Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH KEBIJAKAN & KEPEMIMPINAN KESEHATAN


ALAT KESEHATAN, PKRT DAN SDG’s

Dosen Pengampu:
Dr.dr. Suryati Kumorowulan, M. Biotech

Disusun oleh:
Dian Purwohadi Pusporini
NIM. P1337424721007

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER TERAPAN


PROGRAM PASCASARJANA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2021
A. Pengertian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh (Permenkes RI No. 62
Tahun 2017 Pasal 1 Ayat 2).
Menurut Permenkes RI No. 62 Tahun 2017 pasal 2 Alat Kesehatan juga
merupakan reagen in vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang
digunakan tunggal atau kombinasi, untuk menghalangi pembuahan, desinfeksi alat
kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses
farmakologi, imunologi, atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi atau kerja yang
diinginkan.
Sedangkan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat
PKRT adalah alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan untuk
kesehatan manusia, yang ditujukan untuk penggunaan di rumah tangga dan fasilitas
umum (Permenkes RI No. 62 Tahun 2017 pasal 4).

B. Cakupan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)


Klasifikasi Alat Kesehatan
a. Alat Kesehatan Aktif
Alat kesehatan yang dioperasikan menggunakan sumber energi listrik atau sumber
energi lainnya selain yang dihasilkan langsung oleh tubuh manusia atau gravitasi;
yang bekerja dengan mengubah energi tersebut. Alat kesehatan yang dimaksudkan
untuk memindahkan energi, zat atau elemen lain antara alat kesehatan aktif dan
pasien, tanpa perubahan yang berarti, tidak termasuk sebagai alat kesehatan aktif.
Catatan : Software berdiri sendiri (stand alone software), sejauh berada dalam
definisi alat kesehatan, dianggap sebagai alat kesehatan aktif.
b. Alat kesehatan aktif terapetik
Alat kesehatan aktif, yang digunakan sendiri atau digabungkan dengan alat
kesehatan lain, untuk mendukung, mengubah, menggantikan atau memperbaiki
fungsi atau struktur biologi untuk pengobatan atau mengurangi penyakit, cedera, atau
cacat.
c. Alat kesehatan aktif diagnostik
Alat kesehatan aktif, yang digunakan sendiri atau digabungkan dengan alat
kesehatan lain untuk memberikan informasi mendeteksi, mendiagnosa, memantau
atau membantu menangani kondisi fisiologis, tingkat kesehatan, penyakit, atau cacat
bawaan.
d. Alat kesehatan non aktif
Alat kesehatan yang dioperasikan menggunakan sumber energi selain yang
digunakan pada alat kesehatan aktif
e. Alat kesehatan invasif
Alat kesehatan yang menembus ke dalam tubuh secara keseluruhan atau sebagian,
baik melalui lubang tubuh atau melalui permukaan tubuh.
f. Alat kesehatan non invasif
Alat kesehatan yang tidak menembus ke dalam tubuh secara keseluruhan atau
sebagian, baik melalui lubang tubuh atau melalui permukaan tubuh.

Alat kesehatan diklasifikasikan berdasarkan resiko yang ditimbulkan selama


penggunaan alat kesehatan tersebut. Berdasarkan resiko tersebut, alat kesehatan
dibagi menjadi empat kelas sebagai berikut:
1) Kelas A adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah dalam penggunaannya
2) Kelas B adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah sampai sedang dalam
penggunaannya
3) Kelas C adalah alat kesehatan yang memiliki resiko sedang sampai tinggi dalam
penggunaannya
4) Kelas D adalah alat kesehatan yang memiliki resiko tinggi dalam penggunaannya.
KATEGORI ALAT KESEHATAN DAN ALKES DIV

Klasifikasi PKRT
a. Kelas I (risiko rendah)
PKRT yang pada penggunaannya tidak menimbulkan akibat yang berarti seperti iritasi,
korosif, karsinogenik. PKRT ini sebelum beredar perlu mengisi formulir pendaftaran
tanpa harus disertai hasil pengujian laboratorium. Contoh: kapas, tissue, dll
b. Kelas II (risiko sedang)
PKRT yang pada penggunaannya dapat menimbulkan akibat seperti iritasi, korosif tapi
tidak menimbulkan akibat serius seperti karsinogenik. PKRT ini sebelum beredar perlu
mengisi formulir pendaftaran dan harus memenuhi persyaratan disertai hasil pengujian
laboratorium. Contoh: detergen, alkohol, pewangi kendaraan, dll
c. Kelas III (risiko tinggi)
PKRT yang mengandung pestisida dimana pada penggunaannya dapat menimbulkan
akibat yang serius seperti karsinogenik. PKRT ini sebelum beredar perlu mengisi formulir
pendaftaran dan harus memenuhi persyaratan disertai hasil pengujian laboratorium serta
telah mendapatkan persetujuan dari komisi pestisida . Contoh: anti nyamuk bakar, dll

KATEGORI PKRT

C. Pengertian SDG’s dan Poin-poin SDG’s


SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program
pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target
yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan
dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. SDGs ini diterbitkan
pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs
(Millennium Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun
2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB). Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi
dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.
SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat partisipatif, transparan, dan
inklusif terhadap semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama 3 tahun
lamanya. SDGs akan mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah ada sebelumnya
yang terkait dengan prioritas-prioritas pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara
Anggota.
Seperti yang telah diutarakan diatas, SDGs (Sustainable Development Goals)
mempunyai 17 tujuan dengan 169 target, dimana tujuan dan target-target dari SDGs ini
bersifat global serta dapat diaplikasikan secara universal yang dipertimbangkan dengan
berbagai realitas nasional, kapasitas serta tingkat pembangunan yang berbeda dan
menghormati kebijakan serta prioritas nasional. Tujuan dan target SDGs tidaklah berdiri
sendiri, perlu adanya implementasi yang dilakukan secara terpadu.

Berikut adalah 17 tujuan dan 169 target dari SDGs (Sustainable Development Goals)
menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.97 Tahun 2015:

1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun (7 target).


2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan
mendorong pertanian yang berkelanjutan (8 target).
3. Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi seluruh orang
di segala usia (13 target).
4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua orang (10 target).
5. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan (9
target).
6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua orang (8 target).
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta modern bagi
semua orang (5 target).
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,
serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang
(11 target).
9. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi (8 target).
10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antar Negara (10 target).
11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, berketahanan, aman dan
berkelanjutan (10 target).
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (11 target).
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim serta dampaknya (5
target).
14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan (10 target).
15. Melindungi, memperbarui, dan mendorong pemakaian ekosistem daratan yang
berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati (12 target).
16. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan (12 target).
17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (19 target).
REFERENSI

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62 tahun
2017 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun
2015 Tentang Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Anda mungkin juga menyukai