1. nama,
2. Nomor Pokok Wajib Pajak,
3. alamat, tanggal,
4. bentuk dan jenis biaya,
5. besarnya biaya,
6. nomor bukti pemotongan dan
7. besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong.
Daftar nominatif dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak
menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
Dalam hal ketentuan mengenai daftar nominatif ini tidak dipenuhi, Biaya
Promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Dalam hal pemberian sampel, kolom Keterangan
harus diisi dengan mencantumkan Nama Kegiatan
dan Lokasinya
2. Dalam hal Biaya Promosi dikeluarkan dalam
bentuk sponsorship, kolom Keterangan harus diisi
dengan informasi kontrak dan/atau perjanjian
sponsorship secara lengkap, termasuk nomor dan
tanggal kontrak;
3. Dalam hal Biaya Promosi dilakukan dalam bentuk
selain sponsorship dan kegiatan promosi tersebut
dilakukan berdasarkan suatu kontrak dan/atau
perjanjian, maka Wajib Pajak harus
mencantumkan informasi kontrak dan/atau
perjanjian secara lengkap dalam kolom
Keterangan, termasuk nomor dan tanggal kontrak
BIAYA ENTERTAINMENT
(SE-27/PJ.22/1986)

• Pada dasarnya biaya entertainment, jamuan dan sejenisnya yang


digunakan untuk 3M penghasilan merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto
• WP harus dapat membuktikan bahwa biaya entertainment tersebut
telah benar-benar dikeluarkan (formal) dan benar ada hubungannya
dengan kegiatan 3M perusahaan (materiil)
• Agar dapat mengurangkan biaya entertainment, WP harus
melampirkan daftar nominatif pada saat menyampaikan SPT
Tahunan.
1.I. BIAYA PAJAK
PAJAK yang dapat dibebankan
» PPh → TIDAK dapat dibebankan
» Pajak YANG DAPAT DIBEBANKAN
Pembayaran Pajak terkait 3M Penghasilan objek pajak tidak final.
Misalnya PBB, BM, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan sebagai biaya.

PPN (PAJAK MASUKAN) YG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN


PPN yang dibayar atas perolehan BKP/JKP dapat dibebankan secara fiskal dengan syarat :
» Faktur Pajak tidak dapat dikreditkan sesuai Ps. 9 ayat (8) UU PPN
» PPN atas faktur pajak tersebut benar-benar telah dibayar; dan terkait kegiatan 3M penghasilan.
» PPN (Pajak Masukan) atas perolehan harta yang masa manfaat lebih dari 1 tahun wajib di harus
dikapitalisasi dgn pengeluaran tsb dan pembebanan melalui penyusutan atau amortisasi.

Ps. 10 PP 94/2010
BPHTB dan PBB sebagai pengurang penghasilan bruto
(SE-01/PJ.42/2002)

• BPHTB adalah pajak yang dibayar dalam rangka dan • PBB adalah pajak yang dibayar sehubungan dengan pemilikan
merupakan bagian dari biaya pengeluaran untuk hak atau perolehan manfaat atas tanah dan atau pemilikan,
memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan; penguasaan, atau perolehan manfaat atas bangunan, yang
• BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan merupakan biaya/pengeluaran rutin setiap tahun;
dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, • PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan
menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan,
sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangi
melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah sekaligus sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan
tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Kena Pajak;
Undang-undang Pajak Penghasilan; • Penegasan di atas, berlaku atas penghasilan yang TIDAK
• BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan berkaitan dengan penerimaan / perolehan penghasilan yang
dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan atau
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dikenakan berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan
dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Neto / Norma Penghitungan Khusus.
Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai
ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan;
• Berdasarkan SE-01/PJ.42/2002 tanggal 18 Februari 2002 tentang
perlakuan PPh untuk PBB dan BPHTB maka :
1) Biaya PBB harus langsung dibiayakan pada tahun berjalan;
2) Biaya BPHTB untuk pembelian tanah dicatat sebagai aktiva tidak
berwujud dan diamortisasi sesuai pasal 11 A UU PPh sesuai masa
hak atas tanah;
3) Biaya BPHTB untuk pembelian bangunan dikapitalisasi ke nilai
bangunan dan didepresiasi sesuai pasal 11 UU PPh;
2. PENYUSUTAN DAN
AMORTISASI
(akan dibahas di Pertemuan 9)
3. IURAN KEPADA DANA
PENSIUN
YANG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN OLEH MENTERI KEUANGAN
SE-02/PJ.31/1996
JAMSOSTEK BPJS Ketenagakerjaan

a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


b. Jaminan Kematian (JKM)
JHT
c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK)

PREMI ASURANSI IURAN PENSIUN-DP (MK)

KARYAWAN PEMBERI KERJA KARYAWAN

Obyek Pengenaan PPh-nya


PPh Pasal 21 Boleh Dikurangkan
ditangguhkan
4. KERUGIAN KARENA
PENJUALAN ATAU
PENGALIHAN HARTA
YANG DIMILIKI DAN DIGUNAKAN DALAM PERUSAHAAN ATAU YANG
DIMILIKI UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA
PENGHASILAN
5. KERUGIAN SELISIH KURS
MATA UANG ASING
KERUGIAN SELISIH KURS
Kerugian karena fluktuasi mata uang asing diakui:
• Berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan
dilakukan secara taat asas
• Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia
Laba atau Rugi Selisih Kurs Valas atas Pinjaman

» Pasal 9 PP No. 94 Tahun 2010 diatur bahwa atas


keuntungan/kerugian selisih kurs yang timbul dari pokok dan
bunga pinjaman dalam mata uang asing untuk penghasilan
yang dikenakan PPh Final dan bukan objek pajak tidak diakui
sebagai penghasilan atau beban fiskal.
» Menjadi Objek koreksi beban atas penerapan Debt to Equity
Ratio (DER) yaitu 4:1, atas selisih kurs bunga pinjaman saja,
bukan pokok pinjaman
DER 4 : 1
Besarnya pinjaman Bank maupun pinjaman Afiliasi yang berbunga, dibatasi hanya 4 x dari Modalnya.
Pengertian modal (Equity) adalah modal disetor rata-rata perbulannya plus Laba Ditahan rata-rata
perbulannya. Jika modalnya minus maka seluruh bunga pinjaman, selisih kurs dari bunga pinjaman,
dan seluruh beban turunannya yang membuat pinjaman terlaksana harus 100% dikoreksi fiskal
positif. Pinjaman tanpa bunga dari affiliasi dianggap sebagai tambahan modal (Equity).
DER ini tidak ada hubungannya dengan Akuntansi Komersial.
Biaya sehubungan dengan pinjaman lainnya yang terkena koreksi fiskal meliputi:
a. bunga pinjaman;
b. diskonto dan premium yang terkait dengan pinjaman;
c. biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan perolehan pinjaman (arrangement of
borrowings);
d. beban keuangan dalam sewa pembiayaan;
e. biaya imbalan karena jaminan pengembalian utang; dan
f. selisih kurs yang berasal dari penyesuaian terhadap biaya pinjaman sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
6. BIAYA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
PERUSAHAAN YANG
DILAKUKAN DI INDONESIA
BIAYA R&D (LITBANG)
• Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk menemukan teknologi atau
sistem baru bagi pengembangan perusahaan.
• Yang dimaksud dengan biaya penelitian dan pengembangan adalah
biaya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk pengembangan produksi
(product development), serta biaya untuk meningkatkan efisiensi
perusahaan termasuk teknologi untuk pengembangan proses (process
technology)
7. BIAYA BEASISWA,
MAGANG, DAN
PELATIHAN
BEASISWA, MAGANG, DAN PELATIHAN
Biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan beasiswa, magang, dan
pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM.
• Memperhatikan kewajaran
• Termasuk beasiswa yang dapat
dibebankan sebagai biaya adalah
beasiswa yang diberikan kepada
pelajar, mahasiswa, dan pihak lain.
8. PIUTANG YANG
NYATA-NYATA TIDAK
DAPAT DITAGIH
PMK Nomor 105/PMK.03/2009 sttd. PMK Nomor 207/PKM.010/2015
Definisi
Piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih adalah piutang yang
timbul dari transaksi bisnis yang
wajar sesuai dengan bidang
usahanya, yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih meskipun telah
dilakukan upaya-upaya penagihan
yang maksimal atau terakhir oleh
Wajib Pajak
Syarat Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih menjadi
Pengurang dari Penghasilan Bruto
→ piutang yang nyata-nyata tidak dapat Piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih yang timbul di bidang usaha ditagih dapat dibebankan sebagai
bank, lembaga pembiayaan, industri, pengurang penghasilan bruto, sepanjang
dagang dan jasa lainnya, tidak termasuk memenuhi persyaratan:
piutang yang berasal dari transaksi bisnis 1. telah dibebankan sebagai biaya
dengan pihak-pihak yang memiliki dalam laporan laba rugi komersial;
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
2. Wajib Pajak harus menyerahkan
daftar piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak; dan
3. …
3. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
tersebut:
• telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang
menangani piutang negara Penerbitan umum adalah pemuatan
pengumuman pada penerbitan surat
• terdapat perjanjian tertulis mengenai
kabar/majalah atau media massa cetak yang
penghapusan piutang/pembebasan utang antara
lazim lainnya yang berskala nasional
kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-nyata
Penerbitan khusus adalah pemuatan
tidak dapat ditagih tersebut;
pengumuman pada:
• telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau 1. penerbitan Himpunan Bank-Bank Milik
khusus; atau Negara (HIMBARA)/ Perhimpunan Bank-
• adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya Bank Umum Nasional (PERBANAS)
telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu. 2. penerbitan/pengumuman khusus Bank
Indonesia; dan/atau
3. penerbitan yang dikeluarkan oleh
asosiasi yang telah terdaftar sebagai
Wajib Pajak dan pihak kreditur menjadi
Syarat ini tidak berlaku untuk penghapusan piutang
anggotanya.
tak tertagih debitur kecil
Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih Kepada
Debitur Kecil Atau Debitur Kecil Lainnya
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil 3. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu
adalah piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), yang merupakan pemilihan rumah sangat sederhana (RSS);
gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang diberikan 4. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yang diberikan kepada
oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai nasabah usaha kecil;
akibat adanya pemberian:
5. Kredit Usaha Rakyat (KUR), yaitu kredit yang diberikan untuk
1. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit keperluan modal usaha kecil lainnya selain KUK; dan/atau
lunak untuk usaha ekonomi produktif yang diberikan kepada
Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang telah 6. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank
menjadi peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi.
kelompok Prokesra-OPPKS;
2. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yang Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur
diberikan oleh bank kepada koperasi primer baik sebagai kecil lainnya adalah piutang debitur kecil lainnya yang jumlahnya
pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling) atau tidak melebihi Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai
pelaksana pemberian kredit, untuk keperluan petani yang
tergabung dalam kelompok tani guna membiayai usaha
taninya dalam rangka intensifikasi padi, palawija, dan
hortikultura;
Pelaporan
• Daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan bukti/dokumen
tersebut harus disampaikan bersamaan dengan penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Dalam Hal Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat


Ditagih Dilunasi
• Apabila di kemudian hari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dilunasi oleh debitur seluruhnya atau sebagian, maka jumlah piutang yang
dilunasi tersebut merupakan penghasilan bagi kreditur pada tahun pajak
diterimanya pelunasan.
9-13. SUMBANGAN
YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Sumbangan

• Yang dimaksud dengan “sumbangan” adalah pemberian


bantuan yang dilaksanakan WP, yang meliputi
sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional, sumbangan dalam rangka penelitian dan
pengembangan, sumbangan fasilitas pendidikan, dan
sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga.
• Besarnya nilai sumbangan dan/atau biaya pembangunan
infrastruktur sosial yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto untuk 1 (satu) tahun dibatasi tidak
melebihi 5% (lima persen) dari penghasilan neto fiskal
Tahun Pajak sebelumnya
Saat Pembebanan

• Sumbangan ini dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun pajak sumbangan
tersebut diserahkan
• sedangkan untuk Biaya pembangunan infrastruktur sosial dikurangkan dari
penghasilan bruto pada tahun pajak infrastruktur sosial dapat dimanfaatkan
• Dalam hal pembangunan infrastruktur sosial dilaksanakan lebih dari 1 Tahun Pajak, biaya
pembangunan infrastruktur sosial dibebankan sekaligus sebagai pengurang penghasilan
bruto pada Tahun Pajak infrastruktur sosial dapat dimanfaatkan
• Dalam hal pembangunan infrastruktur sosial dibiayai oleh lebih dari 1 Wajib Pajak, biaya
pembangunan infrastruktur sosial yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan
bruto adalah biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh masing-masing Wajib Pajak dengan
batasan tidak boleh melebihi 5% dari penghasilan neto fiskal tahun pajak sebelumnya
Sumbangan dalam rangka
penanggulangan bencana nasional
yang merupakan sumbangan untuk korban bencana nasional yang disampaikan secara langsung
melalui badan penanggulangan bencanaatau disampaikan secara tidak langsung melalui lembaga
atau pihak yang telah mendapat izin dari instansi/lembaga yang berwenang untuk pengumpulan
dana penanggulangan bencana;
Yang dimaksud dengan “bencana nasional” adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis, yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Yang dimaksud dengan “badan penanggulangan bencana“ adalah badan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk menampung, menyalurkan, dan/atau mengelola sumbangan yang berkaitan
dengan bencana nasional sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
Sumbangan dalam rangka
penelitian dan pengembangan
yang merupakan sumbangan untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan di wilayah
Republik Indonesia yang disampaikan melalui lembaga penelitian dan pengembangan;
• Yang dimaksud dengan “penelitian” adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu
asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
penelitian di bidang Seni dan Budaya.
• Yang dimaksud dengan “pengembangan” adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi.
• Yang dimaksud dengan “lembaga penelitian dan pengembangan” adalah lembaga yang
didirikan dengan tujuan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di
Indonesia termasuk perguruan tinggi terakreditasi.
Sumbangan fasilitas
pendidikan
yang merupakan sumbangan berupa fasilitas pendidikan yang disampaikan
melalui lembaga pendidikan
• Yang dimaksud dengan “fasilitas pendidikan” adalah prasarana dan
sarana yang dipergunakan untuk kegiatan pendidikan termasuk pendidikan
kepramukaan, olahraga, dan program pendidikan di bidang seni dan
budaya nasional.
• Yang dimaksud dengan “lembaga pendidikan” adalah lembaga yang
bergerak di bidang pendidikan, termasuk pendidikan olah raga, seni
dan/atau budaya, baik pendidikan dasar dan menengah yang terdaftar
pada dinas pendidikan maupun perguruan tinggi terakreditasi
Sumbangan dalam rangka
pembinaan olahraga
yang merupakan sumbangan untuk membina, mengembangkan dan
mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi cabang/jenis olahraga
prestasi yang disampaikan melalui lembaga pembinaan olah raga
• Yang dimaksud dengan “lembaga pembinaan olahraga” adalah organisasi
olahraga yang membina, mengembangkan dan mengoordinasikan suatu
atau gabungan organisasi cabang/jenis olahraga prestasi.
• Yang dimaksud dengan “olahraga prestasi” adalah olahraga yang
membina dan mengembangkan atlit secara terencana, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
Biaya pembangunan
infrastruktur sosial
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan membangun
sarana dan prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat nirlaba.
Biaya pembangunan infrastruktur sosial diberikan hanya dalam bentuk
sarana dan/atau prasarana.
• Yang dimaksud dengan “sarana dan/atau prasarana” antara lain rumah
ibadah, sanggar seni budaya, dan poliklinik.
Nilai biaya pembangunan infrastruktur sosial ditentukan berdasarkan
jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan untuk membangun sarana
dan/atau prasarana.
Syarat Agar Dapat Menjadi Pengurang
Penghasilan Bruto
1. WP mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan PPh
Tahun Pajak sebelumnya;
2. pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada
Tahun Pajak sumbangan diberikan;
3. didukung oleh bukti yang sah; dan
4. lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP,
kecuali badan yang dikecualikan sebagai subjek pajak sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan.
5. Tidak diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan pihak pemberi sumbangan
Sumbangan dalam Bentuk Uang
dan/atau Barang
Kecuali atas biaya pembangunan infrastruktur sosial, sumbangan dapat
diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang.
Nilai sumbangan dalam bentuk barang ditentukan berdasarkan:
1. nilai perolehan, apabila barang yang disumbangkan belum disusutkan;
2. nilai buku fiskal, apabila barang yang disumbangkan sudah
disusutkan; atau
3. harga pokok penjualan, apabila barang yang disumbangkan merupakan
barang produksi sendiri.
Kewajiban Bagi Pemberi Sumbangan
• Wajib melampirkan Bukti penerimaan sumbangan dan/atau biaya pada Surat Pemberitahuan
Tahunan PPh dengan menggunakan formulir penerimaan sumbangan
• Sumbangan dan/atau biaya wajib dicatat sesuai dengan peruntukannya oleh pemberi sumbangan.
• Badan penanggulangan bencana dan lembaga atau pihak yang menerima sumbangan dalam
rangka penanggulangan bencana nasional harus menyampaikan laporan penerimaan dan
penyaluran sumbangan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk setiap triwulan.
• Lembaga penerima sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan, fasilitas
pendidikan, pembinaan olahraga dan/atau penerima biaya pembangunan infrastruktur
sosial wajib menyampaikan laporan penerimaan sumbangan kepada Direktur Jenderal
Pajak paling lambat pada akhir Tahun Pajak diterimanya sumbangan dan/atau biaya.
BIAYA YANG TIDAK
DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO
BIAYA YG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN
(Pasal 9 ayat (1) UU PPh) (Pasal 9 ayat (2) UU PPh)
1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun. » Pengeluaran yg manfaatnya lebih
2. Biaya untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu dan
dari satu tahun dibebankan
anggota.
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan. melalui penyusutan/amortisasi
4. Pemberian natura dan kenikmatan.
5. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan.
6. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan.
7. Pajak penghasilan.
8. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan
pribadi.
9. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
10. Sanksi administrasi perpajakan.
11. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan FINAL atau BUKAN objek pajak.
Non Deductible...
1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi
2. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota
3. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
a. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna
usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
b. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
c. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
d. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
e. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
f. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan
limbah indus
yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Non Deductible...
4. premi asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa,
asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa,
yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan
5. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam
bentuk natura dan kenikmatan.
6. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
Non Deductible...
7. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan,
kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
8. Pajak Penghasilan
9. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang
menjadi tanggungannya
10. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya
tidak terbagi atas saham
11. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan
5. NATURA DAN
KENIKMATAN
Pasal 9 Ayat (1) huruf e UU PPh
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
WPDN dan BUT tidak boleh dikurangkan dengan penggantian
atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan

KECUALI
1. penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai serta Pemberian natura dan
kenikmatan yang dapat
2. penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dikurangkan dari penghasilan
dan kenikmatan di daerah tertentu dan bruto pemberi kerja dan bukan
3. yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan merupakan penghasilan bagi
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pegawai yang menerimanya
Menteri Keuangan
1. Pemberian atau penyediaan makanan dan/atau
minuman bagi seluruh Pegawai

yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan


• Pegawai adalah seluruh pegawai termasuk dewan direksi dan komisaris
• Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau minuman bagi seluruh pegawai termasuk dewan direksi dan
komisaris meliputi:
pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja, atau
pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat
memanfaatkan pemberian makan di tempat kerja, meliputi Pegawai bagian pemasaran, bagian
transportasi, dan dinas luar lainnya.
• Nilai kupon makanan dan/atau minuman yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja adalah
yang sesuai dengan nilai kupon wajar.
• Nilai kupon dapat dianggap wajar apabila nilai kupon tersebut tidak melebihi pengeluaran penyediaan makanan
dan/atau minuman per Pegawai yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja

PMK-83/PMK.03/2009 tentang penyediaan makanan/minuman bagi seluruh pegawai serta natura/kenikmatan di daerah tertentu
PER-51/PJ./2009 tentang tata cara pemberian/penetapan besaran kupon makanan/minuman bagi pegawai, kriteria dan tata cara
penetapan daerah tertentu, serta batasan sarana dan fasilitas di lokasi kerja
2. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan
dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan
pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerah tersebut.

Daerah tertentu adalah daerah terpencil, Penggantian atau imbalan dalam bentuk
yaitu daerah yang secara ekonomis natura/kenikmatan berkenaan pelaksanaan pekerjaan
mempunyai potensi yang layak dikembangkan di daerah tertentu yaitu berupa sarana dan fasilitas di
tetapi keadaan prasarana ekonomi pada lokasi kerja untuk :
umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau (sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia,
oleh transportasi umum, baik melalui darat, sehingga pemberi kerja harus menyediakannya sendiri)
laut maupun udara, sehingga untuk mengubah ✓ tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai
potensi ekonomi yang tersedia menjadi dan keluarganya;
kekuatan ekonomi yang nyata, penanam ✓ pelayanan kesehatan;
modal menanggung risiko yang cukup tinggi ✓ pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
dan masa pengembalian yang relatif panjang, ✓ peribadatan;
✓ pengangkutan bagi Pegawai dan
termasuk daerah perairan laut yang keluarganya;
mempunyai kedalaman lebih dari 50 meter ✓ olahraga bagi Pegawai dan keluarganya
yang dasar lautnya memiliki cadangan mineral. tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda, dan
terbang layang,
Ketentuan Pelaporan
• Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan Untuk memonitor perkembangan investasi
fasilitas yang mempunyai masa manfaat lebih di daerah tertentu, laporan keuangan yang
dari 1 tahun disusutkan sesuai dengan ketentuan disampaikan oleh Wajib Pajak sebagai
Pasal 11 UU PPh. lampiran SPT Tahunan Pajak Penghasilan
harus diuraikan secara rinci mengenai:
• Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di
daerah tertentu dapat mengajukan permohonan 1. daftar sarana dan fasilitas beserta
penetapan daerah tertentu kepada Kepala Kantor penyusutannya
Wilayah DJP yang membawahi Kantor Pelayanan 2. daftar penggantian atau imbalan
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dalam bentuk natura atau kenikmatan
yang diberikan berkenaan dengan
• Penetapan daerah tertentu diberikan untuk pelaksanaan pekerjaan di daerah
jangka waktu 5 tahun, yang berlaku sejak tahun tertentu
pajak dierbitkannya keputusan dan dapat
diperpanjang 1 kali dengan jangka waktu
perpanjangan adalah 5 tahun.
3. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam
pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat
pekerjaan tersebut mengharuskannya

yang meliputi
✓ pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja,
✓ pakaian seragam petugas keamanan (satpam),
✓ sarana antar jemput Pegawai, serta
✓ penginapan untuk awak kapal, dan yang sejenisnya.
Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan
berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja yang
diwajibkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
atau pemerintah daerah setempat
JOIN COST
BIAYA BERSAMA
WP yang Harus Menyelenggarakan Pembukuan secara Terpisah

Wajib Pajak harus menyelenggarakan pembukuan secara


terpisah dalam hal:
1. memiliki usaha yang penghasilannya dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dan tidak final;
2. menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan
objek pajak dan bukan objek pajak; atau
3. mendapatkan dan tidak mendapatkan fasilitas perpajakan
sebagaimana diatur dalam Pasal 31A UU PPh.
Biaya Bersama
Biaya bersama bagi Wajib Pajak yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka
penghitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak, pembebanannya
dialokasikan secara proporsional.
• Biaya bersama adalah pengeluaran atau biaya yang berhubungan langsung
dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara suatu
penghasilan dan sekaligus berhubungan langsung dengan kegiatan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya.
• Biaya-biaya bersama yang menjadi dasar alokasi pembebanan dalam
rangka menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah biaya
bersama setelah dilakukan penyesuaian/koreksi fiskal sesuai dengan UU
PPh dan peraturan pelaksanaannya
Contoh
PT A bergerak dalam bidang usaha yang penghasilannya dikenakan Pajak Penghasilan yang
bersifat final. Dalam suatu tahun pajak, PT A memperoleh penghasilan bruto yang terdiri
dari:
penghasilan dari usaha yang telah dikenakan Rp 300.000.000,00
Pajak Penghasilan yang bersifat final
penghasilan bruto lainnya yang dikenakan Pajak Rp 200.000.000,00
Penghasilan yang bersifat tidak final
Jumlah penghasilan bruto Rp 500.000.000,00

Apabila biaya-biaya bersama yang tidak dapat dipisahkan setelah dilakukan penyesuaian
fiskal adalah sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah), maka biaya
yang boleh dikurangkan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
adalah sebesar:
2/5 x Rp250.000.000,00 = Rp 100.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai