Anda di halaman 1dari 8

FINAL TEST AQIDAH

NAMA : ANDI TENRI SANDA DATU


KELAS : B8
NIM : 14120200169 (GANJIL)

PERTANYAAN
1. JELASKAN PENGERTIAN DAN DEFeNISI AQIDAH DAN JELASKAN PULA RUANG
LINGKUP,SIFAT, DAN URGENSI MEMPELAJARINYA.

2. SUMBER UTAMA AQIDAH ISLAM ADALAH ALQURAN DAN ASSUNNAH. JELASKAN


PENGERTIAN KEDUA SUMBER TERSEBUT DAN JELASKAN PULA KEDUDUKANNYA

3. JELASKAN PENGERTIAN MALAIKAT, TULISKAN NAMA NAMA MALAIKAT BERSAMA


DENGAN TUGAS DAN SIFAT-SIFATNYA SERTA TULISKAN NAMA MALAIKAT YANG
BERGELAR RUHUL AMIN DAN RUHUL QUDUS

4. JELASKAN PENGERTIAN NABI DAN RASUL SERTA JELASKAN PULA KELEBIHAN DAN
KEUTAMAAN RASULLAH MUHAMMAD SAW., DIBANDING NABI NABI DAN RASUL
LAINNYA

5. JELASKAN SECARA SINGKAT SEJARAH LAHIRNYA PERSOALAN TEOLOGI DALAM ISLAM


DAN JELASKAN PULA KEDUDUKAN PARA PENDOSA BESAR DIMATA AALIRAN TEOLOGI
TERSEBUT.
JAWABANNYA:

1. * SECARA BAHASA *
Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam
(pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu
biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di
antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).

*SECARA ETIMOLOGI*
Secara etimologi, akidah berasal dari bahasa Arab: aqada – ya’qidu – aqidatan (aqidah) yang
artinya: simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh (al-Munawar, 1984: 1023). Adapun secara
terminologi (istilah), akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan keyakinan. Mengapa
keyakinan? Karena sebagian besar pembahasannya banyak berkaitan dengan sesuatu yang
ghaib, hal-hal metafisis, yang tidak bisa dibuktikan secara empiris, tidak bisa diindera dengan
indera fisik (panca indera).

DEFENISI AQIDAH
Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah ‫ﷻ‬
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah
yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih

RUANG LINGKUP AQIDAH


- Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-
perbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.
- Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan
sebagainya.
- Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
- Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.

SIFAT AQIDAH
Sifat akidah bagi manusia adalah bawaan (fithrah) manusia. Manusia secara secara kodrati
sudah mempunyai kecenderungan atau naluri untuk bertuhan. Sifat inilah yang oleh Mircle
Eliade disebut sebagai homo religious. Danah Zohan dan Ian Mashall menyebutnya sebagai
“God spot”. (Pasha, 2005: 164). Dari waktu ke waktu, meski tanpa mengenal ayat Tuhan dan
para rasul, sejarah manusia selalu diwarnai dengan pencarian dan penyembahan akan Tuhan.
Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
Ini (keesaan Tuhan). (QS. al-Araf [7]: 172).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebelum manusia terlahir ke dunia Allah pernah mengambil
sumpah terhadap jiwa-jiwa mereka dengan menanyakan kepada jiwa-jiwa itu: "Bukankah Aku
Ini Tuhanmu?" kemudian para jiwa itu menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi
saksi". Jadi para jiwa itu telah mengakui bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Jadi para jiwa itu
telah mempunyai ingatan tentang “Allah” di “alam bawah sadar” mereka. Karenanya, dalam
konteks ini, mengajak orang untuk bertuhan“Allah”pada hakikatnya hanyalah mengingatkan
atau membangunkan ingatan bawah sadar mereka, dan bertuhan “Allah” bagi manusia adalah
kembali pada hakikatnya adalah kembali pada hakikatnya kemanusiaan yang sesungguhnya.

URGENSI MEMPELAJARI AQIDAH


Mengapa orang mesti mempelajari akidah atau keyakinan? Karena keyakinan adalah mesin
yang menggerakkan sikap dan perbuatan seseorang. Sebagai contoh, orang yang punya
keyakinan bahwa dirinya akan sukses pasti akan tergerak untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Sebaliknya, orang yang yakin kalau dirinya tak akan pernah sukses, maka ia cenderung pasif dan
malas. Orang yang yakin kalau harta adalah sumber kebahagiaan, maka ia juga akan berusaha
keras untuk mendapatkannya. Demikian seterusnya. Intinya, keyakinan adalah penggerak
semua aktifitas manusia. Sikap dan perbuatan manusia pada dasarnya adalah cerminan dari
keyakinannya.
Selanjutnya, akidah menjadi penting karena dua hal. Pertama, akidah adalah bagian terpenting
dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia
adalah jantung yang memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan
akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di
hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku
seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa
adanya keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan kita, kualitas ibadah kita juga diukur
dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah. Mungkin kita shalat dan melakukan
kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar mengingatnya? Apakah Allah senantiasa hadir
dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang shalat kita merasa benar-benar sedang
menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat keberuntungan kita sadar bahwa itu datangnya
dari Allah?

Kedua, akidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil, penuh
dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia memerlukan
pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat, membutuhkan mental yang tahan
banting. Bagaimana cara mendapatkan semuanya? Caranya adalah dengan beriman kepada
Allah. Jadi beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang tangguh.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan menjadi sosok tangguh yang
kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-Baqarah [2[: 38)

2. A. - PENGERTIAN ALQURAN
Menurut bahasa arab yang artinya bacaan. Al Quran berarti bacaan, karena merupakan
kitab yang wajib dibaca dan dipelajari.
Menurut istilah adalah sebuah kitab suci utama dalam agama islam, yang umat muslim
percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Berisi
firman firman allah dalam bahasa arab.

KEDUDUKAN ALQURAN
Al Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi dari seluruh ajaran islam. Al Quran
sebagai sumber utama dan pertama sehingga semua umat islam menjadikan al quran
sebagai pedoman hidupnya

B. - PENGERTIAN AS-sunnah
pengertian : As-sunnah menurut bahasa berarti ketetapan, cara , atau suatu hal yang
biasa di lakukan. menurut istilah sunnah berarti :
" segala yang di sampaikan oleh Rasulullah saw, baik berupa perkataan perbuatan atau
pengakuan atau penetapan "

KEDUDUKAN AS-sunnah
1.sebagai dasar hukum islam yg kedua
2. Menguatkan dan menegaskan hukum Al Qur'an
3. Menjelaskan dan memerinci hukum yang global (mujmal)
4. Menetapkan hukum yang tidak ada di dalam Al Qur'an

3. PENGERTIAN MALAIKAT
Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang terbuat dari Nur/cahaya serta memiliki
sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya. Malaikat merupakan makhluk ghaib,
senantiasa taat kepada seluruh perintah Allah SWT, tidak memiliki berjenis kelamin,
tidak memiliki nafsu, tidak makan, tidak minum, serta memiliki pemikiran yang jernih
dan lurus.

NAMA MALAIKAT BESERTA TUGASNYA


1. Malaikat Jibril, tugasnya menyampaikan wahyu kepada rasul-rasul Allah
2. Malaikat Mikail, tugasnya memberikan rizki kepada makhluk
3. Malaikat Israfil, tugasnya Meniup sangkakala pada hari kiamat
4. Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa
5. Malaikat Munkar, tugasnya menanyai orang di dalam kubur yang berbuat keburukan
6. Malaikat Nakir, tugasnya menanyai orang di dalam kubur yang berbuat kebaikan
7. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia selama hidup
8. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia semasa hidup
9. Malaikat Malik, tugasnya menjaga pintu neraka
10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga pintu surge

MALAIKAT YANG MENDAPAT GELAR RUH AL AMIN DAN RUH AL QUDUS


Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al Quran yaitu pada surat Al Baqarah
ayat 97-98 dan Surah At-Tahrim ayat 4. Di dalam Al Qur'an, Jibril memiliki beberapa
julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus)

4. PENGERTIAN NABI DAN RASULLAH


nabi adalah manusia yang memperoleh wahyu dari ALLAH untuk dirinya sendiri
sedangkan RASUL adalah manusia dari golongan pria yang mendapatkan wahyu dari
Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril dimana ia memiliki kewajiban untuk
mengamalkan dan menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya.
KELEBIHAN DAN KEUTAMAAN RASULLAH SWT DIBANDING NABI DAN RASUL LAINNYA
Nabi kita Muhammad SAW telah diutus Ke alam semesta sebagai rahmat dan beliau
telah diberiberikan keutamaan.

Yang dimaksud alam semesta adalah segala hal selain Allah SWT. Jadi risalah Nabi
Muhammad SAW itu umum untuk semua mahluk bahkan untuk malaikat, benda mati,
dan binatang di mana mereka tidak memunyai akal. Hanya saja risalahnya kepada
mereka adalah risalah ta'rif (pengenalan). Sedangkan untuk malaikat adalah risalah
tasyrif (kemuliaan) bukan risalah taklif (kewajiban menjalankan syariat Islam).

Syekh Ibnu Hajar berkata, "Bahkan risalahnya kepada malaikat adalah risalah taklif
dengan kewajiban yang layak bagi mereka. Sedangkan risalah untuk manusia dan jin,
begitu pula Ya'juj dan Ma'juj adalah risalah taklif secara ijma'.

” Siapa saja yang meniadakan keumuman risalahnya seperti sekte 'Isawiyah adalah kafir.
'Isawiyah adalah salah satu sekte dari Yahudi yang menganggap Nabi Muhammad SAW
diutus teruntuk hanya Bangsa Arab). Hal ini berlandaskan pada Firman Allah SWT

َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬


ِ َّ‫ك إِاَّل َكافَّةً لِّل‬
28: ‫ (سبأ‬.‫ناس‬

"Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia". (QS. Saba': 28)

Begitu juga hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi sebagai berikut,

,‫ْجدًا َوطَهُوْ رًا‬ ِ ‫ت لِي اأْل َرْ ضُ َمس‬ ْ َ‫ َو ُج ِعل‬,‫ب َم ِسي َْرةَ َشه ٍْر‬ ِ ‫ت بِالرُّ ْع‬ ُ ْ‫صر‬ِ ُ‫ ن‬:‫ْت َخ ْمسًا لَ ْم يُ ْعطَه َُّن أَ َح ٌد ِمنَ اأْل َ ْنبِيَا ِء قَ ْبلِ ْي‬ ُ ‫أُ ْع ِطي‬
ُ ‫ َوأُ ْع ِطي‬,‫ت لِي ْال َغنَائِ ُم َولَ ْم تَ ِح َّل أِل َ َح ٍد ِم ْن قَ ْبلِ ْي‬
‫ َو َكانَ النَّبِ ُّي‬,َ‫ْت ال َّشفَا َعة‬ ْ َّ‫ َوأُ ِحل‬,ِّ‫ُصل‬
َ ‫صاَل ةُ فَ ْلي‬ َّ ‫فَأَيُّ َما َر ُج ٌل ِم ْن أُ َّمتِ ْي أَ ْد َر َك ْتهُ ال‬
‫ رواه البخاري ومسلم‬.))ً‫اس َكافَّة‬ ِ ِّ‫ت إِلَى الن‬ ُ ‫صةً َوبُ ِع ْث‬ َّ ‫ث إِلَى قَوْ ِم ِه خَ ا‬ ُ ‫يُ ْب َع‬

"Aku telah diberi 5 keistimewaan yang tidak diberikan kepada seorang pun dari para
nabi sebelumku. Pertama, Aku diberi pertolongan dengan rasa takut yang ditanamkan
dalam musuh dalam jangka sebulan (sebelum berperang). Kedua, bumi dijadikan masjid
dan suci bagiku. Siapa pun ketika masuk waktu shalat dapat menjalankannya di mana
saja. Ketiga, ghanimah (harta rampasan perang) dihalalkan untukku. Sedangkan
ghanimah tidak pernah dihalalkan untuk seorang nabi pun sebelumku. Keempat, Aku
diberikan syafa'at. Kelima seorang nabi hanya diutus terbatas untuk kaumnya,
sedangkan aku diutus untuk semua umat manusia. HR Bukhari-Muslim.

Bahkan sebagian ulama berpendapat akan keumuman ayat dan hadits di atas yang
menyatakan Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia, bahkan termasuk
umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka. Penjelasan ini bisa ditarik dari sebuah ayat
yang menyatakan bahwa Allah SWT telah mengambil janji saat pengutusan Nabi
Muhammad SAW. Allah meminta para nabi untuk beriman kepadanya seperti dijelaskan
dalam ayat berikut,

ُ ‫ق لِ َما َم َع ُك ْم لَتُ ْؤ ِمنُ َّن بِ ِه َولَتَ ْن‬


‫ص َرنَّهُ قَا َل‬ ٌ ‫ص ِّد‬ ٍ ‫ق النَّبِيِّ ْينَ لَ َما أَتَ ْيتُ ُك ْم ِم ْن ِكتَا‬
َ ‫ب َو ِح ْك َم ٍة ثُ َّم َجا َء ُك ْم َرسُوْ ٌل ُم‬ َ ‫َوإِ ْذ أَخَ َذ هللاُ ِم ْيثَا‬
َّ َ ْ
81( : ‫ )آل عمران‬. َ‫ك إِصْ ِريْ قَالوْ ا أق َررْ نَا قَا َل فَاشهَ ُدوْ ا َوأنَا َم َع ُك ْم ِمنَ الشا ِه ِد ْين‬ ْ َ ُ َ ِ‫خَذتُ ْم َعلَى َذل‬ ْ َ‫أَأَ ْق َررْ تُ ْم َوأ‬

Ketika Allah mengambil janji para nabi terhadap apa yang Aku datangkan baik dari kitab
maupun hikmah, kemudian datang seorang rasul (Nabi Muhammad SAW) yang
membenarkan apa yang kalian bawa, kalian akan beriman kepadanya serta
menolongnya. Allah berfirman, “Apakah kalian mengikrarkan dan akan mengambil janji-
Ku?” Mereka (para nabi) menjawab, “Kami berikrar.” Allah berfirman, “Saksikanlah. Aku
bersama kalian menjadi saksi." (QS. Ali Imran : 81) Risalah yang diemban Rasulullah
SAW adalah rahmat bagi semesta Alam. Orang-orang yang beriman pada risalahnya
akan selamat di dunia dan akhirat. Sedangkan mereka yang mengingkarinya akan
ditimpakan azab yang menyedihkan.

Di antara hal yang juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad SAW adalah Hadits
beliau berikut ini:

‫ َوأَنَا أَ َّو ُل‬,‫ َوأَنَا أَ َّو ُل َشافِ ٍع َوأَ َّو ُل ُم َشفَّ ٍع َوالَ فَ ْخ َر‬,‫ َوأَنَا َحا ِم ُل لِ َوا ِء ْال َح ْم ِد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َوالَ فَ ْخ َر‬,‫أَالَ َوأَنَا َحبِيْبُ هللاِ َوالَ فَ ْخ َر‬
.‫ َوأَنَا أَ ْك َر ُم اأْل َ َّولِ ْينَ َواآْل ِخ ِر ْينَ َوالَ فَ ْخ َر‬,‫ْن َوالَ فَ ْخ َر‬iَ ‫ق ْال َجنَّ ِة فَيَ ْفتَ ُح هللاُ لِ ْي فَيُ ْد ِخلُنِ ْيهَا َو َم ِع َي فُقَ َرا ُء ْال ُم ْؤ ِمنِي‬
َ َ‫ك َحل‬
ُ ‫َم ْن ي َُح ِّر‬
‫رواه الترمذي‬

Ketahuilah aku adalah kekasih Allah tetapi tidak bangga. Aku adalah pembawa bendera
pujian pada hari Kiamat tetapi tidak bangga. Aku adalah orang yang pertama kali
memberikan syafa'at tetapi tidak bangga. Aku adalah orang yang pertama kali mengetuk
pintu surga hingga Allah membuka untukku dan memasukkanku ke dalamnya.
Sedangkan ada orang-orang fakir yang beriman bersamaku tetapi tidak bangga. Aku
adalah orang paling mulia dari awal sampai akhir tetapi tidak bangga". HR Tirmidzi.

5. Sejarah munculnya aliaran teologi


Awalnya karena persoalan politik, lalu berlanjut pada masalah akidah dan takdir.
“Permasalahan yang pertama muncul dalam Islam bukanlah permasalahan yang
berbasiskan pada persoalan teologi namun, permasalahan politik”. Permasalahan politik
tersebut dalam perjalanannya beranjak menjadi permasalahan Teologi
Ketika Rasul Muhammad SAW. Wafat (632 M), para sahabat disibukkan dengan
pembahasan mengenai pengganti Rasul sebagai kepala negara, Sehingga pemakaman
Nabi adalah permasalahan kedua. Dari hal ini lahir permasalahan khilafah.
Perseteruan antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyah Bin Abi Sufyan merupakan titik
balik dari pergeseran permasalahan politik menjadi permasalahan Teologi
Perseteruan tersebut, diselesaikan dalam perang Shifin yang dimenangkan oleh
kelompok Muawiyah dengan jalan Tahkim atau Arbitrase Kelompok Ali di wakili Abu
Musa al-Asy’ari sedangkan kelompok Muawiyah diwakili Amr Ibn al-’As.
Peristiwa Tahkim tersebut, menguntungkan pihak Muawiyah, sebab penjatuhan Ali Bin
Abi Thalib sebagai Khalifah yang Sah dan Muawiyah sebagai gubernur Damaskus yang
memberontak, hanya penjatuhan Ali yang disepakati oleh Amr Ibn As.

KEDUDUKAN PARA PENDOSA BESAR PADA ALIRAN TEOLOGI TERSEBUT

Pandangan aliran teologi terhadap pelaku dosa besar iman dan kufur dapat dilihat pada;
Khawarij memandang bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar padanya
dihukum kafir, kaum Murjiah cenderung menunda hukum yang mengenai orang
mukmin yang melakukan dosa besar tersebut pada hari perhitungan, bagi mereka
perbuatan seseorang tidak menyebab-kan iman dan kekafiran seseorang bertambah dan
berkurang. Kelompok Mu’tazilah menempatkan orang mukmin yang melakukan dosa
besar berada diantara dua tempat atau al-manzilah baina al-Manzilahtain. Sementara
pada kelompok Ahlu Sunnah wal Jamaán terpecah menjadi dua kelompok yaitu
kelompok Asy’ary dan kelompok Maturidiyah yang pemikirannya merupakan anti thesis
dari pemikiran kaum Mu’tazilah.

Anda mungkin juga menyukai