KELUARGA TANDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dusun Ngireng-Ngireng RT 2 Desa Panggungharjo terletak di Jl.
Parangtritis. Banyak kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Ngireng-Ngireng
dalam rangka memajukan taraf kehidupan masyarakatnya, termasuk pula di
bidang kesehatan lingkungan, yaitu rumah sehat.
Masalah rumah dan permukiman di Indonesia bukan hanya terletak pada
kurangnya jumlah rumah di daerah perkotaan, tetapi menyangkut aspek kualitas
rumah dan aspek non fisik yaitu perilaku yang sangat mempengaruhi kesehatan
rumah.
Rumah (sehat) dan lingkungan permukiman merupakan salah satu
kebutuhan dasar bagi keluarga untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan. Rumah sehat adalah rumah memenuhi syarat fisiologis,
psikologis, pencegahan penyakit dan pencegahan kecelakaan.
Dengan demikian perlu kiranya upaya promotif, dan preventif dari Tim
Pelaksana yang bekerja sama dengan Tokoh Masyarakat maupun penduduk
setempat dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat
harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien,
kebisingan, getaran dan radiasi, sarana dan prasarana lingkungan (saluran air,
pembuangan sampah, jalan, tempat bermain, dan sebagainya), binatang penular
penyakit (vektor), dan penghijauan.
Bila lingkungan perumahan tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan
terjadinya penularan dan penyebaran penyakit, dan dapat menyebabkan
kecelakaan seperti kebakaran, tertusuk paku atau kaca, terpeleset, terantuk, dan
sebagainya. Supaya lingkungan rumah kita tidak merupakan sumber penularan
penyakit maka diperlukan partisipasi kita semua untuk turut memelihara serta
menjaga lingkungan dan rumah supaya tetap bersih dan sehat sehingga menjadi
tempat penghunian yang aman dan nyaman.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Lembaga Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sebagai Lembaga
Perguruan Tinggi yang mengemban amanat Tri Dharma Perguruan
Tinggi, salah satunya melaksanakan kegiatan Pengabdian masyarakat
secara terpadu.
2. Bagi para dosen dan mahasiswa dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam bentuk implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai profesinya dilingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
3. Bagi masyarakat, dengan perberdayaan masyarakat akan memperoleh
manfaat secara langsung baik pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga
dapat meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih dan sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Jamban/kakus
Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk
melepaskan hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus atau
jamban menurut Azwar (1990) ialah:
a. Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari
pandangan orang lain, terlindung dari panas atau hujan, serta
terjamin privacy-nya. Dalam kehidupan sehari-hari, syarat ini
dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk kakus di
rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan.
b. Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai
mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi
tempat hidupnya perbagai binatang.
c. Bangunan kakus memiliki lantai yang kuat, mempunyai tempat
berpijak yang kuat, syarat ini yang terutama harus dipenuhi jika
mendirikan kakus model cemplung.
d. Mempunyai lobang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu
dialirkan pada sumur penampungan atau sumur rembesan.
e. Menyediakan alat pembersih seperti air atau kertas yang cukup,
sehingga dapat segera dipakai setelah membuang kotoran.
6. Tempat Sampah
Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan
kesehatan manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan
terhadap sampah, seperti
penyimpanan(storage), pengumpulan (collection), dan
pembuangan (disposal). Tempat sampah tiap-tiap rumah, isinya
cukup 1 meter kubik. Tempat sampah sebaiknya tidak ditempatkan
di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan menjadi gudang
makanan bagi tikus-tikus danrumah menjadi banyak tikusnya.
Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah
rusak
b. Harus mempunyai tutup sehingga tidak menarik serangga atau
binatang-binatang lainnya, dan sangat dianjurkan agar tutup
sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan
B. Khalayak Sasaran
Sasaran dalam pengabdian masyarakat terpadu di Dusun Ngireng-
Ngireng RT 2, Panggungharjo, Sewon, Bantul ini adalah salah satu
keluarga yang memiliki rumah tidak memenuhi syarat atau rumah tidak
sehat.
C. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat terpadu di
Ngireng-Ngireng RT 2, Panggungharjo, Sewon, Bantul pada tahap I ini
antara lain:
1. Melakukan pengkajian dengan Wawancara
Wawancara dilakukan dari rumah ke rumah untuk mengetahui masalah
kesehatan tiap keluarga.
2. Analisa Data
Menentukan analisis untuk menentukan masalah yang dihadapi
keluarga
3. Diagnosa
Menentukan masalah yang di alami keluarga
4. Intervensi
Yaitu menentukan planning atau rencana terkait tindakan yang akan
dilakukan
5. Implementasi
Yaitu melakukan penyuluhan dan juga pemberian leaflet.
H. Kegiatan Penilaian
Kegiatan penilaian yang dijalankan untuk melihat keberhasilan
pengabdian masyarakat terpadu ini yaitu melihat perkembangan keluarga
mbah Tanda dalam merawat rumah. Rutin setiap minggu membersihkan
jamban/kamar mandi. Selalu melakukan CPTS (Cuci Tangan Pakai
Sabun). Dan menutup ruangan yang berisi hewan ternak agar tidak masuk
dalam rumah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarkat
yang dilaksanakan di Dusun Ngireng-Ngireng RT 2, Panggungharjo, Sewon,
Bantul adalah kondisi geografis wilayah padukuhan Ngireng-Ngireng adalah
pemukiman penduduk yang padat. Setelah dilakukan pengkajian, banyak
ditemukan rumah yang tidak memenuhi syarat sehat. Dengan jumlah
penduduk yang tidak sedikit, tim pelaksana memutuskan untuk membina
keluarga Tanda yang memiliki masalah di bidang kesehatan lingkungan yaitu
memiliki kandang di dalam rumah.
B. Pembahasan
Mulai tanggal 8 Mei mahasiswa Pengabdian Masyarakat Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta melakukan implementasi sebagai feed back dari
pengkajian yang telah dilakukan. Pada rumah anggota keluarga Tanda yang
tidak sehat.
Pada hari selasa tanggal 18 Juni 2019 melakukan penyuluhan tentang
pentingnya memisahkan kandang ternak dengan air tanah/sumur karena dapat
mencemari sumur.
Pada tanggal 7 Juli 2018 melihat perkembangan keluarga mbah Tanda
dalam merawat rumah. Rutin setiap minggu membersihkan jamban/kamar
mandi. Selalu melakukan CPTS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Dan menutup
ruangan yang berisi hewan ternak agar tidak masuk dalam rumah. Sebagai
penanda bahwa konseling yang diberikan menunjukkan hasil yang efektif.
Selanjutnya diharapkan adanya konsistensi keluarga untuk terus menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan pengabdian masyarakat di RT 2 Dusun Ngireng-
Ngireng yang Tim Pengabmas lakukan, dapat disimpulkan :
1. Ditemukan masalah pada keluarga binaan yaitu rumah yang tidak
sehat yang terdapat kandang di dalam rumah mbah Tanda.
2. Setelah dilakukan penyuluhan maka anggota keluarga sudah
mengetahui dan mau menerapkannya PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat).
B. Saran
Saran dari Tim Pengabmas dari kegiatan pengabdian masyarakat
yaitu:
1. Para kader agar meningkatkan kemampuan keluarga dalam
merawat lingkungan sekitar rumah masing-masing warga.
2. Kepada masyarakat memiliki rumah yang tidak/kurang sehat
selalu rutin merawat kebersihan rumah dan melakukan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Citra Aditya Bakti.