Anda di halaman 1dari 7

PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal.

165 – 171 ISSN : 2337-8204

Perbandingan Metode Perhitungan Evapotranspirasi Potensial di Paloh


Kabupaten Sambas Kalimantan Barat
Andre Wilnaldo*, Yoga Satria Putra, Riza Adriat
Program Studi Geofisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak
*Email : awowilnaldo19@student.untan.ac.id
(Diterima 24 Juli 2020; Disetujui 12 Desember 2020; Dipublikasikan 14 Desember 2020)

Abstrak
Laju evapotranspirasi yang terjadi dengan anggapan persediaan jumlah air dan kelembapan tanah cukup
sepanjang tahun dikenal dengan istilah evapotranspirasi potensial. Metode David, Prescott, Stephen, Ivanov
dan Penman adalah metode yang dapat digunakan untuk menganalisis evapotranspirasi potensial dan metode
panci penguapan sebagai pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode empiris dengan nilai
error terkecil dalam penentuan evapotranspirasi potensial di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bulanan dari tahun 2013-2017 yaitu evaporasi panci
penguapan, suhu udara, kelelembapan relatif, durasi penyinaran matahari dan kecepatan angin. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh metode dengan error terkecil adalah metode Ivanov sebesar 0,04 dan metode
Penman memiliki nilai korelasi tertinggi sebesar 0,6.
Kata Kunci : Evapotranspirasi Potensial, Metode David, Metode Prescott, Metode Ivanov, Metode Penman

1. Latar Belakang metode David dengan nilai error terkecil yaitu


Kabupaten Sambas khususnya Kecamatan sebesar 0,043 [2]. Berlian (2010) juga telah
Paloh adalah salah satu daerah beriklim tropis meneliti tentang pengaruh pemanasan global
yang berdekatan dengan garis lintang 0° (garis terhadap metode yang paling sesuai untuk analisa
khatulistiwa). Letak geografis tersebut evapotranspirasi potensial menggunakan data
mempengaruhi kondisi meteorologi di Paloh, harian stasiun BMKG Supadio. Berlian
terutama suhu udara dan kelembapan udaranya menyimpulkan bahwa metode yang sesuai untuk
yang relatif tinggi [1] serta unsur-unsur cuacanya analisa evapotranspirasi potensial di kota
menjadi lebih kompleks, sehingga hal tersebut Pontianak dan sekitarnya berdasarkan data
dapat menyebabkan kenaikan evapotranspirasi klimatologi harian stasiun BMKG Supadio adalah
lebih besar. Besarnya evapotranspirasi di metode David dengan presentase kesalahan relatif
Kecamatan Paloh tentunya berbeda dibandingkan sebesar 41,29% [3].
dengan wilayah yang letaknya jauh dari garis Penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan
khatulistiwa [2]. nilai evapotranspirasi potensial di Kecamatan
Evapotranspirasi adalah gabungan dua proses Paloh berdasarkan data unsur cuaca yang
dari siklus hidrologi yaitu evaporasi dan diperoleh dari Stasiun BMKG Paloh. Tujuan dari
transpirasi. Evapotranspirasi potensial merupakan penelitian adalah untuk menganalisis perhitungan
laju penguapan yang terjadi dengan anggapan evapotranspirasi potensial di Paloh menggunakan
persediaan air dan kelembapan tanah cukup beberapa metode empiris. Uji nilai korelasi dan
sepanjang waktu. Evapotranspirasi potensial dapat error antara evapotranspirasi potensial
dianalisis menggunakan beberapa rumus empiris berdasarkan data pengamatan panci penguapan
dengan perhitungan berdasarkan data unsur- terhadap evapotranspirasi potensial menggunakan
unsur cuaca seperti suhu udara, kelembapan metode empiris akan dilakukan dalam penelitian
relatif, evaporasi, lamanya penyinaran matahari, ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dan kecepatan angin. memberikan informasi mengenai metode empiris
Erlisa (2009) telah meneliti tentang pengaruh dengan nilai error terkecil yang dapat dijadikan
unsur cuaca terhadap evapotranspirasi potensial sebagai dasar pertimbangan untuk
di Kota Pontianak menggunakan data dari tahun memperkirakan evapotranspirasi potensial di
1984-2007. Dari penelitian tersebut diperoleh Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.

165
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

Gambar 1. Lokasi Stasiun BMKG Paloh, (Sumber Google Earth 2019)

2. Metodologi keterangan:
Daerah kajian penelitian ini ditunjukkan pada 𝐸𝑇𝑜 : evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Gambar 1, yaitu di Paloh Kabupaten Sambas Kp : koefisien panci penguapan
Kalimantan Barat dengan menggunakan data Ep : evaporasi dari panci (mm/hari)
unsur cuaca bulanan dari tahun 2013-2017 yang
U2m : kecepatan angin ketinggian 2 meter
diperoleh dari Stasiun BMKG Paloh yang terletak
(m/hari)
pada garis lintang 01°44’4” LU dan 109°19’5”
BT.Data yang digunakan untuk menghitung RHmean : kelembapan relatif (%)
evapotranspirasi potensial berupa data sekunder d : jarak dari panci ke vegetasi sekitar panci
selama 5 tahun, yaitu suhu udara, kelembapan 2 meter (m)
relatif, lamanya penyinaran matahari, kecepatan Uz : kecepatan angin pada ketinggian z (m)
angin dan evaporasi dari panci penguapan. Berikut z : ketinggian alat ukur kecepatan angin (m)
ini adalah metode-metode yang digunakan untuk
menghitung evapotranspirasi potensial di Paloh:
B. Metode David
A. Metode Panci Penguapan Pada tahun 1936 David memperkirakan
Menghitung evapotranspirasi potensial evapotranspirasi potensial menggunakan data
menggunakan data evaporasi dari panci suhu udara dan kelembapan relatif dengan
penguapan kelas A, data evaporasi dari panci Persamaan [4]:
penguapan harus dikalikan dengan nilai koefisien
panci (Kp). Berikut ini merupakan persamaan yang 𝐸𝑇𝑜 = 0,50 (es − ed ) (3)
digunakan [4]:
ed = es × RH (4)
ETo = Kp × Ep (1)
Kp = 0,475 - (0,24×10-3 )(U2m ) + 0,00516 keterangan:
(RHmean )+0,00118(d)-(0,16×10-4 ) es : tekanan uap jenuh pada suhu udara tertentu
)2 -5
)2
(RHmean - (0,101×10 )(d -0,8×10 -8 (mbar)
ed :tekanan uap pada titik embun dengan
(RHmean )2 (U2m )-1×10-8 (RHmean )2 .(d) (2)
kelembapan relatif tertentu (mbar)

166
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

C. Metode Prescott 17,27T


es = 0,611 exp [T+237,3 ] (11)
Pada tahun 1949 Prescott menentukan
evapotranspirasi potensial dengan dengan data
suhu udara dan kelembapan relatif [5] ea = es ×RH (12)
menggunakan Persamaan [4]: 4089 × ea
δ= (T+237,3)2
(13)
ETo = (es − ed )0,75 (5) 1
Rb =(β × T4k )×[0,34-0,14 (ea )(2) ]
[0,10+0,90(n/N)] (14)
D. Metode Stephen
Menggunakan metode radiasi global Rs = Ra [ 0,25+0,50 (n/N)] (15)
(Rs .Kal/cm2 / hari) dan data suhu udara bulanan
keterangan:
rata-rata (⁰C/bulan), maka dapat diperkirakan
evapotranspirasi potensial dengan metode ETo : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Stephen [6]. Persamaan empiris untuk metode ini 𝛿 : Kemiringan kurva tekanan uap terhadap
adalah [3]: temperatur (mbar/℃)
Rs τ : Konstanta psikrometrik = 0,006466
𝐸𝑇𝑜 = (0,0014 T − 0,37) (6)
1500 mbar/℃
n Rn : Radiasi bersih (mm/hari)
Rs = R a [0,25 + 0,50 ( )] (7) U2 : Kecepatan angin pada tinggi 2 meter
N

keterangan: (mile/hari)
𝐸𝑇𝑜 : evapotranspirasi potensial (mm/hari) ea : tekanan uap aktual (mbar)
T : suhu udara bulanan rata-rata (°C) es : tekanan uap jenuh (mbar)
Rs : radiasi global (Kal/cm2 / hari) RH : Kelembapan relatif (%)
Ra : radiasi berdasarkan lintang (Kal/cm2 / Rs : Radiasi global (mm/hari)
hari)
Rb :Radiasi gelombang panjang yang kembali
n/N : durasi penyinaran matahari relatif (%)
ke atmosfer (mm/hari)
Ra : Radiasi ekstra teresterial (mm/hari)
E. Metode Penman (1948)
α : Albedo (untuk tanaman rujukan 23%)
Metode Penman merupakan metode yang
n/N : Durasi penyinaran matahari relatif (%)
dikembangkan di Inggris bagian selatan dan β : Konstanta Stephan-Boltzmann yaitu
sering digunakan di Indonesia tanpa penyesuaian 2,01×10-9 (mm/hari)
[4]. Penman memperkirakan evapotranspirasi Tk : Suhu udara (°K), (°K = 273 + ℃)
potensial dengan mengombinasikan data
kelembapan relatif (RH), lamanya penyinaran
matahari (n/N), suhu udara (T) dan kecepatan
F. Metode Ivanov
Pada tahun 1959 Ivanov memperkirakan
angin (U) menggunakan Persamaan [7]:
evapotranspirasi potensial di danau Franklin Playa
berbasis data suhu udara dan kelembapan relatif
ETo = [δ/(δ+τ)×Rn +τ/(δ+τ)] ×
[8]. Persamaan empiris untuk metode Ivanov
[0,35(1,0+0,009 U2 )(es -ea )] (8)
adalah [4]:
ETo = 0,0018 [(25+T2 )(100-RH)] (16)
Nilai R n , dihitung dengan rumus:
Keterangan:
Rn = Rs (1-α) − Rb (9) T : suhu bulanan rata-rata (⁰C/bulan)
RH : kelembapan relatif (%)
Maka nilai: G. Uji Korelasi
Analsis korelasi dalam penelitian ini
log 10
U2 = Uh × log 10 h (10) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan
[ ]
2
antara evapotranspirasi potensial berdasarkan

167
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

metode panci penguapan dengan evapotranspirasi 1 2


RMSE=√n ∑ni=1(ETopanci penguapan -ETometode ) (18)
potensial berdasarkan unsur cuaca dengan metode
empiris. Persamaan korelasi yang digunakan
keterangan:
dalam penelitian ini [9]:
𝐸𝑇𝑜𝑝𝑎𝑛𝑐𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 : evapotranspirasi potensial
dengan panci penguapan
n ∑ xi yi-(∑ xi)(∑ yi )
r= 2
(17) 𝐸𝑇𝑜𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 : evapotranspirasi potensial
√(n ∑ x2i -(∑ xi )2 )(n ∑ y2i -(∑ yi ) )
dengan metode empiris
n : jumlah data
keterangan:
r : korelasi 3. Hasil dan Pembahasan
𝑥𝑖 : evapotranspirasi potensial dari metode 3.1 Analisis Evapotranspirasi Potensial
empiris Hasil analisis Pada Tabel 1, diperlihatkan
𝑦𝑖 : evapotranspirasi potensial dari panci bahwa evapotranspirasi potensial rata-rata
penguapan bulanan di Paloh dari tahun 2013-2017 sebesar
n : Jumlah data 1,91 mm/hari. Besarnya evapotranspirasi
potensial rata-rata bulanan berdasarkan unsur
H. Root Mean Square Error (RMSE) cuaca menggunakan beberapa metode empiris,
Analsis RMSE dalam penelitian ini digunakan yaitu metode David 2,86 mm/hari, metode
untuk mengetahui tingkat kesalahan antara Prescott 3,68 mm/hari, metode Stephen 5,71
evapotranspirasi potensial berdasarkan metode mm/hari, metode Penman 2,11 mm/hari dan
panci penguapan terhadap evapotranspirasi metode Ivanov 2,41 mm/hari. Tabel berikut adalah
potensial berdasarkan unsur cuaca dengan metode evapotranspirasi potensial rata-rata bulanan di
empiris. Berikut adalah persamaan RMSE yang Paloh dari tahun 2013-2017:
digunakan dalam penelitian ini [10]:

Tabel 1. Perbandingan evapotranspirasi rata-rata bulanan (mm/hari) Tahun 2013-2017.


Metode Metode Metode Metode
Bulan Panci Penguapan Metode David Prescott Stephen Penman Ivanov
1,73 2,18 3,01 5,04 1,649 1,84
Jan
1,63 2,12 2,94 5,29 1,88 1,96
Feb
2,06 2,56 3,40 6,04 2,58 2,14
Mar
2,04 2,96 3,78 6,77 2,79 2,51
Apr
2 3,18 4,001 6,04 2,19 2,60
Mei
1,89 3,24 4,06 5,8 2,21 2,74
Juni
1,98 3,63 4,41 6,31 2,30 2,96
Juli
2,15 3,36 4,16 5,84 2,24 2,78
Agus
2,02 3,12 3,94 5,7 2,11 2,68
Sep
2,05 2,96 3,78 5,72 2,13 2,45
Okt
1,68 2,59 3,40 5,08 1,77 2,23
Nov
1,71 2,43 3,25 4,86 1,45 2,04
Des
1,91 2,86 3,68 5,71 2,11 2,41
Rata-rata

168
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

3.2 Analisis Nilai Korelasi dan RMSE 0,34. Metode David memiliki korelasi 0,37 dengan
Evapotranspirasi Potensial error sebesar 0,12 dan untuk metode Prescott
Pada Gambar 2, menyajikan grafik hasil memiliki korelasi 0,38 serta error sebesar 0,27.
perhitungan evapotranspirasi potensial bulanan Evapotranspirasi potensial dengan metode David,
tahun 2013-2017 di Paloh. Dari grafik tersebut metode Prescott dan metode Ivanov termasuk
memperlihatkan bahwa masing-masing metode pada interval korelasi rendah, hal tersebut
menghasilkan besaran evapotranspirasi potensial disebabkan oleh parameter suhu udara dan
yang berbeda. Evapotranspirasi potensial yang kelembapan relatif yang digunakan dalam
berbeda-beda ini disebabkan karena adanya perhitungan sehingga mempengaruhi korelasi dan
pengaruh perbedaan musim, parameter unsur nilai error yang diperoleh. Suhu udara memiliki
cuaca yang digunakan, serta faktor penyesuaian, hubungan yang berbanding lurus terhadap
konversi, dan koreksi yang ditetapkan oleh metode evapotranspirasi potensial, apabila suhu udara
tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka naik maka evapotranspirasi potensial akan
perhitungan korelasi dan nilai error meningkat. Kelembapan relatif memiliki hubungan
evapotranspirasi potensial menggunakan data yang berbanding terbalik terhadap
bulanan dari tahun 2013-2017. evapotranspirasi potensial, ketika kelembapan
Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial relatif meningkat maka evapotranspirasi potensial
yang disajikan Tabel 2, memperlihatkan bahwa akan menurun. Berikut ini adalah tabel hasil
metode dengan error terkecil adalah metode perhitungan evapotranspirasi potensial dari
Ivanov yaitu sebesar 0,04, namun dengan korelasi beberapa metode di Stasiun BMKG Paloh tahun
yang paling rendah dari metode lain yaitu sebesar 2013-2017:

Tabel 2. Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial (ETo) dengan beberapa metode di Stasiun BMKG Paloh
tahun 2013-2017.
Nilai rata-rata ETo
No Metode Parameter 2013-2017 Korelasi RMSE
(mm/hari)
Kecepatan Angin
1 Panci
(Knot)
Kelembapan relatif 1,91
Penguapan
(%) - -
2,86 0,37 0,12
2 David
Suhu Udara (⁰C)
Kelembapan relatif
3 Prescott
(%) 3,68 0,38 0,27
4 Ivanov 2,41 0,34 0,04
Suhu Udara (⁰C)
Kelembapan relatif
(%)
Kecepatan Angin
5 Penman
(Knot) 2, 11 0,6 0,08
Durasi Penyinaran
Mathari (%)

Suhu Udara (⁰C)


6 Stephen Durasi Penyinaran 5,71 0,53 0,59
Matahari (%)

169
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

7
Evapotranspirasi
6 Panci Penguapan
Metode David
5
Metode Prescott
ETo (mm/hari)

4 Metode Penman

Metode Stehpen
3
Metode Ivanov
2

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Gambar 2. Grafik perbandingan evapotranspirasi potensial bulanan dari Tahun 2013-2017 di Paloh

Metode dengan error terbesar diantara metode matahari, suhu udara dan kecepataan angin
perhitungan lainnya adalah metode Stephen yaitu meningkat serta kelembapan relatif rendah, maka
dengan error sebesar 0,59 dan memiliki korelasi evapotranspirasi potensial akan meningkat.
0,53 artinya termasuk korelasi sedang. Jarak kurva
4. Kesimpulan
antara evapotranspirasi potensial sebenarnya
a. Nilai rata-rata evapotranspirasi potensial
terhadap evapotranspirasi potensial dengan
berdasarkan panci penguapan di Stasiun
metode Stephen pada Gambar 2, memperlihatkan
BMKG Paloh tahun 2013-2017 sebesar 1,91
jarak yang paling jauh dari metode lain.
mm/hari.
Penggunaan parameter suhu udara dan durasi
b. Nilai error setiap metode adalah: metode
penyinaran matahari diduga menyebabkan
David (0,12) metode Prescott (0,27), metode
kenaikan evapotranspirasi potensial yang besar,
Stephen (0,59); metode Penman (0,08); dan
serta memiliki hubungan berbanding lurus
metode Ivanov adalah metode dengan nilai
terhadap evapotranspirasi potensial. Semakin
error terkecil (0,04).
besar penyinaran matahari maka suhu udara akan
c. Nilai korelasi yang diperoleh setiap metode
naik sehingga evapotranspirasi potensial juga akan
adalah: metode David (r = 0,37); metode
ikut meningkat.
Prescott (r = 0,38); metode Stephen (r = 0,53);
Metode Penman memiliki korelasi 0,6 artinya
metode Ivanov (r = 0,34); dan metode
memiliki hubungan yang kuat dengan
Penman adalah metode dengan nilai korelasi
evapotranspirasi panci penguapan dan
tertinggi (r = 0,6).
memperoleh error sebesar 0,08. Dari Gambar 2
d. Penggunaan suhu udara, durasi penyinaran
terlihat bahwa jarak kurva nilai evapotraspirasi
matahari dan kecepatan angin pada
potensial menggunakan metode Penman paling
perhitungan evapotranspirasi potensial
mendekati evapotranspirasi potensial sebenarnya.
menghasilkan nilai korelasi yang tinggi.
Input parameter dan jumlah data yang digunakan
e. Kelembapan relatif memiliki hubungan yang
dalam perhitungan evapotranspirasi potensial
berbanding terbalik terhadap
untuk metode Penman lebih banyak dibandingkan
evapotranspirasi potensial, saat kelembapan
dengan metode lain, yaitu menggunakan suhu
relatif rendah.
udara, kelembapan relatif, kecepatan angin, dan
lamanya penyinaran matahari. Saat penyinaran

170
PRISMA FISIKA, Vol. 8, No. 3 (2020), Hal. 165 – 171 ISSN : 2337-8204

Daftar Pustaka
[1] Ihwan, A., Analisis Tingkat Kekeringan
Menggunakan Parameter Cuaca di Kota
Pontianak dan Sekitarnya, PRISMA FISIKA, Vol.
1, No 2(2337-8204), 75-81, 2013.
[2] Erlisa, Pengaruh Unsur Cuaca Terhadap
Evapotranspirasi Potensial Di Kota Pontianak,
Universitas Tanjungpura Pontianak,
Pontianak, 2009.
[3] Berlian, S., Pengaruh Pemanasan Global
Terhadap Metoda Yang Paling Sesuai Untuk
Analisa Evapotranspirasi Potensial
Berdasarkan Data Harian Stasiun Bmg
Supadio, Universitas Tanjungpura Pontianak,
Pontianak, 2010.
[4] Soewarno, Seri Hidrologi Klimatologi,
Yogyakarta, Graha Ilmu, 2015.
[5] Prescott, J., Climatic Index or The Leaching
Factor In Soil Formation, Journal Soil Sci, 751-
787, 1949.
[6] Stephen, J., A Comparison of Procedures for
Computing Evaporation and
Evapotranspiration, International Association
of Scientific Hydrology, 123- 133, 1963.
[7] Penman, H., Natural Evaporation From Open
Water, Bare Soil, and Grass, Proc. Royal Soc,
120-146, 1948.
[8] Ivanov, The Determination of Potential
Evapotranspiration, Izvestiia Vsesoiuznogo
Geograficheskogo Obschestva, 86, 1959.
[9] Mattjik, A. A., & Sumertajaya, I. M, Perancangan
Percobaan dengan Aplikasi SAS Dan Minitab
Jilid I, IPB Press, 2000.
[10] Makridakis, The Accuracy of Extrapolative
(Time Series Methods): Results of a
Forecasting Competition, Journal Of
Forecasting, Vol.1, 111-154, 1982.

171

Anda mungkin juga menyukai