Anda di halaman 1dari 14

EUCHEUMA COTTONII,

KOMODITAS POTENSIAL
SABU RAIJUA

KKN-PPM UGM PERIODE 2 TAHUN 2020


UNIT 2020-NT028
KECAMATAN HAWU MEHARA
KABUPATEN SABU RAIJUA Sumber : news.unair.go.id
PENULIS
FAYZA ALLYA K
Fakultas Pertanian UGM
KKN PPM UGM Sabu
Raijua Periode 2-2020
Sub unit Desa Molie

EDITOR
FAYZA ALLYA K
Sumber : Youtube Presiden Joko WIdodo Fakultas Pertanian UGM
KKN PPM UGM Sabu Raijua
Periode 2-2020
Sub unit Desa Molie
selamat bertemu di buklet infografis
Eucheuma cottonii
Booklet infografis Eucheuma cottonii merupakan salah
satu keluaran program kerja KKN PPM UGM Sabu Raijua DOSEN PEMBIMBING
Periode 2 Tahun 2020 yang mengusung tema
LAPANGAN
"Peningkatan Peran Wanita dalam Memcapai
Kesejahteraan Berkelanjutan Melalui Pariwisata Di DR. WIDYA NAYATI, M.A.
Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa
Tenggara Timur"
Melalui booklet infografis Eucheuma cottonii ini,
diharapkan mampu memenuhi salah satu tujuan SDGs
yakni pendidikan berkualitas yang mendukung
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
INFORMASI LEBIH
Semoga booklet ini dapat bermanfaat bagi para LAJUT MENGENAI KKN
pembaca. Apabila ada kekurangan dalam penulisan PPM UGM SABU
booklet ini, penulis memohon maaf. Kritik dan saran RAIJUA
akan penulis tunggu demi adanya keterbukaan dan
pembagian ilmu, Terima Kasih. Instagram : @rayuanraihawu
Email :
raihawu.sabuisland@gmail.com
selamat membaca Youtube : Rayuan Rai Hawu

1
INDONESIA, merupakan salah satu produsen
utama rumput laut dunia yang
memiliki produksi rumput laut basah
mencapai 11,6 juta ton pada tahun
2016.

Produksi tersebut sebagian besar


merupakan jenis Eucheuma spp. dan
Gracillaria spp. yang tumbuh subur di
sebagian besar wilayah Indonesia dan
menguasai lebih dari separuh nilai pasar
rumput laut dunia. Selain itu, Indonesia
menempati posisi pertama sebagai
produsen Eucheuma cottonii dan
peringkat kedua sebagai produsen
Gracilaria sp terbesar dunia (KKP,
2019). Dengan hasil produksi yang
cukup tinggi pada tahun 2016, Indonesia
berkontribusi hampir 40% dari total
produksi rumput laut dunia (FAO, 2018).

Berdasarkan data dari Ditjen


Perikanan Budidaya – 2014, luas
indikatif lahan budidaya rumput laut
yang dimanfaatkan untuk budidaya
komoditas rumput laut Indonesia
mencapai 769.452 Ha dengan jumlah
pembudidaya rumput laut berjumlah
442.070 Rumah Tangga Perikanan
(RTP). Untuk lahan indikatif tersebut
tersebar di pulau Sulawesi, Bali, NTB
dan NTT, serta Papua (KKP, 2018).

Sumber : telusuri.id 2
SABU
RAIJUA, Eucheuma cottonii merupakan jenis
rumput laut yang banyak
adalah salah satu daerah penyumbang
dibudidayakan di pesisir pantai pulau
hasil rumput laut Indonesia yang terletak
Sabu Raijua. Eucheuma cottonii adalah
di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rumput laut yang ada di Kabupaten
salah satu jenis rumput laut merah
Sabu Raijua merupakan rumput laut (Rhodophyceae) dan berubah nama
hasil budidaya masyarakat. Pada tahun menjadi Kappaphycus alvarezii karena
2018, Kabupaten Sabu Raijua mampu karaginan yang dihasilkan termasuk
memproduksi rumput laut hasil fraksi kappa-karaginan. Namun
budidaya sebanyak 75,21 ton. Adapun pemanfaatan dan pengembangan
data produksi rumput laut hasil produk dari rumput laut ini masih
budidaya Kabupaten Sabu Raijua dapat kurang.
dilihat pada grafik berikut (BPS, 2019).

Sumber : infoperikananbudidaya.blogspot.com

3
EUCHEUMA
COTTONII

Sumber : KKP (2018)

Rumput laut ini mempunyai thallus silindris, permukaan licin, dan


bertekstur cartilogeneus (lunak seperti tulang rawan). Meskipun
tergolong rumput laut merah, warna Eucheuma cottonii ini tidak
selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu
atau merah. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor
lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik
rumput laut yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan
berbagai kualitas pencahayaan (Ismiarti, 2019).

4
KANDUNGAN NUTRISI
Eucheuma cottonii

Sumber : news.unair.ac.id

Menurut Badan
Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi (2011),
kandungan gizi
rumput laut
Eucheuma cottonii
per 100 gram
adalah sebagai
berikut

5
EUCHEUMA COTTONII
PENGHASIL KARAGINAN

Eucheuma cottonii adalah rumput laut yang banyak dikembangkan sebagai


bahan baku utama Karaginan. Karaginan merupakan hasil produk produk
olahan dari rumput laut berbentuk tepung yang memiliki banyak manfaat,
seperti bahan pembentuk gel, pengemulsi, bahan pengental, penstabil dan
bahan pengikat. Selain itu, Karaginan juga digunakan dalam industri makanan,
manufaktur keramik, farmasi, kosmetik, tekstil hingga pupuk. Bahan baku
utama untuk membuat Karaginan adalah rumput laut merah (Rhodophyceae)
jenis Alvarezii atau lebih dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Bahan
pembantu lainnya adalah larutan alkali (KOH 12%), air dan KCL.

Nilai tambah produk Karaginan cukup tinggi dengan variasi dari 4-12 kali
dibandingkan bahan mentah rumput laut Eucheuma cottonii. Selain itu dari sisi
harga, produk olahan Karaginan terus meningkat dan relatif stabil.
Sumber : infoperikananbudidaya.blogspot.com

Sumber : agro.kemenprin.go.id

Sumber : murezafa.wordpress.com

6
KARAGINAN
Menurut Kementrian Kelautan dan
Perikanan (2018), karaginan yang dihasilkan
dari Eucheuma cottonii terdiri dari 3 jenis
yakni ATC (Alkali Treated Cottonii), SRC (Semi
Refined Carrageenan), dan RC (Refined
Carrageenan).

Sumber : news.kkp.go.id
1. ATC, produk Karaginan dari hasil olahan
Eucheuma cottonii dengan proses produksi
sangat sederhana, yakni direbus dengan
larutan Alkali (KOH). Hasil dari proses
perebusan dengan larutan alkali ini berupa
produk berbentuk chips. ATC digunakan
sebagai bahan baku untuk diolah lebih lanjut
menghasilkan Karaginan murni. Selain itu,
ATC dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengikat dan penstabil di industri non
pangan, terutama makanan ternak untuk
pasaran Eropa, Amerika, dan Asia Pasifik.

2. SRC, produk Karaginan semi murni dari


hasil proses ekstraksi rumput laut yang
berbentuk tepung. Di pasar internasional,
spesifikasi SRC harus memenuhi sejumlah Sumber : pr1megum.com
persyaratan minimum yang diperlukan bagi
suatu industri pengolahan.

3. RC, produk Karaginan murni yang


diperoleh dari hasil proses ekstraksi rumput
laut. Tahapan dari proses ekstraksi tersebut
mencakup penyiapan bahan baku, ekstraksi,
pemurnian, pengeringan dan penepungan.
Selama ini, SRC dan RC banyak dimanfaatkan
untuk industri makanan sebagai bahan
pengental, pengemulsi dan stabilisator suhu.

7
Sumber : warstek.com
Sumber : sahabatnestle.co.id
BUBUR RUMPUT LAUT
EUCHEUMA COTTONII
Sebagai bahan tambah pada produk makanan

Sumber : manaberita.com

Bubur rumput laut merupakan produk olah setengah


jadi, yang banyak digunakan sebagai bahan baku
atau bahan pengisi (filler) dalam suatu produk Sumber : bogor.tribunnews.com

pangan seperti bakso, nugget, kerupuk, mie, dodol Berdasarkan penelitian yang
dan lain sebagainya. telah dilakukan Rachmi (2012),
subtitusi bubur rumput laut
30%:70% dengan penambahan
Berdasarkan penelitian Ariyani dan Ayustaningwarno
kacang hijau menghasilkan
(2013), penambahan bubur rumput laut 25%
produk dodol terbaik dari segi
memberikan hasil kadar serat kasar tertinggi pada
kadar air, kadar protein, kadar
kerupuk. Semakin tinggi penambahan bubur rumput lemak, kadar serat dan
laut, semakin tinggi kadar serat kasar dan kesukaan organoleptik.
terhadap kerupuk.
Pada penelitian Wasilah
Pada penelitian Sri Waluyo dan Diding Suhandy (2017), penambahan bubur
(2014), subtitusi bubur rumput laut 35% memberikan rumput laut 50% : tepung

pengaruh terhadap kadar air dan daya putus mie, singkong 50% menghasilkan
kualitas nugget yang paling
semakin tinggi penambahan bubur rumput laut maka
disukai oleh konsumen dari
semakin tinggi pula kadar air dan daya putus mie
segi kadar air, kadar abu,
basah karena semakin banyak penambahan bubur
kadar lemak, kadar serat,
rumput laut pada adonan mie basah, tepung terigu
kadar protein, tekstur, rasa
(kandungan glutennya) semakin berkurang. dan kenampakan nugget.
8
RUMPUT LAUT
Mampu Tingkatkan Ekonomi Daerah
Sebagai salah satu komoditas hasil Untuk mencapai hal tersebut,
perikanan yang sebagian besar diekspor dibutuhkan kerja sama antara
dalam bentuk kering dan produk pemerintah daerah, penggiat usaha
setengah jadi. Dipasar internasional rumput laut, dan para generasi muda.
rumput laut yang berasal dari Indonesia Pemerintah daerah dan penggiat usaha
masih dihargai rendah hal tersebut rumput laut ini diharapkan mampu
disebabkan karena mutunya rendah saling berkerjasama dan menopang
yaitu kadar air dan kotoran (pasir, garam untuk meningkatkan perekonomian
dan campuran jenis rumput lain) serta daerah. Untuk pemerintah daerah perlu
rendahnya rendemen dan kekuatan gel adanya dukungan kepada penggiat
yang dihasilkan . usaha rumput laut baik secara regulasi,
Apabila teknologi pasca panen rumput maupun bantuan dana berupa subsidi
laut dapat dikembangkan dan maupun pinjaman. Kemudian dari sisi
diterapkan dengan baik dikemudian hari, penggiat usaha rumput laut, diharapkan
maka agroindustri yang bertujuan mampu menghasilkan rumput laut yang
meningkatkan nilai tambah dan berkualitas dengan penanganan yang
mengurangi impor produk jadi rumput baik serta inovasi mengenai
laut dapat tercapai. Selain itu, rumput pengembangan produk dari rumput
laut akan lebih bernilai ekonomis setelah laut. Sedangkan dari sisi generasi muda,
mendapat penanganan lebih lanjut. perlu adanya kesadaran akan ilmu dan
Sehingga diharapkan, dari hasil budidaya teknologi penanganan serta pengolahan
rumput laut dan olahannya masyarakat rumput laut sehingga memunculkan
Kab. Sabu Raijua mampu meningkatkan kreatifitas dan inovasi baru dari produk
pendapatan ekonomi daerah. olahan rumput laut.
Sumber : Youtube Presiden Joko Widodo

9
DAFTAR PUSTAKA

10
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam pelaksanaan penyusunan booklet ini terdapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho dan kuasa-Nya booklet ini dapat
tersusun.
2.     Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua dan Kecamatan HAwu Mehara yang
telah memberikan kesempatan dan mendukung kegiatan pengabdian ini.
3.        Dr.Widya Nayati, MA. selaku dosen pembimbing lapangan yang   telah
membimbing dan memberi petunjuk kepada penulis selama penyusunan
booklet ini.
4.    Kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung baik seara moril
maupun materil selama pengabdian berlangsung.
5. Keluarga besar KKN-PPM UGM Rayuan Raihawu - Sabu Raijua Periode 2
Tahun 2020, atas inspirasi, motivasi, dan kebersamaan selama penyusunan
booklet.
6.Pihak-pihak lain yang turut membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu oleh penulis, baik yang ikut terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan booklet ini.
 
Akhir kata semoga booklet ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Terima Kasih.

11
Haloo semua!! Perkenalkan
TENTANG PENULIS namaku Fayza Allya Kallista, kalian
biasa memanggilku Fayza. Aku
lahir di Klaten, Jawa Tengah dan
dibesarkan di Bangka, Kepulauan
Bangka Belitung. Saat ini aku
menempuh pendidikan di

FAYZA ALLYA Universitas Gadjah Mada


menekuni bidang Teknologi Hasil
dan

Perikanan. Sedari kecil aku sudah

KALLISTA
mulai tertarik dengan hal yang
berhubungan dengan pantai. Hal
ini karena aku dibesarkan di
daerah pesisir. Selain itu aku juga
ANGGOTA TIM tertarik dengan segala sesuatu
KKN-PPM UGM PERIODE 2 TAHUN 2020 yang berhubungan pengolahan
UNIT NT-028 makanan sehingga pada akhirnya
KABUPATEN SABU RAIJUA aku menekuni bidang pendidikan
KECAMATAN HAWU MEHARA ini untuk mengeksplor lebih jauh
SUB UNIT DESA MOLIE lagi mengenai teknologi dan tata
cara mengolah produk perikanan
dengan baik. Ohiya, aku juga suka
berbagi hal apapun dengan
sesama terutama mengenai ilmu,
karena menurutku ilmu akan jauh
lebih bermanfaat apabila kita
saling berbagi bukan? Aku harap
kalian pun demikian.

Melalui booklet "Eucheuma


cottonii, Komoditas Potensial Sabu
Raijua" ini aku berharap temen-
temen mampu memperoleh
informasi mengenai kekayaan laut
daerah tempat tinggal kalian
apabila dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin dan meningkatkan
motivasi kalian untuk semakin giat
belajar guna meningkatkan
potensi daerah. Terima Kasih!

KONTAK PENULIS
email : fayzaallyakallista@gmail.com
instagram : @fayzaallyaa

12
Dr. Widya Nayati, MA atau Bu Widya
adalah dosen pembimbing lapangan
KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2020
di Kecamatan Hawu Mehara,
Kabupaten Sabu Raijua. Beliau
merupakan dosen dari departemen
Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
DR. WIDYA Universitas Gadjah mada. Selain itu
Beliau jua menjabat sebagai ketua
Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah
NAYATI, M.A Mada. Ibu Widya menempuh
pendidikan Sarjana di Fakultas Ilmu
Budaya UGM dan mendapat gelar
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
sarjana pada tahun 1985. Kemudian
KKN-PPM UGM PERIODE 2 TAHUN 2020 Beliau melanjutkan pendidikannya ke
UNIT NT-028 The Australian University dan
KABUPATEN SABU RAIJUA mendapatkan gelar Master pada tahun
KECAMATAN HAWU MEHARA 1994. Setelah itu, Beliau melanjutkan
kembali pendidikannya dan
memperoleh gelar Doctor dari National
University of Singapore (NUS) pada
tahun 1998.

Bu Widya adalah sosok yang ramah,


berjiwa muda, inspiratif, dan perhatian.
Beliau selalu bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing kami pada
anggota TIM KKN PPM UGM Sabu
Raijua dalam melaksanakan kegiatan
pengabdian secara daring. TIdak hanya
saat pelaksanaan, Bu Widya telah
membimbing kami semua sejak
persiapan KKN PPM UGM ini. Dengan
segala bimbingan dan bantuan Beliau,
penulis dan anggota TIM KKN-PPM
UGM Sabu Raijua dapat menyelesaikan
dan melaksanakan Pengabdian di
Kecamatan Hawu Mehara dengan baik.

KONTAK :
Email : widyanayati@ugm.ac.id
instagram : @widya_nayati

13

Anda mungkin juga menyukai