Polimerfisme MTHFR terjadi karena adanya kerusakan secara genetik terlebih dahulu.
Pada gen MTHFR
ada beberapa titik/SNIPs yakni pada titik C677T yakni polimerfisme pada sitosin di nomor urutan basa 677 digantikan oleh timidin sehingga mengakibatkan adanya perubahan konversi protein, yang seharusnya alanin menjadi valin. Kemudian apabila terdapat SNIPs pada yg lain seperti A1298C yakni polimerfisme pada basa adenin di urutan 1298 menjadi sitosin yang mengakibatkan perubahan konversi protein yang seharusnya alanin menjadi asam glutamat. Adanya mutasi ini memiliki hubungan dengan reduksi ekspresi dari enzim MTHFR, sehingga menurunkan aktiktivitas enzim MTHFR dan merusak akumulasi asam folat. Jadi, meskipun asupan folat individu tersebut baik, namun apabila individu tersebut mengalami SNPs pada gen MTHFR maka aktivitas dari enzim MTHFR akan menurun dan tidak dapat berfungsi. Selanjutnya, pada SNPs mutasi hanya terjadi pada 1 basa nukleotida saja sedangkan pada polimorfisme mutasi terjadi pada lebih dari 1 basa nukleotida dan terjadi perubahan asam amino. Polimerfisme pada gen MTHFR adalah Ala222Val yakni alanin pada nomor asam amino 222 bermutasi menjadi valin, yang mempengaruhi metabolisme folat. Hal ini disebabkan karena rusaknya enzim MTHFR sehingga siklus reaksi folat dari 5, 10- methylentetrahydrofolat tidak bisa keatas (menjadi 5-Methyltetrahydrofolayt) tetapi asupan folat akan mengarah kebawah dan meningkat konversi dUMP menjadi dTMP dan menyebabkan DNA sintesisnya lebih banyak biosintesis timidin yang mana bisa meningkatkan faktor risiko aborsi spontan dan penurunan kelangsungan hidup janin.