Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERSONAL DEVELOPMENT

Disusun Oleh:

1. Erika Septianingsih (B2019003)


2. Rubyatna Eka Yulianti (B2019013)
3. Suryati (B2019017)
4. Nadya Alifah Putri (B2019021)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN 2021
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................7
2.1 Pengertian Motivasi.................................................................................................7
2.2 Pengertian Konsep Diri.............................................................................................7
2.3 Komponen Konsep Diri.............................................................................................9
2.4 Macam-Macam Konsep Diri...................................................................................12
2.5 Dimensi Konsep Diri...............................................................................................12
2.6  Proses Perkembangan Konsep Diri........................................................................13
2.8 Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri................................................................14
2.9 Aspek Konsep Diri...................................................................................................14
3.0 Hambatan Dalam....................................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah “Personality
Development” dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memberikan
gambaran dan penjelasan tentang handling fear atau penanganan ketakutan.
Diharapkan makalah ini benar-benar mampu membantu para pembacanya yang
masih belum paham mengenai Personality Development.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang


membantu tersusunnya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangan wawasan yang bermanfaat bagi para pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan penyusunan di masa-masa yang akan datang.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motivasi merupakan peranan penting bagi kegiatan belajar


mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi
belajar bagi siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar
dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk
melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan
senang karena didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa
yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran.
Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran
adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu
pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak,
moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang
guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang
nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam
menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan
keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat
meningkatkan kegiatan belajar siswa/pelajar/mahasiswa.

Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia dalam


kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas satu sama lain. Dapat dikatakan
bahwa manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya
sebagai sarana untuk bersosialisasi dan saling berinteraksi satu dengan
lainnya. Dari proses interaksi sosial yang tumbuh dalam lingkungan
tersebut akan muncul konsep diri. Konsep diri ini akan mempengaruhi
jiwa dan kepribadian individu. Konsep diri adalah cara individu dalam

4
melihat dirinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial
dan spriritual. Termasuk persepsi individu tentang sifat dan potensi
yang dimilikinya, interaksi individu dengan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan dan
keinginan. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia,
sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki dorongan untuk
selalu berkembang. Perkembangan yang berlangsung akan membantu
dalam pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Keberhasilan individu dalam berkembang ini salah satunya bergantung
dengan cara individu dalam memandang kualitas akan kemampuan
yang dimiliki. Oleh karena itu, konsep diri merupakan hal yang penting
untuk dimengerti setiap individu agar mampu berkembang lebih baik
lagi. Makalah ini akan membahas mengenai konsep diri agar individu
mampu berkembang secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti dari motivasi belajar?


2. Apa pengertian dari konsep diri ?
3. Apa saja komponen dari konsep diri?
4. Apa saja macam-macam konsep diri?
5. Apa saja dimensi dari konsep diri?
6. Bagaimana proses perkembangan konsep diri?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep
diri?
8. Apa saja aspek yang mempengaruhi konsep diri?
9. Apa saja yang menjadi hambatan dalam membangun konsep diri?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui motivasi belajar.Untuk mengetahui konsep diri

5
2. Untuk mengetahui komponen dari konsep diri
3. Untuk mengetahui macam-macam konsep diri.
4. Untuk mengetahui dimensi dari konsep diri
5. Untuk mengetahui proses perkembangan konsep diri
6. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan konsep diri.
7. Untuk mengetahui aspek apa saja yang mempengaruhi konsep diri.
8. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam
membangun konsep diri.

1.4 Manfaat

1. Bagi siswa atau pelajar dapat menumbuhkan motivasi belajar yang


positif
2. Bagi guru atau pengajar sebagai masukan untuk dapat menentukan
metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membangkitkan
motivasi belajar
3. Bagi orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan
dukungan dan motivasi terhadap pendidikan anak

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi

Kata Motivasi adalah berasal dari Bahasa Inggris yaitu "Motivation". Kata
asalnya ialah "Motive" yang juga telah diartikan kepada Bahasa
Melayu/Bahasa Malaysia kepada Motif, yang mempunyai arti Tujuan. Di
dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan".
Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang
mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Motivasi dapat diartikan
sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah
sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai
atau mendapat apa yang diinginkannya baik dengan cara negatif atau positif.
Jadi motivasi dapat definisikan adalah sesuatu yang menggerakan dan
mengarahkan seseorang dalam tindakan-tindakannya baik tindakan yang
negatif atau positif.

2.2 Pengertian Konsep Diri

Pengertian konsep diri adalah sebuah struktur mental yang merupakan


suatu totalitas dari persepsi realistik, pengharapan, dan penilaian seseorang
terhadap fisik, kemampuan kognitif, emosi, moral etika, keluarga, sosial,
seksualitas, dan dirinya secara keseluruhan. Struktur tersebut terbentuk
berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas dalam
hubungan interaksi simbolis antara diri dengan berbagai kelompok
lingkungan asuh selama hidupnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep
diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang bersifat
fisik, sosial maupun psikologis yang diperoleh melalui interaksinya dengan
lingkungan. Konsep diri merupakan citra subjektif dari diri dan percampuran
yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar.

7
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
Dengan mengetahui konsep diri,diharapkan hubungan yang terjalin antar
individu menjadi harmonis. Konsep diri sendiri itu tidaklah muncul sejak kita
dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri
sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Kita mulai
membentuk konsep diri saat usia muda. Hurlock (1973) berpendapat bahwa
konsep diri adalah inti kepribadian individu saat remaja. Masa remaja adalah
waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep
diri. Masa remaja merupakan masa krusial bagi perkembangan individu,
sebab pada masa ini individu mengalami transisi biologis, kognitif, maupun
sosial. Akibatnya, individu mulai mencari-cari identitasnya (Santrock, 2012).
Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil.
Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat
menjadi sumber stres atau konflik.
Konsep diri juga menjadi salah satu faktor yang mengarahkan perilaku
remaja (Shavelson dalam Fuhrmann, 1990). Jika konsep diri yang dimiliki
remaja adalah negatif, maka ia akan berperilaku negatif juga (Fitts, 1971).
Remaja yang konsep dirinya negatif akan membiarkan dirinya larut dalam
mimpi tanpa berusaha untuk mewujudkannya, tidak menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, dan usaha untuk meraih prestasi sangat kurang.
Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di
keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang
berarti bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga
individu menyadari potensi dirinya. Respons individu terhadap konsep
dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai
maladaptive.
Beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam konsep diri, yaitu:
a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dnegan orang lain

8
b. Berkembang secara bertahap, diawali pada waktu bayi mulai mengenal
dan membedakan dirinya dnegan orang lain
c. Positif ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan
d. Negatif ditandai dengan hubungan individu dan hubungan sosial yang
maladaptif
e. Merupakan aspek kritikal dan dasar dari pembentukan erilaku individu
f. Berkembang dengan cepat bersama-sama dengan perkembanan bicara
g. Terbentuk karena keluarga, khususnya pada masa anak-anak, yang
mendasari dan membantu perkembangannya.

2.3 Komponen Konsep Diri

Komponen Konsep Diri Komponen dari konsep diri terdiri dari Citra
Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran
(Self Rool) dan Identitas (self idencity).

1. Citra Tubuh (Body Image) Citra tubuh (Body Image) adalah sikap atau
cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.
Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan di 7 modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. (
Stuart dan Sundeen, 2005 ).

Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain :

a. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia remaja
b. Bentuk badan, tinggi badan, serta tanda-tanda kelamin sekunder
menjadi citra tubuh
c. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek
psikologis individu tersebut

9
d. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon
orang lain terhadap dirinya dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu
terhadap dirinya
e. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian
tubuh akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan
meningkatkan harga diri
f. Individu yang stabil, realistis, dan konsisten terhadap citra tubuhnya
terhadap citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan Body image
berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak
anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan
keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam
beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli
eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur
dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

2. Ideal Diri (Self ideal) Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi.
Standar dapat 8 berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya
atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan
cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan normanorma sosial di
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri
berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan
kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal
diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Dalam menetapkan ideal diri hendaknya tidak terlalu tinggi dari kemampuan
individu, dan masih dapat dicapai.

3. Harga diri (Self esteem) Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah
laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain
yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif

10
cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya
individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan,
pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat
BA, 2005). Individu akan merasa berhasil atau hidupnya bermakna apabila
diterima dan diakui orang lain atau merasa mampu mengadapi kehidupan dan
mampu mengontrol dirinya.

4. Peran (Self Rool) Peran adalah pola perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Setiap orang
disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap
waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil
dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

5. Identitas Diri (self idencity) Identitas diri adalah kesadaran tentang diri
sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya,
menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang
yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya
berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. 9 Hal-hal penting berkaitan
dengan identitas diri, yaitu:

a. Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya


konsep diri

b. Individu yang memiliki perasaan identitas dirikuat akan memandang


dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya

c. Identitas jenis kelamin berkembang secara beryahap sejak bayi

d. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan


serya banyak dipengaruhi oleh pandangan maupin perlakuan masyarakat

e. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, mengharga diri sendiri,


kemampuan dan penguasaan diri

11
f. Individu yang mandiri dapat mengatir dan menerima dirinya

2.4 Macam-Macam Konsep Diri

Hurlock membagi konsep diri menjadi dua macam yaitu:

1. Konsep diri yang sebenarnya, ialah konsep seseorang dari siapa dan apa
dirinya. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, yang ditentukan sebagian
besar oleh peran dan hubungannya dengan orang lain, dan apa yang menjadi
reaksi orang lain terhadap dirinya.

2. Aku ideal, ialah gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian


yang didambakannya. Setiap macam konsep diri ini mencakup citra fisik
maupun citra psikologis. Citra fisik diri biasanya terbentuk pertama dan
berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tariknya dan kesesuaian dengan
jenis kelaminnya dan pentingnya berbagai bagian tubuh untuk perilaku dan
harga diri anak dimata orang lain. Sedangkan citra diri psikologis terbentuk
didasarkan atas pikiran dan perasaan juga emosi. Citra psikologis ini terdiri
atas kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian bpada
kehidupan, seperti sifat keberanian, kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri
serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuannya. Untuk mengkoordinasikan
citra fisik dan psikologis ini seringkali sulit bagi anak-anak. Akibatnya mereka
cenderung berfikir tentang diri mereka memiliki dua kepribadian dengan
penampilan tersendiri dan kepribadian tersendiri pula. Dengan bertambahnya
usia, konsep fisik dan psikologis diri ini secara berangsur menyatu dan mereka
menganggap diri mereka sebagai individu tunggal. 

2.5 Dimensi Konsep Diri

Menurut Caulhoun (1990) konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu


pengetahuan tentang diri sendiri, harapan terhadap diri sendiri dan evaluasi diri.

12
1. Pengetahuan tentang diri sendiri Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa
yang kita ketahui tentang diri kita. Biasanya hal ini menyangkut hal-hal yang
bersifat dasar seperti: usia, jenis kelamin, kebangsaan, latar belakang etnis, profesi
dan sebagainya. Sebagai contoh, tentang agama, kelompok menengah keatas,
anggota cendekiawan dan sebagainya. Melalui perbandingan dengan orang lain
ini, seseorang memberikan penilaian kualatas dirinya. Seperti orang yang pandai
atau yang bodoh, baik hati atau egois, spontan atau hati-hati. Kualitas diri ini tidak
prmanen tetapi bias berubah. Bila seseorang mengubah tingkah lakunya atau dapat
mengubah kelompok perbandinga.

2. Harapan Terhadap Diri Sendiri Ketika seseorang berpikir tentang siapakah


dirinya, pada saat yang sama ia akan berpikir akan menjadi apa dirinya di masa
yang akan dating prinsipnya, setiap orang memiliki harapan terhadap dirinya
sendir. Harapan akan dirinya sendiri merupakan diri ideal.

3. Evaluasi Diri Sendiri Penilaian dan evaluasi antara pengharapan mengenai diri
seseorang dengan standar dirinya yang akan menghasilkan harga diri yang berarti
seberapa besar orang menyukai dirinya sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri ini
di sebut harga diri (self esteem), yang mana akan menetukan seberapa jauh
seseorang akan menyuaki dirinya.

2.6  Proses Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan


seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola
asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri
yang dibentuk. Sikap atau respon orang tua akan menjadi bahan informasi bagi
anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh karena itu seringkali anak-anak yang
tumbuh dan dibesarkandalam pola asuh yang keliru dan negatif ataupun
lingkungan yang kurang mendukung cenderung mempunyai konsep diri yang
negatif pula. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan
dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan

13
positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah
konsep diri yang positi. Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak
luput dari perubahan.

2.8 Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri

Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri menurut


Stuart dan Sunden adalah sebagai berikut:

1. The significant others, yaitu orang lain yang kita anggap penting atau biasa,
dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman orang lain,belajar
diri sendiri melalui cerin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan
interprestasi diri pandnagan orang lain terhadap diri sendiri.

2. Reference group, yaitu kelompok yang dipakai sebagai acuan. Kelompok


tersebut memberi arahan dan pedoman agar kita mengikuti perilaku yang sesuai
dengan norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Hal ini terkait dengan sifat
manusia yang selalu hidup dalam kelompok. Kelompok-kelompok tersebut kita
ikuti secara sukarela. Kelompokacuan mempengaruhi pembentukan konsep diri
kita.

3. Teori perkembangan, konsep ini mengarikan bahwa konsep diri belum ada
waktu lahir, konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir.

4. Self perception (persepsi diri sendiri), yaitu persepsi individu terhadap diri
sendiri dan penilaiannya, serta perspsi individu terhadap pengalamannya akan
situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan
pengalaman.

2.9 Aspek Konsep Diri

Fitts (Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa aspek-aspek konsep diri


meliputi :

14
1. Diri fisik (physical self). Aspek ini menyangkut persepsi seseorang terhadap
keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai
kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, helas, menarik, tidak menarik) dan
keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus).

2. Diri moral-etik (moral-ethical self). Aspek ini merupakan pesepsi seseorang


terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini
menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan
seseorang akan kehidupan keagamaannyadan nilai-nilai moral yang dipegangnya,
yang meliputi batasan baik dan buruk.

3. Diri pribadi (personal self). Aspek ini merupakan perasaan atau persepsi
seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik
atau hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu
merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai
pribadi yang tepat.

4. Diri keluarga (family self). Aspek ini menunjukkan perasaan dan harga diri
seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini
menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai
anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai
anggota dari suatu keluarga.

5. Diri sosial (sosial self). Aspek ini merupakan penilaian individu terhadap
interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya.

3.0 Hambatan Dalam

Membangun Konsep Diri Potensi yang dimiliki seseorang bisa


berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan
lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam
pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:

15
1. Hambatan yang berasal dari lingkungan Lingkungan merupakan salah satu
faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain
disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak
mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan
dalam lingkungan kebudayaan.

2. Hambatan yang berasal dari individu sendiri Penghambat yang cukup besar
adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang
jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi
yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah,
kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah,
kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang
bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperoleh melalui interaksinya
dengan lingkungan.

2. Komponen dari konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri
(Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas (self
idencity).

3. Macam konsep diri menurut Hurlock membagi konsep diri menjadi dua
macam yaitu konsep diri yang sebenarnya dan konsep aku ideal yang
menggambarkan seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang
didambakannya.

4. Menurut Caulhoun (1990) konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu


pengetahuan tentang diri sendiri, harapan terhadap diri sendiri dan evaluasi
diri.

5. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan


seorang manusia dari kecil hingga dewasa dan bersifat dinamis.

6. Faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri ada 4, yaitu The


significant others, Reference group, Teori perkembangan dan Self perception
(persepsi diri sendiri).

7. Aspek dalam konsep diri terdiri dari Diri fisik (physical self), Diri moraletik
(moral-ethical self), Diri pribadi (personal self), Diri keluarga (family self) dan
Diri sosial (sosial self).

17
8. Hambatan dalam proses pembentukan konsep diri dapat berasal dari
lingkungan dan individu sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani,H Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan


Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Jakarta : Refika Aditama.
Anonim.

MODUL E-Learning Gunadarma. BAB 3 KONSEP DIRI.


elearning.gunadarma.ac.id. diakses pada tanggal 24 September Muhith,
Abdul Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. Potter & Perry Buku Ajar Fundamental


Keperawatan.

Jakarta: EGC. Purwanti, Koentjoro, dan Purnamaningsih KONSEP DIRI


PEREMPUAN MARGINAL.

JURNAL PSIKOLOGI, NO. 1, Rahmaningsih, Martani Dinamika Konsep Diri


pada Remaja Perempuan Pembaca Teenlit.

JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 41, NO. 2. Riadi, Muchlisin Pengertian dan


Komponen Konsep Diri. Diakses pada 22 September Stuart, Gail &
Sundeen, Sandra Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sunaryo
Psikologi untuk keperawatan. Jakart

19

Anda mungkin juga menyukai