Anda di halaman 1dari 12

KEGIATAN BELAJAR 4

PENGATURAN BAHAN KIMIA


A. URAIAN
1. Administrasi Bahan Kimia
Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui
jenis dan jumlah bahan serta masa kadaluarsa. Bahan kimia termasuk
bahan habis yang sangat diperlukan untuk kegiatan laboratorium.
Pencatatan dan penempatan yang tidak baik dapat mengakibatkan kondisi
bahan tidak terawasi, sehingga kerusakan karena kadaluarsa atau
kontaminasi yang terjadi pada bahan tidak diketahui. Dengan mengetahui
jenis dan jumlah bahan, tanggal masuk atau dibeli dapat diperkirakan dan
diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan dengan jumlah yang
sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Bahan kimia
digunakan sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus maupun pereaksi
umum. Oleh karena itu teknisi laboran perlu memiliki pengetahuan
tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan di dalam
praktikum agar mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan
demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena
ketidaktahuan dapat dihindarkan.
Dalam administrasi bahan kimia hendaknya tidak hanya mencakup
daftar invetaris bahan dan kartu bahan, melainkan juga dengan
pengaturan tata letak penyimpanan.
Administrasi bahan yang baik merupakan bagian dari pengaturan
tata letak dalam penyimpanan. Dalam penyimpanan bahan kimia harus
memperhatikan sifat bahan, dengan demikian kategorisasi penyimpanan
dapat dilakukan dengan baik apabila teknisi laboran memahami karakter
bahan. Hal ini memberikan dampak pada sistem administrasi yang
dikembangkan untuk bahan kimia.

1
Administrasi standar untuk bahan kimia adalah mendata setiap
bahan beserta rumus kimianya, dan tingkat kemurnian dengan format
awal berikut:

DAFTAR BAHAN / ZAT LABORATORIUM


SEKOLAH : __________________

Rumus kimia Bentuk Spesifikas Jumlah Sumber/Pemb


No. Nama Bahan/ eri alat dan
C/P i
Zat PA Tekni
tahun

______________________, _______ 2010

Mengetahui Penanggung Jawab Teknisi Lab


Kepala Sekolah Laboratorium

_________________ _________________ __________________


NIP. NIP. NIP.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

KARTU BAHAN / ZAT LABORATORIUM


Nama Zat : Asam asetat
Spesifikasi Zat Nomor Kartu : 01
Mr : 58,037 Golongan :
Kemurnian : PA 99,5 % Nomor Induk : K-10

2
Konsentrasi: 17 M
Wujud : Cair
Lokasi Penyimpanan : Gudang bahan Lemari 3
No Tanggal Jumlah Sisa Paraf Keteranga
masuk Keluar Masuk Keluar
. Teknis n
i

…………., ………..2010
Kepala/Teknisi Laboratorium

------------------------------------

2. Pengaturan Bahan Kimia


Pengaturan tata letak bahan kimia dalam penyimpanan tidaklah
mudah, diperlukan pengetahuan yang memadai untuk merancang tata
letak penyimpanan bahan. Kesalahan pengaturan dalam tata letak bahan
kimia dapat berakibat pada kemungkinan munculnya bahaya yang lebih
besar. Bahan kimia berdasarkan sifat kimianya digolongkan menjadi
bahan kimia mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak,
bahan radioaktif, bahan korosif dan penyebab korosi, serta bahan
beracun (toksik).

3
a. Bahan Mudah Terbakar
Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah
menguap, atau bahan padat yang dalam bentuk debu dapat meledak
(terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat:
1) Mudah menguap atau volatile
2) Uap cairan dapat terbakar, dan lebih mudah menimbulkan api atau
ledakan jika dibandingkan cairannya (menimbulkan api) dalam
kondisi normal.
3) Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit
untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah
terbakar.
4) Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung
ada di permukaan lantai dan mudah berdifusi sehingga seluruh
ruangan menjadi berbahaya
Kebakaran dapat terjadi karena berbagai hal. Sumber-sumber yang
dapat menyebabkan timbulnya perapian/kebakaran diantaranya: nyala
api, permukaan panas, hubungan pendek (korsluiting) listrik, muatan
listrik statis, puntung rokok menyala, korek api dan sumber lainnya.

Bahan-bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:

1) Pelarut dan pereaksi organik seperti Asetaldehid, Asam Asetat,


Aseton, Benzen, Karbondisulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil
Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol, Toluen, Xylen.
2) Bahan anorganik seperti:
 Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara.
Simpan di dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena
permukaan air akan menurun akibat penguapan.
 Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di
dalam minyak parafin. Kontrol permukaan minyak parafin tersebut.
3) Gas seperti Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana.

4
b. Bahan Pengoksidasi
Bahan-bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat
tinggi jika kontak langsung dengan bahan lain, khususnya dengan bahan
mudah terbakar. Ada dua kelompok bahan pengoksidasi yaitu anorganik
dan organik. Bahan pengoksidasi anorganik hanya menimbulkan bahaya
api/kebakaran. Akan tetapi karena kemampuannya bergabung dengan
oksigen dan juga tidak tahan panas, maka bahan-bahan tersebut
bahayanya semakin tinggi pada suhu tinggi. Reaksi yang dahsyat dapat
terjadi jika bahan dicampurkan/terkontaminasi oleh bahan yang mudah
terbakar seperti kayu, kertas, serbuk logam dan belerang. Dalam kondisi
biasa campuran ini harus disimpan pada lemari/rak yang tidak mudah
terbakar (besi, tembok). Simpan pada wadah aslinya jangan sampai
terkontaminasi dalam jumlah minimum.
Bahan organik pengoksidasi sering menimbulkan ledakan dahsyat,
terutama peroksida. Untuk laboratorium SMU/SLTP sebaiknya tidak usah
disediakan bahan seperti misalnya: Chlorat, Perchlorat, Bromat,
Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin,
Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam
kondisi tertentu) sehingga dikelompokkan menjadi bahan pengoksidasi.

c. Bahan Mudah Meledak


Peroksida dalam keadaan murni sering menimbulkan ledakan,
tetapi karena bahan ini umumnya tidak tersedia kecuali dicampurkan
dengan bahan inert/netral dalam persentase kecil maka sering dianggap
mudah terbakar. Asam perchlorat (HCLO4) berbahaya karena
menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organik. Asam perchlorat
tidak boleh digunakan di atas meja kayu. Penyimpanan dalam botol harus
dari gelas dan jika tercemar harus segera dibuang.

d. Bahan Korosif dan Penyebab Korosi

5
Bahan korosif merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan
mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan
korosif. Bersentuhannya kulit dengan bahan-bahan korosif umumnya
disadari sehingga kurang begitu berbahaya bila dibandingkan dengan
racun yang terisap. Gunakan selalu pelindung atau sarung tangan, jas lab
dan kaca mata. Jika bersentuhan dengan kulit, cucilah segera dengan
menggunakan sabun dan air.
Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan yang tidak
dapat terbakar, tetapi sering menimbulkan panas dan nyala jika terkena
udara atau uap air atau jika bersentuhan dengan bahan yang mudah
terbakar. Contoh bahan-bahan korosif adalah Asam Nitrat, Asam Sulfat,
Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat,
Metanol, Perchlorat. Ammonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol,
Karbondioksida padat, Asam Format, Hidrogen Peroksida, Fosfor Merah
dan Fosfor Kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat dan
Logam Natrium.

e. Bahan Beracun (toksik)


Demi keamanan sebaiknya kita menganggap semua bahan kimia itu
beracun. Berdasarkan tempat masuknya melalui tubuh kita, bahan-bahan
beracun dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu bahan beracun
yang masuk melalui pencernaan (mulut), absorpsi kulit dan peranafasan.
Bahan-bahan yang termasuk beracun diantaranya: Anilin, Benzen,
Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid, Asam Format, Hidrogen Chlorida,
Antimon, Arsen, Barium, Berillium, Boron, Hidrogen Cyanida, Hidrogen
Peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Nitrobenzen, Phenol, Sulfurdioksida,
Logam-logam, Chromium, Mercury (air raksa), Perak, dan Timah.

6
Pada setiap kemasan bahan terdapat symbol dari kelompok bahan.
Simbol-simbol ini harus dipelajari agar dapat memperlakukan bahan
secara tepat. Berikut ini adalah simbol-simbol untuk bahan kimia
berbahaya:

Bahan Mudah Bahan Bahan Mudah


terbakar Pengoksidasi Meledak

Bahan Bahan Bahan


Radioaktif Korosif Beracun

Gambar Simbol Bahan Kimia Berbahaya (sumber: Wirdjosoemarto et.al


2000)

Bahan Kimia Tak Tercampurkan


Banyak ledakan, kebakaran dan asfiksiasi terjadi karena
pencampuran bahan-bahan kimia berbahaya secara tidak sengaja. Daftar
di bawah ini mencakup bahan-bahan yang tidak stabil, mudah mengalami
oksidasi oleh udara dan bahan-bahan kimia yang sangat relatif berbahaya
bila dicampurkan. Bahan bahan ini tidak boleh disimpan saling
berdekatan dan persediaan di laboratorium cukup disimpan dalam jumlah
minimum.

7
Bahan-bahan Kimia Tak Tercampurkan
Bahan Sifat Bahan kimia tak tercampurkan
Logam alkalli Mudah terbakar, mudah Air, Karbon dioksida, Karbon tetraklorida
meledak, korosif dan hidrokarbom klorinasi lainnya.
Asam asetat glasial Korosif, mudah meledak Asam Kromat, Asam Nitrat, Senyawa yang
mengandung hidroksil, Asam Perklorat,
Peroksida dan Permanganat.
Aseton Mudah terbakar, mudah Asam Sulfat pekat, campuran Asam Nitrat
meledak
Ammonia (pekat) korosif Air Raksa, Halogen, Hidrogen Florida
Bromin Korosif, mudah Ammonia, Asetilen, Hidrogen dan serbuk
teroksidasi, mudah logam
terbakar
Klorat Mudah teroksidasi Garam Ammonium, Asam, serbuk logam,
Sulfur, pelarut organik yang mudah
terbakar.
Asam Kromat Mudah terbakar Asam Asetat, Naftalena, Alkohol, Kamfora,
Gliserin dan cairan mudah terbakar lainnya.
Klor Korosif, mudah Ammonia, Benzen, Hidrogen, serbuk logam.
teroksidasi

Hidrogen peroksida Mudah meledak Tembaga, Krom, Besi, sebagian besar logam
dan garamnya, cairan mudah terbakar,
Anilin.
Hidrokarbon Mudah meledak, mudah Halogen, Asam Kromat.
(umum) teroksidasi
Iodine Korosif Asetilen, Ammonia
Air Raksa Beracun Asetilen, Hidrogen
Asam Nitrat Mudah teroksidasi, Asam organik, Anilin, cairan dan gas mudah
korosif terbakar, dan senyawa nitrat
Asam Oksalat Beracun Perak, Air Raksa
Asam Perklorat Mudah meledak Anhidrida Asetat, Alkohol dan bahan-bahan
organik.
Kalium Mudah teroksidasi Gliserin, Asam Sulfat
Permanganat
Asam Sulfat Mudah meledak, korosif Klorat, Perklorat, Permanganat, Air.
Sumber: Wirdjosoemarto et.al (2000)
Cara Penyimpanan Bahan Kimia
Mengingat sifat-sifat bahan kimia yang beresiko tinggi, maka dalam
tata cara penempatan bahan kimia harus memperhatikan pedoman. Hal
ini akan berakibat pada proses pencatatan daftar bahan kimia yang ada di
lemari. Pedoman umum penyimpanan adalah sebagai berikut:

8
1) Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik dan lakukan
pengontrolan secara periodik (berkala) terhadap semua bahan
kimia yang disimpan.
2) Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Setelah
digunakan botol harus dikembalikan ke tempat semula dalam
tempat penyimpanan dengan benar.
3) Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk, jauhkan dari
sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau
asam. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan
bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
4) Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai
penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak
mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian.
5) Botol harus selalu memiliki label dan disimpan di dalam lemari
terkunci, Ikuti aturan-aturan penyimpanan, pemberian label,
pemakaian dan pembuangannya.
6) Untuk keselamatan kerja juga diperlukan pemberian label
(labelling). Label dalam setiap botol (tempat penyimpanan) harus
menunjukkan:
 Nama kimia dan struktur kimia
 Tanggal pembelian atau pembuatan
 Tanggal kadaluwarsa jika ada
 Lambang atau tanda bahaya seperti beracun, korosif atau
explosive.
 Jika dibuat harus ada konsentrasinya
7) Penyimpanan juga harus memperhatikan jangkauan, jangan terlalu
tinggi sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan. Botol-botol asam
kuat harus disimpan di dekat lantai (bagian bawah lemari).
8) Tempatkan botol-botol kecil di rak bagian atas, botol besar dan
berat disimpan di rak bagian bawah.

9
9) Semua lemari penyimpanan harus ditempatkan pada ruangan
khusus (jika memungkinkan)yang suhunya harus sejuk. Semua
bahan kimia harus dalam lemari/ruangan terkunci terutama bahan-
bahan beracun. Guru/petugas laboratorium sebaiknya memiliki
lemari kecil untuk bahan beracun dan kuncinya harus dipegang
oleh guru/petugas laboratorium.
10)Semua botol persediaan bahan yang mudah terbakar harus
disimpan di dalam ruangan terpisah dengan ventilasi yang cukup.
11)Bahan padat dan bahan cair disimpan pada lemari yang terpisah.
12)Bahan-bahan higroskopis (mudah menyerap uap air dari udara) dan
bahan yang membentuk kristal (efflorescent) harus disimpan dalam
botol tertutup baik (botol bertutup karet atau botol bertutup gelas
berlubang untuk silika gel atau bertutup gelas biasa dengan diberi
parafin, collodion atau lilin). Tutup lilin ini harus diperbarui
setelah digunakan.
13)Bahan-bahan mudah menguap (volatile) seperti karbondisulfida,
eter dan bahan organik cair harus disimpan dengan cara yang sama
untuk bahan higroskopis.
Penyimpanan bahan kimia secara umum dapat dsusun berdasarkan tiga
cara, yaitu:
1) Secara alfabet (Alphabetical Method), botol-botol disimpan
berdasarkan urutan huruf secara alfabet.
2) Berdasarkan golongan (Family Method), botol-botol bahan disusun
berdasarkan klasifikasi sistem periodik, misalnya semua golongan
alkali dikelompokkan bersama, demikian juga dengan alkali tanah,
dsb.
3) Secara kelompok (Group Method), botol-botol bahan diurutkan
berdasarkan urutan dalam analisis kualitatif, yaitu perak, timah
hitam, dan garam-garam merkuri dikelompokkan bersama.
Cara kedua dan ketiga harus memiliki pengetahuan tentang kimia,
oleh karena itu cara alfabet lebih sering digunakan. Urutan abjad

10
dibolehkan hanya untuk bahan kimia yang aman. Susun bahan kimia atas
dasar keamanan (tidak saling bereaksi satu dengan yang lainnya). Bahan
organik disimpan terpisah dari bahan anorganik

B. CONTOH
Penyimpanan bahan kimia harus mengikuti pedoman berdasarkan
sifat bahan, untuk itu berikut ini adalah contoh bahan, sifat dan
penyimpannya:
1. Air kapur: simpan dalam botol bertutup gabus.
2. Alkohol: sangat higroskopis dan mudah terbakar, simpan dalam botol
bertutup baik.
3. Ammonium Asetat: sangat higroskopis dan akan menjadi asam serta
melepaskan amonia jika terkena udara. Simpan dalam botol bertutup
baik.
4. Ammonium Hidroksida: mudah melepaskan ammonia, simpan dalam
botol gelas bertutup baik di tempat sejuk.
5. Ammonium Karbonat: akan mengkristal jika terkena udara dan
melepaskan Ammonia dan Karbondioksida. Simpan dalam botol
bertutup baik dan di tempat sejuk.
6. Ammonium Molibdat: Larutannya tidak boleh disimpan lama karena
akan mengendap. Simpan dalam botol berwarna gelap.
7. Anilin (C6H5NH2): berupa cairan tidak berwarna dan segera berubah
menjadi kuning kecoklatan jika terkena cahaya. Simpan dalam botol
berwarna gelap. Hati-hati karena uapnya beracun.
8. Asam Benzoat (C6H5COOH): dipengaruhi oleh cahaya, karena itu
simpan dalam botol berwarna gelap dan bertutup baik.
9. Aseton: mudah menguap dan mudah terbakar, disimpan di tempat
sejuk dengan botol bertutup baik.
10.Eter, Etil Asetat dan Etil Klorida: sangat mudah terbakar, simpan
dalam botol berwarna gelap bertutup baik di tempat sejuk.
11.Gliserin: bersifat higroskopis, simpan dalam botol bertutup baik.

11
12.Hidrogen Peroksida (H2O2);simpan dalam botol berwarna gelap sebab
akan rusak jika terkena cahaya dan kehangatan.
13.Iodium: berbentuk padat, mudah menguap pada suhu kamar sehingga
harus disimpan dalam botol bertutup baik dan bertutup gelas.
14.Kalium Ferrosianida {K4Fe(CN)6 3 H2O): sedikit higroskopis, simpan
dalam botol bertutup baik.
15.Kalium Hidroksida (KOH) dan Natrium Hidroksida (NaOH): bersifat
higroskopis, simpan dalam botol bertutup karet. Jangan disimpan di
dalam botol gelas.
16.Kalium Iodida: simpan dalam botol berwarna gelap (untuk larutan),
dapat berubah menjadi kuning, tetapi dapat dicegah dengan
menambahkan beberapa mililiter merkuri.
17.Kalsium Hidroksida {Ca(OH)2}, air kapur: mudah menyerap
karbondioksida. Simpan dalam botol bertutup karet.
18.Karbondisulfid (CS2): Sangat mudah terbakar dan mudah meledak
dengan udara panas. Simpan di tempat sejuk.
19.Kloroform (CHCl3): Simpan dalam botol berwarna gelap di tempat
sejuk.
20.Natrium Hidroksida (NaOH): simpan dalam botol bertutup karet.
21.Perak nitrat (AgNO3): mudah rusak oleh cahaya, simpan dalam botol
berwarna gelap, hati-hati bersifat korosif jika basah.

12

Anda mungkin juga menyukai