Anda di halaman 1dari 106

Pembenihan dan Pembesaran Ikan Patin Siam

(Pangasianodon hypophthalmus)

Oleh :

Janu Dwi Kristianto,

Disampaikan dalam Kegiatan Temu Lapang Perikanan Budidaya


Kabupaten Muara Enim , September 2022

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya


Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Sungai Gelam
2022
HABITAT ASLI IKAN PATIN SIAM
• Patin siam (Pangasius
hypopthalmus) asal dari sungai
mekong (melintasi china,
kamboja, thailand (siam) dan
vietnam); masuk Indonesia thn
1972
• Patin jambal (Pangasius
djambal) yg ada di BBAT jambi
berasal dari Sungai Indragiri
Prediksi kebutuhan benih patin siam

Jumlah produksi patin Prediksi kebutuhan


No Propinsi Nilai uang (miliar Rp)
tahun 2013 (ton) benih (Jt)

1 Sumatera utara 7,919 19.7 3,54


2 Sumatera Barat 9,834 24.5 4,41
3 Riau 24,896 62.2 11.19
4 Kepri 26 65.0 11,7
5 Jambi 51,718 129.2 23,25
6 Sumatera Selatan 220,577 551.4 99,25
7 Bangka Belitung 118 0.3 0,054
8 Bengkulu 16,118 40.2 7,23
9 Lampung 22,717 56.7 10,2

Asumsi : ukuran panen 0,5 kg/ekor; SR 80%


Tahapan
Pembenihan Patin Siam

1. Pemeliharaan induk

2. Pemijahan

3. Penetasan telur

4. Pemeliharaan Larva

5. Pendederan: (benih 1,5 – 3 inci)


Fasilitas yang harus dimiliki

1. Kolam induk
2. Sumber air dan tandon
3. Fasilitas pemijahan
4. Kolam pemeliharaan larva/hatchery
5. Peralatan pemeliharaan larva
6. Fasilitas pemberokan
1.
Pemeliharaan
Induk
INDUK YANG BERKUALITAS
Populasi dasar sintetik
(G0Ds)
• Kualitas induk sangat
Galur
menentukan kualitas benih
Populasi dasar Galur daya tahan
(D)
pertumbuhan
(H) • Induk berkualitas berasal
(Ps)
dari hasil pemuliaan
G1Ps • Dapat diperoleh di BPBAT
SG atau lembaga lain yang
G2Ps melakukan pemuliaan

G1D G3Ps G1H


BS1

G2D G4Ps G2H


BS2
INDUK BETINA

BOGOR JAMBI MANDIANGIN LAMPUNG RIAU BEKASI SUBANG


12,00
10,59
• Umur induk
10,00 harus diketahui
GSI (%)

7,89
8,00
dan dicatat
6,00
4,00 • Betina dapat
2,00
0,33 0,37 0,38 0,35
1,84 1,91
dipijahkan umur
0,00
15 16 17 18 19 20 21 22 Bulan
24 bulan
• Disarankan
diafkir pada
umur 6 tahun
• Induk > 6 tahun
kurang produktif
Gonad umur 15 bulan Gonad umur 18 bulan
INDUK JANTAN
BOGOR JAMBI MANDIANGIN LAMPUNG
9,00 8,08
• Umur 10 bulan
7,74
8,00
6,88 6,93 sudah sebagian
7,00
6,00
6,17
besar yang matang
gonad
GSI (%)

5,00 4,49
3,63 3,87
4,00 3,11 3,20
3,00
2,96
2,45 2,57 • Namun umur 16
2,00
0,76
1,24 bulan masih ada
1,00 0,24
0,00 gonad yang belum
15 16 17 18 19 20 21 22 berkembang
• Jumlah jantan
cukup sedikit saja
(5-10 ekor/kolam)
• Ukuran kecil lebih
baik, hemat pakan
Gonad jantan belum berkembang Gonad jantan yg sudah berkembang
KOLAM PEMELIHARAAN INDUK

• Kolam
tanah/terpal/beton
• Kedalaman minimal
Kolam Induk Kolam Induk
1m
1 2 • Luas minimal untuk
1 paket induk: 4 x 6
m
• Kecerahan > 30 cm
Jadual pemijahan induk • Padat tebar 3-4
Kolam Induk
Hari kg/m2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. 1 √ √
No. 2 √
No Parameter Nilai Keterangan
Biaya pakan Rp. 16,640 Asumsi : harga pakan Rp
1
induk/ekor/bulan 16,000/kg; FR : 1%
Satu paket induk :
▪ 60 betina 20 jantan ; bbt
Biaya satu paket
2 Rp. 1,200,000 rerata : 4 kg/ekor
induk/bln
▪ Untuk tiap bulan nyuntik
dgn jumlah 2-3 ekor betina

Harga Induk per


3 Rp. 8,320,000 Belum termasuk biaya
paket transportasi
Parameter Nilai Satuan

Suhu 26 – 32 oC

pH 6.0 – 8.0 -

Oksigen terlarut >3 mg/L

Kecerahan > 30 cm
Produsen Larva umur 1 hari

• Ada suatu
kelompok/UPR/perorangan yang UPR
memproduksi larva yang berkualitas
• Ketersediaan larva disesuikan
dengan kebutuhan
• Larva tersedia sepanjang tahun
UPR Produsen UPR
• Dikelola dengan propesional
• Mudah dalam mengontrol kualitas
benih
• Menurunkan harga produksi benih
UPR
RINGKASAN PEMELIHARAAN INDUK
No. Parameter Nilai Ket.
Padat tebar :
1 • Kolam 3 - 4 kg /m2 Kolam, tergantung kualitas air
• Karamba 6 - 8 kg/m3

2 Nisbah jantan : betina 1 :4 Jantan sedikit saja


3 Umur 2 - 6 thn
4 Bobot rerata betina 2 – 6 kg

5 Wadah; kolam 1-2m Lebih menyukai kolam dalam

Vit E 300 mg/kg pakan


Pakan buatan Kand.
6 Pakan minyak jagung dan minyak ikan
Protein > 35 %
1,5% dari pakan
7 Jumlah pakan 1% biomass induk
8 Frekuensi 1x sehari
Bila kecerahan < 30 cm (disebabkan oleh pytoplankton) .
9 Kualitas air
. lakukan pergantian air
%

40
60
80

20

0
100
A24
A22
A31
A33
A23
A12
A11
A13
A14
KJA1
KJA3
KJA2
A22
A23
A31
A11
A12
A24
A21
KJA
KJA
KJA
A14
A11
A12
A13
A24
KJA3
% pop yg bunting

A31
A32
A33
A22
Kolam induk A23
A24
A34
A32
A34
A23
A11
a13
c7
c8
A33
A34
A32
A22
A11
A13
C7
A31
A22
A33
A34
A32
A11
A12
% layak pijah (LP)

A22
PROPORSI INDUK BUNTING DAN LAYAK PIJAH

A11
A12
A10
A11
A12
A34
Proporsi kebuntingan Proporsi layak pijah

80 74,58 50

40
60
49,04 31,25
30
40
20
12,46 12,70
20 10
12,00
0,00
0
0
Rerata Maks Min % gagal
Rerata Maks Min suntik
PROPORSI KEBUNTINGAN BERDASARKAN BULAN

∑induk % bunting % layak pijah


80 600
70
500
60
400
50

ekor
40 300
%

30
200
20
100
10
0 0
Feb-20

Jun-20

Jul-20

Agu-20

Sep-20
Jan-20
Okt-19

Nov-19

Okt-20

Nov-20
Des-19

Des-20
Apr-20
Mar-20

Mei-20
Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Mei-20 Jun-20 Jul-20 Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
∑induk 370 308 266 308 78 317 112 507 151 107 549 146 49 352
% bunting 50,00 63,64 60,15 44,48 34,62 59,31 38,39 32,94 52,98 70,09 48,45 44,52 59,18 38,92
% layak pijah 11,78 17,21 11,28 9,09 10,26 11,67 8,04 9,86 18,54 18,69 18,03 21,23 18,37 1,70
POLA KEBUNTINGAN PATIN SIAM DI VIETNAM
2.
Pemijahan
Ikan Patin
Tahapan pemijahan
1. Puasakan induk yang akan
dipijahkan selama 24-36 jam
2. Pilih/seleksi induk yang siap
dipijahkan
3. Tampung induk yang
dipijahkan di tempat yang
layak
4. Penyuntikan hormon
5. Pengecekan ovulasi
6. Penyalinan (stripping) telur
7. Penetasan telur
8. Panen dan distribusi larva
SELEKSI BETINA SIAP PIJAH
1.Perut besar, lembut dan
kulit tidak tebal
2.Ukuran telur seragam,
berwarna putih penuh,
kental dan tidak
ada/sedikit telur yang
transparan.
3.Diameter telur 1,0 – 1,2
mm.
4.NB : tidak semua yang
perut besar siap
dipijahkan
TINGKAT KEBUNTINGAN INDUK IKAN PATIN

Koson Kecil (K) Besar (B)


g
CONTOH OOCYTE GRADE A
CONTOH OOCYTE GRADE A
Contoh oocyte grade B
CONTOH OOCYTE GRADE B
CONTOH OOCYTE GRADE C
Contoh oocyte grade C
Contoh oocyte grade C
KATETER, ALAT UNTUK AMBIL TELUR
Jantan siap pijah

• Perut agak besar


• Genital
berwarna
merah.
• Bila ujung
genital dipencet,
keluar cairan
berwarna putih
yang kental
• Lama penampungan
PENAMPUNGAN
12 -24 jam
INDUK UNTUK
• Suhu air
DIPIJAHKAN
dipertahankan pada
kisaran 27 – 30 oC
• Oksigen terlarut > 3
mg/L
• Ukuran hapa per
sekat 1 x 1 x 0,6 m
HORMON PEMIJAHAN
PENYUNTIKAN HORMON
Dosis Penyuntikan Waktu
stripping
Jenis hormon Interval Keterangan
I II (jam)
(Jam)

GnRH +
0.17 – 0.20 0.33 – 0.3 • Waktu
ml/kg ml/kg 6 6-8
Domperidone stripping
(Ovaprim/ovasp dipengaruhi
ec) 0.25 – 0.5 ml/kg 12-14
suhu
HCG
(Pregnyl,
Puberogen dan 700 IU/kg 1300 IU/kg • Pengukuran
14 7-10
Chorulon) suhu menjadi
penting
Kombinasi
(HCG : Ovaprim) 300 – 500 0.4-0.5
24 7-10
IU/kg ml/kg
CONTOH PERHITUNGAN DOSIS PENYUNTIKAN

Berat Dosis Penyuntikan


Total dosis
induk (Ovaprim) I II
4 kg 0.5 ml/kg 0.5x4=2 ml 1/3 x 2 =0.67 ml 2/3 x 2=1.33 ml

4 kg 0.5 ml/kg 0.5 x 4 = 2 ml 2 ml -


SUDAH OVULASIKAH ? . . .
Waktu pengecekan

• Penyuntikan 1x, 11.5 jam


dari penyuntikan
• Penyuntikan 2x : 5.5 jam
setelah penyuntikan II
• Pengecekan selanjutnya
tergantung kondisi
CONTOH TELUR YANG TIDAK OVULASI
PERKEMBANGAN TELUR SETELAH DISUNTIK

Posisi inti telur Posisi inti telur mulai Posisi inti telur Warna telur
sebelum disuntik membesar mulai hilang, setelah
menjelang ovulasi diovulasikan
PENYALINAN (STRIPPING ) TELUR . . .

 Telur dan sperma tidak boleh terkena air, untuk itu wadah
penampung telur dan bagian ikan di sekitar wilayah yang akan
di stripping harus dilap
 Telur dan sperma yang telah dikeluarkan harus segera
dilakukan pembuahan
3.
Penetasan
telur
1. Sistem corong

2. Sistem Sebar

3. Sistem tray

4. Sistem ember
PENETASAN TELUR SISTEM CORONG

❖ Jumlah telur yg
ditetaskan lebih
banyak dibandingkan
dengan sistem sebar
❖ Antara larva dan telur
yg tdk menetas
terpisah sehingga
memudahkan dalam
pemanenan
❖ Daya rekat telur harus
dihilangkan
CORONG PENETASAN

23 cm
 Kelebihan corong kaca
45 cm :
 Lebih murah

 Mudah untuk
8 cm melihat telur
15 cm  Mudah memanen
larva yg tertinggal
15 cm
CORONG SISTEM GRAVITASI

Corong
penetasan
Bak Penampungan air

Bak
penampungan
larva

Arah aliran
air
PEMBUAHAN TELUR
MENGHILANGKAN DAYA REKAT TELUR
PEMBUATAN LARUTAN TANAH LIAT

❖ Tanah liat yang tidak mengandung pasir


❖ Saring dengan serok halus(serok yang akan digunakan untuk
membilsa telur)
❖ Butiran tanah liat melapisi telur sehingga tdk lengket
MEMASUKKAN TELUR KE CORONG

• Per corong 500-600 ml telur yang sudah


dibuahi
• Atur air yang masuk sampai telur teraduk
merata
• Telur akan menetas 18-24 jam dari
dibuahi ( 28-30 oC)
• Ukuran corong : diameter 30 cm, tinggi 50
cm
Penetasan telur sistem kakaban
PENETASAN TELUR DALAM EMBER
• Siapkan ember ukuran 15-20 liter air dan Hi-
Blow (blower)
• Telur dimasukkan ke dalam ember setelah
dihilangkan daya rekatnya
• Jumlah telur 50 – 70 ml per ember
• Apabila air penetasan keruh, ganti air
sebanyak 50-60 %
PERKEMBANGAN TELUR

• Telur yang berwarna bening setelah 6 - 8 jam dari


pembuahan berpeluang besar menetas
• Telur yang berwarna putih tidak akan menetas
• Cara mengamati kualitas telur, di terawang
LARVA PATIN SIAM

Baru menetas Umur 24 jam


PEMANENAN LARVA
• Larva dipanen menggunakan serok halus
• Tampung dalam wadah yang sudah diketahui volumenya.
• Hitung jumlah larva dengan metode sampling
• Kemudian larva siap didistribusikan
CARA MENGHITUNG LARVA : VOLUMETRIK

• Aduk larva secara merata, kemudian


ambil sejumlah volume tertentu,
misalnya 100 ml.
• Hitung jumlah larva
• Ulangi beberapa kali, 3x - 5x
• Misalnya:
124+154+149+136+156=719
• Rata-rata=719/5=143,8 ekor/100
ml= 1438 ekor/liter.
MENGHITUNG LARVA : SAMPLING KERING

Misalnya, 1000 ekor per sendok


Statistik pemijahan ikan patin siam di BPBAT Sungai Gelam

Parameter Nilai Satuan

Tingkat ovulasi (%) ➢80 %

Rerata bobot telur/ kg induk 150 g/kg

Jumlah telur 1 per gram 1200 - 1400 Butir

Egg Somatic Index (%) 15,99 %

Jumlah telur per induk* 1,000,000 butir

Derajat Penetasan (%) 56,8 %

Rematurasi 2–3 Bulan

* Bobot induk 5-6 kg/ekor


4.
Pemeliharaan
larva
Pakan Tahapan Berdasarkan tempat

Metode I Metode II Metode III


larvae 1 hr

hatchery
Artemia/moina

hatchery
Larvae 6 hr

Tubifex/moina

kolam
kolam
Benih 15 hr

Kolam/bak
Pellet

1,5 - 3 inchi
Pemeliharaan larva di Hatchery (sistem indoor)
Kualitas air sumber

Parameter Nilai Satuan

pH 5.5 – 7 -

Suhu 26 – 32 oC

Kesadahan 50 – 150 ppm

Alkalinitas 50 – 150 ppm

Zat besi (Fe) < 0,03 ppm

Kecerahan > 60 cm
Sumber air

Sumber air Kelebihan Kekurangan Solusi

Perairan Kualitas air Mengandung bibit


umum dalam kisaran penyakit
layak
Volumenya
besar
Sumur dalam Bebas bibit Umumnya kisaran kualitas
Harus
penyakit air tidak layak memiliki
Sumur Bebas bibit Volumenya sedikit
tandon air
dangkal penyakit
PAM Kualitas pada Mengandung kaporit
kisaran layak Volume terbatas
TANDON AIR
• Fungsinya untuk melakukan treatment dan penampungan air
• Volume tandon minimal 1x volume total wadah pemeliharaan
• Dapat terbuat dari kolam tanah, bak terpal, atau bak beton
• Terbuka, terkena sinar matahari
Bangunan hatchery
▪ Menjaga suhu pada
kisaran yg layak dan
stabil serta melindungi
dari air hujan
▪ Sumber panas hatcheri
yaitu pemanas air, sinar
matahari, pemanas
ruangan
Wadah Pemeliharaan Larva
Tersedia
instalasi air
masuk dan
fiber pembuagan
Bak kayu aquarium serta filter
untuk setiap
wadah
pemeliharaan
larva
Bak semen Fiber
Karakteristik larvae patin

Item Remark
Panjang total 4 mm
Kanibalism 2-5 hari
Mulai makan 35-40 jam setelah menetas
Warna larvae Transparan

8 jam
24 jam
Persiapan Air Pemeliharaan Larva
▪ Air sudah siap 1 hari sebelum larvae di tebar
▪ Ketinggian air sekitar 40-50 cm
▪ Sebaiknya air di beri garam 0,5 g/L (0,5 ppt)
▪ Beri aerasi secukupnya

Fungsi garam :
❖ Menggurangi kanibalism
❖ memperpanjang hidup naupli artemia
❖ mempercepat pertumbuhan larva
Pemeliharaan larva
Item Nilai Keterangan
Padat tebar density : 25-40 ekor/liter SNI : 40 e/L

Pakan
• 2 - 3 hari Artemia 6x sehari
• 4 - 5 hari Cacing &Artemi 5x sehari
• 6 - 12 hari Cacing 4x sehari

Kegiatan sehari hari Siphon, minima Minimal 1x sehari


Pemberian pakan
Ganti air Hari ke 4: 25-50%
Hari ke 5-6 : 50%
Hari > 7: 100%
Lama pemeliharaan 15 - 25 hari Tergantung permintaan
Artemia
Jumlah kultur artemia u/ 100 rb larva

• Dosis garam 25 g/L (25


ppt)
• Tambahkan soda kue
250 mg/L untuk
menaikan pH sekitar 8
• Padat tebar cyste
artemia 1.5 -2 g/L
• Sebaiknya artemia
ditetaskan dulu sehari
sebelum digunakan
Cara menetaskan cyste artemia
1. Larutan garam (dengan dosis 25 g/L
air tawar)
2. Tambahkan soda kue secukupnya
(kira-kira 250 ppm) hingga pH air
naik jadi 8,0-8,5
3. Masukan cyste artemia dengan
dosis 1,5-2 g/L
4. Beri aerasi yang cukup dan lampu
5. Cyste artemia akan menetas sekitar
18-24 jam
Panen Naupli Artemia
Langkah panen naupli artemia:

1. Hentikan aerasi dan diamkan


sekitar 5-10 menit

2. Buang cangkang yg mengambang

3. Saring naupli artemia

4. Bilas Naupli dengan air tawar

5. Larutkan naupli dalam air, jumlah


air pelarut disesuaikan dengan
wadah yang digunakan
Cara memberi cacing
1. Cincang cacing untuk satu wadah pemeliharaan
2. Cincang cacing sampai halus
3. Masukkan ke dalam serok yang halus (potongan cacing tidak
lolos)
4. Bilas dengan air bersih sampai darah cacing hilang
5. Rendam cacing di dalam larutan garam konsentrasi 30 ppt
selama 10-15 menit (untuk membunuh penyakit).
6. Berikan larutan cacing cincang tersebut ke larva
7. Setelah 10-15 menit, amati perut larva dan sisa cacing cincang.
8. Bila semua larva sudah kenyang, maka jumlah tersebut
dijadikan patokan untuk satu kali pemberian cacing cincang
untuk satu wadah yang sama jumlah ikannya.
Umur 7 hari di kolam
Pemeliharaan larva 7 hari di kolam

• Fasilitas : hatchery dan kolam


• Pakan : artemia, pakan alami di
kolam dan pellet
• Padat tebar 500 – 700 e/m2
• Kelebihan : tidak tergantung
cacing, pertumbuhan lebih
cepat
• Kekurangan : butuh kolam
yang relatif luas dan ancaman
predator
Predator larva ikan
Pakan alami larva di kolam
Pola perkembangan pakan alami

Pakan alami predator

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Hari
Persiapan kolam

Hari ke Kegiatan
1 ▪ Pengeringan kolam, membuang ikan-ikan
liar
▪ Pembalikan tanah dasar kolam
▪ Pengapuran : 150 - 200 g/m2.
▪ Pemupukan dengan pellet : 15 – 20 g/m2
dan molase 10 ml/m2.
▪ Ukuran kolam yang digunakan di BPPAT
Sungai Gelam untuk kegiatan pendederan
larva patin umur 7 hari yaitu luasan 225 m2
– 500 m2 dengan kedalaman air berkisar
antara 1 m – 1,8 m.
Persiapan kolam (lanjutan)
Hari ke - Kegiatan

2 ▪ Pengisian air ke dalam kolam


▪ Air yang masuk ke dalam kolam harus disaring.
▪ Ketinggian air berkisar antara 60 – 150 cm.
▪ Air yang digunakan adalah air yang masih baik yaitu relatif jernih,
▪ Lama pengisian air : 2 hari
▪ Stop pengisian jika sudah penuh

3 ▪ Monitoring kelimpahan pakan alami

4 ▪ Monitoring kelimpahan pakan alami

5 ▪ Penebaran larva ikan patin umur 7 hari


▪ Padat tebar larva 7 hari yaitu 500 - 700 ekor/m2
Pemeliharaan di kolam
• Pakan yang diberikan berupa tepung
(1-7 hari; 0.4-0.6 g/m2), crumble 0,01
mm (7 – 14 hari, satiasi), selanjutnya
disesuaikan dgn ikan.
• Cara pemberian disebar keliling kolam,
3x sehari
• Pemberian pakan dimulai pada hari
kedua
• Seminggu setelah penebaran, letakan
pakan di salah satu pojok kolam; namun
pemberian pakan secara penebaran
keliling terus dilakukan
• Bila ikan sudah berkumpul, pemberian
pakan cukup di satu titik
• Apabila kecerahan air < 25 cm, lakukan
pergantian air
Umur 1 hari di kolam
PEMELIHARAAN LARVA 1 HARI DI KOLAM
Hari ke - Uraian
1 Kuras kolam, setelah kolam kering bersihkan kolam dari ikan liar dan predator lainya. Tebar kapur CaO
dengan dosis 100 g m-1 terutama yang masih tergenang air. Tebar minyak tanah/solar pada genangan air
yang tersisa untuk membasmi notonecta
2 Pengisian air kolam hingga ketinggian air 80-100 m. Air yang masuk harus disaring (meshsize 500 mikron)
untuk mencegah predator masuk ke kolam. Kolam diharapkan penuh dalam waktu paling lama 2 hari.

3 Pupuk kolam dengan pellet protein 30% (15-20 g m-2) dan molase ( 10 ml m-2). Pellet dan molase dicampur
secara merata dengan penambahan air secukupnya, kemudian sebar keliling kolam secara merata. Tebar
starter moina jika tersedia

4 Tebar larva ke kolam. Padat tebar 400-500 ekor/m2

5 s.d 7 -
8 s.d 12 Tebar pelet tepung 3x sehari (interval 4 jam) dengan dosis setiap pemberian penebaran 0.25 g m-2.

13 s.d 20 Tebar pelet tepung (kandungan protein 40%) dengan dosis 0.4 g m-2; 4x sehari (interval 3 jam); keliling
kolam
21 s.d 50 Tebar pakan crumble 1 ( 0.4-0.7 mm) secukupnya (disesuaikan dengan kondisi ikan). Selanjutnya ukuran
pellet yang digunakan juga disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Panen Panen dapat dilakukan pada umur 40-45 hari dengan ukuran benih 1.5-2.5 inci dengan sintasan 30-40%.
TUTUP KOLAM
PANEN BENIH DAN SORTASI
1. Pindahkan benih dari kolam ke pemberokan
2. Sebelum masuk ke bak pemberokan, rendam dalam dalam air garam (10 g/L) sekitar
1-2 menit, bilas dengan air bersih kemudian masukan ke bak pemberokan
3. Padat tebar dibak pemberokan sekitar 8,000 - 10,000 ekor/m3 air (4-5 cm), 5000-
6000 ekor/m3 air (ukuran 6-8 cm)
4. Lakukan pencegahan penyakit dengan penambahan antiseptik ke bak pemberokan.
HASIL PEMERIKSAAN PARASIT BENIH PATIN DI KOLAM

Sebelum
perlakuan

Sesudah
perlakuan
Analisis usaha produksi larva ikan patin siam

No Uraian Nilai
1 Biaya investasi (Rp) 62,200,000.00
2 Biaya Variabel (Rp) 29,927,000.00
3 Biaya Tetap (Rp) 17,064,666.67
4 Total biaya produksi (Rp) [(No.2)+(No.3)] 46,991,666.67
5 Jumlah produksi larva per tahun (ekor) 20,000,000.00
6 Harga penjualan benih (Rp/ekor) 6.00
7 Penerimaan tahunan (Rp) [(No. 5) * (No. 6)] 120,000,000.00
10 Keuntungan (Rp) [(No. 7) - (No. 4)] 73,008,333.33
11 Biaya produksi (Rp/ekor) [(No. 3)/(No. 5)] 2.35
12 R/C rasio [(No. 7)/(No. 4)] 2.55
14 Payback periode (PP) [(No. 1)/No. 10)] 0.85
15 BEP Rp [No.3/(1-(No. 2/No. 5))] 22,734,448.72
16 BEP unit [No. 3/ (No. 6-(No. 2/No. 5))] 3,789,074.79
ANALISIS LABA RUGI
PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM
5.
Pembesaran
ikan
Manajemen kolam Manajemen benih

Manajemen
Manajemen produksi
Manajemen panen Pemberian
Pembesaran Ikan
pakan

Manajemen Manajemen
Kualitas air Kesehatan ikan

“Proses Manajemen Produksi Pembesaran Ikan”


KEBERHASILAN PEMBESARAN
IKAN

• Media pemeliharaan (wadah dan air)


• Jumlahnya cukup
• Parameter kualitas air berada pada kisaran yang
baik bagi pertumbuhan ikan
• Pakan
• Cukup jumlahnya
• Kualitasnya baik
• Teknik pemberian pakan yang tepat
• Benih
• Sesuai umur dengan ukuran
• Dalam pendederannya relatif tidak terserang
penyakit
• Benih ukuran besar lebih cepat panen
BENIH IKAN . . . . .
. induk yg “baik”. .
▪ Berasal dari
▪ Sesuai umur dengan ukuran
▪ Dalam pendederannya relatif tidak terserang penyakit
▪ Benih ukuran besar lebih cepat panen
▪ Seragam, warna cerah. .
▪ Nutrisi & lingkungan yang optimal pada awal pertumbuhan
akan menunjang perkembangan/pertumbuhan saluran
pencernaan dan micro fauna di dalam dengan optimal.
▪ Saluran pencernaan yang tumbuh optimal dapat
meningkatkan sistem imunitas dan laju pertumbuhan
Padat Tebar Ideal Berdasarkan Media Pembesaran

✓ Padat Tebar direkomendasikan sesuai SNI, bisa dimungkinkan melakukan


penambahan dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan atau kajian
ilmiah
Jenis ikan Kolam air tenang Kolam air deras KJA
Nila 5-7 ekor/m3 150-200 ekor/m3 50-70 ekor/m3
(SNI 7550) (SNI 8124) (SNI 01-6495.1)
Mas 10-15 ekor/m2 - 140 ekor/m3
(SNI 7875) (SNI 01-6494.1)
50-70 ekor/m3
(SNI 8123)
Gurame 15-20 ekor/m2 - -
(SNI 01-7241)
Patin 8-10 ekor/m2 - 75-90 ekor/m3
(SNI 7551) (SNI 7471.4)

30-40 ekor/m2
(SNI 8001)
Lele 10-15 ekor/m2 - -
(SNI 01-6484.5)
Papuyu 25-50 ekor/m2 - -
(SNI 8002)
Udang galah 5-10 ekor/m2 - -
(SNI 7999)
PEMBESARAN IKAN PATIN
PEMBESARAN IKAN PATIN

Sungai
WADAH DAN Karamba
LINGKUNGAN Danau
Kolam
Pemberian Pakan

Analisis Biaya Sederhana

Pemanenan
WADAH BUDIDAYA

• Perairan Buatan :
• Kolam Tergenang
• Kolam ganti air
• Kolam air Deras
• Perairan umum (Danau, waduk ,
sungai)
• Karamba Jaring Apung
• Karamba kayu Apung
• Karamba Tancap
• Sistem Fence
KOLAM TERGENANG
• Pemberian pakan intensif, fitoplankton tumbuh pesat
• Bila kecerahan air kurang dari 30 cm, fluktuasi parameter kualitas air besar antar
siang dan malam
• Oksigen tinggi pada siang hari, rendah pada malam menjelang pagi
• pH tinggi pada siang hari dan rendah pada malam hari
• Fluktuasi ini menyebabkan stres pada ikan
• Akibatnya pertumbuhan dan kesehatan ikan terganggu
• Oleh karena itu perlu ganti air atau penambahan kincir air pada malam hari
• Ikan-ikan yang membutuhkan oksigen tinggi, tidak cocok dibudidayakan secara
intensif di kolam tergenang
• Ikan ;
• Nila tidak cocok untuk kolam air tergenang, dapat memijah sendiri di kolam
• Patin, Lele dapat dibudidayakan pada kolam tergenang secara intensif
Budidaya ikan di Karamba
• Penempatan karamba : Waduk, Danau, Sungai
• Kualitas air perairan alami (waduk, sungai, danau)
sulit untuk dimanipulasi
• Oleh karena itu, yang dapat dilakukan yaitu
mengatur padat tebar dimana kualitas air masih
baik untuk pertumbuhan dan kesehatan ikan
• Kualitas air dalam karamba :
• DO (oksigen terlarut) rendah
• Limbah metabolit tinggi
• Kualitas yang baik bergantung pada pertukaran
air dengan diluar karamba
PERTUKARAN AIR DALAM KARAMBA

❖ Pertukaran air dalam karamba


▪ > 1 – 10 m/menit

❖ Dipengaruhi oleh :
▪ Arus air
▪ Ukuran mata jaring
• Lebih besar lebih cepat pergantian airnya
▪ Bentuk dan letak karamba

Arus
▪ Ukuran karamba
• Lebih kecil, lebih cepat

Balai Budidaya Air Tawar Jambi (BBATJ)


 Feeding Rate FR (%) : Prosentase jumlah pakan yang di berikan
per hari yang didasarkan bobot tubuh ikan yang dipelihara

 SR/sintasan (%): Persentasi jumlah ikan yang hidup pada saat


panen

 Feed Convertion Ration (FCR) : perbandingan antara jumlah


pakan yang dihabiskan dengan penambahan bobot tubuh ikan.
FCR 1,2 artinya : 1,2 kg pakan menghasilkan 1 kg ikan

 Padat tebar : jumlah ikan yang ditebar per satuan luas atau
volume

 Fitoplankton : tumbuhan kecil yang hidup di kolom air. Air kolam


yang berwarna hijau disebabkan oleh fitoplankton
PADAT TEBAR BENIH

• Misal :
– Uk karamba : 3 x 4 x 1,3 m (15.6 m3)
– Ukuran panen : 0.5 kg/ekor
– Hasil panen 100 kg/m3
• Maka :

Maka untuk karamba uk. 15,6 m3 ditebar sebanyak : 3120 ekor


JUMLAH PAKAN

• Bobot rerata ikan diperoleh dari hasil sampling


• Penyesuaian jumlah pakan : 0,5 – 1 bln sekali
• FR disesuaikan dengan ukuran ikan dan suhu air
PARAMETER LINGKUNGAN
KISARAN TOLERANSI IKAN PATIN
TERHADAP LINGKUNGAN

• SUHU : 20 – 40 OC
• PH : 4 – 11
• SALINITAS : 0 – 7 PPT
• OKSIGEN : 2 – 9 PPM
• ALKALINITAS : > 16 PPM

NAFSU MAKAN

PERTUMBUHAN
KOLAM
1. Kolam dalam :
Kedalaman = 3 meter
Luas = 1500 m²
2. Benih :
Ukuran = 8–10 cm
Berat = 6–7gram
Padat tebar = 10-15 ekor/m²
3. Pakan :
Pellet komersial
Protein = 30–32%
Frekuensi = 3 kali sehari
Perkiraan pakan berdasarkan FR
KEGIATAN :
❑Persiapan kolam
❑Penebaran benih
❑Pemberian pakan
❑Pemantauan kualitas
air
❑Sampling
❑Panen
PAKAN
Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi 3 kali
sehari (pagi, siang, sore),
Pemberian pakan berdasarkan bobot / biomassa ikan.
Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Pemberian pakan disesuaikan dengan nafsu makan
ikan
Bisa diberikan pakan tambahan untuk mengurangi
FCR
Pemberian pakan sedikit demi sedikit
Pakan diberikan di tengah karamba untuk
menghindari pakan terbuang keluar karamba
Memberi makan ikan harus sabar
FEEDING RATE (FR) PEMBESARAN PATIN SIAM

Tabel Feeding Rate Patin Siam

Bobot tubuh (gram) <10 10-100 100-200 200-400 400-800 800-1200 >1200
Feeding Rate (%) 10 8-5 4 3 2 1,5 1,2

Tabel Feeding Rate Patin Siam


(10 s.d 100 gr)
Bobot tubuh (gram) 10-30 30-50 50-70 70-100
Feeding Rate (%) 8 7 6 5
PEMANENAN DAN TRANSPORTASI

Kapasitas drum pada pengangkutan ikan patin siam ukuran konsumsi

Jumlah ikan Waktu tempuh Keterangan


50 kg/drum 2 jam -
40 kg/drum 4 jam -
30 kg/drum 6 jam Menggunakan garam dan es
25 kg/drum 8 jam Menggunakan garam dan es
TERIMO KASIH

Anda mungkin juga menyukai