Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu 03

Nama : Yayang Fidia


NIM : 1905101050020
Nomor HP :0822 7721 0676
Soal Ujian :
1. Kenapa bioekologi hama serangga Spodoptera litura F penting untuk dipelajari, apa
kaitannya dengan pengendalian hama tersebut. Berikan pendapat saudara.
Jawab :
Hama serangga Ulat Grayak( Spodoptera litura F) merupakan hama penting bagi
beberapa jenis tanaman antara lain : tembakau, tomat, sawi, kol bunga, kentang, bawang
merah, merica, kacang tanah, kacang tungga, pepaya, padi, jeruk, pisang, jagung. Bioekologi
dari hama ini penting untuk dipelajari karena dengan mempelajari siklus hidupnya maka kita
dapat mengetahui tingkat perkembangan hama, tingkat serangan, dan fase mana yang
menyerang tanaman budidaya. Ulat grayak ( Spodoptera litura F) menyerang tanaman
budidaya pada fase larva yang menyebabkan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan
dapat mematikan tanaman. Tanaman yang terserang ulat grayak adalah daun rusak terkoyak,
berlubang tidak beraturan
Pengendalian hama ulat grayak( Spodoptera litura F) ini berkaitan dengan bioekologinya
karena dengan dengan mempelajari perilaku dan siklus hidupnya pengendalian dapat berhasil
dengan baik. Sebaiknya pengendalian dilakuakan. sebelum ulat grayak menjadi larva yaitu
pada fase telur. Telur-telur ulat grayak ini dapat dimusnahkan dengan cara manual, sehingga
dapat menurunkan tingkat serangan yang terjadi karena telur-telur ulat grayak sudah diatasi
terlebih dahulu sebelum menjadi larva. Pengendalian hama juga berkaitan dengan siklus
hidupnya karena dengan mengetahui siklus hidupnya dapat dilakukan pengendalian yang
tepat seperti rotasi tanaman dan pengolahan tanah yang baik merupakan pengendalian
preventif, pada fase larva dengan kerusakan berat dapat menggunakan musuh alami,
mengumpulkan dan mematikan kelompok telur, ulat stadia 1−2 yang masih berkelompok dan
ulat stadia 4−6 yang terletak pada permukaan bawah daun pada bagian atas tanaman serta
penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%.
2. Apakah mungkin pengendalian serangga hama pada kakao dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan…berikan pendapat saudara?
Pengendalian serangga hama pada kakao dapat dilakukan dengan memangkas
tanaman yang menutupi tanaman kakao agar tajuk tanaman tidak tertutup sehingga
mengurangi tingakat serangan hama yang bersembunyi dibalik naungan dan mengurangi
kelembaban. Dalam pemelihararan tanaman kakao harus diperhatikan tanaman yang tepat
untuk dijadikan naugan sehingga tidak menimbulkan masalah, tanaman yang dapat dijadikan
naungan seperti Moghania macrophylla dan Lamtoro atau Glirisidia Modifikasi lingkungan lain
yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan lampu cahaya pada malam hari sehingga
serangga-serangga seperti ngengat dapat berkumpul pada lampu hal ini dapat mengurangi
serangan hama.
3.Bagaimana cara pengendalian hama keong mas pada tanaman padi, jelaskan sedetail
mungkin sehingga tidak ada celah bagi keong mas dalam merusak tanaman padi.
Cara pengendalian hama keong mas pada tanaman padi yaitu:
1. Pengendalian Preventif (pencegahan) yaitu dengan pengolahan tanah dengan cara dibajak,
kemudian diikuti dengan pelumpuran dapat mengurangi populasi hasil populasi keong mas,
perbaikan saluran irigasi perlu diikuti sanitasi gulma serta memasang saringan pada saluaran
pintu air, serta mengatur pola tanam untuk memutuskan siklus hidup dari keong mas dan
hama penyakit lainnya.
2. Pengendalian secara mekanis yaitu dengan
a. Mengumpulkan telur dan keong mas.
Perilaku hidup dari keong mas hidup pada sawah yang tergenang maka dapat
dilakukan pengambilan dan pengumpulan telur dan keong mas dilakukan pada pagi atau sore
hari pada tempat-tempat yang tergenang. Keong dewasa yang dikumpulkan dapat dijadikan
makanan untuk manusia atau ternak bebek karena nilai gizi yang tinggi, sedangkan telur yang
terkumpul dimusnahkan dengan cara membenamkan ke persawahan sehingga telur-telurnya
tidak akan menetas.

b. Memasang penghalang plastik pada persemaian,


Keong mas menyukai tanaman padi yang masih muda pada saat persemaina oleh
karena itu untuk mengatasi kerusakan dapat dilakukan dengan pemasangan plastic
penghalang agar keong mas tidak dapat masuk ke dalam persemaian.

c. Memasang tongkat/kayu pada anaman padi


Perilaku keong mas yang bertelur pada daerah tidak tergenang air , oleh karena itu
pengendalian yang dapat dilakuakn yaitu memasang tongkat kayu sebagi tempat bertelurnya
keong mas. Dengan memasang tongkat kayu ini dapat memudahkan pengumpulan telur dan
induk keong mas kemudian diberantas dengan cara dibenamkan ke dalam tanah.

d. Membuat parit-parit disekitar persawahan


Perilaku keong mas yang menyukai tempat yang berair maka dalam pengendaliannya
dilakukan dengan cara membuat parit-parit di sekitar persawahan sehingga keong mas akan
mengumpul pada parit-parit tersebut. Setelah mengumpul di parit lebih mudah untuk
melakukan pengambilan keong mas. Kemudian keong mas dpaat dijadikana makanan ternak
atau dibenamkan ke dlaam tanah,

e. Melepaskan Musuh Alami


Bebek merupakan musuh alami keong mas sehingga memakan keong-keong kecil dan
telur. Dengan demikian populasi keong dapat ditekan adanya pelepasan bebek dilahan
persawahan.

f. Memasang saringan pada saluran masuk


Pada saluran masuk ke persawahan sebaiknya diletakkan saringan untuk menghindari
masuknya keong mas dari saluran irigasi.

g. Memasang umpan perangkap, perangkap keong mas dapat dilakuakn dengan daun pepaya
dan ampas kelapa pada parit-parit untuk mengundang keong-keong masuk ke dalam
perangkap lalu dilakukan penangkapan, dan pengumpulan.
3. Pengendalian secara Biologi
a. Pengendalian dengan pestisida hayati.
Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai moluskisida yaitu daun sembung
(Blumea balsamifera (L.) DC.), akar tuba(Derris elliptica (Roxb.) Bth.) dan patah tulang
(Euphorbia tirucalli L.). Pestisida nabati tersebut dapat digunakan secara semprot atau
disebar langsung di areal perwasahan.
b. Melepaskan predator, hewan predator yaitu dengan itik, kura-kura, semut merah dan tikus
sawah.
4. Pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan menanam bibit yang agak tua dan jumlah
bibit lebih dari satu batang, serta melakukan pemupukan dasar dengan pupuk buatan dan
pengapuran
5. Pengendalian kimia, merupaakn pengendalian sebagai alternative terakhir apabila cara-cara
lain tidak dapat dilakukan. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan penyemprotan bahan
kimia dengan berbahan aktif miklos anida seperti lerak, deris dan saponin.

4. Bagaimana teknik pembiakan burung hantu sehingga bisa bermanfaat sebagai


musuh alami dalam pengendalian hama tikus…berikan pendapat saudara dalam upaya
penyelesaian serangan hama tikus.
Teknik pembiakan burung hantu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1.Pengembangbiakan Alami, yaitu burung hantu dibiakkan secara alami di alam bebas.
Siklus hidup burung hantu ada beberapa fase. Fase-fase tersebut adalah :
1. Fase masa kawin biasanya terjadi di akhir musim penghujan atau pada awal kemarau
antara bulan Maret-Mei. Mereka akan bertemu di lubang atau batang pohon.
2. Fase bertelur burung hantu. Burung Hantu bertelur 3 - 12 butir tergantung pada jenisnya.
Telur-telur tersebut kemudian ditempatkan di dalam lubang pohon yang tinggi dan
merupakan bekas sarang burung pemangsa lainnya.
3. Fase pengeraman dan penetasan telur. Induk burung hantu akan mengerami selama 32-36
hari
4. Fase penyapihan dan latihan. Induk burung hantu akan memberi makan anak-anaknya dan
mendidik anaknya hingga mampu terbang sendiri. Biasanya rentan waktu yang dibutuhkan
sampai bisa terbang antara usia 9 - 10 minggu, belajar berburu antara usia 11 - 13 minggu,
ketika usia 15 atau 16 Minggu burung hantu sudah bisa hidup independen.
5. Pada masa hidup Independent burung hantu akan hidup sendiri sendiri dan berburu pada
malam hari

2. Perkembangbiakan Buatan
Penangkaran burung hantu ini memerlukan tempat yang luas, sarang yang mirip dengan
habitat aslinya, dan ketersediaan tikus yang cukup sebagai pakan utamanya. Burung hantu
yang ditangkarkan sebaiknya memperoleh makanan minimal 2 ekor tikus setiap harinya
untuk 1 ekor burung hantu.
1. Pemilihan Indukan. Burung hantu yang ingin ditangkarkan setidaknya sudah harus
berumur 3 bulan atau sudah dapat dipastikan bahwa anak burung hantu tersebut adalah jantan
dan betina.
2. Kandang Penangkaran Burung. Kandang burung hantu dengan konstruksi besi berpagar
anyaman dengan kawat berukuran 1,5 cm x 1,5 cm. Ukuran kandang penangkaran yang ideal
untuk budidaya burung hantu ini adalah 2 m x 3 m x 4 m. Kandang penangkaran sebaiknya
diletakan di tempat yang sejuk dan jauh dari keramaian. Kandang penangkaran juga perlu
dilengkapi dengan pagupon atau rumah burung, tenggeran, dan tempat minum.
Menurut pendapat saya dengan adanay burung hantu yang mampu memangsa 2 hingga 5
ekor tikus setiap harinya. Hal ini dapat mengatasi permasalahan hama tikus serta dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengendali hama tikus dalam kegiatan
budidaya.

5. Kenapa organisme seperti serangga atau hewan lain yang dapat disebut sebagai organisme
pengganggu tanaman (OPT) atau hama menjadi masalah serius dalam kehidupan manusia.
Berikan argument saudara.
Jawab : Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menjadi masalah serius dalam kehidupan
manusia karena apabila tingkat serangan hama diatas ambang ekonomi sehingga menurunkan
produktivitas hasil tanaman hingga 60% hingga kegagalan panen sehingga menyebabkan
kerugian secara ekonomis. Serangan OPT juga menyebabkan kerusakan tanaman budidaya
sehingga menurunkan kualitas dari tanaman. OPT juga menjadi vector dari penyebaran dari
berbagai penyakit yang menyebabkan kegagalan panen. Oleh karena itu dalam mengatasi
OPT perlu dilakukan pengendalian.
Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai